Berani Tampil.
Berani
Tampil di depan kelas, didepan massa, didepan audiens, didepan orang lain ,
kadangkala merupakan sebuah pekerjaan yang bukan mudah, ada kendala seperti
malu, tidak percaya diri, minder, dan seabrek alasan lain.
Saya
semasa SD dan SMP bahkan separo perjalanan di SMA adalah anak yang sangat tidak
percaya diri, minder, penyakitan, kurus, lemah, percayalah Raport saya di masa
SD antara kelas 2 dan 3 sangat
membanggakan, saya Rangking 41 dari 42 siswa, satu satunya yang ada di bawah
saya adalah teman saya yang (maaf) disabilitas mental.
Beruntung
selama masa wajib belajar hingga SMP
saya tak pernah tinggal kelas, mungkin bukan karena pintar tapi karena gurunya
kasihan , SMA dan masa menjadi mahasiswa adalah titik balik mentalitasku, ada
beberapa yang mempengaruhinya hingga saya bisa menjadi orang yang bisa bicara
didepan umum.
Diantaranya
adalah ketika tanpa sengaja saya membaca sebuah buku berjudul “25 Kiat Menjadi
Pembicara “ saya lupa siapa yang nulis,
tapi ingat buku itu saya beli di lapak
buku bekas di pesta rakyat Wiwitan di Pabrik Gula Tjepiring.
Diantara
yang diajarkan di buku itu kelihatannya sepele dan bersifat teknis namun ketika
saya praktekkan, luar biasa? Tidak juga, karena butuh waktu dan proses tak hanya sekedar
membaca dan praktek, ada unsur Bonek
alias modal nekat dan mental yang terasah serta latihan secara rutin dan
pelatihan di masa kuliah serta jam
terbang melakukan presentasi juga mempengaruhi seseorang untuk mahir bicara di
depan umum.
Buku itu
mengajarkan diantaranya adalah Berlatih
bicara secara santai dan fun, menyenangkan, saat maju kedepan umum pastikan
anda memiliki pemikiran bahwa kelas, podium atau panggungnya adalah milikmu, berpikirlah
positif “ Ini tempat yang akrab bagiku, aku mengenalmu, kamu (penonton) tak lebih pintar dariku, aku santai dan menikmati
suasana”.
Beberapa
tehnik seperti tarik napas, kepalkan tangan, masuk dari sebelah kiri ruangan,
kontak mata selama 3 detik dan lempar senyuman,sebelum presentasi ada baiknya
menyalami hadirin, hafalkan nama tokoh yang hadir, nama, jabatan dan jenis
pekerjaan, saat giliran bicara jangan
nyerocos seperti petasan tapi berilah jeda dan aturlah tempo bicara juga ada di
buku ini, saya mempraktekkan perlahan, tidak mudah namun ada pepatah “ Bisa
karena biasa”.
Butuh
waktu dan latihan, tapi kini saya tanpa mengurangi rasa hormat dan tidak
bermaksud sombong, saya bisa bicara
didepan turis asing saat dulu jadi pemandu wisata, saya bisa berdialog bahkan
adu argumentasi dengan pimpinan sebuah institusi , saya bisa menjadi seorang narasumber
yang baik di beberapa seminar , dan seolah kini berbicara di depan audien adalah sebuah hal yang
menyenangkan , sekali lagi berlatih, kuasai materi pembicaraan, lihat siapa
hadirin yang datang sebelum bicara dan miliki mental yang baik niscaya semua
akan berjalan lancar.
Masa persiapan juga memegang
peranan penting bagi orang yang mau bicara didepan umum, dan yang lebih penting
percaya diri tanamkan pikiran “Saya Pasti Bisa “ di otak anda , mari berlatih
menjadi pembicara dan sampai jumpa di masa jaya .have a nice day yaaa.
(
Aryo Widiyanto,
Journalist, Traveller , Backpacker, ,
Photographer, dan Abdi Negara, Blogger di aryowidiyanto.blogspot.com. Twitter di @aryowidi , Facebook
:Aryo Widiyanto, email di : aryo_widi@yahoo.co.id )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar