Selasa, 27 Januari 2015

Klub Sepak Takraw Citra Kartika Jungsemi Kendal Jateng

Klub Sepak Takraw Citra Kartika Jungsemi

Prestasi Menawan Dengan Sarana Latihan Sederhana

Seperti cerita dalam film yang menampilkan sosok juara dalam bidang olahraga namun personelnya dilatih dengan nuansa sederhana, peralatan serba terbatas, namun kuncinya adalah motivasi dan semangat tinggi untuk meraih prestasi, itulah sekilas pandang klub Sepak Takraw “Citra Kartika” dari desa Jungsemi Kabupaten Kendal Jawa Tengah.


Bagaimana tidak mentereng dan menawan prestasi dari para atlet dari ujung utara desa Kemangi ini, berbagai penghargaan seperti Juara III antarklub se Indonesia tahun 2011 di Surabaya, Kejurprov juara II putra, juara III Putri 2014 di Jepara Jawa Tengah, dan beberapa invitasi di Jawa Tengah Seperti Juara PSTI cup Jawa Tengah tahun 2014 , bahkan salah satu atlet dari klub ini bernama Nurkholis adalah anggota dari tim Nasional Sepak Takraw peraih medali emas Asian Games Qatar beberapa tahun silam.

Pantauan penulis menunjukkan setiap sore puluhan anak dari berbagai tingkatan umur dengan disiplin mengikuti latihan yang dimulai setelah ibadah Sholat Ashar, atau sekitar jam Tiga sore,melewati jalan desa yang rusak, cuaca yang tak menentu mereka semangat memulai latihan dari pemanasan, peregangan, latihan menimang bola , berbagai praktek tehnik smash dan dribling seperti Sepak Sila , Sepak Cungkil /kura-kura, Sepak Badek dan Sundulan serta briefing tehnis dilakukan dengan terkonsep, mengagumkan melihat anak seumuran SD sudah mahir melakukan smash melewati net yang tingginya jauh diatas kepala mereka.

Menurut Sulton S.Pd pelatih yang mengasuh klub ini, berdirinya klub ini diawali di tahun 1987 dimana saat itu demam olahraga Takraw mewabah di seantero Kecamatan Cepiring, sejumlah anak muda dari ACCIP Cepiring membawa olahraga ini ke Jungsemi, saat itu banyak kompetisi antar desa atau bahkan antar kecamatan yang digelar secara massal dan ditonton ratusan orang, namun pada perkembangan berikutnya saat ini hanya tersisa sedikitg klub Takraw, “Yang konsisten membina dan merintis adanya atlet usia muda diantaranya adalah SD 2 Jungsemi yang saat 02SN Palembang 2012 dan O2 SN di Kalimantan Timur 2013 lalu meraih juara pertama” papar Sulton didampingi Misri S.Pd Kepala Sekolah SD 2 Jungsemi.

Prestasi nan cemerlang hingga memberi sumbangsih pada Indonesia berupa menyumbang atlet peraih medali Emas pada Asian Games Qatar ternyata tak berbanding lurus dengan fasilitas yang ada di lapangan Takraw yang terletak di depan SD 2 Jungsemi, lapangan tiga petak itu terlihat masih sangat sederhana, dengan lapisan semen yang mulai retak, tak ada lapangan indoor yang dibutuhkan manakala hujan atau panas terik mendera, maklum Jungsemi terletak di pinggir laut Jawa bagian utara.

“Seharusnya pemerintah memberikan perhatian pada sarana olahraga Takraw yang ada di Jungsemi, memalukan sekali jika olahraga yang sudah mengharumkan nama Kendal hingga level Asia kok sarana latihannya memprihatinkan” tutur Taufik dari LSM Forkom yang selama ini peduli pada pendidikan dan olahraga.(Aryo Widiyanto)

Selasa, 20 Januari 2015

Ketika Wisata itu bernama Kereta Api



Stasiun Kalibodri Pegandon


Ketika Wisata itu bernama Kereta Api


                Berwisata bagi warga Pegandon , Gemuh dan Ngampel Kabupaten Kendal dan sekitarnya adalah bukan barang mahal, hanya dengan berjalan kaki di minggu pagi  menuju Stasiun Kereta Api 
Kalibodri maka wisata eksotis nan murah tercapai sudah.

                Ketika itu saya sengaja bersama putra sulung saya naik motor di dinginnya udara sekitar pukul enam pagi menuju Stasiun legendaris itu, tiba disana masih sepi, tapi suasana semarak terasa karena ada beberapa keluarga riuh mengabadikan moment berpose di depan bangunan stasiun yang bernuansa gaya Belanda, ada juga yang berfoto di Lokomotif yang kebetulan parkir disebelah Selatan.


                Kemajuan berbagai media sosial seperti Facebook , Instagram, Flickr ,Pinterest dan Twitter membuat fotografi warga berkembang pesat tak terkecuali di desa di sekitar Stasiun Kalibodri ini, berbagai gawai canggih nampak ada di pegangan tangan mereka, mulai dari anak seumuran SD hingga usia Uzur bereuforia berfoto disana.

                Kedepan kita berharap PT KAI  semakin dekat dihati rakyat (wuaah seperti jargon partai politik aja nih) dengan tetap mengijinkan warga berwisata minggu pagi di Stasiunnya, karena di Kendal saat ini agak sulit berwisata murah karena objek wisata dadakan kuliner pedagang kaki lima setiap minggu pagi di depan Bank Jateng alias Taman Garuda Kab Kendal sudah digusur dan diganti dengan cor beton beralibi keindahan Taman Kota 


((Aryo Widiyanto, Traveller , Backpacker, Photograper, Blogger di aryowidiyanto.blogspot.com. Twitter di @aryowidi dan Jurnalis, yang punya akun Fesbuk :Aryo Widiyanto )

               


Jumat, 16 Januari 2015

Mancing Asyik Di Kali Suling Tjepiring



Mancing Asyik di Kalisuling Tjepiring


                Bagi warga Cepiring atau di jaman Kolonial sering dieja desa Tjepiring,Kabupaten Kendal Jawa Tengah, memancing tak perlu harus melaju ke tengah laut atau dengan peralatan mahal ala program acara memancing di Televisi yang berkesan lebay dan dipaksakan.
                Warga kota yang terletak di jalur pantura ini cukup membawa sebilah bambu, diberi senar atau biasa disebut Kenur , mata kail atau Gretel ,umpan atau Bangi cukuplah cacing atau jangkrik yang dicari di sekitar tempat sampah sekitar sungai, jadi deh.
                Lokasi favorit mereka adalah di Sungai yang diberi nama Kali Suling yang terletak di sebelah barat SDN I Cepiring , atau Timur Kospin Sekartama, sebelah rumahnya pak Ivan Pahlevi itu lho, yang komendan kecamatan Tjepiring.
                Pemandangan orang mancing ini jika dilihat unik sekali, dari jalan raya ketika anda naik motor atau mobil tolehlah ke sekitar Dam sungai itu niscaya akan banyak penampakan warga memancing menghadap utara kearah sungai (Karena kalo menghadap ke selatan yang ada cuma aspal jalan, mana ada ikan di aspal ), sekali duakali akan terdengar ucapan khas Cepiring seperti “aku entuk iwak gedi meni” terjemahan bebasnya “Wah aku dapat ikan sangat besar”  atau “ Celeng ki, iwakke ucul” kalo yang ini silahkan terjemahkan sendiri.
                Ikan air tawar yang para pemancing ini dapatkan biasanya beragam, mulai dari Bethik atau Bethok yang rasanya manis gurih ketika digoreng, Lencher, Kuthuk atau ikan Gabus,Lele  hingga Ikan Bokol sejenis ikan yang bentuknya indah karena sisiknya mengkilap mirip emas,warnanya kuning agak keputihan.
                Biasanya dimusim penghujan ini stok ikan melimpah, selain karena arus air yang deras konon juga karena ketika musim hujan ini banyak ikan Lele dari para peternak Ikan yang lepas akibat kebanjiran, ikan Lele yang lepas dari tambak perikanan ini jumlahnya bisa ribuan dan menyebar hingga selokan warga.
                Arif (27) dan Roni (18) dua  pehobi mancing asyik di Kali Suling mengatakan bahwa ikan yang didapatnya akan digoreng untuk lauk, “Lumayan mas, daripada beli di pasar sekarang ikan mahal, mancing sendiri hemat pengeluaran, hitung hitung mensukseskan program pemerintah Gemar Makan Ikan  yang sudah lama tak terdengar lagi itu , walaupun  ikannya toh dari alam bukan dari program pemerintah yang cuma bisa ngomong doang akhirnya rakyat juga yang cari makan sendiri” tutur mereka kompak.
  (Aryo Widiyanto, Traveller , Backpacker, Photograper, Blogger di aryowidiyanto.blogspot.com. Twitter di @aryowidi dan Jurnalis, yang punya akun Fesbuk :Aryo Widiyanto )

               
               

Kamis, 15 Januari 2015

Walimahan,Tradisi Syukuran Jelang Pernikahan



Walimahan, Tradisi Syukuran  jelang pernikahan

                Di Desa Jungsemi Kabupaten Kendal  tahun 2015 ini, tradisi Walimahan yaitu upacara syukuran bernuansa religi Islami menjelang resepsi pernikahan  masih lestari dan terjaga keberlangsungannya.

                Walimahan konon berasal dari bahasa Arab Walimatul Ursyi, dimana orang yang mempunyai hajat menikahkan anaknya atau mengkhitankan buah hatinya mengundang seluruh warga sekitar dan handai taulan biasanya di pagi atau malam hari untuk bersama memanjatkan doa yang dipimpin para Kyai dan pemuka agama guna keselamatan dan keberkahan .


                Acara pertama diawali dengan pembacaan ayat suci Al Quran , pembacaan Sholawat  dan Tahlil, sambutan tuan rumah , Tausiyah dan doa oleh Kyai serta sesepuh desa, ada hal unik di acara walimahan di Jungsemi ini, ketika acara jeda untuk menikmati snack yang biasanya berupa makanan ringan Nogosari yaitu semacam kue terbuat dari terigu yang didalamnya ada pisang raja matang yang dikukus terbungkus daun pisang, roti bolu dan minuman berupa air mineral atau yang lebih khas lagi pasti ada Teh Botol Sosro, benar, Teh Botol Sosro dan aneh juga ketika hampir seluruh kampung memakai teh botol merk ini ketika ada hajatan, saat semua hidangan sudah tandas atau disimpan untuk oleh oleh anak dirumah acara yang paling menyenangkan adalah ketika hampir semua yang hadir mengeluarkan rokok dari sakunya dan dihisap secara hampir serentak, asap  sigaret itu membuat langit pedesaan membiru.

                Saat Walimahan selesai , tuan rumah bergegas mengeluarkan Berkat yaitu semacam Oleh Oleh berupa nasi  putih lengkap dengan lauk pauk Ayam goreng , Telur rebus, Empal sapi, dan ramesan yang dibungkus dalam Besek atau wadah yang terbuat dari bambu atau keranjang plastik mini bagi para tamu yang berjumlah ratusan .

                Bagi warga Jungsemi, tidak menghadiri Walimahan padahal sudah diundang adalah merupakan sebuah aib , jadi walalupun  cuaca mendung, hujan, menempuh jalan pedesaan Jungsemi yang agak jelek karena banyak lubang di aspal yang amburadul, datang dalam acara walimahan adalah wajib hukumnya bagi mereka.

                Walimahan, sebuah kekayaan budaya yang semoga akan tetap lestari dimasa datang.

(Aryo Widiyanto, Traveller , Backpacker, Photograper, Blogger di aryowidiyanto.blogspot.com. Twitter di @aryowidi dan Jurnalis,punya  Fesbuk di akun  :Aryo Widiyanto )

Rabu, 14 Januari 2015

Sulton, “Jose Mourinho” nya Sepak Takraw Jawa Tengah



Sulton, “Jose Mourinho” nya Sepak Takraw Jawa Tengah


          Jika dalam sepak bola Premiere League Inggris kita mengenal sosok Jose Mourinho yang kontroversial namun berprestasi sangat cemerlang, di dunia Sepak Takraw Indonesia sosok serupa pelatih Portugal itu menjelma di figur Sulton (45) head coach dari Tim Takraw Kabupaten Kendal yang dikenal garang, temperamental dan hobi memprotes wasit jika dinilainya wasit serta ofisial pertandingan berlaku kurang adil, namun toh dibalik sifatnya itu dia secara pribadi beberapa kali mendapat anugerah Fair Play Award dan tim yang diasuhnya  menjuarai berbagai event tingkat regional maupun nasional, terakhir timnya jadi Juara 1 di event O2 SN di Palembang tahun 2012 dan salah satu anak didiknya bernama Nurcholis merupakan personel tim nasional Sepak Takraw Indonesia yang meraih medali emas di Asian Games Qatar.

                Bedanya dengan Mou, Sulton tak menangani tim dengan dana berlimpah , dirinya membentuk tim Takraw junior yang berkarakter petarung mulai dari nol, artinya mulai dari memilih bibit, membentuk mental bertanding, memotivasi dan akhirnya menjadi juara murni tanpa dana yang memadai , uniknya dia tak berasal dari kota besar namun dari desa Jungsemi Kabupaten Kendal yang notabene adalah terletak jauh di pelosok desa pinggiran laut Jawa bagian Utara.

                Banyak yang tak menyangka, atlet-atlet muda dari desa tersebut bisa memberikan prestasi membanggakan bagi Jateng. Apalagi  Desa Jungsemi, sebagai tempat penggemblengan para atlet, merupakan desa pelosok yang jauh dari hiruk pikuk kota. Waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke desa itu, sekitar 45 menit dari pusat kota Kabupaten Kendal.    

              Selama ini, Desa Jungsemi juga dikenal sebagai daerah yang kental dengan mistis. Sebab di desa yang ada di wilayah pesisir Kendal tersebut terdapat makam seorang tokoh masyarakat yang disebut dengan makam Kemangi.

            Latihan Keras dan tendang bola 900 kali





            Sulton mengatakan, semua atlet pemula yang ingin tergabung di klub, lebih dahulu digembleng secara khusus. Salah satunya dengan mewajibkan atlet pemula berlatih menimang bola menggunakan anggota tubuh antara 700- 990 kali, tanpa jatuh ke tanah.
            ”Siswa juga kami ajarkan teknik menimang bola dengan punggung kaki, paha, bahu, sampai bermain dengan menggunakan kepala,” urainya 

                Memang tidak semuanya mampu melakukan seperti itu. Namun melalui latihan keras, serius tapi santai, bakat dan keterampilan anak bisa terasah dengan sendirinya.
              Proses latihan inilah yang membuat atletnya bisa berprestasi. Bahkan sejak tahun 2007 sampai 2011, tim SDN 2 Jungsemi yang diasuh oleh Sulton senantiasa berprestasi di event Popda SD.
                “ Salah satu kunci menjadi juara adalah dengan berlatih tekun dan konsisten, tak ada di kamus kami menggunakan ilmu mistik atau klenik perdukunan, doa terbaik adakah doa diri sendiri, pernah salah satu pemain membawa semacam jimat atau air yang konon sudah di jampi , segera saya perintahnan buang air itu, percaya pada diri sendiri, ketika kita sudah berlatih dan berusahaterbaik maka dilapangan saat bertanding hasilnya juga akan terbaik seijin Tuhan” tegasnya.
                Pelatih yang bertampang mirip petinju Filipina Manny Pacquiao ini dikenal memiliki kecerdasan secara teknis dan mampu membaca permainan lawannya, strateginya juga selalu berubah, “ Saya meneliti perkembangan permainan tak hanya secara mengambang tapi lebih dari itu saya coba secara detail per detik memantau mulai dari pergerakan bola dalam Serve, Umpan dan Smash  dan strateginya pun tak akan pernah sama sehingga lawan akan kebingungan dan down secara mental” paparnya.
                Jika saja pemerintah Indonesia mempunyai prinsip menempatkan orang yang tepat di posisi yang tepat, tentu potensi pelatih berbakat  berseperti Sulthon ini akan menjadi sebuah  kesempatan untuk membuat olahraga Sepak Takraw Indonesia mendulang prestasi didunia internasional dimasa datang
 (Aryo Widiyanto, Traveller , Backpacker, Photograper, Blogger di aryowidiyanto.blogspot.com , twitter di @aryowidi , dan Jurnalis Serta Buruh Negara Yang  Punya  Fesbuk :Aryo Widiyanto )