Senin, 13 Juni 2016

Sejarah Datangnya Brigade Tijger di Tjepiring #Kendal



Sejarah Datangnya Brigade Tijger Belanda di Tjepiring 


                Brigade Tijger menurut sejarahnya adalah pasukan elit Belanda  yang khusus didatangkan dari negeri kincir angin itu, berbeda dengan KNIL yang merupakan campuran pasukan lokal dan Holland,  jika Brigade Tijger yang tersohor sebagai pasukan pemukul utama Netherland saja sampai didatangkan ke Tjepiring untuk menjaga kota ini , berarti di masa itu Tjepiring yang sekarang dikenal sebagai Desa Cepiring Kabupaten Kendal Jawa Tengah adalah merupakan sentra ekonomi besar di jamannya, ya, hingga kini sisa kemegahan Zuikeer Fabrik alias Pabrik gulanya masih ada.
                Berikut kesaksian  seorang gadis Belanda bernama Leonie Van Daalen yang menulis artikel berjudul Military in Tjepiring  dan dikirimkan kepada saya oleh putrinya yang bernama Eva Van Daalen melalui email beberapa waktu lalu.


Tiba tiba di bulan November 1949 , barisan panjang anggota militer dan beberapa Tank meraung masuk ke Tjepiring hingga tanahpun bergetar, para perwira berada di sejumlah truk dan jeep, melambai  pada kami, mereka memasuki komunitas kecil kami, mereka dari Northern Light, Batalyon Infantri 403, bagian dari Brigade Tiger, yang digeser ke pabrik gula kami, kami menyambutnya dengan sangat antusias, karena kami gembira melihatnya, kehadirannya berarti keamanan dan kesenangan, perkebunan kami mendadak berubah, terdengar suara dan tawa para pemuda dimana saja, para prajurit mengisi semua rumah kosong di Pabrik Gula Tjepiring  sementara para perwira tinggal di bangunan klinik, yang juga secara terpisah berubah menjadi kantin. Para pemuda ini telah bertempur diseputar Jogja dan Solo selama 6 bulan, mereka umumnya berumur awal duapuluhan, banyak yang datang dari tiga provinsi paling utara Belanda, selama masa perang, mereka sangat sedikit melakukan perjalanan, jadi ketika tiba di Indonesia mereka mendadak harus berhadapan dengan budaya yang sangat berbeda, keberanian dan kegagahan diminta darinya untuk tugas didaerah kolonial dan melindungi warga negara dan harta bendanya, saat tiba pasukan ini berpikir mereka adalah sang pembebas tapi nyatanya mereka harus melawan musuh tersembunyi, perang gerilya, sangat banyak, ini adalah kekecewaan saat pemerintah Belanda menyetujui kemerdekaan Indonesia di akhir tahun itu.” 


(Diterjemahkan oleh : Aryo Widiyanto, Journalist, Traveller , Backpacker, , Photographer, dan Abdi Negara, Blogger di aryowidiyanto.blogspot.com. Twitter di @aryowidi , Facebook :Aryo Widiyanto, email di : aryo_widi@yahoo.co.id. Address: Jl Sriagung 234 Cepiring Kendal Jawa Tengah Indonesia.WA/Line 0877470200)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar