Telusur Rel
Moda
Transportasi Kereta Api Pernah Ada di Kendal.
Tjepiring,
Gemoe (Gemuh),Pegandon,Kendal ,Kaliwungu dan Semarang Jawa Tengah konon jaman kolonial saat
Belanda masih menduduki Indonesia adalah
kota yang setara kemajuannya, jika Semarang kondang karena sebagai pusat
pemerintahan maka Tjepiring adalah terkenal karena kemakmuran ekonominya, salah
satu bukti autentiknya adalah catatan dalam buku “Militarie in Tjepiring” yang
ditulis oleh Leonie Van Daalen tahun 1937
dimana dia menulis “Semarang menjadi sangat ramai dengan datangnya
militer, dan rumor mulai menyebar bahwa Tjepiring akan kedatangan prajurit KNIL dalam waktu
dekat, segera setelah militer datang, ibu dan saya pergi ke Gemoe ( Gemuh?) untuk menengok gudang tembakau, pegawai yang
bertugas baru saja dipindahkan ke rumah gedung
indah ketika dia diminta untuk menjemput seorang Kapten dan Dua Letnan”
catatnya.
Sebagai
salah satu bentuk kemajuan lain adalah sebagaimana yang dikenang oleh
almarhum LurahTjepiring, mbah Sastro Atmodjo yang diperkuat oleh
cerita saksi sejarah bernama Mbah Roh (80) wanita sepuh yang berdomisili di
Patebon, rumah beliau tepatnya di samping kiri sekitar empat rumah dari
kediaman pak Lurah Lukman Patebon. “ Sepur atau Trem pernah ada di Kendal
stasiunnya ada di Kendal, orang naik mobil jarang,jalanan sepi yang ada hanya
dokar dan truk pasukan Belanda,warga
lebih seneng naik sepur,karena murah dan cepat”tutur mbah Sastro
almarhum saat ngobrol ngalor ngidul dengan saya di warung simbahku yang jadi
langganan nyate beliaunya.
“ Stasiun Sepur ada di Kendal, Weleri,
rutenya lurus ke timur arah Kaliwungu nyambung ke Semarang , ada juga yang rute
arah pegandon dan Gemuh, sisa relnya masih ada di sekitar lampu abang ijo
pegandon le” tutur mbah Roh.
Penasaran dengan cerita itu kemaren saya
menyempatkan diri menelusuri bekas rel sepur pengangkut masyarakat di jaman
itu, ternyata masih ada rel sisa di Kaliwungu, Pegandon dan sebagian hilang tak
jelas kemana.
Jika jaman
itu dunia transportasi kita di Kendal ini sudah begitu hebat, saya hanya
ada bertanya dalam hati, “Apakah semua
peninggalan Belanda itu dihancurkan atau memang kita warga lokal yang tak bisa
mengoperasikan dan memeliharanya?” sungguh sebuah pelajaran berharga.
(Aryo
Widiyanto,seniman, Journalist, Traveller
, Backpacker, , Photographer, dan Abdi Negara, Blogger di aryowidiyanto.blogspot.com. Twitter di @aryowidi , Facebook
:Aryo Widiyanto, email di : aryo_widi@yahoo.co.id. Address: Jl Sriagung 234
Cepiring Kendal Jawa Tengah Indonesia.
Instagram :Aryo Widiyanto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar