Gedung Bioskop Sriagung Cepiring Kendal Jawa Tengah.
Legenda Kejayaan Film Nusantara Di Rumah Sendiri.
Jaman
Keemasan Perfilman Nusantara terekam dalam jejak tumbuh suburnya bioskop di
tingkat Kabupaten, salah satunya adalah di Kabupaten Kendal.
Di
Tahun 70 hingga 90 an, dinamika perbioskopan menjadi sebuah bisnis yang cukup
menggiurkan, salah satu bioskop yang ada di Kabupaten Kendal adalah Bioskop Sriagung yang terletak di desa
Cepiring ,sekitar 15 menit perjalanan dari pusat kota Kendal kearah barat.
Catatan
saya, disekitar tahun 1983-1984 saat itu usia saya sekitar umuran TK atau SD,
melihat hiruk pikuk penonton di bioskop Sriagung seakan adalah sebuah pasar
malam, setiap malam minggu ada Midnite Show yaitu pertunjukan tengah malam
memutar film India atau film Barat, begitu kami menyebut film produksi Amerika dan Eropa seperti James Bond dan Indiana
Jones, kemudian Minggu Paginya ada pemutaran film di Pagi hari yang disebut “Extra
Show” dengan tiket yang lebih murah.
Beranjak
semakin besar kelas 6 SD hingga SMP saya
mulai suka nonton film, semua film saya tonton terutama film Indonesia yang dibintangi Rano Karno,
Yessi Gusman, komedi Bing Slamet,Ateng, Iskak dkk, Dono Kasino Indro,film laga yang dibintangi
Barry Prima, Advent Bangun, dengan berbagai judul seperti Sibuta dari Gua
Hantu, Wiro Sableng dll, film horornya
Suzanna, dan film erotis Indonesia lainnya , ini yang bikin keder, karena banyak
adegan celana pendek bersliweran, namun yang paling menghebohkan adalah saat
film yang diputar adalah filmnya Rhoma Irama, percaya atau tidak, saya masih
ingat jelas antrian penonton mengular hingga hampir menyentuh jalan raya yang
jaraknya cukup jauh dari pintu masuk gedung bioskop hanya demi menonton sang
Raja Dangdut beraksi di layar lebar, antrian itu tak hanya berjaln sehari,
namun hingga hampir 4 atau 5 hari , maklumlah karena gedung bioskop ini adalah
satu satunya di wilayah Cepiring,Gemuh, Pegandon, hingga ujung utara pesisir
Korowelang, bioskop yang lain ada di
Weleri dan Kendal , antrian film Rhoma Irama ini hanya bisa disaingi film Arie
Hanggara yang mengisahkan kematian seorang anak oleh Ibu tirinya, dan film
Rocky IV yang dibintangi Sylvester Stallone. Film Indonesia saat itu benar
benar melambung tenarnya, bahkan jika ada layar tancap di pesta rakyat giling
tebu PG Tjepiring, pasti memutar film Indonesia.
Seingat
saya Gedung bioskop ini adalah milik keluarga Pak Roto, seorang pensiunan
Tentara Angkatan Darat, istrinya bernama Bu Rhodiyah, anak anaknya seperti Mas Drajat,
Mas Bowo (Alm), mas Agus (alm) mbak Ning, Mbak Tini, dan Mas Huri yang dinas di
TNI AD bagian Komunikasi dan Perhubungan.
Saat
itu direksi Sriagung adalah Pak Paryono, kemudian yang jaga karcis Bude Sri ,
yang jaga pintu masuk mas Moh Cilik, bagian antar jemput film dari Kendal ke
Cepiring adalah Bung Siponadi alias Bang Sindu, unik juga pria ini, bang Sipon
dikenal jago Kungfu, badannya pendek, gempal, namun pintar sekali pamer ke saya
dengan keahliannya push up satu tangan, peragaan jurus ala Bruce Lee dan Chen
Lung yang kini dikenal sebagai Jacky Chen,
Bung Sipon memperagakan lengkap dengan gaya mengusap ingus sambil
kepalanya digelengkan, saat itu Aryo kecil cuma bisa bilang “Waduuuh, apik meni
raaa”, sembari menoleh ke rombongan kecilku seperti Mas Henggar, Mas Sis , Mas Untung,
Nanang Denggel, dan Kentus yang terpana kagum melihat kelihaian Buceli nya
Tjepiring itu.
Masyarakat pecinta Sriagung yang berasal dari berbagai desa
disekitar Cepiring beragam, mulai ada yang bermotivasi mencari cewek, pacaran
di dalam gedung yang kursinya terbuat dari kayu jati disekat lempengan besi,
ada yang sekedar mencari hiburan, setelah nonton makan di warung sate kambing Pak
Dul, terbaik dan terenak di Kendal yang terletak tak jauh dari bioskop Cepiring
(Waduh, lha nek ini jelas promosi ), ada juga yang pethintingan berlagak ala
preman ndeso, ada copet dan maling serta
pemabuk dan satu hal yang saya ingat , banyak Begenggek alias WTS alias Pelacur
yang beroperasi di dalam bioskop, pernah
suatu kali ada pelacur bernama Suthur dari desa Damarsari bernasib nahas,
pelanggannya yang sedang mabuk mungkin kurang puas atau apa, pelacur legendaris
ini dilempar ke selokan sungai kecil dibelakang
Balai Desa Cepiring, dan Cepiring pun heboh saat itu.
Perilaku
menonton masyarakat Cepiring pun juga menarik, ketika jaman jayanya film Arie
Hanggara, saya melihat banyak wanita dari pedesaan terisak isak bahkan ada yang
“Nggembor” alias berteriak memaki Joyce Erna yang berperan sebagai Ibu tiri, saat filmnya hot banyak juga yang menirukan
asyik sendiri di kursi bioskop yang
kerasnya minta ampun dan penuh “Tinggi”alias Kutu Busuk penghisap darah
manusia, dan ini yang paling berkesan, ketika film Rocky IV yang dibintangi Sylvester
Stallone tang berperan sebagai Rocky Balboa melawan petinju Rusia bernama Ivan
Drago yang diperankan Dolph Lundgren, penontonnya terlalu menghayati, mereka
berteriak aduh aduh saat Rocky kena pukul dan dihajar Drago, namun saat Drago
ganti digebuki jagoan Amerika itu, serentak seluruh penonton berdiri dan
berteriak menyemangati dan turut gembira atas kemenangan Stallone, seakan
mereka benar benar menonton sebuah pertandingan tinju, wow..amazing
Gedung
Bioskop Sriagung merupakan kenangan
kejayaan film Indonesia dirumah rakyatnya sendiri jauh beda dengan sekarang,
mungkin karena sekarang ada Televisi yang berjumlah puluhan di Channel tiap
rumah, dulu hanya ada TVRI, beda masa beda selera, kita cukup mengenang Bioskop
Sriagung sebagai kenangan manis yang mungkin akan hilang tergerus jaman suatu
masa nanti, seperti musnahnya gedung bioskop Sriagung berganti menjadi
Indomaret. Farewell Sriagung We’ll miss you as always.
(Aryo Widiyanto, Penikmat
film, Traveller ,
Backpacker, Photograper, Blogger di aryowidiyanto.blogspot.com , twitter di
@aryowidi , dan Jurnalis Serta Buruh Negara Yang Punya
Fesbuk :Aryo Widiyanto )
Referensi Foto :
Koboi Cengeng courtessy : http://averroes-avicenna.blogspot.com/2011/02/ciri-khas-film-indonesia-zaman-dulu.html
Si Buta Dari Gua Hantu oleh : http://www.hobijadul.com/2013/07/poster-film-jadul-serial-si-buta-dari.html
kenangan indah, bagaimana dengan gedung bioskop di Weleri, Pegandon dan Kendal, semoga Anda bisa mencari informasinya
BalasHapusExtra showne joos
Hapus