Ketika Kuda Lumping mengais rejeki di lampu merah.
Tari adalah suatu instinct atu desakan emosi didalam diri kita yang mendorong kita untuk mencari ekspresi pada tari, demikian Kamala Devi Chattopadhyaya sang reformis sosial dan pejuang kemerdekaan India yang dikenang karena mendorong berkembangnya kesenian di negaranya serta mengangkat standar ekonomi rakyatnya dengan menghidupkan gerakan koperasi dan beberapa institusi budaya di India yang masih eksis hingga sekarang seperti National School of draama hingga Sangeet Natak Akademi.
Jika saja figur seperti Kamala Devi Chattopadhyaya itu ada di Indonesia mungkin saja akan membantu mengangkat pamor seorang street artist semacam Slamet (23) pemuda asal Dusun Gemawang Kabupaten Temanggung Jawa Tengah yang demikian cinta pada Kuda Lumping hingga rela mengamen menggunakan kostum Kuda Lumping di sepanjang jalur Pantura Jawa Tengah bersama puluhan seniman lainnya.
Slamet yang kesehariannya merupakan petani dari Temanggung ini menuturkan, selepas panen Padi dirinya memang “Hobi” mengamen dari satu kota ke kota lainnya, dengan kostum layaknya penari Jaran Kepang profesional, lengkap dengan kuda kudaan tipis yang terbuat dari anyaman bambu, cambuk , krincingan yang terbuat dari logam bundar menghiasi kaki dan tangannya, Make Up nan artistik membuat wajahnya terlihat lebih gaya dan artisitik saat menari di antara pintu rumah para warga yang disambanginya.
Tak
jarang Slamet harus menempuh perjalanan jauh dari desanya hingga menjelajah
seantero Jawa Tengah untuk memenuhi hasratnya menari , beberapa kali dia harus
istirahat di pinggir jalan karena kelelahan dan jika kondisi tubuhnya tak
memungkinkan dia berobat ke puskesmas terdekat
Slamet sang penari mengungkapkan
harapannya bahwa suatu masa nanti para pemimpin
baik itu Gubernur Jateng Ganjar Pranowo atau Jokowi atau siapa sajalah
yang memegang tampuk kuasa di negeri ini bisa lebih peduli pada nasib para
seniman jalanan, “ Kadang jika melihat di TV, saya sedih, seniman mendapat
tempat terhormat di luar negeri disediakan pelatihan dan tempat manggung, namun
di Jawa Tengah, malah pada ngamen di lampu merah, nanti jika Kuda Lumping
diklaim Malaysia, pada geger protes tapi mana ada yg memikirkan nasib kami para
pelestarinya” tutur Slamet terbata.
( Aryo
Widiyanto, Journalist, Traveller , Backpacker, , Photographer, dan Abdi Negara,
Blogger di aryowidiyanto.blogspot.com. Twitter di @aryowidi , Facebook
:Aryo Widiyanto, email di : aryo_widi@yahoo.co.id. Address: Jl Sriagung 234
Cepiring Kendal Jawa Tengah Indonesia.
Instagram :Aryo Widiyanto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar