Rumah Jati
Kendal
Unik Dan
Tetap Lestari Hingga Kini
Setiap daerah mempunyai bentuk rumah
yang khas tak terkecuali Kendal sebagai kota dan wilayah penyangga Semarang
sebagai Ibukota Provinsi.
Generasi muda jaman ini masih bisa dan mudah menyaksikan berbagai bentuk rumah tradisional yang terbuat dari
kayu Jati di seantero kabupaten Kendal,
hampir di setiap desa terdapat satu atau
dua rumah kayu Jati , bahkan ada sejumlah
Daya Tarik Wisata (DTW) yang sengaja membangun rumah jati khas Kendal
untuk digunakan sebagai homestay dan tempat menginap bagi wisatawannya seperti
di Kolam Renang Tirto Arum Baru dan Resto Sekatul Boja.
Sebagai seorang awam tentang asal
usul dan bentuk serta penamaan rumah itu, saya sulit membedakan antara Joglo,
Limasan,Klabang Nyander atau apalah namanya istilah yang mendefinisikan rumah
Jati itu sebagai definisi secara arsitektural, namun yang saya tahu, semua
bentuk rumah Jawa itu indah dan menakjubkan.
Di daerah Jungsemi Kecamatan
Kangkung yang terbagi menjadi jika tak
salah ada tiga dukuh yaitu Srandu, Clumprit dan Kemejing sangat mudah
menjumpai rumah Jati Jawa, suatu masa saya pernah berjalan kaki mengelilingi
tiga dukuh itu dan bener bener wow.
Di Tiga Dukuh tersebut saya
menjumpai sangat banyak rumah Jati, mayoritas bentuknya sama, dengan pintu berjumlah tiga yaitu kanan , kiri, dan tengah, bertiang besar, atapnya tinggi, dengan dinding berupa
lembaran papan Jati yang berwarna coklat asli warna kayu dengan pernis yang
mulai memudar, disinilah indahnya,karena serat kayu Jati terlihat menawan, ada
juga yang masih berlantai tanah , sebagian lain sudah keramik mengikuti arus
jaman.
Menurut Pak Misri seorang sesepuh
dari desa Srandu Kemangi Jungsemi menuturkan bahwa ada sebuah filosofi dari
rumah Jati ini dilihat dari sudut estetika dan fungsi gunanya yaitu ketika
rumah Jawa berpintu tiga itu dimaksudkan untuk mempermudah ketika ada hajatan
seperti Mantu atau menikahkan anak, Sunatan, Kesripahan atau ada anggota keluarga
yang meninggal maka otomatis jalur keluar masuk tamu akan menata dengan
sendirinya, tidak bertabrakan satu sama
lain.
Dari segi privasi , masih menurut
pak Misri, rumah jati Kendal walaupun ruang tamunya lebar dan luas namun di
bagian tengahnya terkadang ada sekat dan berpintu hanya satu untuk jalur masuk
anggota keluarga, itu dikandung maksud bahwa orang Kendal itu welcome, terbuka
pada semua tamu namun untuk urusan keluarga tetaplah menjadi sebuah ranah
privasi keluarga tersebut.
Keunikan dan kekayaan khasanah
arsitektural Kendal itu semoga kedepan tetap lestari sehingga anak cucu dan generasi mendatang masih bisa menikmati
dan menyerap filosofi adiluhung yang terjaga selama ini.
(Aryo
Widiyanto, Journalist, Traveller ,
Backpacker, Photographer, Blogger di aryowidiyanto.blogspot.com. Twitter di
@aryowidi dan Abdi Negara, Facebook :Aryo Widiyanto)
Saya Bangga jadi orang kendal
BalasHapus