Offroad Merapi
Butuh Tak Sekedar Nyali
Sekitar medio tahun lalu saya diajak oleh salah seorang
rekan untuk menjelajah pegunungan
Merapi, bukan penjelajahan ala Infanteri yang berjalan kaki, namun kali
ini sifatnya offroad yang semi wisata.
Berangkat
dari Kaliurang Jogjakarta yang berhawa dingin, saya nebeng mobil SUV yang nampaknya lebih cocok untuk wisata ke
hotel daripada offroad, menyusuri jalan aspal yang mulus, akhirnya sampailah di
lokasi yaitu di lereng Gunung Merapi yang legendaris itu.
Dugaan
saya untuk ber offroad memakai SUV ala Bill Cosby Family pupus sudah, rekan
saya ternyata menyewa sebuah Jeep dilihat dari Merk nya sih sepertinya Willys
buatan Amrik sisa peninggalan jaman perang Belanda, tapi mesinnya siapa yang
tau kalo sudah dioprek dan dimodifikasi, nyatanya kuat banget untuk jelajah
medan yang berpasir, berdebu dan naik turun curam.
Kami
berempat menunggangi Jeep Willys itu dengan ragam perasaan yang campur aduk,
Drivernya okelah pemuda lokal bernama Joko, tapi kami yang dibawa di depan dan
dibelakang adalah orang yang sama sekali tak tahu medan perang yang dihadapi,
sembari berdoa sebisanya , kami memotivasi sang driver muda itu “ tolong hati
hati nak, anak istri kami menunggu dirumah” teriak kami saat Joko mulai kumat
menekan pedal gasnya di trek landai berpasir, dan dengan cengengesan dia malah
berkata “Istri yang mana nih yang nunggu pak?” Damn, percayalah Jok, saat itu wajahmu berubah jadi mirip Tessy
Srimulat.
Di kejauhan sembari menyusuri lereng
yang licin dan penuh batu bekas sungai atau aliran lahar di gunung yang konon Sejak tahun 1548 meletus sebanyak
68 kali , kami bisa melihat Bukit
Gandok, Bukit Pronojiwo, dan Bukit Plawangan berdiri angkuh dengan warnanya
yang bercampur antara hijau dan abu abu, rombongan kami berhenti di sebuah spot
yang ada semacam gapura selamat datangnya, dan seperti tercekat, gapura itu
terbuat dari potongan kayu dan di kanan kirinya dipaku beberapa tengkorak Sapi
dan Kambing milik penduduk yang konon adalah korban dari ganasnya letusan sang
Merapi, masuk ke dalam gapura yang lebih mirip tonggak kayu di film Harry
Potter itu, kami disuguhi pemandangan memukau, Gunung Merapi berdiri tegak nan
gagah, sekepulan kabut masih membubung, Gunung Merapi di
bagian puncak tidak pernah ditumbuhi vegetasi karena aktivitas yang tinggi.
Jenis tumbuhan di bagian teratas bertipe alpina khas pegunungan Jawa, seperti Rhododendron atau Anggrek dan Edelweis Jawa. Agak ke bawah terdapat
hutan Bambu
dan tetumbuhan pegunungan tropika dimana dibawahnya
ada sederet pohon pinus berjajar indah sekali.
Meneruskan langkah, kami melintasi
beberapa areal bekas pemukiman penduduk yang hampir rata dengan tanah,
kerusakan yang ditimbulkan bencana Erupsi itu luar biasa dahsyat, uniknya
beberapa rumah yang telah porak poranda itu ditulisi kalimat motivasi seperti “Ikhlas
dalam menjalani cobaan, Allah Akan Mengganti Lebih” dan sebagainya, kemudian
nama pemilik rumah yang jadi korban juga ditulis didepannya, sebuah pemandangan
yang mengiris hati namun menimbulkan kesan bahwa para penduduk di daerah ini adalah orang
yang kuat, tabah,optimis, dan berjiwa juang
tinggi.
Melaju diatas roda gerobak Amerika
itu, melintasi bekas Bunker yang digunakan penduduk untuk berlindung, sempat
menyaksikan reruntuhan bekas Rumah Mbah Maridjan sang Juru Kunci yang menjadi
salah satu korban saat letusan Merapi terjadi, saya tak kuasa untuk memotret, cukuplah
mengenang beliau dan ratusan warga desa yang meninggal disini dalam hati.
Berhenti di beberapa titik
istirahat, saya dan rombongan melihat banyak warga lokal menjajakan berbagai
Souvenir seperti bunga Edelweis, pot keramik, foto foto kenangan tentang Merapi
dari masa ke masa, aneka kain khas Jawa berikut kaos dan pernak perniknya,
kehidupan wisata dan wiraswasta nampaknya pulih dengan cepat .
Offroad di Merapi, meninggalkan
kesan begitu mendalam, tentang alam yang memberi penghidupan dan terkadang
memberikan kesedihan, tentang manusia yang tabah dan tetap berjuang selepas
adanya musibah, dan tentu saja memberikan pengalaman menjelajah sebuah area
dimana menjulang sang Gunung Legendaris bernama Merapi dengan segala dinamikanya.
(Aryo
Widiyanto, Traveller , Backpaker, Photograper, Blogger di
aryowidiyanto.blogspot.com , Twitter di @aryowidi , dan Jurnalis serta buruh
Negara yang tinggal di 087747970200, Fesbuk :Aryo Widiyanto )
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar