Mancing Asyik di Kalisuling Tjepiring
Bagi
warga Cepiring atau di jaman Kolonial sering dieja desa Tjepiring,Kabupaten
Kendal Jawa Tengah, memancing tak perlu harus melaju ke tengah laut atau dengan
peralatan mahal ala program acara memancing di Televisi yang berkesan lebay dan
dipaksakan.
Warga
kota yang terletak di jalur pantura ini cukup membawa sebilah bambu, diberi
senar atau biasa disebut Kenur , mata
kail atau Gretel ,umpan atau Bangi cukuplah cacing atau jangkrik yang
dicari di sekitar tempat sampah sekitar sungai, jadi deh.
Lokasi
favorit mereka adalah di Sungai yang diberi nama Kali Suling yang terletak di
sebelah barat SDN I Cepiring , atau Timur Kospin Sekartama, sebelah rumahnya
pak Ivan Pahlevi itu lho, yang komendan kecamatan Tjepiring.
Pemandangan
orang mancing ini jika dilihat unik sekali, dari jalan raya ketika anda naik
motor atau mobil tolehlah ke sekitar Dam sungai itu niscaya akan banyak
penampakan warga memancing menghadap utara kearah sungai (Karena kalo menghadap
ke selatan yang ada cuma aspal jalan, mana ada ikan di aspal ), sekali duakali
akan terdengar ucapan khas Cepiring seperti “aku entuk iwak gedi meni”
terjemahan bebasnya “Wah aku dapat ikan sangat besar” atau “ Celeng ki, iwakke ucul” kalo yang ini
silahkan terjemahkan sendiri.
Ikan
air tawar yang para pemancing ini dapatkan biasanya beragam, mulai dari Bethik
atau Bethok yang rasanya manis gurih ketika digoreng, Lencher, Kuthuk atau ikan
Gabus,Lele hingga Ikan Bokol sejenis
ikan yang bentuknya indah karena sisiknya mengkilap mirip emas,warnanya kuning
agak keputihan.
Biasanya
dimusim penghujan ini stok ikan melimpah, selain karena arus air yang deras
konon juga karena ketika musim hujan ini banyak ikan Lele dari para peternak
Ikan yang lepas akibat kebanjiran, ikan Lele yang lepas dari tambak perikanan
ini jumlahnya bisa ribuan dan menyebar hingga selokan warga.
Arif
(27) dan Roni (18) dua pehobi mancing
asyik di Kali Suling mengatakan bahwa ikan yang didapatnya akan digoreng untuk
lauk, “Lumayan mas, daripada beli di pasar sekarang ikan mahal, mancing sendiri
hemat pengeluaran, hitung hitung mensukseskan program pemerintah Gemar Makan
Ikan yang sudah lama tak terdengar lagi
itu , walaupun ikannya toh dari alam
bukan dari program pemerintah yang cuma bisa ngomong doang akhirnya rakyat juga
yang cari makan sendiri” tutur mereka kompak.
(Aryo Widiyanto,
Traveller , Backpacker, Photograper, Blogger di aryowidiyanto.blogspot.com. Twitter di @aryowidi dan
Jurnalis, yang punya akun Fesbuk :Aryo Widiyanto )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar