Sepak Takraw Jungsemi,
Prestasi Asia Fasilitas Seadanya.
Tak
banyak yang tahu bahwa ada salah satu putra Kendal yang berprestasi
mempersembahkan medali emas di Asian Games Qatar beberapa waktu silam, nama
atlet itu adalah Nur Kholis ,wong Jungsemi Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal
Jawa Tengah.
Keberhasilan
Nur Kholis ini tak hanya sekedar sulapan abrakadabra lalu blup jadi salah satu
atlet takraw level Asia, namun ada proses panjang yang harus dilalui, mulai
dari dibina sejak usia Sekolah Dasar di lapangan SDN 2 Jungsemi yang sejak
jaman baheula gak pernah punya lapangan indoor, hanya lapangan semen seadanya
dengan bola hasil swadaya, hujan panas disiasati agar bisa tetap latihan
spartan.
Sosok
seperti Sulthon S.Pd dan Misri S,Pd dua kepala sekolah setempat yang mensupport
penuh adrenalin bertanding para atlet muda pantang mundur menghadapi semua
keterbatasan, “ tutur Sulthon, ada salah satu motivasi yangunik yaitu saat
melatih tak jarang Sulthon mengatakan “ Jika pengen naik montor mabur
(Pesawat_pen) secara gratis, jadilah atlet takraw berprestasi, kemana saja kita
bertanding akan ada yang membiayai” tuturnya disambut binar mata para atlet
usia dini yang dibinanya.
Sebagai
pelatih Sulton pernah mendapat anugerah Fair Play Award dan tim yang
diasuhnya menjuarai berbagai event tingkat
regional maupun nasional, terakhir timnya jadi Juara 1 di event O2 SN di
Palembang tahun 2012 dan salah satu anak didiknya bernama Nurcholis merupakan
personel tim nasional Sepak Takraw Indonesia yang meraih medali emas di Asian
Games Qatar
Pria asli Jungsemi ini bertypikal mirip Jose
Mourinho, Pelatih kontroversiap asal Portugal yang pernah menukangi Chelsea,
Real Madrid, dan Inter Milan, Bedanya dengan Mou, Sulton tak menangani tim
dengan dana berlimpah , dirinya membentuk tim Takraw junior yang berkarakter
petarung mulai dari nol, artinya mulai dari memilih bibit, membentuk mental
bertanding, memotivasi dan akhirnya menjadi juara murni tanpa dana yang memadai
, uniknya dia tak berasal dari kota besar namun dari desa Jungsemi Kabupaten
Kendal yang notabene adalah terletak jauh di pelosok desa pinggiran laut Jawa
bagian Utara.
Banyak
yang tak menyangka, atlet-atlet muda dari desa tersebut bisa memberikan
prestasi membanggakan bagi Jateng. Apalagi Desa Jungsemi, sebagai tempat penggemblengan
para atlet, merupakan desa pelosok yang jauh dari hiruk pikuk kota. Waktu yang
dibutuhkan untuk sampai ke desa itu, sekitar 45 menit dari pusat kota Kabupaten
Kendal.
Selama ini, Desa Jungsemi juga dikenal sebagai daerah yang kental dengan mistis. Sebab di desa yang ada di wilayah pesisir Kendal tersebut terdapat makam seorang tokoh masyarakat yang disebut dengan makam Kemangi.
Latihan Keras dan tendang bola 900 kali
Sulton mengatakan, semua atlet pemula yang ingin tergabung di klub, lebih dahulu digembleng secara khusus. Salah satunya dengan mewajibkan atlet pemula berlatih menimang bola menggunakan anggota tubuh antara 700- 990 kali.
”Siswa juga kami ajarkan teknik menimang bola dengan punggung kaki, paha, bahu, sampai bermain dengan menggunakan kepala,” urainya
Memang tidak semuanya mampu melakukan seperti itu. Namun melalui latihan keras, serius tapi santai, bakat dan keterampilan anak bisa terasah dengan sendirinya.
Proses latihan inilah yang membuat atletnya bisa berprestasi. Bahkan sejak tahun 2007 sampai 2011, tim SDN 2 Jungsemi yang diasuh oleh Sulton senantiasa berprestasi di event Popda SD.
“ Salah satu kunci menjadi juara adalah dengan berlatih tekun dan konsisten, tak ada di kamus kami menggunakan ilmu mistik atau klenik perdukunan, doa terbaik adakah doa diri sendiri, pernah salah satu pemain membawa semacam jimat atau air yang konon sudah di jampi , segera saya perintahnan buang air itu, percaya pada diri sendiri, ketika kita sudah berlatih dan berusahaterbaik maka dilapangan saat bertanding hasilnya juga akan terbaik seijin Tuhan” tegasnya.
Pelatih
yang bertampang mirip petinju Filipina Manny Pacquiao ini dikenal memiliki
kecerdasan secara teknis dan mampu membaca permainan lawannya, strateginya juga
selalu berubah, “ Saya meneliti perkembangan permainan tak hanya secara
mengambang tapi lebih dari itu saya coba secara detail per detik memantau mulai
dari pergerakan bola dalam Serve, Umpan dan Smash dan strateginya pun tak akan pernah sama sehingga
lawan akan kebingungan dan down secara mental” paparnya.
Jika
saja pemerintah Kendal sedikit peduli dengan perkembangan Olahraga sepak
takraw, tentu akan ada inisiatif untuk memberikan apresiasi berupa bangunan
Indoor bagi para atlet agar bisa berlatih dengan nyaman dan fokus, sudah bukan
jamannya mengharap lahirnya sosok atlet dari alam tanpa polesan dana dan
perhatian pemerintah, jika ada atlet mempuyai prestasi mengkilap, siapa yang akan bangga duluan? Tentu Kabupatennya,
tapi saat para atlet itu berjuang untuk
keharuman nama daerahnya, siapa yang peduli?
(Aryo Widiyanto, Journalist, Traveller , Backpacker, ,
Photographer, dan Abdi Negara, Blogger di aryowidiyanto.blogspot.com. Twitter di @aryowidi , Facebook
:Aryo Widiyanto, email di : aryo_widi@yahoo.co.id. Address: Jl Sriagung 234
Cepiring Kendal Jawa Tengah Indonesia.WA/Line 0877470200)