Senin, 14 Maret 2016

Sepak Takraw Jungsemi, Prestasi Asia Fasilitas Seadanya.



Sepak Takraw Jungsemi,  Prestasi  Asia Fasilitas Seadanya.

                Tak banyak yang tahu bahwa ada salah satu putra Kendal yang berprestasi mempersembahkan medali emas di Asian Games Qatar beberapa waktu silam, nama atlet itu adalah Nur Kholis ,wong Jungsemi Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal Jawa Tengah.

                Keberhasilan Nur Kholis ini tak hanya sekedar sulapan abrakadabra lalu blup jadi salah satu atlet takraw level Asia, namun ada proses panjang yang harus dilalui, mulai dari dibina sejak usia Sekolah Dasar di lapangan SDN 2 Jungsemi yang sejak jaman baheula gak pernah punya lapangan indoor, hanya lapangan semen seadanya dengan bola hasil swadaya, hujan panas disiasati agar bisa tetap latihan spartan.

                Sosok seperti Sulthon S.Pd dan Misri S,Pd dua kepala sekolah setempat yang mensupport penuh adrenalin bertanding para atlet muda pantang mundur menghadapi semua keterbatasan, “ tutur Sulthon, ada salah satu motivasi yangunik yaitu saat melatih tak jarang Sulthon mengatakan “ Jika pengen naik montor mabur (Pesawat_pen) secara gratis, jadilah atlet takraw berprestasi, kemana saja kita bertanding akan ada yang membiayai” tuturnya disambut binar mata para atlet usia dini yang dibinanya.

                Sebagai pelatih Sulton pernah mendapat anugerah Fair Play Award dan tim yang diasuhnya  menjuarai berbagai event tingkat regional maupun nasional, terakhir timnya jadi Juara 1 di event O2 SN di Palembang tahun 2012 dan salah satu anak didiknya bernama Nurcholis merupakan personel tim nasional Sepak Takraw Indonesia yang meraih medali emas di Asian Games Qatar

                 Pria asli Jungsemi ini bertypikal mirip Jose Mourinho, Pelatih kontroversiap asal Portugal yang pernah menukangi Chelsea, Real Madrid, dan Inter Milan, Bedanya dengan Mou, Sulton tak menangani tim dengan dana berlimpah , dirinya membentuk tim Takraw junior yang berkarakter petarung mulai dari nol, artinya mulai dari memilih bibit, membentuk mental bertanding, memotivasi dan akhirnya menjadi juara murni tanpa dana yang memadai , uniknya dia tak berasal dari kota besar namun dari desa Jungsemi Kabupaten Kendal yang notabene adalah terletak jauh di pelosok desa pinggiran laut Jawa bagian Utara.


                Banyak yang tak menyangka, atlet-atlet muda dari desa tersebut bisa memberikan prestasi membanggakan bagi Jateng. Apalagi  Desa Jungsemi, sebagai tempat penggemblengan para atlet, merupakan desa pelosok yang jauh dari hiruk pikuk kota. Waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke desa itu, sekitar 45 menit dari pusat kota Kabupaten Kendal. 
   

              Selama ini, Desa Jungsemi juga dikenal sebagai daerah yang kental dengan mistis. Sebab di desa yang ada di wilayah pesisir Kendal tersebut terdapat makam seorang tokoh masyarakat yang disebut dengan makam Kemangi. 

                                     
            Latihan Keras dan tendang bola 900 kali


            Sulton mengatakan, semua atlet pemula yang ingin tergabung di klub, lebih dahulu digembleng secara khusus. Salah satunya dengan mewajibkan atlet pemula berlatih menimang bola menggunakan anggota tubuh antara 700- 990 kali.

            ”Siswa juga kami ajarkan teknik menimang bola dengan punggung kaki, paha, bahu, sampai bermain dengan menggunakan kepala,” urainya 


                Memang tidak semuanya mampu melakukan seperti itu. Namun melalui latihan keras, serius tapi santai, bakat dan keterampilan anak bisa terasah dengan sendirinya. 


              Proses latihan inilah yang membuat atletnya bisa berprestasi. Bahkan sejak tahun 2007 sampai 2011, tim SDN 2 Jungsemi yang diasuh oleh Sulton senantiasa berprestasi di event Popda SD. 

                “ Salah satu kunci menjadi juara adalah dengan berlatih tekun dan konsisten, tak ada di kamus kami menggunakan ilmu mistik atau klenik perdukunan, doa terbaik adakah doa diri sendiri, pernah salah satu pemain membawa semacam jimat atau air yang konon sudah di jampi , segera saya perintahnan buang air itu, percaya pada diri sendiri, ketika kita sudah berlatih dan berusahaterbaik maka dilapangan saat bertanding hasilnya juga akan terbaik seijin Tuhan” tegasnya.


                Pelatih yang bertampang mirip petinju Filipina Manny Pacquiao ini dikenal memiliki kecerdasan secara teknis dan mampu membaca permainan lawannya, strateginya juga selalu berubah, “ Saya meneliti perkembangan permainan tak hanya secara mengambang tapi lebih dari itu saya coba secara detail per detik memantau mulai dari pergerakan bola dalam Serve, Umpan dan Smash  dan strateginya pun tak akan pernah sama sehingga lawan akan kebingungan dan down secara mental” paparnya.


                Jika saja pemerintah Kendal sedikit peduli dengan perkembangan Olahraga sepak takraw, tentu akan ada inisiatif untuk memberikan apresiasi berupa bangunan Indoor bagi para atlet agar bisa berlatih dengan nyaman dan fokus, sudah bukan jamannya mengharap lahirnya sosok atlet dari alam tanpa polesan dana dan perhatian pemerintah, jika ada atlet mempuyai prestasi mengkilap, siapa  yang akan bangga duluan? Tentu Kabupatennya, tapi saat  para atlet itu berjuang untuk keharuman nama daerahnya, siapa yang peduli?


(Aryo Widiyanto, Journalist, Traveller , Backpacker, , Photographer, dan Abdi Negara, Blogger di aryowidiyanto.blogspot.com. Twitter di @aryowidi , Facebook :Aryo Widiyanto, email di : aryo_widi@yahoo.co.id. Address: Jl Sriagung 234 Cepiring Kendal Jawa Tengah Indonesia.WA/Line 0877470200)