Minggu, 31 Mei 2015

" Naufal The Origami Photographer" Picture by Aryo Widiyanto,

" Naufal The Origami Photographer"
Picture by Aryo Widiyanto, Traveller , Backpacker, Photograper, Blogger di aryowidiyanto.blogspot.com , twitter di @aryowidi , dan Jurnalis Serta Buruh Negara Yang Punya Facebook :Aryo Widiyanto)

Sabtu, 30 Mei 2015

Menikmati Suasana Di Kalosi Kopi Semarang



Menikmati Suasana di  Kalosi Kopi di Semarang.


                Semarang terkenal dengan beberapa tempat yang nyaman untuk bersantai, mulai dari di jantung kota Simpanglima hingga daerah atas seperti Tembalang dan Banyumanik tersedia banyak spot berupa Kafe, Restoran, atau bahkan warung kaki lima yang enak untuk sekedar menikmati senggang, loby bisnis atau bersama rekan dan keluarga bercengkrama.

                Siang itu di bulan Mei 2015 saya bersama seorang rekan memasuki sebuah tempat  yang unik di Semarang, Kalosi Kopi dan Resto yang terletak di Jalan Sisingamangaraja No 12 Semarang atau tepatnya jika kita dari arah simpanglima ke Selatan saat sampai ke Pertigaan Gerbang Akpol Belok Kiri sekitar 300 Meter kanan Jalan, jika dari arah Banyumanik atau Jatingaleh berarti kebalikannya.


                Kalosi menawarkan kesejukan tersendiri ditengah teriknya kota Atlas, sepanjang jalan Sisingamangaraja memang diteduhi oleh pohon besar sehingga suasananya fresh dan kebetulan Kalosi juga ada diantara pepohonan itu, saya membayangkan seandainya Semarang tengah kota sesejuk ini.

                Turun dari kendaraan, kami masuk dan disambut sebuah patung warna perunggu, entah patung figur siapa itu, cuekin aja, dua langkah dari patung itu ada seonggok Sepeda Motor  Harley Davidson gagah terpajang di pintu masuk, wah selera tinggi juga ownernya, orang waiter membawa notes dan ramah mempersilahkan kami duduk, kami ingin duduk di tempat terbuka di spot luar tapi tiba tiba ada alunan lagu dari Aerosmith yang saya ingat judulnya “Crazy” mengalun, salah satu baitnya ..”How High can you fly without wings” memaksaku untuk memilih sudut kafe dan menikmati lagu itu sambil membayangkan ada model sekelas Alicia Silverstone dan Liv Tyler yang ada di videoklip lagunya Aerosmith itu datang dan hangout bersama kami disana, sounds great ya hehe.

                Beberapa menit Steven Tyler mengalunkan lagu Crazy itu disambung sejumlah lagu Scorpion dan kamipun larut, didaftar menu ada beberapa item beer dan stout, tapi kami dan puluhan makanan enak tapi mood sedang nyaman jadi akhirnya memesan Kopi Toraja, Coklat panas ditemani makanan kecil, dan sigaret, entah kenapa saya susah sekali meninggalkan rokok, beberapa kali putus nyambung  aku pengen putus dari sigaret, ternyata ya balikan lagi, Damn, efek rokok itu seperti perempuan yang cerdas, cantik, dan nyambung ketika diajak diskusi, mereka susah ditinggalkan.


                Di Kalosi yang istimewa adalah suasananya, kami jelas membeli suasana tenang, nyaman, cozzy, enak sekali sampai saya lupa menanyakan ada menu apa saja disana, seorang wanita muda yang kelihatannya merupakan sang pemilik Kafe itu lupa saya ajak bicara tentang kafe ini, saking larutnya suasana, percayalah jika ada loby bisnis di tempat ini niscaya sekian puluh persen akan deal ditunjang aura sejuk yang ada.

                Kalosi pantas menjadi satu dari sekian tempat bagus di Semarang yang pantas anda kunjungi, kolega bisnis, rekanan, partner hati atau  keluarga, hayuh aja, dan siang itu dengan senyuman, saya beranjak pulang , nice to meet you Kalosi, sampai jumpa dilain kesempatan.

Rabu, 27 Mei 2015

Belajar Dari Kartunis Malaysia



Belajar Dari Kartunis Malaysia


                Setiap hari kita disuguhi acara Kartun dari negeri tetangga Malaysia berjudul Upin dan Ipin  dan sebuah kartun nan cerdas bermuatan cerita tutur legendaris yang berisi kisah si Kancil dan koleganya para hewan di kerajaan fabel berjudul “Pada Zaman Dahulu”.



                Apa yang bisa kita pelajari dari dua kartun itu disamping efeknya yang membuat anak anak kita jadi fasih menirukan logat Malaysia dengan baik dan benar?.

                Ada beberapa point yang membuat kita harus belajar dari sang tetangga negara, diantaranya  yaitu mereka dengan cerdik bisa memanfaatkan sebuah cerita rakyat yang bahkan kita, rakyat Indonesia, sudah dengar cerita itu dari kecil, saya bertanya siapa sih yang belum pernah mendengar cerita tentang Kancil yang menipu buaya untuk berbaris disungai untuk dihitung  demi mendapatkan undangan makan siang dari Raja Sulaiman, atau Kancil yang menipu Harimau dengan mengatakan bahwa Bambu adalah Seruling Raja Sulaiman, dan Sarang Lebah adalah Gong dari sang Raja sehingga ketika Gong itu ditabuh tersengatlah sang Harimau oleh ratusan lebah?, Cerita itu bahkan ada di pelajaran bahasa Indonesia kelas 1 (data terlampir), namun lagi lagi, Malaysia yang bisa menjadikan itu sebuah komoditas cerita dalam bentuk Kartun dan populer di Indonesia , Youtube dan seluruh mancanegara, kita merasa dicurangi seperti biasanya? Tidaklah, kali ini kita harus ikhlas mengakui, Malaysia lebih bisa mengolah komoditas menjadi karya yang bagus dari segi kualitas,  pemasaran dan finansial.

                Para Kartunis Indonesia sudah lihai  dalam membuat sebuah karya Kartun seperti Adit dan Sopojarwo, kemudian ada juga Si Dudung, dalam sejarahnya kita juga pernah mencetak sejarah mendahului Malaysia membuat film Kartun dengan menetaskan kartun “Si Huma dan Si Windi” di era 80 an, itu yang seharusnya menjadi semangat para sineas kita untuk menciptakan kartun yang menyentuh budaya dan legenda cerita rakyat dalam bentuk kartun.

                Sangat banyak bahan cerita rakyat dari seluruh Nusantara yang bisa dijadikan sebuah film Kartun, tanpa bermaksud mengajari, barusan Museum Rekor Indonesia menganugerahkan penghargaan untuk buku berjudul 366 Cerita Rakyat Nusantara ,buku ini ada di Perpustakaan Umum Kabupaten Kendal dan seluruh perpustakaan di Indonesia saya kira,  dari situ saja bisalah kerjasama dengan penerbitnya untuk mengkartunkan, belum lagi beberapa cerita yang belum terekspose, bayangkan jika satu kabupaten bisa membuat satu film kartun dengan tema berupa kisah sejarah leegenda di wilayahnya, akan rame sekali televisi kita.

                Alangkah indahnya jika cerita rakyat semacam “Legenda Imiu Kamare” dari Papua, Legenda Gunung Wurung dari jawa Tengah, Asal Mula Nyamuk Berdengung dari D.I Yogyakarta,kisah Amat Rhang Manyang dari Nangroe Aceh Darussalam, dituturkan dalam bentuk Kartun, tentu anak anak kita akan senang dan  jelas, Invasi silent Malaysia secara budaya akan mudah untuk kita patahkan, semoga.

Selasa, 26 Mei 2015

Eva Celia Lesmana, Tak Sekedar Numpang Tenar Nama Ortu



#Eva Celia Lesmana
Tak Sekedar Numpang Tenar Nama Orang Tua


                Melihat aksi Eva Celia di Youtube (https://www.youtube.com/watch?v=vcTUYUqC5I0) dalam kolaborasinya bersama Indra Lesmana di Lagu “Takkan Ada Cinta Yang Lain”, sulit mempercayai ini addalah Eva yang dulu anak kecil nan Chubby yang digendong Shopia Latjuba saat masih jadi istri Indra Lesmana.


                Dalam balutan baju warna kelabu, rok hitam pendek , sepatu semi booth, Eva menjelma menjadi seorang penyanyi Jazz yang berbeda dibanding seniornya seperti Sierra Sutedjo yang matang atau Bonita and The Husband yang nyaman, gaya Eva unik, dia tersenyum saat ada yg applaus, menikmati suasana sambil memejamkan mata, menggoda gitarisnya, bahkan terlonjak gembira saat lagu berakhir, saya nyaris melupakan Indra Lesmana yang jelas jelas sedang menikmati keyboardnya .

                Eva Celia Lesmana, bahkan tanpa nama belakang Lesmana itu, saya bisa melihat talentanya akan melebihi Indra Lesmana, sure, karena Eva lebih pure bernyanyi tanpa ada wira wiri gossip percintaan seperti sang flamboyan Indra, atau belum? Kita tunggu, yang pasti Jack Lesmana ada di soul cucunya ini.

                Eva berbeda dibanding bintang muda yang lain, dia seperti sengaja disimpan oleh alam untuk meledak suatu saat nanti, dia tidak mengandalkan aura orangtuanya yang artis untuk menangguk populer, langkah wanita muda  smooth, tidak terburu buru tenar, landai mengasah bakatnya bersama Indra Lesmana, bermain main di youtube, namun mencuri perhatian besar karena bakatnya, lihat di aksinya yang menyandang gitar di lagu “Begitu Indah” sementara orang menganggap dia mirip Norah Jones, bisa jadi, tapi Eva bisa lebih besar daripada itu.

                Kedepan, semua bintang muda yang kini  tenar karena kecantikan parasnya akan terpana saat dimasa datang Eva Celia menggantikan Anggun sebagai penyanyi Indonesia di kancah Internasional, karena Eva punya bakat dan aura bintang alami, cantik tapi smart, dan satu lagi, dia jauh dari gossip , bukan typikal emaknya yang kini sedang mesra dengan bintang pop muda. Maju terus Eva !.

Yayuk Basuki : "Teman Terbaik Adalah Buku"



Yayuk Basuki : “Teman Terbaik Adalah Buku”


                Mantan Petenis Nasional Yayuk Basuki menuturkan bahwa saat dirinya berkelana mengikuti turnamen di luar negeri, dirinya saat itu sering dalam posisi sendirian tanpa teman namun tidak merasa kesepian “Karena saat sendiri, pasti selalu ada buku yang menemani saya, didalam koper dimeja dan di sejumlah tempat yang terjangkau pasti saya letakkan buku, karena buku adalah teman terbaik, dia memberi pengetahuan, pencerahan, dan kita seakan belajar dari para ahli secara langsung jika kita membaca buku” tutur Petenis yang masa jayanya pernah menempati Ranking 15 Dunia itu diacara Safari gerakan Nasional Gemar Membaca Di Provinsi dan Kota Tahun 2015 yang diselenggarakan Perpustakaan Nasional bertempat di Gedung Muhammadiyah lantai tiga Jalan Pemuda Kendal Senin 23/5.



                Dalam acara yang dipandu oleh Kabaghumas Drs Heri Wasito itu dihadiri juga oleh Kepala Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah Drs Aan Permana, Asisten Pemerintahan Kabupaten Kendal Winarno SH.MM, Kepala Perpustakaan Kabupaten Kendal Toto Karyono SH, dan Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan Republik Indonesia mewakili Kepala Perpustakaan Nasional Dra O’Om Suryati, sementara mantan petenis Nasional Yayuk Basuki hadir  dalam kapasitasnya sebagai anggota komisi X DPR RI yang membidangi masalah Perpustakaan dan Pemuda dan olahraga .

                Dalam acara tersebut dibahas berbagai isu krusial mengenai minat baca masyarakat Indonesia yang konon menurut Yayuk Basuki yang mengutip data UNESCO bahwa minat baca warga Indonesia adalah hanya sebesar 0.01% , sangat rendah, dan masih menurut Yayuk, beberapa faktor penyebabnya adalah tidak adanya kebiasaan membaca sejak dini, dan juga orang tua harus menjadi contoh agar putra putrinya gemar membaca.

                Pendapat senada juga disampaikan Aspem Pemkab Kendal Winarno SH MM dan Kapusbang Perpusnas Dra O’Om, dimana ditambahkan oleh keduanya bahwa masyarakat di semua lapisan harus bersinergi dengan Perpustakaan di lingkungannya menyentuh kebutuhan minat baca masyarakat, perlu adanya program perpustakaan menjadi sebuah tempat yang menarik untuk dikunjungi dan sesuai kebutuhan segenap lapisan masyarakat.

                Beberapa Audiens yang hadir seperti Kepala Desa Bebengan Kecamatan Boja H.Wastoni, mengungkapkan opininya bahwa perlu adanya program dari Perpusnas dan Komisi X menambah bantuan buku untuk perpustakaan di desa dan sekolah melalui pemberdayaan perpustakaan yang ada di Masjid, Pondok Maos desa, Perpustakaan Sekolah Dasar, dan  jika memungkinkan guru mewajibkan semua muridnya untuk meminjam buku secara berkala sesuai kebutuhan tentu dengan sarana buku dan prasarana lain yang melengkapinya.

        Perpustakaan jaman ini masih sangat diperlukan,tak semua referensi mampu dipenuhi google dan internet, dan perpustakaan Kendal adalah salah satu contoh yang mampu memadukan referensi buku cetak yang tergolong lengkap dan ditambah referensi dari Internet yang disediakan gratis bagi penggunanya. Mari ke perpustakaan.

(Aryo Widiyanto, Penikmat Seni,  Traveller , Backpacker, Photograper, Blogger di aryowidiyanto.blogspot.com , twitter di @aryowidi , dan Jurnalis Serta Buruh Negara Yang  Punya  Fesbuk :Aryo Widiyanto.)