Walimahan, Tradisi Syukuran
jelang pernikahan
Di Desa
Jungsemi Kabupaten Kendal tahun 2015
ini, tradisi Walimahan yaitu upacara syukuran bernuansa religi Islami menjelang
resepsi pernikahan masih lestari dan
terjaga keberlangsungannya.
Walimahan
konon berasal dari bahasa Arab Walimatul Ursyi, dimana orang yang mempunyai
hajat menikahkan anaknya atau mengkhitankan buah hatinya mengundang seluruh
warga sekitar dan handai taulan biasanya di pagi atau malam hari untuk bersama
memanjatkan doa yang dipimpin para Kyai dan pemuka agama guna keselamatan dan
keberkahan .
Acara
pertama diawali dengan pembacaan ayat suci Al Quran , pembacaan Sholawat dan Tahlil, sambutan tuan rumah , Tausiyah
dan doa oleh Kyai serta sesepuh desa, ada hal unik di acara walimahan di Jungsemi
ini, ketika acara jeda untuk menikmati snack yang biasanya berupa makanan
ringan Nogosari yaitu semacam kue terbuat dari terigu yang didalamnya ada
pisang raja matang yang dikukus terbungkus daun pisang, roti bolu dan minuman
berupa air mineral atau yang lebih khas lagi pasti ada Teh Botol Sosro, benar,
Teh Botol Sosro dan aneh juga ketika hampir seluruh kampung memakai teh botol
merk ini ketika ada hajatan, saat semua hidangan sudah tandas atau disimpan
untuk oleh oleh anak dirumah acara yang paling menyenangkan adalah ketika
hampir semua yang hadir mengeluarkan rokok dari sakunya dan dihisap secara
hampir serentak, asap sigaret itu
membuat langit pedesaan membiru.
Saat
Walimahan selesai , tuan rumah bergegas mengeluarkan Berkat yaitu semacam Oleh
Oleh berupa nasi putih lengkap dengan
lauk pauk Ayam goreng , Telur rebus, Empal sapi, dan ramesan yang dibungkus
dalam Besek atau wadah yang terbuat dari bambu atau keranjang plastik mini bagi
para tamu yang berjumlah ratusan .
Bagi
warga Jungsemi, tidak menghadiri Walimahan padahal sudah diundang adalah
merupakan sebuah aib , jadi walalupun
cuaca mendung, hujan, menempuh jalan pedesaan Jungsemi yang agak jelek
karena banyak lubang di aspal yang amburadul, datang dalam acara walimahan adalah
wajib hukumnya bagi mereka.
Walimahan,
sebuah kekayaan budaya yang semoga akan tetap lestari dimasa datang.
(Aryo Widiyanto, Traveller , Backpacker, Photograper,
Blogger di aryowidiyanto.blogspot.com. Twitter di @aryowidi dan
Jurnalis,punya Fesbuk di akun :Aryo Widiyanto )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar