Selasa, 31 Mei 2016

Nurul Parasetamol Bali,sang Penggeplak Kendang Internasional



Bincang ringan dengan Nurul sang penggeplak Gendang Internasional.


                Suatu malam sebelum paginya ada  perhelatan Jazz on The Mall di Atrium Ciputra Semarang, sekitar pukul 20.00 WIB, bertempat di Cafe Mukti milik juragan tembakau Om Agung yang terletak di depan gerbang Pecinan Johar  Semarang, saya dan bang GT serta sejumlah rekan yang lain menyambut grup musik akustik dan perkusi internasional “Parasetanmol”dari Bali.

                Mengapa saya sebut internasional, karena jam terbang mereka tinggi di berbagai belahan dunia, mulai dari pentas di Thailand, Jepang, hingga Amerika, sudah bukan asing lagi bagi grup yang punya dua arti ini, ya Parasetanmol bisa diartikan obat sakit kepala, jadi kalo dengerin musiknya niscaya sakit kepala ilang deh, lalu ada interpretasi lain, cermati Para Setan Mol, artinya ini adalah grup para penjelajah Mol alias mall yang sering menghantui seluruh mall di Indonesia.boleh juga ya .

                Saya sedang tidak ingin lama membahas musik perkusi atau Jazz in the mall yg menampilkan Parasetanmol ini jadi pementas pamungkasnya, saya hanya sedang terpana dengan penampilan seorang anak muda bernama Nurul yg malam itu terlihat nyaman ngeplaki gendang berkolaborasi dengan Yopi di Bass, Renda di Guitar, atau si cantik Jepang di Klarinet.

                Saat secara informal saat kami berbincang,ditemani beberapa singkong Chessy goreng, Dua botol minuman soda Saparilla, dua gelas Kopi Turki yang rasanya kayak jamu,  Nurul dengan bangga menyebut “Saya asli Sayung Demak, Bapak saya dari Kaliwungu Kendal, makanya saya seneng meni ketemu sampeyan mas” tuturnya sembari tersenyum,lebih jauh dipancing ketahuan juga  rupanya dia campuran antara Jawa, Cina dan Arab.

                Lebih tercengang lagi saat Nurul mengatakan dirinya adalah mantan Kepala Analis Laboratorium sebuah rumah sakit besar di Denpasar Bali, so, “Kenapa sampeyan keluar dari pekerjaan yg ciamik itu bro?” tanyaku.

                “Karena aku pengen bener bener bahagia, bukan pura pura bahagia, beda definisinya antara keduanya, ortuku saja gak habis pikir sama pilihanku, tapi Alhamdulillah, pilihanku gak salah, dengan jadi musisi toh kriteria orang mapan seperti Rumah dan mobil bisa juga kebeli” tuturnya datar tanpa ada kesan sombong, saya dan bang GT disebelah saling tepok jidat. 

Banyak yg kami bicarakan malam itu, pose sana sini, dengan semua kru, dengan my lovely Sandra ( Kalo yg ini pak GT hanya bisa bilang “Kelakuanmu Yooo” wkwkwkwk).

Tapi perbincangan kami bahkan hingga pulang sampe Kendal gak habis dengan tema hanya si nurul ini. “ Itulah Yo, beda antara gila dan jenius itu tipis sekali” tuturnya.

( Aryo Widiyanto, Journalist, Traveller , Backpacker, , Photographer, dan Abdi Negara, Blogger di aryowidiyanto.blogspot.com. Twitter di @aryowidi , Facebook :Aryo Widiyanto, email di : aryo_widi@yahoo.co.id. Address: Jl Sriagung 234 Cepiring Kendal Jawa Tengah Indonesia.WA/Line 0877470200)