Kedai Kopi Singgalang
Ketika Kereta api tak lagi lama ditunggu.
Menunggu
Kereta Api biasanya adalah sebuah
hal
yang sedikit menjemukan, karena situasi yang dihadapi penumpang kereta api
jaman sekarang ini agak serba salah, mau datang jauh sebelum kereta datang
resikonya jemu, mau datang mepet jam keberangkatan takut ketinggalan kereta,
maklum kereta api Indonesia di tahun 2014 ini selalu hampir bisa dipastikan
tepat waktu.
Di
bulan September tahun 2014 ini kebetulan interaksi saya dengan moda
transportasi favorit saya si hitam manis kereta api agak lumayan sering, karena
ada beberapa pekerjaan yang harus dilakukan dan saya gak begitu suka dengan
kemacetan di Semarang, mau naik Bus Rapid Transit juga macet karena terhalang
pekerjaan jalan, akhirnya Kereta Api Kedung Sepur Kendal Semarang jadi pilihan
, berangkat jam 7 Pagi, pulang jam 5, selesai, gak banyak pikiran.
Namun
ada kalanya yang jadi keunikan itu bukan karena ketinggalan kereta tapi karena
pekerjaan yang selesai sebelum waktunya, seperti kemaren ketika semua pekerjaan
selesai padahal masih jam 2.30 WIB, saya lihat di tiket kereta datang jam 4.25
sore, hla blaik ki, akhirnya saya memberanikan diri datang ke stasiun Poncol ,
pos dimana kedatangan dan keberangkatan Sepur pujaan saya, dalam bayangan ini
sudah siap dengan resiko menjadi
seperti
gembel
Brooklyn New York
yang keleleran sambil membawa ransel berisi
perlengkapan kerja dan perkakas Photography.
Dengan
persiapan ala gembel itu saya memasuki stasiun Poncol Semarang , turun dari
becak, tak lupa membayar tukang becaknya, karena kalo lupa bayar berabe
urusannya, kemudian saya masuk ke area parkir, ditengah kesibukan melihat kanan
kiri celingak celinguk nyari siapa tau ada pohon rindang dengan bangku kosong
dibawahnya dan ternyata tak ada, pandangan saya tak sengaja membentur sebuah
tulisan “ Kedai Kopi Singgalang” wow, mengalun di telingaku tiba tiba backsound
mengalun di telingaku ..eeeng iiing eeenng...inilah penyelamat dunia begitu
batinku menjerit (duuh bahasanya udah mulai kayak novel Enny Arrow)
Bergegas
aku masuk di kedai yang terletak di sebelah Kanan komplek pertokoan stasiun
Poncol bagian depan itu lalu menempati sebuah kursi kosong di Kedai Singgalang,
terasa nyaman, interiornya ditata rapi,walaupun kecil tapi terasa luas karena
meja dan kursinya teratur, Yang membuat tercengang adalah didalamnya kita bisa
mendapati replika poster dan selebaran
iklan
dari jaman Kompeni VOC Belanda dulu, mulai
dari iklan tembakau Shaq, iklan rekrutmen tentara Belanda atau Indische Leger,
dan sejumlah foto foto kuno bertemakan jaman kolonial, artistik dan langka,
menurut bang Joni Barista, pemilik Kedai yang menata sendiri, semua property
didatangkan dari Jakarta,”Maklum kami juga punya cabang di Bandara Jakarta”
tutur Joni.
Secangkir
kopi hitam kemudian datang ke meja, aku biarkan mengendap sebentar agar matang
dan pas dilidah, kopi Jawa biasa, ditemani sebongkah Roti O yang kubeli dari
kedai roti sebelah semua berjalan biasa namun yang menarik adalah disini saya
membeli suasana, serasa menjadi juragan Belanda yang lagi ngopi di stasiun ditengah
hiruk pikuk manusia, cerobong pengeras suara yang meneriakkan kedatangan dan
keberangkatan kereta api, dan peron yang
dipenuhi noni noni cantik bersliweran di depan
mata, dan kopi itupun mendadak bertambah manis.
Para pengunjung
kedai silih berganti, aku menikmati suasana sendirian, detik demi detik
berlalu, ditengah ocehan para tamu kedai
yang tampak santai dengan gelas Es Teh, Kopi atau Teh Tarik yanng disajikan
pelayan, tak terasa kereta apiku datang juga, hmmm..sebuah pengalaman
mengesankan, Kedai Kopi Singgalang Stasiun Poncol, cobalah dan anda akan
terpukau oleh pesona suasananya. .
(Aryo Widiyanto, Traveller , Backpaker, Photograper,
Blogger dan Jurnalis serta buruh Negara yang tinggal di 087747970200, Fesbuk
:Aryo Widiyanto )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar