Sabtu, 30 April 2011
Gading Asri Hotel, Resto dan Karaoke Trebaik Di Kabupaten Kendal
GADING ASRI
HOTEL. RESTO .KARAOKE
Jika anda berkunjung ke objek wisata terkenal di Kendal seperti Pemandian air panas Gonoharjo, Goa Kiskenda atau Buni perkemahan Nglimut, tentu perjalanan itu tak akan berkesan jika hanya sehari atau sekedar numpang lewat.
Ada baiknya menikmati waktu bersama keluarga sedikit lebih lama menikmati panorama pegunungan plus menghirup udara segar di sekeliling hutan pinus nan hijau sembari berolahraga jalan kaki.
Untuk menginap dan mengistirahatkan badan sekarang didaerah Boja tak perlu repot , kini Hotel Gading Asri yang dilengkapi Restoran dan Karaoke siap memanjakan anda dan keluarga.
Gading Asri Hotel Resto Karaoke yang terletak di jalan Raya Kaligading KM 3 Kaligading Boja Kendal mempunyai fasilitas Cottage yang nyaman untuk keluarga atau kolega yang mungkin berkunjung.
Dilengkapi area parkir yang luas , Pendingin ruangan, TV berwarna, air panas dan dingin, Welcome drink,dan sarapan pagi untuk dua orang tanpa biaya tambahan dan cukup dengan tarif Rp 150.000/malam.
Jika tamu atau keluarga hobi menyanyi maka Hotel juga menyediakan fasilitas Karaoke dengan klasifikasi 3 room standar, 1 room Lux, dan 1 room VIP, lengkap dengan LCD Screen lebar, sistem computer dan soundsystem canggih dan koleksi 14.000 lagu sesuai trend musik terkini.
Seusai menikmatipemandangan dan bernyanyi bersama keluarga, tentu sajian nikmat dari Gading Asri Resto yang bernuansa pedesaan nan asri kan memberi pengalaman wisata kuliner baru bagi kita, dengan ruang berkapasitas 20 meja, 4 Gazebodan live music setiap jumat malam akan memanjakan suasana, restoran ini juga dilengkapi dengan sebuah ruangan pertemuan untuk rapat atau meeting dengan kapasitas 100 orang.
Menu yang disajikan beraneka ragam, mulai dari Ayam goreng, bakar, goreng keriting, goreng kecap, Fu yung Hai, Ayam Ca Jamur dsb.
Tak hanya mengandalkan ayam, sajian seperti nasi goreng udang, daging sapi atau spesial serta Spaghetti, Pizza, Omellete, Kweetiauw, dan berbagai olehan bihun serta Bakmi akan memuaskan selera ditengah dinginnya udara.
Bagi penggemar sayuran maka beragam olahan Ca Kangkung, Capjay dan Jamur yang diolah menjadi Angsio atau tumis dengan taburan lombok hijau dan merah diatasnya akan membuat keringat menetes di dahi karena nikmatnya.
Pecinta Seafood juga berkesempatan mencicipi berbagai olahan Soup seafood, soup bibir ikan bertabur jagung dan asparagus, Gurami Bakar, Gurami Asam manis, Angsio atau diolah ala hongkong.
Kepiting dan udang digoreng mentega, asam manis, saos tiram, saos inggris, masak Taucho atau ala Taoshi terasa menggoyang lidah.
Menurut Pak Sugeng Santoso sang Pemilik, Hotel dan restoran miliknya adalah satu satunya di daerah Boja, awalnya dia membangun usaha ini dengan tujuan mengurangi pengangguran , tak heran semua pegawainya yang sejumlah 25 orang adalah warga sekitar, " Kami tetap utamakan pelayanan ramah khas masyarakat Boja,semua tamu kami adalah saudara yang harus disambut dengan penuh keramah tamahan" tandas Pak Sugeng.
Untuk mencapai Gading Asri Hotel Resto and Karaoke,dari arah Kendal langsung mengarah ke tengah kota Boja, ambil patokan pertigaan Jamban ke selatan . sementara dari arah Semarang bisa lewat pertigaan Jrakah lurus arah Boja kemudian ketika sampai di Pertigaan Jamban ambil arah selatan ke Sumowono Bandungan, daripertigaan Jamban itu jarak Hotel hanya sekitar 2 Kilometer.
Gading Asri juga melayani layanan pesan antar dengan fasilitas minimum pemesanan Rp 35.000 dengan menghubungi pesawat telpon 0294 571145, 571982 (Aryo Widiyanto_)
Kamis, 28 April 2011
Foto Humaniter Karya Aryo Widiyanto
KOSPIN SEKARTAMA KENDAL
KOSPIN SEKARTAMA
Melayani , Mendidik, Mensejahterakan
Ada Nuansa yang lain ketika Kru Bhara Mitra Bahurekso yang dipimpin AKP Suratno memasuki ruangan kantor KOspin Sekartama Weleri yang beralamat di Jalan Utama Tengah 141 Weleri , nampak semua karyawan wanitanya mengenakan Kebaya sementara para pria memakai baju batik tradisional lengkap dengan pecinya.
“ Ah, itu memang kewajiban kami sebagai warga Negara yang mencintai Indonesia untuk selalu Manghayubagyo setiap hari besar nasional, kebetulan tanggal 21 April ini adalah hari Kartini sehingga tidak berlebihan manakala kami menghayati melalui perilaku berbusana nasional,kami sebagai perusahaan yang senantiasa menjunjung tinggi nasionalisme juga menerapkan kesetaraan Jender dalam arti perimbangan antara pria dan wanita sama dalam level kepemimpinan Sekartama, sesuai semangat Ibu RA Kartini saat pertama memperjuangkan emansipasi wanita ” tutur Pak Agus Budiantoro SH, sang General Manajer.
Tidak hanya saat Kartinian para karyawan senantiasa ikut serta dalam perayaan hari besar kenegaraan, bahkan ketika Upacara memperingati detik detik proklamasi 17 Agustus 1945 seluruh karyawan Kospin ini selalu rajin mengikuti upacara bendera di Kecamatan, dan juga mengikuti karnaval dijalan raya utama Weleri, berbaur bersama warga, tak ada rasa canggung, tak terlihat lagi beda etnis atau beda suku, semua menyatu dalam indahnya Indonesia tercinta
Sejak 1991 Eksis Membantu Warga Kendal
“ Sejarah awal berdirinya Kospin Sekartama adalah mulai dari tahun 1991 dengan nama Koperasi Pedagang Kaki Lima beralamat di Jalan Utama Tengah 141 Weleri yang kini adalah kantor Pusat Sekartama, dulu kami hanya mempunyai 5 Karyawan , baru di tahun 1998 kami berubah nama menjadi Kospin Sekartama, di tahun 1999 Kantor cabang Sekartama Cepiring dibuka beralamat di Jalan Raya 81 Ruko No 2 Cepiring, Tahun 2003 Kancab Kaliwungu dioperasionalkan mengingat untuk memenuhi kebutuhan daerah Kendal bagian Timur berlokasi di Jalan Raya Timur No 82 Kaliwungu.” Papar sang GM kepada AKP Suratno dan Aryo Widiyanto yang mewawancarai di kantornya.
Perkembangan Kospin tersebut rupanya tak berhenti sampai disitu, sekitar tahun 2007 Cabang Sukorejo yang terletak di Jalan Raya No 6 Sukorejo dibuka menyusul tahun 2008 cabang Boja di Jalan Pemuda No 19 , tahun 2009 Cabang Pegandon di Jalan Raya No 81 serta Tahun 2010 Cabang Kendal menempati lokasi strategis di Pasar Kendal Kios No 9 Blok C Kendal Kota.
Anti Debt Kolektor
Dengan Motto Melayani, Mendidik dan Mensejahterakan Kospin Sekartama mengutamakan keramahan dan pelayanan optimal kepada warga Kanbupaten Kendal, “Tak ada dalam sejarah Kospin ini menggunakan Debt Collector atau penagih hutang, kami selalu adakan pendekatan persuasive dan bersikap menghormati konsumen, bagi kami anggota Kospin adalah figure yang harus dihormati” tutur Agus.
Untuk meningkatkan pelayanan terhadap warga Kendal yang bertransaksi di tempatnya . Kospin Sekartama mendidik karyawannya melalui Workshop satu bulan sekali yang bermaterikan Tekhnis dan sikap dalam memberikan pelayanan yang baik bagi konsumen, “ mengingat Ketua Pengurus Kospin Sekartama adalah Bapak Kristian Hardianto SH yang merupakan Motivator berkelas Nasional, maka kami selaku para pegawai harus bisa mencontoh beliau, kami sengaja mengundang motivator kelas Nasional lain seperti Bapak Tung Desem Waringin, Antoni Dio Matisi dan sebagainya agar ada nilai pendidikan yang dapat diserap oleh para karyawan dalam meningkatkan etos kerja dan semakin optimal dalam melayani masyarakat”tambahnya
Dengan Visi sebagai penggerak perekonomian Indonesia khususnya di Kabupaten Kendal, kedepan Kospin Sekartama akan semakin meningkatkan kinerjanya dalam memberikan sumbangsih dalam bidang ekonomi terhadap masyarakat Kendal melalui pelayanan yang semakin berkualitas dan optimal.
KEAJAIBAN SEDEKAH
Keajaiban Sedekah
Dulu sebelum mengenal teori “Matematika sedekah Islam ” yang sering di tausiyahkan oleh Ustaz Yusuf Mansur yaitu dimana ketika kita memberikan sebagian rezeki kita kepada yang membutuhkan maka Allah SWT akan memberikan ganti/balasan seketika sejumlah sepuluh kali lipat bahkan lebih banyak lagi, saya memang termasuk orang yang ”sangat memperhitungkan” segala keluar masuknya uang dalam rekening rumah tangga.
Berawal dari rasa tidak percaya masak sih kita memberikan uang pada orang lain tapi dibilang akan mendapatkan ganti sampai ratusan kali, akhirnya suatu pagi saya melakukan kegiatan rutin sebagai guru GTT di SD Podosari Cepiring, memang selain sebagai Redaktur Pelaksana di majalah Terbitan Polres Kendal, saya berniat mengamalkan ilmu bahasa Inggris yang selama 3 tahun saya pelajari di Akademi .
Saya mencoba melakukan sesuatu yang agak tidak lazim, gaji bulanan saya sebagai GTT Mulok agak lumayan, yaah sekitar harga 15 bungkus rokok per bulan.
Setiap kali mengajar di pagi hari saya sempatkan para murid untuk melafalkan doa Muawizatain yaitu Al Ikhlas, Al Falag, dan An Nas, ditambah Al Fatihah sebagai penutup. Disamping itu saya selalu coba sempatkan untuk menghafal nama murid yang berstatus Yatim atau piatu di setiap kelas yang saya ajar.
Pemberian saya pada para anak yatim piatu itu tidak besar, setiap anak sesuai kemampuan saya, mereka saya beri seribu rupiah per anak. Dan kadang jika ada rejeki saya tambahkan sedikit.
Setelah setiap pagi hari saya berdoa bersama anak anak , dan mungkin karena sodaqoh itu tadi, pelan tapi pasti ada sesuatu yang jelas berbeda dari saat dulu aktivitas positif ini belum saya lakukan, yaitu timbul rasa tenang dan yakin bahwa akan ada rejeki yang datang, saya tak takut kekurangan uang, berdoa di malam hari menjadi lebih nyaman dan damai. Mata batin saya juga menjadi terbuka bahwa pada hakikatnya rejeki adalah berasal dari Allah bukan dari manusia.
Dan Matematika sedekah itu senyatanya memang terbukti, secara logika gaji saya tak mungkin bisa mencukupi kebutuhan istri dan anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, bahkan untuk makan saja mungkin mepet, Ndilalah sepertinya ada kemudahan dalam mencari rejeki, order menulis menjadi lancar, dan rejeki melimpah , bahkan rejeki yang tak terbayangkan sebelumnya seakan mengalir dari sejumlah arah yang tak bisa kita perkirakan.Subhanallah.
Tulisan ini bukan bermaksud untuk menggurui para pembaca SP, namun lebih sebagai berbagi pengalaman bahwa memang bersedekah itu bukan mengurangi uang kita namun justru akan menambahnya, memang secara hukum ekonomi dunia hal itu akan nampak aneh, tapi bukankah kadang memang banyak hal yang tak bisa kita pahami dengan hanya berpegang pada hukum dunia?? Mari bersedekah…
Hormat saya
Aryo Widiyanto
Jl Sriagung 234 Cepiring Kendal
Dulu sebelum mengenal teori “Matematika sedekah Islam ” yang sering di tausiyahkan oleh Ustaz Yusuf Mansur yaitu dimana ketika kita memberikan sebagian rezeki kita kepada yang membutuhkan maka Allah SWT akan memberikan ganti/balasan seketika sejumlah sepuluh kali lipat bahkan lebih banyak lagi, saya memang termasuk orang yang ”sangat memperhitungkan” segala keluar masuknya uang dalam rekening rumah tangga.
Berawal dari rasa tidak percaya masak sih kita memberikan uang pada orang lain tapi dibilang akan mendapatkan ganti sampai ratusan kali, akhirnya suatu pagi saya melakukan kegiatan rutin sebagai guru GTT di SD Podosari Cepiring, memang selain sebagai Redaktur Pelaksana di majalah Terbitan Polres Kendal, saya berniat mengamalkan ilmu bahasa Inggris yang selama 3 tahun saya pelajari di Akademi .
Saya mencoba melakukan sesuatu yang agak tidak lazim, gaji bulanan saya sebagai GTT Mulok agak lumayan, yaah sekitar harga 15 bungkus rokok per bulan.
Setiap kali mengajar di pagi hari saya sempatkan para murid untuk melafalkan doa Muawizatain yaitu Al Ikhlas, Al Falag, dan An Nas, ditambah Al Fatihah sebagai penutup. Disamping itu saya selalu coba sempatkan untuk menghafal nama murid yang berstatus Yatim atau piatu di setiap kelas yang saya ajar.
Pemberian saya pada para anak yatim piatu itu tidak besar, setiap anak sesuai kemampuan saya, mereka saya beri seribu rupiah per anak. Dan kadang jika ada rejeki saya tambahkan sedikit.
Setelah setiap pagi hari saya berdoa bersama anak anak , dan mungkin karena sodaqoh itu tadi, pelan tapi pasti ada sesuatu yang jelas berbeda dari saat dulu aktivitas positif ini belum saya lakukan, yaitu timbul rasa tenang dan yakin bahwa akan ada rejeki yang datang, saya tak takut kekurangan uang, berdoa di malam hari menjadi lebih nyaman dan damai. Mata batin saya juga menjadi terbuka bahwa pada hakikatnya rejeki adalah berasal dari Allah bukan dari manusia.
Dan Matematika sedekah itu senyatanya memang terbukti, secara logika gaji saya tak mungkin bisa mencukupi kebutuhan istri dan anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, bahkan untuk makan saja mungkin mepet, Ndilalah sepertinya ada kemudahan dalam mencari rejeki, order menulis menjadi lancar, dan rejeki melimpah , bahkan rejeki yang tak terbayangkan sebelumnya seakan mengalir dari sejumlah arah yang tak bisa kita perkirakan.Subhanallah.
Tulisan ini bukan bermaksud untuk menggurui para pembaca SP, namun lebih sebagai berbagi pengalaman bahwa memang bersedekah itu bukan mengurangi uang kita namun justru akan menambahnya, memang secara hukum ekonomi dunia hal itu akan nampak aneh, tapi bukankah kadang memang banyak hal yang tak bisa kita pahami dengan hanya berpegang pada hukum dunia?? Mari bersedekah…
Hormat saya
Aryo Widiyanto
Jl Sriagung 234 Cepiring Kendal
Selasa, 12 April 2011
Kaus Salpani Diungkap Tuntas
KENDAL, KOMPAS.com — Sebelas orang diamankan petugas Kepolisian Resor Kendal Jawa Tengah, Senin (4/4/2011), karena diduga telah melakukan penganiayaan terhadap seorang lelaki berusia 63 tahun bernama Salpani. Uniknya, penganiayaan yang dituduhkan itu terjadi pada tahun 2002 dan baru ditangani setelah 9 tahun.
Sebelas orang itu adalah Kasan (55), Teguh Sumaryanto (39), Mulyadi (38), Ngatemo (57), Jalal (60), Kasturi (37), Jasmani (45), Ngabsin (48), Ruba'i (62), Yusron (48), dan Ngasmin (51). Semuanya adalah warga Desa Kalirejo, Kecamatan Kangkung, Kabupaten Kendal.
Menurut Salpani, yang juga warga Desa Kalirejo Kangkung, saat itu, pada 13 Juni 2002, dirinya baru pulang dari sawah, tapi di tengah jalan ia dihadang para tersangka. Lalu, tanpa banyak tanya, ia pun dipukuli ramai-ramai.
Akibat penganiayaan itu, Salpani, mengaku mengalami luka bacok di bagian kaki, kepala dan punggungnya. Ia tak sadarkan diri beberapa hari, saat dibawa ke rumah sakit.
"Saya dituduh telah memperkosa seorang anak bernama Sri oleh mereka. Padahal, saya tidak melakukannya. Hal itu dikuatkan dengan visum yang dilakukan oleh petugas kepolisian," kata Salpani.
Ia mengaku, setelah dua bulan dirawat di rumah sakit, Salpani sembuh dan langsung melaporkan kejadian tersebut di Polres Kendal. Namun lucunya, kasus ini baru tertangani pada tahun 2011.
Menanggapi hal itu, Kepala Polres Kendal Ajun Komisaris Besar Agus Suryo Nugroho, yang didampingi Kepala Humas Ajun Komisaris Suratno, hanya berkilah, pihaknya mengamankan 11 tersangka itu setelah bukti-bukti lengkap. "Para tersangka diancam Pasal 170 Ayat (2) ke 1e KUHP, dengan hukuman penjara selama-lamanya 7 tahun penjara," kata Agus.
Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by
Sebelas Tersangka Kasus Penganiayaan Sembilan Tahun Silam Ditangkap Polisi
Sebelas Tersangka Kasus Penganiayaan Sembilan Tahun Silam Ditangkap Polisi
Senin, 04 April 2011 12:58:00
Kesebelas tersangka diamankan di polres kendal. (Foto : Unggul Priambodo)
KENDAL (KRjogja.com) - Sebelas Tersangka pelaku penganiayaan atas Salpani (76) warga RT.02/RW.04 Dusun Limbangan, Desa Kalirejo, Kecamatan Kangkung ditangkap Satreskrim Polres Kendal. Para pelaku penganiayaan yang terjadi sembilan tahun silam tepatnya 13 Juni 2002 ditangkap petugas setelah Salpani membuka kembali kasus yang menimpanya hingga berakibat cacat seumur hidup tersebut.
Para tersangka diantaranya Kas ( 55), Teg (39), Mul (38), Ngt ( 57), Jal (60), Kas (37), Jas (44), Ngas (49), Rub (44), Yus (49), Nga (51) seluruhnya warga Desa Kalirejo, Kecamatan Kangkung. Menurut Salpani dirinya selama ini terus memperjuangkan harga diri karena kasusnya tidak juga dibawa kemeja hijau padahal penderitaanya dirasakan sepanjang hayatnya.
Awal mulanya, menurut kakek yang berprofesi sebagai petani tersebut dituduh memperkosa seorang anak dibawah umur sebut saja bernama melati, sementara Salpani merasa tidak pernah sama sekali melakukan perbuatan tersebut. Melati adalah salah seorang santri yang mengaji dirumahnya, karena selain sebagai petani Salpani juga seorang guru ngaji.
“Karena saya dituduh memperkosa dan saya tidak pernah melakukan perbuatan tersebut, saya pun menawarkan keluarga untuk menjalani tes pemeriksaan di rumah sakit,” kisah Salpani di rumahnya, Kamis (4/4).
Salpani menyediakan uang sebesar Rp 3 juta untuk pemeriksaan dan diketahui hasilnya negatif, tidak ada tanda-tanda pemerkosaan pada diri melati. “Menurut dokter, kondisi si anak masih suci,” ujar Salpani.
Melihat hasil pemeriksaan negatif, keluarga melati minta maaf kepada Salpani dan kasus pun selesai. Dikiranya sudah selesai kasus yang menimpanya, ternyata tidak hari kamis 12 Juni 2002 sekitar pk. 02.00 WIB saat itu selesai mengairi sawahnya, Salpani dihadang oleh sejumlah orang.
Salpani mengaku kenal dengan kesebelas orang tersangka yang menghadangnya karena mereka masih tetangga sendiri. Tanpa ada perkataan apapun Salpani diseret hingga sampai di sebuah jalan desa dekat sebuah Mushola di dusun Limbangan, Salpani dihajar beramai-ramai.
Korban dipukul dengan mengunakan senjata tajam dan senjata tumpul secara beramai-ramai hingga mengakibatkan korban terluka di sekujur tubuhnya. Dengan sekuat tenaga Salpani berusaha melarikan diri, dengan bersimbah darah Salpani terjatuh beberapa meter dari rumahnya dan oleh keluarga korban langsung dibawa ke RSUD Dr. Soewondo.
Kepada petugas, kesebelas tersangka tidak mengakui perbuatannya, para tersangka menganggap itu fitnah. Mereka memang mengetahui Salpani dianiaya, namun bukan mereka yang melakukan. Bahkan salah seorang yang saat itu adalah Kepala Desa Kalirejo bernama Teg, mengaku justru dirinya tahu kalau Salpani dianiaya dari Sekretaris desanya kala itu. “Saya dihubungi pak carik sesaat setelah kejadian dan posisi saya berada di kecamatn Pageruyung,” ujar Teg.
Sementara itu tersangka lain Nga justru mengatakan saat kejadian dirinya sedang bekerja, karena masuk shift malam dan pulang keesokan harinya. “Mana mungkin saya melakukan penganiayaan sementara saya sedang bekerja,” jelas Nga.
Menurut para tersangka justru kasus berawal dari Salpani yang dituduh memperkosa melati, namun katanya damai namun beberapa saat setelah kejadian penganiayaan Salpani orang tua melati bunuh diri tanpa sebab yang jelas.
Kapolres Kendal AKBP Agus Suryo Nugroho didampingi Kasubag Humas Polres Kendal AKP Suratno mengatakan, pihaknya mendapat laporan atas penganiayaan yang dilakukan lebih dari seorang dan setelah mengantongi nama pelaku langsung melakukan penangkapan.
Ditambahkannya, jika benar tersangka melakukan pebatan penganiayaan maka akan dijerat dengan Pasal 170 KUHP dengan ancaman hukuman 7 tahun penjara. “Kami akan memproses kasus yang telah tejadi sembilan tahun lalu sesuai prosedur, mudah-mudah bisa terkuat pelaku sebenarnya,” ujar Suratno. (*-5)
Senin, 04 April 2011 12:58:00
Kesebelas tersangka diamankan di polres kendal. (Foto : Unggul Priambodo)
KENDAL (KRjogja.com) - Sebelas Tersangka pelaku penganiayaan atas Salpani (76) warga RT.02/RW.04 Dusun Limbangan, Desa Kalirejo, Kecamatan Kangkung ditangkap Satreskrim Polres Kendal. Para pelaku penganiayaan yang terjadi sembilan tahun silam tepatnya 13 Juni 2002 ditangkap petugas setelah Salpani membuka kembali kasus yang menimpanya hingga berakibat cacat seumur hidup tersebut.
Para tersangka diantaranya Kas ( 55), Teg (39), Mul (38), Ngt ( 57), Jal (60), Kas (37), Jas (44), Ngas (49), Rub (44), Yus (49), Nga (51) seluruhnya warga Desa Kalirejo, Kecamatan Kangkung. Menurut Salpani dirinya selama ini terus memperjuangkan harga diri karena kasusnya tidak juga dibawa kemeja hijau padahal penderitaanya dirasakan sepanjang hayatnya.
Awal mulanya, menurut kakek yang berprofesi sebagai petani tersebut dituduh memperkosa seorang anak dibawah umur sebut saja bernama melati, sementara Salpani merasa tidak pernah sama sekali melakukan perbuatan tersebut. Melati adalah salah seorang santri yang mengaji dirumahnya, karena selain sebagai petani Salpani juga seorang guru ngaji.
“Karena saya dituduh memperkosa dan saya tidak pernah melakukan perbuatan tersebut, saya pun menawarkan keluarga untuk menjalani tes pemeriksaan di rumah sakit,” kisah Salpani di rumahnya, Kamis (4/4).
Salpani menyediakan uang sebesar Rp 3 juta untuk pemeriksaan dan diketahui hasilnya negatif, tidak ada tanda-tanda pemerkosaan pada diri melati. “Menurut dokter, kondisi si anak masih suci,” ujar Salpani.
Melihat hasil pemeriksaan negatif, keluarga melati minta maaf kepada Salpani dan kasus pun selesai. Dikiranya sudah selesai kasus yang menimpanya, ternyata tidak hari kamis 12 Juni 2002 sekitar pk. 02.00 WIB saat itu selesai mengairi sawahnya, Salpani dihadang oleh sejumlah orang.
Salpani mengaku kenal dengan kesebelas orang tersangka yang menghadangnya karena mereka masih tetangga sendiri. Tanpa ada perkataan apapun Salpani diseret hingga sampai di sebuah jalan desa dekat sebuah Mushola di dusun Limbangan, Salpani dihajar beramai-ramai.
Korban dipukul dengan mengunakan senjata tajam dan senjata tumpul secara beramai-ramai hingga mengakibatkan korban terluka di sekujur tubuhnya. Dengan sekuat tenaga Salpani berusaha melarikan diri, dengan bersimbah darah Salpani terjatuh beberapa meter dari rumahnya dan oleh keluarga korban langsung dibawa ke RSUD Dr. Soewondo.
Kepada petugas, kesebelas tersangka tidak mengakui perbuatannya, para tersangka menganggap itu fitnah. Mereka memang mengetahui Salpani dianiaya, namun bukan mereka yang melakukan. Bahkan salah seorang yang saat itu adalah Kepala Desa Kalirejo bernama Teg, mengaku justru dirinya tahu kalau Salpani dianiaya dari Sekretaris desanya kala itu. “Saya dihubungi pak carik sesaat setelah kejadian dan posisi saya berada di kecamatn Pageruyung,” ujar Teg.
Sementara itu tersangka lain Nga justru mengatakan saat kejadian dirinya sedang bekerja, karena masuk shift malam dan pulang keesokan harinya. “Mana mungkin saya melakukan penganiayaan sementara saya sedang bekerja,” jelas Nga.
Menurut para tersangka justru kasus berawal dari Salpani yang dituduh memperkosa melati, namun katanya damai namun beberapa saat setelah kejadian penganiayaan Salpani orang tua melati bunuh diri tanpa sebab yang jelas.
Kapolres Kendal AKBP Agus Suryo Nugroho didampingi Kasubag Humas Polres Kendal AKP Suratno mengatakan, pihaknya mendapat laporan atas penganiayaan yang dilakukan lebih dari seorang dan setelah mengantongi nama pelaku langsung melakukan penangkapan.
Ditambahkannya, jika benar tersangka melakukan pebatan penganiayaan maka akan dijerat dengan Pasal 170 KUHP dengan ancaman hukuman 7 tahun penjara. “Kami akan memproses kasus yang telah tejadi sembilan tahun lalu sesuai prosedur, mudah-mudah bisa terkuat pelaku sebenarnya,” ujar Suratno. (*-5)
Kasus Salpani Terungkap
04 April 2011 | 16:24 wib
Berita Aktual » Daerah
11 Pelaku Dugaan Pengeroyokan Diamankan
Titik Terang Kasus Penganiayaan Warga Tahun 2002
image
DIAMANKAN: 11 pelaku dugaan kasus penganiayaan warga yang terjadi sembilan tahun silam, diamankan petugas kepolisian, Senin (4/4) (SM CyberNews/ Lanang Wibisono)
Kendal, CyberNews. 11 orang tersangka pelaku dugaan penganiayaan Salpani (73) warga RT 2/IV Desa Kalirejo Kecamatan Kangkung akhirnya diamankan anggota Reskrim Polres Kendal. Mereka disangka telah melakukan aksi pengeroyokan terhadap korban, hingga mengakibatkan korban nyaris meninggal dunia.
kasus pengeroyokan ini terjadi sembilan tahun lalu, tepatnya bulan Juni 2002. Sebelas tersangka yang diamankan, yaitu Kasan (55), Teguh Sumaryanto (39), Mulyadi (38), Ngatemo (57), Jalal (60), kasturi (38), Jasmani (44), Ngasbin (48), Rubai (52), Yusron (48) dan Ngasmani (51), kesemuanya warga Desa Kalirejo Kecamatan Kangkung.
Menurut Salpani, peristiwa pahit yang nyaris merenggut nyawanya berawal saat dia dituduh memperkosa salah seorang santri yang mengaji di rumahnya. Sekitar bulan Juni 2002 silam, usai pulang mengairi sawah, Salpani dihadang oleh 14 orang di dekat rumahnya.
14 tetangganya itu, menganiaya korban dengan menggunakan celurit serta balok kayu. Kaki, tangan, dan punggungnya, bersimbah darah akibat luka bacokan, oleh keluarganya, korban lantas dibawa ke RS Soewondo Kendal. Salpani, sempat dirawat hampir selama dua bulan dan menghabiskan biaya hingga puluhan juta rupiah. Tidak terima, Salpani melaporkan kasus ini ke Polsek Cepiring.
Kapolres Kendal, AKBP Agus Suryo Nugroho, didampingi kasubag humas AKP Suratno, dalam gelar kasus Senin (4/4) siang mengatakan, setelah pihaknya melaksanakan penyelidikan, ada 11 tersangka yang diduga melakukan penganiayaan. Maka untuk itu, jajaran Polres Kendal segera menahan para tersangka untuk dilakukan pemeriksaan.
"Barang bukti berupa dua balok kayu serta hasil visum dokter berhasil kami kumpulkan. Jika terbukti, para tersangka dapat dijerat dengan pasal 170 ayat 2 KUHP atas dugaan penganiayaan. Dengan ancaman hukuman, maksimal tujuh tahun penjara," jelas AKP Suratno.
Sementara salah satu tersangka, Teguh Sumaryanto mengaku kepada wartawan, dia secara pribadi tidak terlibat dalam aksi pengeroyokan ini. Diakui, Salwani pernah dianiaya oleh sekelompok orang di kampungnya. Namun pada saat kejadian, dia tidak berada di lokasi kejadian.
( Lanang Wibisono / CN14 / JBSM )
Bagi Anda pengguna ponsel, nikmati berita terkini lewat http://m.suaramerdeka.com
Dapatkan SM launcher untuk BlackBerry http://m.suaramerdeka.com/bb/bblauncher/SMLauncher.jad
Waroenge Pendopo 707 Boja Kendal
Serba Jamur di Waroenge Pendopo 707
Gaya hidup sehat kini tengah menggejala di masyarakat, kini manusia modern cenderung menghindari lemak dan kolesterol yang terkandung dalam daging , salah satu alternatifnya adalah dengan menggantinya dengan sayur mayur yang menyehatkan, seperti Jamur.
Peluang bisnis jamur inilah yang rupanya dilirik oleh Pak Suheriyanto SE dan Bu Lasmi pemilik Waroenge Pendopo 707 yang berlokasi di Dusun Nglorok Desa Campurejo Boja Kendal.
Di Warung bergaya campuran Jawa dan Bali inilah Bu Lasmi meracik semua menu berbahan dasar jamur, mulai dari Lumpia dan Martabak Jamur yang rasanya maknyus, Bakso jamur nan unik bertekstur lembut dan gurihnya bisa membuat goyang lidah yang konon sudah mendapatkan sertifikat dari Departemen Kesehatan hingga Sate Jamur sambal kacang khas Kendal yang mungkin merupakan satu satunya di Indonesia.
Menu lain hasil olahan yang tak kalah memanjakan lidah adalah Kwee Tiauw Siram Jamur, Kwee Tiauw Goreng Jamur, Cap Jay Jamr, Steak Jamur, dadar dan tumis jamur serta nasi goreng jamur 707, jika pengunjung ingin membawa pulang oleh oleh maka Bothok dan Pepes Jamur yang satu wadahnya berisi 20 buah bisa dibawa pulang untuk cemilan atau dibagikan ke tetangga hanya dengan harga sekitar tigapuluh lima ribu rupiah .
Selain menyediakan masakan serba Jamur, Waroenge Pendopo 707 ke depan juga akan merambah sajian Sea Food segar, dalam artian pengunjung setelah mengambil ikan segar dari kolam bisa langsung menimbang dan meminta diolah menjadi masakan apapun dari ikan yang ditangkapnya, jika anda menyelenggarakan pesta atau rapat bisa juga memesan Katering dari Waroenge Pendopo 707 dengan menu sesuai selera pemesan.
Pengunjung yang datang menurut Bu Lasmi adalah para pelancong dari kota Kendal , Semarang, Temanggung dan sekitarnya, untuk mencapai lokasi waroenge Pendopo 707 ini dari arah Semarang bisa melalui jalur Pasar Jrakah belok kanan arah Cangkiran kemudian sebelum SPBU Campurejo belok ke kanan sekitar 200 meter, atau dari Kendal menelusuri jalan Boja ke timur setelah SPBU Campurejo belok kiri.
Di Warung yang dirancang back to nature itu kita akan disambut pintu gerbang ala Candi Prambanan menuju resto mini berkeramik poleng hitam putih, ke bagian belakang maka nuansa Bali akan sangat kental terasa, sebuah Convention Hall atau tempat rapat berskala medium sedang dibangun oleh pemiliknya lengkap dengan sound system karaoke dan berbagai fasilitasnya ditambah dengan sebuah pendopo ala Bali dengan kolam berisi ikan Koi beraneka warna dibawahnya akan membuat para tamu terutama wanita dan anak anak terpesona dan merasa betah berlama lama .
Uniknya Jamur Tiram dan Jamur Kuping yang dipakai oleh restoran ini adalah hasil budidaya mandiri serta terjamin higienitas dan keamanannya karena sudah melalui berbagai proses sterilisasi ketat oleh UD Lestari Jamur 707 .
Media yang dipakai untuk pembiakan jamur ini adalah berupa Grajen kayu alami tanpa unsure kimiawi dicampur dengan Dedak halus dan kapur , setelah dibungkus plastic ukuran diameter 20 Cm yang disebut Ball Log kemudian disterilkan dengan cara diasapi di sebuah tong besar dengan pembakaran diatas suhu seratus derajat Celcius. Kemudian Ball Log steril itu diberi bibit jamur dan ditempatkan di ruang pembesaran dengan suhu dibawah tigapuluh derajat Celcius hingga siap dipanen yang hanya butuh waktu satu setengan bulan .
“Kami menyediakan semua peralatan pembudidayaan jamur mulai dari media tumbuh jamur seperti Ball Log , bibit , hingga pelatihan budidaya dan cara memasak jamur plus dengan metode pembuatan tepung khusus perenyah ala 707 yang akan membuat jamur tetap Krispi ketika digorneg dengan biaya terjangkau karena misi kami adalah mencoba mengangkat potensi jamur melalui berbagai olahan kuliner kreatif sehingga harga jamur akan stabil serta nasib petani Jamur akan terangkat melalui pemasaran yang termanajemen bagus” tutur Bu Lasmi yang bernomer telepon 0294-571099 dan 024 70768707 atau 085 727 277 707
Kontribusi pemilik UD Lestari jamur 707 ini bukan sekedar isapan jempol, sejumlah pemuda desa stempat dan sekitarnya sudah dilatih untuk pembudidayaan jamur dan hasilnya sudah menyebar ke pasar lokal terdekat, sementara hasil panen dari UD Lestari Jamur 707 sudah diakui kualitasnya dengan menembus mayoritas Supermarket ternama di Semarang.
Langganan:
Postingan (Atom)