Belajar dari Jenderal
M Jusuf.
Sore
ini saya agak badmood, karena ketiduran jadinya gak Jumatan, gak ke makam Ortu,
gak kuliah dll, untuk menetralisirnya kemudian secangkir kopi dan segebok buku karena
udah gak ngerokok lagi maka peralihannya ya cuman kopi serta mantengin layar
komputer menjadi sebuah hiburan tersendiri.
Hari
ini saya membaca dua buku bagus, too bad buku itu tentang sedikit politik, saya
gak terlalu suka politik akhir akhir ini, karena pernah jadi korbannya? Maybe hahaha.
Yang
pasti dua buku itu tentang beberapa figur pimpinan, ya pastilah menyebut
Jenderal kalo bicara pimpinan di negeri tercinta ini, ada dua figur Jenderal
yang terekam di memori saya sangat luar biasa memotivasi yaitu 1. Jenderal M
Yusuf 2. Pak Ali Sadikin sang Jenderal
Marinir.
Pak M Yusuf Dulu ya bray, oke begini ceritanya yang kuambil
dari buku karya Prof Tjipta Lesmana,M.A. yang berjudul “Intrik dan Loby Politik
Para Penguasa, Dari Soekarno Sampai SBY”,
kalo cerita pak M Jusuf ini ada di halaman 112 di Chapter masa
berkuasanya pak Soeharto presiden kedua
Indonesia.
Dalam
sejarah TNI menurut Prof Tjipta Lesmana, Jenderal M Jusuf mungkin adalah
Panglima ABRI yang paling populer, dalam
waktu dua tahun sejak pengangkatannya, namanya sudah menjulang selangit, istilah
militernya harum mewangi di seantero
Indonesia, M Jusuf menjadi idola semua prajurit TNI waktu itu karena
kegiatannya yang terus turun ke bawah menyambangi Kodam, Batalyon,Kodim dll,
berdialog dengan semua level prajurit kadang diselipi humor, uoaya
membangkitkan moral dan semangat prajurit dengan mengupayakan kesejahteraan,
dan berpenampilan sederhana.
Pak
Atmadji Sumarkidjo penulis biografi M
Jusuf mempunyai data akurat dari
penelitiannya (2006: 20) bahwa selama 5 tahun masa kerjanya Jend. Jusuf telah
melakukan 168 kali perjalanan dengan pesawat TNI AU dengan jumlah hari di jalan
sebanyak 404 hari total dia terbang sejauh 583.307 Kilometer selama menjabat
sebagai Panglima ABRI,” Bahkan presiden Amerika sekalipun tak ada yang
menandingi rekor terbang M Jusuf” tutur Prof Tjip.
Namun
catatan mengesankan dan nama yang menjulang itu konon membuat gerah para
pembantu pak Harto, berbagai isu pun dihembuskan diantaranya adalah pak Jusuf punya
agenda politik tertentu, hingga puncaknya suatu masa dalam suatu rapat khusus
di Jalan Cendana (Sumarkidjo,2006: 268- 271) ada sebuah insiden dimana Menteri Dalam Negeri Amir Mahmud berbicara di
hadapan Presiden dan para peserta rapat lainnya melaporkan bahwa dengan semakin populernya
Jenderal Jusuf , diduga ada ambisi ambisi tertentu, oleh karena itu perlu
klarifikasi dari yang bersangkutan.
Selesai
Amir Mahmud berbicara tiba tiba Jenderal Jusuf Menggebrak meja “
Bohong..!! itu semua tidak benar, saya ini diminta jadi Pangab/Menhankam karena
di minta Bapak Presiden, saya ini Orang Bugis, tidak tahu arti kata
kemanunggalan yang bahasa Jawa itu, tapi saya laksanakan perintah itu tanpa
tujuan apa apa” teriaknya.
Mungkin
itulah kali pertama pak Presiden Soeharto mendapati anak buahnya menggebrak
meja, dan tentu pak Harto tahu bahwa Jenderal yang terlalu berkuasa dan populer
dapat menjadi sebuah sandungan di masa depan, tak lama di Januari 1983 Soeharto
memanggil dan memberitahukan jika jabatannya sebagai Pangab/Menhankam akan
segera selesai,dan selesailah pula karier pak Jusuf dibidang militer.
Cerita
tentang Pak Jusuf diatas tentu adalah sebuah pembelajaran, ingatlah sebuah cerita dalam The Twelve Caesars (1996 : 22) tentang orang yang dipercaya dan tak
dipercaya sang penguasa, dalam buku legendaris itu banyak dikisahkan tentang
para Jenderal kesayangan Kaisar yang kemudian disingkirkan karena kekhawatiran
sang Jenderal akan menjadi ancaman bagi Kaisar.
Namun sekuat
apapun penguasa akhirnya juga ada masa berhentinya, maka pelajarilah seni
menjadi abdi, ketika penguasa marah maka kita harus berkesiur patah mengikuti
arah marahnya, jangan dilawan, biarlah waktu yang akan memberi jalan karier
kita, selamat malam, have a nice night saudaraku, tetaplah semangat dan sampai
jumpa di masa jaya nanti.
Aryo
Widiyanto, Journalist, Traveller ,
Backpacker, , Photographer, dan Abdi Negara, Blogger di aryowidiyanto.blogspot.com. Twitter di @aryowidi , Facebook
:Aryo Widiyanto, email di : aryo_widi@yahoo.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar