Gubernur Ali Sadikin, Demi Jakarta 1966-1977
Suatu masa saya pernah membaca
tentang figur dan kinerja Gubernur Ali
Sadikin dalam buku berjudul “ Bang Ali, Demi Jakarta 1966-1977” karya Ramadhan
KH. Sebuah pencerahan untuk para pemimpin atau kita yang bermimpi menjadi
pimpinan sebuah daerah, saat ini mungkin belum tapi nasib orang siapa tau ada
diantara kita yang menjadi pemimpin di masa datang.
Dalam buku itu Ramadhan KH
menceritakan tentang dinamika Bang Ali, demikian Letnan Jenderal Marinir Ali
Sadikin biasa disapa warganya, memimpin Jakarta dimasa itu , sebuah kota
metropolitan nomer satu di Indonesia.
Dikisahkan
ada beberapa pedoman yang senantiasa dipegang oleh Bang Ali dalam memimpin
Jakarta, diantaranya adalah dia merasa harus tahu medan kotanya, jumlah
penduduk, demografi, berapa anggaran yang ada untuk melayani warga, pergunakan
mata dan hati setajam tajamnya, sebaik baiknya.
Dalam hal kedisiplinan Bang Ali
berangkat kantor jam 6.30 pulang jam 3 Sore, menyelesaikan surat surat segera,
mendisposisikan surat penting dengan target secepatnya, kunjungan menginap di
sejumlah desa yang ada, mengontrol sendiri fasilitas air, sarana dan prasarana
jalan, pembangunan fasilitas gedung, tempat ibadah, penataan gelandangan dan
pembenahan lokasi vital,serta mendirikan
tempat tempat cantik untuk hiburan rakyatnya, untuk menata beberapa objek Bang
Ali mempunyai seni tersendiri seperti prinsipnya yang berusaha “Sederhanakan
masalah”, maka beberapa potensi seperti PD Pasar Jaya, PT Parkir Jaya, dan
sejumlah BUMD menjadi berkembang pesat dan kondisi sejumlah tempat yang
bermasalah dengan kebersihan dan ketertiban pun teratasi, Ramadhan KH sang
penulis pun memeberi statemen bahwa Gubernur dalam melaksanakan suatu
kebijaksanaan tidak semata berpegang pada sisi hukum saja tapi juga
mempertimbangkan segi sosial dan keadilan.
Dalam soal olahraga Bang Ali
juga peduli, saat PON VII di Surabaya tahun 1969 Gubernur Ali Sadikin berbaris
didepan 600 atlet Jakarta sebagai Chief De Mission alias ketua kontingen. Dalam sejarah saat itu
dia adalah satu satunya Gubernur yang berpawai bersama atletnya.
Semua hal dijalani oleh sang
gubernur dengan itikad baik untuk memajukan kotanya, dia mampu memobilisasi
semua keberanian , kejujuran dan kreativitas tanpa melupakan efisiensi kerja
dan tetap dicintai rakyatnya hingga akhir masa jabatannya.
Di masa terkini, Jakarta mulai
tertata dengan baik saat beberapa pemimpin muda seperti mantan Gubernur DKI
Jakarta pak Jokowi dan pak Basuki
Tjahaya Purnama terlihat disengaja atau tidak memiliki sejumlah kemiripan
dengan pak Ali Sadikin, karisma dan ketegasan, semoga kedepan para pemimpin
Jakarta dimulai dari Pak Ahok bisa
meningkatkan citra Jakarta di mata publik baik level nasional maupun
internasional, kami warga Indonesia bermimpi Jakarta bisa lebih keren daripada
kota besar lain macam Singapura atau Kuala Lumpur, belum mimpi melihat Jakarta
seindah Paris tapi minimal janganlah kita yang dari desa ini menyaksikan bahwa
ternyata Jakarta di beberapa bagiannya masih sejajar dengan desa kami ,
ingat Jakarta adalah cermin Indonesia,
maju terus Jakarta !!
Aryo Widiyanto, Journalist, Traveller , Backpacker, , Photographer, dan
Abdi Negara, Blogger di aryowidiyanto.blogspot.com. Twitter di @aryowidi , Facebook
:Aryo Widiyanto, email di : aryo_widi@yahoo.co.id
Gambar courtessy : https://gsumariyono.wordpress.com/2011/03/17/masa-muda-6-komputer-dki-paling-hebat-se-asia-tenggara/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar