Rabu, 25 Januari 2017

Tjepiring, Jenewer dan Las Vegas Sri Agung



Tjepiring, Jenewer  dan Las Vegas  Sri Agung.


                Menurut catatan Simon Winchester dalam bukunya yang berjudul “Krakatau”  halaman 179-192, menyebutkan bahwa tradisi minum minuman keras  adalah merupakan bagian dari tradisi orang Belanda saat mereka membuat koloni di Indonesia, khususnya Batavia, “ Rata rata Hollander abad ke 17 minum satu gelas Jenewer (Minuman keras khas Belanda) sebelum sarapan pagi dan menjelang senja mengkonsumsi bergelas gelas arak buatan lokal sambil duduk tanpa baju di rumahnya yang gelap dan kurang angin” tulis Simon.


                Jenewer mungkin agak asing bagi generasi sekarang, namun kami yang hidup di sekitar komplek gedung bioskop Sriagung Tjepiring  Las Vegasnya Kabupaten Kendal  Jawa Tengah jaman tahun 80 an, minuman para Londho yang warnanya putih jernih dan kadang cara minumnya  oleh sebagian orang  dicampur susu putih  ini , banyak dijual di toko toko,  minuman keras yang saat itu menjamur di Tjepiring, ada dua toko di sekitar sriagung theatre, di depan pasar dan disejumlah tempat lain, bersanding dengan miras lokal seperti Tjong Yang, Anggur Kolesom,  Arak putih, Vodka, dan Ginseng yang seingat saya  minuman  ginseng  beralkohol yang baunya wangi dan efek mabuknya  agak “Ngampleng” ini dijual di lapak pasar koplak yg sekarang mungkin posisinya didepan apoteknya Helmi  bekas kuburan lama.


                Sriagung  Theatre sebagai  pusat keramaian memang  sangat hebat ramainya waktu itu, seluruh pecinta film dari segenap penjuru Kendal  tumplek blek disana,  favorit mereka adalah film Rhoma Irama yang antreannya saja bisa sampai mengular menyeberang jalan , kemudian film Dono Kasino Indro, komedian Indonesia Bing Slamet,Iskak dan Ateng dengan Koboi Cengengnya, kemudian Darto Helm, ingatan saya juga mencatat ada film fenomenal Indonesia berjudul “Bayi Ajaib” yang untiknya kemudian dijadikan bahan julukan bagi seseorang yang  dianggap aneh, lucu atau malah saking pintarnya, ada juga penggemar film India dengan bintang filmnya yang tenar seperti Mithun Tjakraborthy , Amitabh Bachan, Darmendra,Govinda dan Hema Malini, juga para pecinta film Holywood  untuk menonton Chuck Norris, Charles Bronson, Sylvester Stallone dengan film Rambo dan Rocky nya,  sementara penggemar film mandarin Hongkong juga punya fans fanatik, mereka hafal dengan nama Li Lien Chieh atau Jet Lie, Chen Lung atau Jacky Chan, Samo Hung, Gong Li yg seksi dan sebagainya.


                Tingkah para penonton pun beragam, ada yang memang menonton, ada yang pacaran di kebon pisang belakang gedung bioskop, ada yang nyambi jadi pencopet, maling sepeda dan makelar karcis, ada yang memang sengaja sambil mabuk mencari sparring partner melampiaskan hobi gelutannya, ada yang mencari pelacur murahan, dan kisah seorang pelacur bernama Sutur  dilempar ke selokan belakang Balai Desa Tjepiring  oleh konsumennya yang menolak membayar  jasa  sang pemuas syahwat itu  semasa saya SD menjadi  trending topics disegala lapisan usia.

                Sayang sekali, hingga kini saya tak pernah mendapatkan sepotong fotopun dari bioskop Sriagung yang legendaris itu, too bad, sebuah sejarah namun  tak berfoto. Ah biarlah, yang penting mari kita sebagai generasi penerus tetap menyayangi the old Tjepiring dengan cara menulis kenangan apapun tentang  kisah yang pernah ada di sana, dulu dan kini, oke ya Tjepiringers, semoga sukses untuk kita semua 


#sejarahkendal #tjepiring #kuno #antik #antiques  #vintage #warungsatepakdultjepiring  #jawa #jawatengah #sriagung #a  #sejarah  #film #donokasinoindro #bayiajaib #jenewer #dutchheritage

(Aryo Widiyanto, Journalist, Traveller , Backpacker, , Photographer, dan Abdi Negara, Blogger di aryowidiyanto.blogspot.com. Twitter di @aryowidi , Facebook :Aryo Widiyanto, email di : aryo_widi@yahoo.co.id. Address: Jl Sriagung 234 Cepiring Kendal Jawa Tengah Indonesia. Instagram :Aryo Widiyanto)