Senin, 28 Juli 2014

Kupat, Lepet dan Tumpi , Kuliner Lebaran Kendal Yang Tetap Lestari.



Kupat, Lepet  dan Tumpi , Kuliner Lebaran Kendal Yang Tetap Lestari.


                Banyak memori tentang hari raya Idul Fitri atau Lebaran yang membuat mayoritas warga di luar kota ingin kembali ke kampung halaman, diantara kenangan itu adalah ingatan tentang lezatnya makanan yang disajikan saat moment tersebut dan tak ada di hari biasa.

                Salah satu dari kekayaan kuliner saat lebaran bagi warga Kabupaten Kendal adalah hidangan berupa Kupat atau Ketupat  , Lepet, dan Tumpi, ketiganya nyaris selalu ada di setiap rumah warga Kendal  saat hari kemenangan itu tiba, Kupat adalah makanan yang terbuat dari beras yang di bungkus dalam anyaman janur kelapa berbentuk segi empat, saat  “cetakan” yang berupa anyaman Janur  yaitu daun kelapa yang masih muda sudah siap  kemudian beras dimasukkan  kedalamnya dan dianyam kembali hingga utuh lalu direbus, setelah matang, cara menyantapnya adalah jamur dibelah tengah menggunakan pisau dan kemudian  isinya diiris biasanya berbentuk dadu diletakkan dalam piring dan lauknya Opor Ayam  dan Sambal Goreng Hati yang kuahnya disiramkan diatasnya.

                Sementara Lepet adalah makanan yang menyertai Kupat saat dihantarkan ke tetangga dekat, Lepet terbuat dari Ketan dan santan kelapa kasar  yang dibungkus dalam janur kelapa, beda dengan Kupat yang janurnya dianyam, untuk Lepet lebih simpel, Janur Kelapa hanya diikatkan melingkar dan diikat menggunakan tali yang terbuat dari utasan bambu, cara memasaknya juga mudah hanya tinggal direbus , cara menyantapnya tak perlu pakai Opor atau lauk, tinggal cokot langsung enak karena sudah terasa gurih dan sedikit manis.

                Yang berikutnya adalah Tumpi, kalau yang ini lebih bernuansa makanan ringan, sebuah camilan seperti keripik  tapi terbuat dari adonan tepung beras yang di taburi Kacang Hijau merata di atasnya  kemudian di goreng, rasanya unik, ada campuran gurih dan aroma kacang hijau menguar saat kita menggigitnya.

                Keberagaman kuliner ini hingga sekarang masih tetap lestari di Kabupaten Kendal, generasi muda sekarang pun tak ada kesulitan saat membuatnya, sebuah kearifan lokal yang tetap terjaga di era modern  ditengah semaraknya makanan import yang membanjir saat lebaran, Kupat, Lepet dan Tumpi tetap menjadi sebuah pilihan utama untuk disajikan. 



(Aryo Widiyanto, Pemandu Wisata, Back Packer yang tinggal di akun Facebook : Aryo Widiyanto, Twitter : @aryowidi. Blogspot: aryowidiyanto.blogspot.com)

Minggu, 27 Juli 2014

Idah Kusumadewi, Pelopor Batik kreatif Kendal.



Idah Kusumadewi, Pelopor Batik kreatif Kendal.


                Kabupaten Kendal kini mulai bertransformasi  dari konsumen batik menjadi produsen batik yang diperhitungkan di tingkat nasional, hal tersebut ditandai dengan mulai maraknya para seniman di Kabupaten ini memproduksi batik dalam skala masiv dengan corak khas tanah Bahurekso seperti sulur daun pohon Kendal, motif Kaliwungu dan motif lainnya .





                Terdapat dua nama “Pendekar” dalam dunia perbatikan Kabupaten ini yaitu sang Bupati Dokter Widya Kandi MM.CD . yang memang selain sebagai dokter dia  berbasis dari dunia mode dan fashionn sehingga tak heran kreasinya sangat kental mewarnai perkembangan perbatikan Kendal, yang  berikutnya adalah seorang  “Maestro” Batik bernama Idah Kusumadewi, nama ini belakangan juga tersohor karena batik kreatifnya.
                Kiprah  Idah Kusumadewi berawal dari rasa pedulinya terhadap seni membatik yang dirasanya mulai stagnan dan ada potensi diindustrialisasi oleh para pengusaha dari Tiongkok dan Malaysia yang mulai invasi memasukkan produk batik pabrikannya ke negeri ini, “ Ada sedikit rasa tak rela ketika negara lain mulai mencoba membuat batik dan bahkan memasarkan ke daerah kita, Batik sebagai khasanah  budaya Indonesia  harus  tetap eksis dan jika mungkin Batik Indonesia harus menjadi yang terbaik, baik dalam motif, corak maupun dalam pemasaran” tegas Idah.
                Mulailah Ibu muda ini mencoba membuat Batik kreatif, diantaranya dengan mengembangkan corak batik Kendal asli, kemudian dipadu padankan dengan batik motif dari berbagai gaya di Nusantara seperti Bali, Jogja,Solo, Pekalongan, Kalimantan, dan bahkan Papua “ Khusus untuk Bali, saya  mempunyai partner para pembatik disana, maklumlah mas, saya kan keturunan Bali” tuturnya .
                Tak berhenti hanya disitu, Idah mulai aktif membuat Workshop sendiri, kemudian dia berkolaborasi dengan berbagai organisasi wanita seperti Persit TNI, Bhayangkari Polri, dan bahkan membina para narapidana di Lapas Kendal yang diajarinya membatik dan menakjubkan, para Napi ini bahkan bisa menyabet gelar juara di lomba batik yang digelar Pemda Kendal.
                Kini Idah mulai kewalahan melayani pesanan dari berbagai  penjuru Nusantara bahkan beberapa warga Jerman dan Eropa yang sempat beberapa kali berlatih membatik di Workshopnya harus indent , menunggu hingga batik yang dipesan ada baru bisa dikirimkan. “ memanfaatkan jejaring sosial seperti Fesbuk, Blogspot dan Twitter saat ini merupakan sarana efektif mempromosikan batik, namun ada sisi uniknya dimana kadang ada desainer luar yang nakal menjiplak karya saya, saya sih  hanya ketawa aja, silahkan , jika memang demi kemajuan batik Indonesia maka saya ikhlaskan tapi alangkah indahnya jika semua kreasi batik kreatif adalah orisinil ciptaan para senimannya sendiri” himbaunya.
                Berkarya di rumahnya di Jalan Waluyo no 18 Kendal Jawa Tengah, Idah Kusumadewi merupakan profil Ibu Rumahtangga  yang peduli dan kreatif melestarikan seni Batik untuk generasi mendatang, kiprahnya juga membuat sejumlah wanita lainnya mendapatkan keterampilan membatik dan mendapatkan penghasilan untuk keluarganya. (Aryo Widiyanto, Pemandu Wisata, Back Packer yang tinggal di akun Facebook : Aryo Widiyanto, Twitter : @aryowidi. Blogspot: aryowidiyanto.blogspot.com)

Rabu, 23 Juli 2014

Pilpres 2014 Dalam Kegembiraan Dunia Maya.




               Pilpres 2014 Dalam Kegembiraan Dunia Maya.


 


               Pemilihan Presiden Tahun 2014 yang mempertandingkan dua kandidat Jokowidodo/Jusuf Kalla melawan Prabowo Subianto /Hatta Radjasa  menyisakan cerita manis tentang “Perang” dan kegembiraan berpolitik di Dunia Maya yaitu Twitter, Facebook dan Televisi.
















                Perang dalam artian saling mengirimkan Meme , karikatur, Foto pelesetan, tersaji dalam nuansa kegembiraan di dunia Maya, saling beradu alimat dalam sebuah grup Facebook, mengolok lawan di Twitter, tak hanya disitu, bahkan beberapa Televisi juga berkompetisi dalam mempromosikan Capresnya, dalam hal ini Metro TV sejak awal konsisten mengusung Jokowi /JK melawan TV One, Global TV, RCTI dan MNC yang berpihak ke Prabowo/Hatta.

                Kampanye hitam merajalela, Jokowi dihajar dengan Isu SARA, Prabowo digebuk dengan isu pelanggaran HAM 98, namun situasi tetap manis di dunia maya dan dunia nyata, walaupun para Politisi terbelah dua tapi TNI dan Polri tetap solid dalam netralitas, Para artis pun terbelah, di satu sisi Prabowo dapat dukungan dari  Rhoma Irama, Ahmad Dhani, Anang, Ashanty, Camelia Malik Cs, disisi lain, Jokowi mendapat moment menguntungkan saat ratusan artis muda dan tokoh pembaharu seperti SLANK, Glen Fredly, Ian Antono gitaris legendaris God Bless, Kris Dayanti, Tompi, Indra Bekti, Vino G Bastian, Mira Lesmana, Yuni Shara, Inul Daratista, Wanda Hamidah, Nusron Wakhid sang ketua Anshor, Titik Puspa, Edi Brokoli, Dedi Gumelar Miing, Butet Kartaradjasa , Slamet Raharjo Jarot, Sherina Munaf , Grup Rock /Rifdan ratusan selebritis  lainnya mengadakan gerakan yang bertajuk #Akhirnyamilih jokowi di twitter saat akhir masa kampanye , responnya luar biasa, popularitas si ceking melonjak  drastis di kalangan pemilih muda.

                Seiring waktu pertarungan antar stasiun Televisi itu mencapai klimaksnya saat 9 Juli ketika hasil quick Count diumumkan 7 Lembaga survey yaitu RRI, SMRC, LSI, Polltrack, dkk saat siarang langsung di SCTV memenangkan Jokowi/JK, tanda tanda kekalahan Prabowo mulai nampak , gesture tubuh Fadli Zon  ,seorang tokoh tim sukses Prabowo saat diwawancarai host SCTV nampak grogi, pucat dan tak bertenaga, beda dengan Maruar Sirait Timses Jokowi yang nampak percaya diri, dalam hasil  Quick Count live SCTV dan Indosiar, Jokowi unggul 52 % lawan 47% , Megawati terisak gembira.

                Aneh bin Ajaib, selang beberapa jam  di RCTI dan TV  One muncul empat lembaga survey yang mengklaim Prabowo menang dalam kisaran tipis atas Jokowi, masyarakat terpana, Susilo Bambang Yudhoyono Presiden RI saat itu menenangkan rakyat dan meminta warga menunggu tanggal 22 Juli untuk hasil Real Count dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).

                Dalam proses menunggu itu , berbagai kejadian unik nan lucu terjadi di dunia maya, yang paling menggelikan adalah ketika seorang penyanyi bernama Ahmad Dhani dalam akun twitternya mengatakan akan memotong alat vitalnya jika Jokowi menang atas Prabowo, pertaruhan yang sangat mengerikan jika dia memang jantan dan menepati koarnya di twitter, TV One juga tak luput dari aksi “Bullying” para netter, dilukiskan bahwa TV milik Aburizal Bakrie tokoh Golkar ini seperti berbeda dari kenyataan di dunia nyata, mulai dari tayangan quick countnya berbeda, bahkan diparodikan jika nonton sepakbola Piala Dunia Brazil 2014  yang waktunya hampir berbarengan dengan pilpres itu maka nontonnya jangan di TV One karena  kuatir hasil peertandingannya berbeda dengan di dunia nyata, TV One  jadi sorotan karena keberpihakan pada Prabowo nampak nyata, tak jauh beda dengan Metro TV, stasiun TV milik konglomerat Surya Paloh ini juga berpihak pada Jokowi namun kadar kedua TV Ini sepertinya masih bisa ditoleransi, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) turun tangan, memperingatkan dua stasiun ini agar mengurangi keberpihakannya  namun aksi perang gambar lucu  semakin tajam di fesbuk dan twitter.

Tibalah saat paling menentukan bagi Indonesia 22 Juli 2014, Dunia mencatat SBY sebagai Presiden yang arif bijaksana menyikapi perkembangan, sebelum hari H dia mengundang Prabowo dan Jokowi buka puasa bersama, Sholat berjamaah dan menghimbau kedua Capres ini mengendalikan pendukungnya, sejarah mencatat SBY sukses menyelenggarakan pemilu, walalupiun diakhir Pilpres, pernyataan mengejutkan Prabowo yang “Menarik diri” dari Pilpres sempat membuat polemik, namun riak kecil itu direspon biasa oleh masyarakat, kehidupan tetap normal.

                Jokowi akhirnya terpilih jadi Presiden 22 Juli 2014 pukul 20.00 WIB, dan sepertinya perang gambar lucu di fesbuk dan twitter ini akan jadi catatan manis kreatifitas para interneter dalam menyikapi persaingan dalam Pilpres, toh akhirnya setelah selesai Pilpres mereka kembali rukun seperti semula, bangsa ini sudah mengadopsi sportifitas dan sikap saling menghargai antara pemenang dan yang kalah, tak ada dendam, setelah pertandingan usai , semua kembali damai, berangkulan dan kembali dalam satu persatuan Indonesia Raya.

(Aryo Widiyanto, Pemandu Wisata, Back Packer yang tinggal di akun Facebook : Aryo Widiyanto, Twitter : @aryo_widi. Blogspot: aryowidiyanto.blogspot.com)

               
               
Sumber foto : https://www.facebook.com/groups/471047892990649/. Dan berbagai sumber lainnya.