Selasa, 28 April 2015

Selalu Bersyukur

Baru saja saya kembali merefresh memori tentang sebuah pengetahuan tentang motivasi diri yang sudah lama saya lupakan, tentang bagaimana sebuah pikiran yang baik dan fokus serta berulang secara positif akan mendorong kita untuk semakin dekat dengan terwujudnya impian, namun bagaimana jika apa yang kita terima di kenyataan adalah tidak sama dengan yang kita harapkan?

Saya berpikir apa yang kita terima dan tak sesuai itu juga merupakan cara Tuhan untuk melatih kesabaran, teringat seorang teman bernama Rony RAsyarock saat SMA pernah memberi tausiyah singkat waktu itu, " Jangan patah semangat, doa itu pasti akan dikabulkan Allah, lha wong mau nonton bioskop saja mau antre ,kok menunggu doa terkabul gak mau antre, siapa tau ada maksud gusti Allah lama mengabulkan permintaan itu karena saat ini kurang tepat " begitu petuahnya waktu saya mengeluh kok sudah lama berdoa tapi gak pernah punya pacar padahal si Rony itu saya lihat sudah berhasil menggandeng putri pak tentara weleri yang cantik kayak bintang film mandarin Gong Li itu.

Menunggu doa dikabulkan, melatih kesabaran, tetap bersemangat dan tetap berjuang, yakinlah semua doa akan terkabul, hanya menunggu waktu yang pas menurut kehendak Tuhan, bukan menurut kehendak kita, karena kita hanya umat Nya dan Allah yang berkuasa atas segalanya .

.Aryo Widiyanto, Penikmat Wisata, Traveller , Backpacker, Photograper, Blogger di aryowidiyanto.blogspot.com , twitter di @aryowidi , dan Jurnalis Serta Buruh Negara Yang Punya Fesbuk :Aryo Widiyanto, ‪#‎sedangmenunggudoaterkabulmenjadiWalikotaSemarangatauBupatiKendal‬

Selasa, 21 April 2015

Hangout di Pasar Burung Tjepiring Kendal Jawa Tengah



Hangout di Pasar Burung Tjepiring Kendal Jawa Tengah.

                Ada berbagai varian kata untuk mendiskripsikan duduk santai bersama para kolega seperti Kongkow, Nongkrong, Njadum, Ngariung, dan favorit saya menyebut Hangout , alasannya gak ada, seneng aja dengan kata itu.

                Salah satu tempat hangout paling menyenangkan menurut saya adalah di pasar burung Cepiring, dulu orang menyebutnya Pasar Kewan Wagean karena konon dulu tempat ini adalah pasar hewan seperti Sapi, Kerbau, Kambing dan aneka hewan lainnya setiap pasaran jawa Wage.

                Kini di tahun 2015 ini pasar hewan Wagean telah berubah fungsi menjadi pasar campur aduk, ada penjual burung, penjaja pakaian bekas, penjual Swike, adol bambu, tempat adu jago sekaligus pasar ayam dan unggas.

                Posisi pasar ini gampang banget dijangkau, ada di depan arah kiri  Polsek Cepiring , Depan Koramil, Kidul Balai Desa, dari arah Timur atau Kendal patokannya lampu abang ijo kekiri ,lurus sekitar 200 meter sampai dah.

                Tapi tempat favorit saya untuk nongkrong alias hangout di pasar ini  adalah di Kios penjualan burung milik Pak Guru Har tapi saya gampangnya menyebut Pakde Har gitu aja.

                Di kios itu sejak mulai sore sekitar jam 4 sehabis sholat Ashar mulai banyak pehobi burung kicauan yang menyambangi kios ini, karena letaknya dipinggir jalan persis.

                Sembari menonton puluhan burung dalam sangkar berkicau indah, kita bisa berbagi pengetahuan, sembari mungkin barter jika ada burung yang lebih oke atau ada kurungan yang lebih artistik.



                Berbagai macam burung ada di kiosnya pakde Har ini, mulai dari Trocok yang ngeropel mirip , bunyi Cucak Rowo, Love Bird, Kenari, Cucak Ijo, Kacer, Bahkan Bekisar, harganya menyesuaikan dengan kantong konsumennya.

                Para kolega yang sering ngariung disitu adalah mulai dari penjual togel hingga kepala dinas semua tumplek blek  sama rasa sama kasta, sulit membedakan mana pegawai, mana tukang pijat, mana pejabat jika sudah larut dalam obrolan tentang burung berkicau sembari minum kopi dan menghisap sigaret.
                kedepan semoga pasar burung ini semakin berkembang dan mendapat sentuhan dana pembangunan dari pemerintah karena ketika hujan ada beberapa spot didalamnya yang sering tergenang, ,Pavingisasi mungkin adalah solusi yang bagus disamping pembenahan saluran air, tak perlu mahal nongkrong dikota besar jika di pasar burung Cepiring saja bisa memuaskan hati.



Senin, 20 April 2015

Krisna Bird Farm , Pusat Perkutut Kelas Lomba



Krisna Bird Farm.



Pusat Penangkaran Perkutut  Kualitas Unggul.



            Perkutut jawa (Geopelia striata) adalah spesies burung dalam suku Columbidae, dari genus Geopelia.  Burung ini merupakan jenis burung pemakan biji-bijian dan serangga.

Perkutut jawa memiliki tubuh berukuran kecil (21 cm). Tubuh ramping, ekor panjang. Kepala abu-abu, leher dan bagian sisi bergaris halus, punggung coklat dengan tepi hitam. Bulu sisi terluar ekor kehitaman dengan ujung putih. Iris dan paruh abu-abu biru, kaki merah jambu tua. Hidup berpasangan atau kelompok kecil. Makan di permukaan tanah. Kadang berkumpul untuk minum di sumber air. Sarang berbentuk datar tipis dari ranting-ranting. Telur berwarna putih, jumlah 2 butir. Berbiak bulan Januari-September.





Suara perkutut jawa relatif kecil dan tipis jika di bandingkan dengan jenis perkutut thailand atau acapkali di sebut dengan perkutut bangkok

Menurut situs internet http://annasaranti.blogspot.com/2013/02/perkutut-dipercaya-membawa.html Burung Perkutut bisa dikatakan merupakan pemenuhan kepuasan atau kenikmatan pribadi. Suara anggungannya dapat memberikan suasana tenang, teduh, santai bahagia dan seolah-olah pemiliknya dapat berhubungan dengan alam semesta secara langsung. Lebih dari itu, perkutut tenyata memiliki keistimewaan luar biasa karena dianggap memiliki kekuatan gaib yang dapat mempengaruhi pemiliknya berdasarkan katuranggan atau ciri mathi, sehingga dipercaya memiliki pengaruh baik (membawa keberuntungan) atau buruk ( membawa sial) bagi pemilik atau si pemelihara.

                Untuk mengetahui baik atau tidaknya seekor perkutut, dapat di tilik berdasarkan katuranggan  (ciri fisik seperti bentuk tubuh, bulu, paruh, kaki ) dan ciri mathi (sifat, perilaku dan pada saat berbunyi ). Perkutu yang manggung menyongsong terbitnya matahari ( gedong mengo ), juga yang manggung menyertai terbenamnya matahari (gedong minep ) atau dari susunan bunyinya ( widana sreku/widah sana gasta gasti ), sangat baik dipelihara karena akan mendatangkan rezeki atau menaikkan derajat / pangkat.

              Hal ini juga berlaku untuk perkutut yang berbulu putih di tengah kepala ( satria kinayungan ), perkutut jambul (songgo ratu), bulu ekornya 15 lembar (pandawa mijil ), matanya bersinar kuning (mercu juwa). Sedangkan perkutut yang seluruh bulunya putih bersih atau hitam legam yang dianggap rajanya perkutut, kalau dipelihara akan memberukan keberuntungan.

Pertukut yang ekornya terdapat satu bulu putih (buntel mayit), berbulu semu merah (brama susur), berbulu kuning kemerahan (brama labuh geni), berbulu semu hitam (wisnu kucem), bulu pundak putih (candala cabda), manggung-nya tengah malam (durga duwuh) atau siang malam (durga ngerik), konon tidak baik dipelihara karena pengaruhnya buruk bagi si pemilik/ pemelihara.

Perkutut Katuranggan





Katuranggan berasal dari kata kautur (menyampaikan) dan angga (badan). Jadi katurangga adalah pengetahuan bentuk bentuk badan burung perkutut. Bagi penggemar burung perkutut tempo dulu, katuranggan sangat memegang peranan untama (selain bunyi suaranya) dalam memilih burung bakalan untuk dijadikan burung kesayangannya.

Biasanya, perkutut katuranggan dikaitkan dengan perkutut lokal yang diyakini mempunyai "kekuatan gaib" menurut kepercayaan orang-orang tempo dulu terutama masyarakat tradisi jawa dan bukan perkutut silang atau sering disebut dengan Perkutut Bangkok yang yang banyak dilihat dan dipelihara saat ini dimana diyakini sudah tidak lagi memiliki kekuatan gaib sesuai dengan pikiran masyarakat modern.

              Kebiasaan menikmati bunyi "anggungan" perkutut ini dimulai sejak jaman Majapahit dan memang burung yang satu ini pada waktu itu hanya dipelihara oleh kalangan ningrat kerajaan yang semakin dikembangkan pada saat kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dibawah Sri Sultan Hamengku Buwono VII pada tauhn 1877-1921.

Perkutut juga diyakini sebagai bilangan kelima dari kelengkapan seorang pria sejati yang sempurna dalam tradisi jawa yang berlatar kebudayaan keraton yaitu : Wisma (rumah), Garwa (istri), Curiga (keris), Turangga (kuda), dan Kukila (Perkutut).
Di Desa Damarsari Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal terdapat sebuah peternakan dan penangkaran Burung Perkutut  Lokal dan Bangkok milik Yanto (35)  warga Damarsari RT 02 RW 01 Cepiring yang menyediakan bibit hingga Perkutut siap manggung yang  telah menjuarai beberapa kejuaraan dengan andalannya seperti Perkutut bernama “Gemblong”   dan “ Tukul” yang telah menjuarai sejumlah kejuaraan seperti Bahurekso Cup, Batik Cup di Pekalongan, Juara II Liga Hanging Jateng di Batang, Juara 1 Lawang Sewu Cup di Pondok Daun Marina Semarang.
Menurut Yanto sang pemilik melalui Khamid Sembung mengatakan bahwa awalnya Krisna Bird Farm  adalah bertujuan untuk melestarikan Perkutut Jawa dan sebagian kecil mencari bibit unggul Perkutut Bangkok, pada perkembangannya peternakannya berkembang dan menetaskan sejumlah bibit unggul yang dilirik banyak kolektor,” Kami tak mematok harga tinggi, yang penting adalah persaudaraan, dan prinsipnya kami hanya menjual dengan sesuai kualitas perkutut” papar Khamid.
Seringnya mengikuti kejuaraan membuat Yanto dan Krisna Bird Farm dikenal oleh banyak penggemar perkutut dan kolektor di Jawa Tengah, kedepan rencananya Yanto akan mendatangkan bibit perkutut berkualitas untuk mendapatkan anakan atau Piyik yang siap untuk kontes dan lomba, “Bagi para mania Perkutut baik Perkutut Jawa atau Bangkok, silahkan datang ke Krisna Bird Farm, kami siap melayani dan menyediakan perkutut yang berkualitas baik bibit, untuk lomba atau indukan, kontak person KBF adalah di 081904958141 atau mas Khamid di 081325151345” tutur Khamid.

               


Minggu, 19 April 2015

Mbah Brow Yanuar,Empu Akik Yang Eksentrik



Mbah Brow Yanuar, Empu Akik yang Eksentrik.

                Mendengar kata Empu tentu dalam bayangan kita adalah seseorang berumur senja, berpakaian adat dengan jenggot putih panjang  membawa anglo berisi kemenyan berasap putih membubung manakala beliaunya sedang mengerjakan benda bertuah seperti Keris , Tombak, dan sejenisnya.

                Bayangan kita itu tak berlaku jika menyaksikan profil seorang ahli batu Akik bernama Yanuar (50) atau yang dikenal seantero Kendal sebagai Mbah Brow, penduduk desa Jambearum Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal Jawa Tengah, penampilannya bersahaja bahkan cenderung rocker banget, kadang bercelana kargo, T Shirt kutung, kalung army look,menghisap rokok klobot ,jemari bercincin akik dan  menaiki Vespa model kompeni , stylenya lebih mirip anggota grup Hell Angels pengendara Harley ala Amrik,namun   keahliannya memilih bahan , menggosok, memoles hingga terbentuk sebuah batu akik kualitas tinggi sudah diakui para penggila batu indah ini bahkan sebelum booming akik melanda beberapa waktu terkini.

                Minggu pagi 19/4-2015 saya menyempatkkan diri menyambangi rumah sekaligus workshop pembuatan akiknya yang terletak di Desa Jambearum RT 03 RW 03 Kecamatan Patebon Kendal atau tepatnya jika dari arah timur (Semarang) dari plang batas kota Kendal ada jalan kecil beraspal belok kiri, lurus lalu ada pos kamling belok kiri, nah disitulah rumah Mbah Br0w Yanuar.

                Di wisma yang asri karena sebelahnya adalah kebun yang dialih fungsikan jadi hutan mahoni , Mbah Brow tinggal bersama sang istri Ibu Kundari dan putrinya Ninik, keduanya mensupport penuh kegiatan sang kepala keluarga, bahkan Ninik yang masih duduk di bangku SMA enggan dolan atau bermain tak tentu arah , dirinya lebih suka menjadi asisten ayahnya ketika sedang berkutat dengan pekerjaannya, di rumah itu pula terpajang sejumlah koleksi akik kualitas tinggi mulai dari Aquamarine, Giok Aceh, Bacan, Pasir Emas, adapula koleksi mata uang Belanda kuno jaman penjajahan, gigi ikan hiu dan kuku hewan Macan yang terpajang apik dibingkai dalam sebuah etalase mini.


                Kesehariannya mbah brow adalah supervisor sebuah perusahaan Bus Malam yang dipercaya pimpinannya untuk mengawasi keluar masuk armadanya, di waktu luang  ketika pagi hingga sore sebelum kerja dirinya menyempatkan untuk menekuni hobi yang sudah puluhan tahun digelutinya, Batu Akik.

                “ Mencari bahan , menggosok hingga membuat akik berkilau ini sudah saya lakoni sejak bujangan, dulu semasa belum ada mesin penggosok, saya mengolah  akik secara manual mulai dari memotong bahan batu, membentuk, menggosok semuanya memakai alat tradisional, syukurlah sekarang ada mesin yang mempermudah pekerjaan “tuturnya sembari menghisap sigaret.

                Unik sekali orang ini, kreatif, bahkan mesin penggosok dan pengkilau yang biasanya orang lain membeli di toko, dia malah berinisiatif membuat sendiri dari bekas dinamo mesin cuci istrinya yang tak terpakai dirakit hingga terciptalah mesin pengolah akik lengkap dengan infus (bener bener infus dari rumah sakit..!!) yang digunakannya bekerja dirumah. Hebat.

                Mbah Brow mengatakan jika dalam mengolah bahan batu hingga terbentuk akik yang berkualitas dibutuhkan sebuah seni dan tehnik tersendiri, “ Hati harus tenang, konsentrasi tinggi dan tehnik penggosokan harus benar terjaga, melamun sedikit saja, jari kita jadi taruhan tersikat mesin gerinda” paparnya sembari mempraktekkan cara menggosok akik kepada beberapa “Cantrik” alias orang orang yang berminat mempelajari cara mengolah akik, cantriknya ini juga unik, diantaranya ada yang dari luar provinsi , luar daerah, sopir bus malam, bahkan pegawai negeri rela jauh jauh datang untuk belajar pada dia.



       Pria pehobi touring Vespa ini tak secara full komersial jual beli akik, lebih pada bisnis untuk persaudaraan, kliennya pun datang dari berbagai kalangan mulai dari pehobi pemula, penyuka akik untuk ajimat yang biasanya “memeriksakan” akik yang baru didapatnya “ beberapa pehobi berat dari Pemkab, TNI dan Polri bahkan ada sejumlah perwira yang mempunyai bordir lambang melati berjumlah dua dan tiga di pundaknya pun menyempatkan diri dolan kerumah mbah Brow hanya untuk menggosokkan akik atau mencari emban yang pas bagi koleksinya.

                Mbah Brow Yanuar sebuah potret ahli benda seni yang sederhana dan bersahaja, terkenal karena sistem marketing dari mulut ke mulut, kedepan akan semakin jarang profil semacam pria ini , gerusan jaman yang membuat semuanya menjadi komersial akan mengeliminir figur seperti mbah Brow yang dibalik sangarnya penampilan tetap mengutamakan kejujuran dan persaudaraan dalam bekerja, tertarik mengenal mbah Brow lebih dalam, silahkan call beliau di 081390053777.

Sabtu, 18 April 2015

Soto Kwali Pak Dir Semarang, Enaaak Bangeet



Soto Kwali Pak Dir, Enaak Banget..!!

                Pagi itu di bulan April 2015 saya bersama seorang rekan menjejakkan  kaki di Semarang yang cuacanya sedikit mendung, nyaman, tak seperti biasanya yang panas khas daerah pesisir, udaranya enak, ada sedikit nuansa embun basah sisa hujan semalam yang masih tersisa,lucky me, pagi itu hanya mendung, tak hujan sehingga bisa kemana saja menjelajah Venesia Van Java ini sepuasnya.

                Rekan saya menawarkan untuk makan Nasi Bebek Hainan di Beringin Resto atau di mana saja, saya mengatakan ingin mencoba resto Tan Goey di Jalan dokter Cipto, okelah, kami parkirkan mobil rekan itu di sebuah toko buku terbesar di Semarang, dan kemudian dengan lagak seperti turis menyandang backpacker kami naik angkot ke arah Stasiun Poncol, dari Poncol kami naik becak, wow amazing sekali bapak pengayuh becak yang kami tumpangi, beliau langsung tahu arah restoran Tan Goey, Poncol kearah kanan kalo dari Barat, namun jika dari Timur berarti sebelum Bangjo kita ambil kiri melewati jalan Tanjung yang bernuansa Kompeni kuno, namun apalah daya, jam Delapan pagi  lebih sedikit sesampai depan resto itu ternyata Tan Goey masih tutup.

                Malu juga ya sudah kadung bapak becak tadi disuruh pergi restoran masih tutup, otak pelancong kami gak mau kalah, harus makan nih, ndilalah, nengok kedepan ada beberapa warung tenda sudah berdiri dan mengepulkan asap tanda siap menerima tamu, kami masuk dengan agak kuatir kalo masakan belum matang, tapi sang penjual dengan style profesional ala waiter hotel bintang tujuh segera menawarkan dagangannya yang berupa Soto .

                Terpesona saya melihat cara memasak yang unik, Soto yang biasanya kuahnya dimasak dalam dandang Alumunium , ditempat ini dimasak di Kuali, yaitu mirip gentong terbuat dari gerabah ,oh dari sinilah ternyata nama “Warung Soto Kwali Pak Dir “ yang kami singgahi karena dikecewakan Tan Goey muncul.



                Menurut Pak Dir sang penjual dirinya sudah enam tahun berjualan soto, meniru jejak sang kakak yang sudah lebih lama jualan di tempat lain, kamera saya seijin dia segera mengarah ke beberapa spot bagus diantaranya Kuali dan penjualnya, ditengah kilatan blits, pak Dir menjelaskan bahwa alasannya memakai kuali adalah karena kuali menurutnya lebih aman dari kontaminasi logam alumunium yang berpotensi meresap kedalam tubuh manusia , disamping  tentu rasanya konon akan lebih nujleb (Nujleb artinya menancap_bhs jawa).

                Tibalah acara makan kami dimulai manakala mangkok soto sudah dihidangkan, saya lirik isinya menarik, semangkok Soto plus nasi, ditaburi oncang bawang, brambang goreng, Daging Sapi , Koyor Sapi, aroma rempahnya menukik di hidung, smells goodlah.

                Saatnya lidah bekerja, saya tambahkan sedikit kecap dan sambal, kemudian satu tangan lain meraih perkedel , sesuap soto daging sapi pun masuk ke mulut, wuaah, enake pol, saya terkejut dengan sensasi rasa dagingnya yang pas , koyornya yang lembut berpadu dengan kuah rempah dan bawang putih gorengnya yang ciamik , taste good, berkelas.

                Setelah suapan pertama, siapapun yang pernah makan dengan saya pasti hafal tabiatku waktu makan, gak sampe 5 menit, amblas tuh semangkok soto, bersyukur saya masih bisa mempertahankan gelar juara berat badan versi saya sendiri yang tak lebih dari 98 Kg, belum naik lagi.

                Sembari menghisap sigaret dan menikmati sisa  Es Teh, datanglah dua lagi rekan saya yang suka molor kalo janjian, kami persilahkan beliau berdua pesan dan makan, saya lihat ekspresi mereka sedikit kaget ada makanan seenak ini di warung tenda Semarang, “ Kalian belum seperempatnya menjelajah semarang sisters” batinku.

                Rampung makan, minum, dan sedikit ngobrol, Mrs D bendahara umum kami membayar, shock terpancar dari mata kelabunya, ternyata hanya habis Rp 45 ribu saja untuk Empat mangkok Soto, Es Teh , Perkedel, Telur , beberapa potong tempe dan Gorengan. Murah untuk makanan enak seperti ini.

                Terimakasih Pak Dir, semoga sukses, kedepan semoga ketika kami ke Semarang lagi, panjenengan sudah mampu membeli ruko untuk lebih membuat para pelanggan leluasa menikmati enaknya soto anda.