Kamis, 26 Juni 2014

Ahass Kurnia Agung Rowosari siap layani masyarakat.



Ahass Kurnia Agung Rowosari siap layani masyarakat.


             Perkembangan penjualan sepeda motor merk Honda semakin meningkat dan seakan menguasai pangsa pasar di Kabupaten Kendal, konon merk ini merupakan  favorit  bagi warga untuk  menjalankan aktivitas keseharian.

                Kecamatan Rowosari sebagai salah satu sentra perikanan dan pertanian yang dinamis serta mempunyai  penduduk yang fanatik dengan merk Honda k sudah tak perlu jauh jauh untuk menservis sepeda motornya, Astra Honda Service Station (AHASS) Kurnia Agung yang merupakan bengkel spesialisasi menangani  servis, Tune Up, spareparts dan perbaikan mesin sepeda motor Honda yang telah mendirikan dua cabangnya di Cepiring dan Sukorejo, kini  sudah mendirikan satu lagi branch nya di Rowosari tepatnya di perempatan pasar Rowosari tepatnya di Utara  (Lor) lampu Lalu Lintas .





                Menurut Intan Widuri , General Manager Ahass Kurnia Agung, dipilihnya Rowosari sebagai  Pos Servis Ahass adalah dengan pertimbangan jarak dan efisiensi penduduknya dalam merawat kendaraannya, “ Tak perlu ke Weleri atau ke Kendal kota, servis di Pos Servis Ahass kami kualitasnya sama dengan di Ahass  yang lain, karena mekanik Ahass dimanapun menjalani pendidikan mekanik yang sama, kualitas servis dan perbaikan mesinnya dijamin, peralatan di bengkel kami juga lengkap , mulai dari Tools, alat pengukur tekanan udara dalam ban digital, Bor otomatis dan charger aki digital, lebih efisien dan menghemat waktu jika kendaraan di bawa ke Ahass Rowosari , tak memakan banyak bahan bakar dan dekat dengan rumah” tutur Intan.

                Hadirnya Pos Service Ahass di Rowosari ini direspon positif oleh masyarakat, Soleh (32) warga desa Sikucing kecamatan Rowosari mengaku senang karena selama ini dia harus repot menservis motor Hondanya ke Cepiring sebelah Balai Desa yang juga merupakan anak cabang Ahass Kurnia Agung, “ Kini Ahass Kurnia Agung ada di dekat tempat tinggal kami sehingga jarak bukan lagi masalah, mekaniknya pun sudah teruji kualitasnya , tak perlu lagi keluar duit buat beli bensin” kata pria yang bekerja sebagai nelayan ini sembari tersenyum.

 (Aryo Widiyanto, Pemandu Wisata, Back Packer yang tinggal di akun Facebook : Aryo Widiyanto, Twitter : @aryo_widi. Blogspot: aryowidiyanto.blogspot.com)

Selasa, 17 Juni 2014

Jamu Gendong, Bertahan mengikuti jaman.




Jamu Gendong, Bertahan mengikuti jaman.


            Manusia di era modern ini  dimanjakan oleh aneka obat obatan baik itu kimiawi maupun herbal dalam bentuk kemasan yang dijual bebas di apotek ataupun di toko terdekat, tanpa disadari masih ada sebuah alternatif  pengobatan yang murah dan aman yaitu jamu gendong yang merupakan warisan para leluhur .
            Di Kabupaten Kendal Jawa Tengah  hingga tahun 2014 ini masih ada dijumpai  para penjual jamu gendong dengan pakaian tradisional berupa jarik dan kebaya sederhana menjajakan dagangannya dengan berjalan kaki, anda masih bisa menjumpainya di kawasan Sriagung Cepiring, Pasar Pegandon, Weleri, bahkan Kendal kota.
            Ciri para penjual Jamu Gendong itu unik dan mudah dikenali yaitu mereka membawa Dunak atau semacam keranjang bundar yang bisa disandang di punggung dengan selendang yang membelit dari dada melingkari punggung sehingga dunaknya kokoh tak jatuh, di dalam dunak itu tersusun rapi beberapa botol bundar berisi aneka jamu seperti Beras Kencur, Sambiloto, Kunir Asem, Sirih, dan semacamnya.
            Menurut Sri Suparti (50) seorang penjual jamu yang mengaku asli dari Wonogiri namun sudah tinggal di Kendal selama puluhan tahun sebagai peracik dan penjual jamu gendong, peminat jamu buatannya terutama dari kalangan wanita, “ pelanggan saya adalah kebanyakan ibu ibu, setiap pagi sampai sore saya berkeliling ke sejumlah perumahan dan Alhamdulillah dagangan saya selalu habis terjual”tuturnya
            Parti menambahkan bahwa bahan baku jamu buatannya semuanya alami, tak ada campuran kimiawi sehingga aman dikonsumsi , dia menolak menyebutkan berapa modal yang dihabiskan perharinya dan tak mau menyebutkan keuntungan yang didapat, pamali, kilahnya.
            Ibu tiga orang anak ini menyebutkan Khasiat dari berbagai jamu buatannya yang diantaranya adalah  Jamu Beras Kencur berkhasiat dapat menghilangkan pegal-pegal pada tubuh dan sebagai tonikum  atau penyegar saat habis bekerja, Jamu Kudu Laos adalah untuk menurunkan tekanan darah ,, melancarkan peredaran darah, menghangatkan badan, membuat  perut terasa nyaman, menambah nafsu makan, melancarkan haid dan menyegarkan badan, Jamu Kunir Asam  sebagai jamu 'adem-ademan atau seger-segeran' yang dapat diartikan sebagai jamu untuk menyegarkan tubuh atau dapat membuat tubuh menjadi dingin. Ada pula yang mengatakan bermanfaat untuk menghindarkan dari panas dalam  atau sariawan dan melancarkan menstruasi, dan Jamu kunci suruh dimanfaatkan oleh wanita, terutama ibu-ibu untuk mengobati keluhan keputihan (fluor albus). Sedangkan manfaat lain yaitu untuk merapatkan bagian intim wanita (vagina), menghilangkan bau badan, mengecilkan rahim dan perut, serta dikatakan dapat menguatkan gigi Beberapa penjual jamu menambahkan bahan-bahan lain yang biasa digunakan dalam ramuan jamu keputihan atau jamu sari rapat seperti buah delima, buah pinang, kunci pepet, dan majakani. Ada juga yang menambahkan  jambe, manis jangan, kayu legi, beluntas, dan kencur. Sebagai pemanis digunakan gula pasir, gula merah, dan dibubuhkan sedikit garam.
            Selain jamu gendong dalam bentuk minuman, Parti juga membuat sebuah ramuan khusus jamu dalam bentuk padat yang lazim disebut “Gandring” yaitu gumpalan jamu  sebesar kelereng  terbuat dari Ketan, Gula merah, Merica, sari Jahe, dan beberapa ramuan rempah lainnya yang dipadatkan , cara memakannya pun biasa saja , tinggal dikunyah, rasanya manis, pedas dan dijamin membuat dahi berkeringat karena efek panasnya, namun begitu ditelan maka perut dan tengggorokan akan terasa hangat, “ Khasiat Gandring ini untuk menghangatkan badan saat musim hujan atau mengurangi batuk dan masuk angin” paparnya bak seorang ahli medis.
            Jamu Gendong, sebuah kekayaan khasanah pengobatan tradisional yang  unik, kita patut bertanya akankah setelah  ini ada generasi penerus bagi Sri Suparti dan rekan rekannya para penjual jamu gendong keliling yang semakin menua, atau Jamu Gendong hanya akan menjadi sebuah cerita di masa depan, hanya waktu yang akan menjawabnya.     (Aryo Widiyanto, Traveller, Bacpaker, penikmat seni yg tinggal di akun twitter @aryo_widi, Facebook :Aryo Widiyanto dan blog :  aryowidiyanto.blogspot.com)

Minggu, 15 Juni 2014

Nachos Mexico di Resto Pelangi Semarang.



Nachos Mexico di Resto Pelangi  Semarang.





            Menjelajah Semarang Ibukota Provinsi Jawa Tengah untuk urusan wisata kuliner, dijamin akan selalu dinamis dan dari waktu ke waktu , berbagai macam makanan baru akan selalu ditemukan di kota yang dijuluki Venezia Van Java ini.

            Cobalah menyusuri kawasan jalan Singosari Semarang, jika dari arah Selatan sebagai patokan adalah Pespusda Jateng atau Wonderia belok kanan , jika dari jalan Imam Barjo Univesitas Diponegoro anda juga belok kanan , nah jika sudah melihat  Rumah sakit Rumani atau Politeknik Ilmu Pelayaran,anda lurus saja dan itulah  Jalan Singosari, disana merupakan pusat kuliner yang up to date dan dikunjungi wisatawan lokal maupun dari luar kota karena berbagai restoran disepanjang jalan itu menyajikan aneka hidangan mulai dari yang tradisional seperti Martabak berbagai ukuran dan citarasa di restoran Martabak House, Lunpia, Pizza di Restoran Red Pizza, hingga yang terbaru adalah aneka masakan latin di Restoran Pelangi .

            Restoran Pelangi menyajikan berbagai makanan, Kopi, Es Krim  dan berbagai snack yang unik bernuansa western, tapi yang paling menggugah selera adalah Nachos, makanan Mexico yang   memiliki bentuk  sederhana. Nachos terdiri dari keripik tortilla dengan daging Sapi Has Dalam yang disiram dengan keju cair atau saus guacamole, konon Nachos diiciptakan pertama kali pada tahun 1943 oleh Ignacio Nacho Anaya. Cara membuatnya pun mudah ,panaskan mentega, tumis bawang bombay dan bawang putih hingga harum. Masukkan tomat, paprika hijau dan merah, daging sapi cincang, tabasco, gula pasir, garam, dan merica, Masak dengan api kecil sambil diaduk hingga mengental. Angkat, sisihkan,  Potong kulit tortilla menjadi bentuk segitiga, goreng kulit tortilla dalam minyak panas hingga kuning kecokelatan, angkat, tiriskan,  Susun kulit tortilla goreng di atas piring saji, tambahkan 1 sdt penuh daging cincang. Taburi keju cheddar parut dan voila, Nachos siap mengisi ruang rasa anda dengan sensasi antara manis , asam dan pedas membaur serta membuat mata terpejam.

            Setelah puas makan Nachos dan minum segelas air mineral sebagai pengalih rasa agar tak mempengaruhi makanan lain yang akan dimakan, saya ditantang untuk makan lagi oleh dua rekan yang menjamu saya setelah Diklat sebuah perusahaan, artinya, saya makan gratis tau.

            Melihat daftar menu di Resto yang beralamat di Jalan Singosari Raya no 46 Semarang itu membuat saya tercengang, begitu banyak varian Steak mulai dari BBQ Ribs, Bistik Lidah, Cordon Blue, Dorry Oats, Cheese Chicken Snitzel, hingga Snack semacam Singkong Keju, Holland Rissoles, Bitter Ballen, Poffertjes, Sandwich dan Galantine ,lengkap, malah bingung, akhirnya saya memilih tidak makan karena kenyang, dan mencoba melirik minuman Kopi , Smoothie dan Es Krim yang membuat lidah dan liur saya menjulur macam serigala antagonis di kartun Droopy Dog.

            Tak mudah juga memilih Kopi disini, karena ada Cappucino , Mexico Cafe, Hot Americano, Blue Triple Decker, Cappucino with Kahlua dan Esspreso Single, saya pilih Esspreso single, tapi apa pula jadinya, ternyata yang sayapilih itu adalah nama dari sebuah minuman kopi yang terdiri hanya melulu saripati kopi, gak ada air atau gulanya, hanya cairan kopi kental, waduh, salah pilih nih, terpaksa pesan lagi , kali ini aku pesan Cappucino aja deh, yang gampang.

            Puas berkicau dengan para kolega, kami memutuskan untuk pulang ke rumah masing masing, tentu dengan membawa pengalaman baru berwisata boga di Venezia Van Java, nah, sekarang giliran anda, mari ke Semarang, pastikan arah yang anda tuju adalah di Jalan Singosari untuk wisata kuliner, karena jika anda slah kasih petunjuk ke sopir Taxi dan diantar ke Sunan Kuning, tentu anda akan  memakan “makanan” dalam bentuk lain. (  Ssst..Sunan Kuning itu lokalisasi di Semarang hehehehe)

Have a nice day in Semarang brow.

((Aryo Widiyanto, Traveller, Bacpaker, penikmat seni yg tinggal di akun twitter @aryowidi, Facebook : Aryo Widiyanto dan blog :  aryowidiyanto.blogspot.com)

Minggu, 08 Juni 2014

“Awug Awug “ Makanan Khas Kendal yang masih lestari



“Awug Awug “ Makanan Khas Kendal yang masih lestari

                Berbagai makanan import mulai dari Pizza, hamburger, dan semacamnya yang membanjiri Kabupaten Kendal Jawa Tengah nampaknya tak mampu menggeser keberadaan makanan tradisional dalam  khasanah kuliner tanah Bahurekso ini.

                Salah satu makanan tradisional yang  masih mudah ditemui  di Kabupaten Kendal adalah penganan terbuat dari Ketan yang dihaluskan kemudian tengahnya diisi dengan gula Jawa dan dibungkus daun pisang lalu dikukus hingga matang , makanan ini dinamakan Awug Awug  , dan biasanya disajikan dalam acara pernikahan guna suguhan  bagi para tamu yang datang atau disissipkan dalam “Berkat” yaitu bungkusan makanan berisi aneka rupa makanan bagi  para kolega dan kerabat yang datang ke acara pernikahan.

                Tak diketahui secara jelas kapan makanan ini mulai diciptakan, yang pasti sejak kelas satu SD yang berarti sekitar tahun 80 an makanan ini sudah ada dan ada dua  jenis Awug  Awug, pertama yang terbuat dari Ketan, Gula Jawa dan parutan Kelapa, kemudian yang kedua terbuat dari butiran sagu aneka warna dengan parutan kelapa muda  dibungkus daun pisang dan dikukus, fungsinya sama, untuk sajian di pernikahan atau hajatan.

                Rondiyah (50) salah seorang warga desa Botomulyo  Kecamatan Cepiring yang berprofesi membuat makanan tradisional mengatakan pesanan Awug Awug dari warga mulai mengalir ketika musim pernikahan dan Sunatan antara bulan Besar, Ruwah, dan Syawal  dalam penanggalan Islam, “ Tanpa Awug Awug , sajian dan hantaran Berkat rasanya kurang lengkap, karena makanan ini disukai semua umur mulai dari  anak kecil sampai usia lanjut , teksturnya empuk dan mudah dicerna” tutur wanita yang sepintas mirip Nunung artis OVJ  itu.

            Dalam cerita Awug awug ini, kelestarian makanan tradisional  yang sudah ada sejak puluhan tahun silam masih tetap eksis dan bertahan karena  masyarakat masih membutuhkannya sehingga kekayaan  khasanah kuliner  tempo dulu masih bisa ditelusuri jejaknya, kedepan semoga semakin banyak makanan tradisional lain yang terus digali dan dilestarikansehingga jadi warisan budaya tersendiri bagi generasi mendatang.

 ((Aryo Widiyanto, Traveller, Bacpaker, penikmat seni yg tinggal di akun twitter @aryowidi, Facebook : Aryo Widiyanto dan blog :  aryowidiyanto.blogspot.com)