Jumat, 31 Mei 2013

Berusaha Terbaik,Serahkan Hasilnya Pada Tuhan,dan Lihat Keajaibannya.



Bukan Rubrik Motivasi

Sekedar Berbagi Cerita.

                                Berusaha Terbaik,Serahkan Hasilnya Pada Tuhan,dan Lihat Keajaibannya.


Beberapa hari  yang lalu saya  mendapatkan sebuah anugerah  dengan kelahiran anak ketiga saya , seorang bayi  lelaki yang cakep, Alhamdulilah Sehat dan kami beri nama Kenzie Surya Pamungkas.

                Bayi itu adalah sebuah hasil dari perjuangan kami yang tak kenal lelah, dari mulai program kehamilan yang susah setelah jeda 7 tahun dari sang kakak hingga proses kelahirannya yang membuat sport  jantung bagi kami orang tuanya.

                Pagi itu istri saya merasakan kontraksi tak teratur dengan jangka waktu yang agak panjang, namun kami tak mau ambil resiko, segera jam 8 pagi kami ke Bidan , oleh bidan desa istri saya disarankan untuk menungu kelahiran dirumah bida terssebut yang kebetulan letaknya tak jauh dari rumahku.

                Sejam dua jam tak ada perubahan, hingga tengah malam, saking capek dan ngantuknya  menunggu, aku sampai harus terjengkang dari kursi plastik tempatku duduk, tak mengapa, hitung hitung olahraga Judo lawan lantai, kata batinku.

                Semalaman istriku sudah mulai kontraksi lanjutan, mengeluh dan menahan sakit berkepanjangan,namun tetap saja “Bukaan”rahim hanya berkisar di level 2 yang berarti harus menunggu hingga angka 10.

                Perasaan dan mentalku sebagai seorang Bapak mulai goyah, apakah ada yang salah?apakah aku berdosa pada seseorang?perang batin ditengah capeknya badan akibat menunggu terlalu lama menggedor hatiku,ampun rasanya pahit di hati.

                Hingga Esok harinya tetap tak ada perubahan, bukaan rahim hanya beranjak satu angka menuju 3, mulai mulutku berdoa sebisanya, aku mulai sedikit ragu, timbul pertanyaan, apakah Allah tidak berkenan mendengar doaku? Negatif thinking menyeruak disela emosi akibat lelah mendera, saya menganggapnya manusiawi, toh saya cuma orang biasa.

                Menginjak jam 1 siang yang berarti sudah satu hari setengah istri saya mengejan menderita sakit luar biasa , akhirnya istri dengan terengah berkata “Pah, aku mau Cesar aja”. Langsung tanpa buang waktu kami larikan dia ke RSI Kendal.

                Ditengah perjalanan itulah slide demi slide dosa masa lalu seakan diputar , jujur saya bukan orang baik seperti  kebanyakan orang, tapi saya seakan disadarkan akan dosa yang  pernah saya perbuat, saya memohon pada Allah, “Selamatkan anak istriku ya Allah, aku menyesal mengabaikan mereka selama ini, aku sering menganggap mereka hanya angin lalu, aku jarang berada dirumah menemani mereka, “ ditengah airmata yang mengaburkan pandangan aku meracau dalam doa.

                Kembali seakan Allah Tuhanku tak merespon doaku, padahal itu adalah doa tertulus menurutku, aku kembali protes “Apa salahku ya Allah, hukum aku jangan mereka” tangisku pecah.

                Sesampai di RSI Weleri perawat dengan cekatan menempatkan istriku di ruang VK 1. Namun problem datang, istriku harus puasa sampe 6 jam untuk proses Cesar, aku mulai ngaco menyalahkan semua hal, emosiku naik, tapi tetap berdoa, aku berprinsip  hanya Allah SWT yang mampu menolongku.

                Tiba saatnya Operasi,kembali mentalku hancur lebur , aku menyaksikan istriku dibalut pakaian  steril hijau masuk ruang Bedah Sentral, aku berdoa terus berdoa, doa terpanjang seumurku saat ini yang pernah kuingat, sejam sudah, aku belum mendengar suara Bayi, panik melanda, kembali buruk sangka bertebaran ,kemana Tuhan saat aku butuhkan?

                Penantianku terjawab, tiba tiba seorang perawat membuka pintu ruang operasi membawa Bayiku, aku berteriak Alhamdulillah, bayi itu kami bawa ke ruang khusus selama 2 jam, kemudian aku menemui istriku di ruang Roudhoh 203 di lantai II. Kami berpelukan, kami kira itu akhir dari cerita ini.

                Tapi selang beberapa jam keesokan harinya , ternyata ada masalah baru, bayi kami tak mau minum ASI ataupun susu formula sehiingga harus di infus dan diberi selang bantuan untuk memasukkan makanan dari mulut..Ya Allah, remuk hatiku, anak baru umur 2 hari harus diinfus dan diselang mulutnya, kami bertiga bertangisan, sepertinya ini kiamat bagi keluargaku.

                Saat panik seperti itu sebagai orang biasa, bukan orang yang terlatih untuk berpikir super seperti motivator di TV , aku merasa seperti dibayangi kekhawatiran sangat dalam, jangan jangan besok istriku begini, jangan jangan anakku seperti ini, seribu kalimat dan bayangan bertajuk jangan jangan itu seakan menghajarku, aku terlalu kuatir dengan pikiranku sendiri, di mobil saat pulang mengambil baju ganti, aku hanya bisa terdiam.

                Resah, gelisah, sesak di hati, sesak napas, keringat dingin menemaniku, rasanya sangat tidak nyaman.

                Sampai suatu ketika dalam doa sepanjang malam, ya sepanjang malam, karena aku tak pernah tidur selama 5 hari menanti kesembuhan dua belahan jiwaku itu , dalam sebuah doa aku seperti di sadarkan bahwa aku bukanlah Tuhan yang menentukan hari esok seperti apa, 5 menit kedepan saja aku tak tau dunia ini seperti apa, kenapa aku berpikir seakan aku tahu nasib anak istriku di hari esok??.

                Berangkat dari kesadaran itu aku akhirnya pasrah menyerahkan semua yang terbaik kepada Allah SWT, “Aku sudah berusaha yang terbaik ya Allah, tetap akan berusaha yang terbaik sepanjang hidupku, tapi semua keputusan ada di tangan Mu, siapa tau besok istriku sehat, anakku sehat” gumamku semalaman.

                Dari kalimat sederhana mengganti kata “Jangan jangan” menjadi “Siapa Tau” itu timbul semangat dan pengharapan, bahwa semua kesembuhan dan kesehatan itu di tangan Allah dan tak ada yang tau apa yang akan terjadi esok pagi, barulah kemudian aku bisa tidur nyenyak, seakan dalam pikiranku semua problem sudah selesai.

                Saat aku sudah memasrahkan semua pada Tuhan, timbul berbagai keajaiban, anakku keesokan harinya secara tak terduga mau minum susu formula,padahal sebelumnya tak bisa, setelah kondisinya di check dokter, 6 jam kemudian selang mulutnya dilepas, oksigen bantuan juga dilepas, sehari berikutnya infus juga dilepas oleh dokternya. Menakjubkan akhirnya anak istriku bisa pulang dalam jangka hanya 2 hari setelah doa yang menenangkan ditengah malam itu.

                Dari pelajaran ini aku menyadari bahwa Manusia adalah bukan penentu nasib, kita bahkan tak tahu apa yang akan terjadi semenit atau satu detik kedepan, mengapa selama ini aku menyalahkan Tuhan?mengapa aku mengarang nasibku sendiri, memalukan jika mengingatnya.





                Mari saudaraku semua, tetaplah berdoa dan betharap serta bekerja dan berusaha yang terbaik, Pasti Allah akan memberikan jalan terbaik, percayalah, jalan Tuhan jauh lebih baik daripada khayalan kita. Buktikan.

 (Aryo Widiyanto, bukan motivator , hanya petualang yang sering menjelajah Facebook di akun : Aryo Widiyanto, beralamat email di : aryo_widi@yahoo.co.id.   Pin blackberry : 21DC007F, dan blogspot di : aryowidiyanto.blogspot.com.)
               
               
               
               
               
               
               
               

Kamis, 23 Mei 2013

Tanah Dijual Di Kabupaten Kendal Mei 2013 Tengah Kota.


Tanah Dijual Di Kabupaten Kendal Mei 2013 Tengah Kota.
Sold Out

Senin, 20 Mei 2013

Dijual Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) di Kabupaten Kendal .


Dijual Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) di Kabupaten Kendal 

sudah terjual

Resensi Film Terbaik Dunia. Hachiko A Dog’s Story.



Resensi Film Terbaik Dunia.

Hachiko A Dog’s Story.




                Sebuah film produksi  Consolidated Pictures Group  yang niscaya akan membuat anda terkuras emosi dan airmata karena keharuan dari menit pertama  hingga terakhir yang terus dialirkan oleh Sutradara Lasse Hallstrom ,diproduseri oleh Richard Gere, Bill Johnson, Vicki Shigekuni Wong dan penulis naskah Stephen P. Lindsay tersebut, Diadaptasi dari kisah nyata  di Jepang tentang seekor anjing  bernama Hachiko yang sangat setia pada tuannya, Seorang Profesor tua tinggal sendirian di Kota Shibuya, bernama Profesor Hidesamuro Ueno, hingga masyarakat Jepang yang mengetahui membaca kisah Hachiko  merespon Hachiko untuk dijadikan teladan oleh masyarakt jepang tentang kesetiaanya. Pada tahun 1934, warga setempat ( disekitar tempat tinggal Hachiko) mendirikan patung Hachiko tepat ditempat ia menunggu tuannya di stasiun Shibuya sebagai sapresiasi dari masyarakat terhadap kesetiaan . Film ini dibuat dengan menggabungkan dua kultur budaya yaitu Amerika dan Jepang lengkap dengan segala filosofinya , musik klasik dengan denting piano dan terkadang dibeberapa bagian disisipkan sentuhan khas Jepang menambah haru biru nuansa keesedihan namun sarat oleh makna  dimana Hachikomengajarkan pada kita tentang arti sebenarnya dari kalimat Setia,tanpa pamrih apapun. 

                Adegan  dibuka dengan suasana malam stasiun Kereta Api dimana Profesor  Parker Wilson (Richard Gere) menemukan anjing kecil dari Ras Akita Jepang  yang tanpa sengaja terlepas dari Sangkar Rotan akibat kecerobohan Porter pengangkut barang dari pesawat yang mengirim anjing itu dari sebuah kuil di negeri matahari terbit.
                Anjing itu coba ditawarkan kepada  Charles Boilins sang penjaga stasiun, Myra penjual daging dan Jess penjual Hotdog  namun mereka semua menolak, bahkan tempat penampungan hewan terlantar juga menolak padahal anjing ras Akita itu sangat lucu, akhirnya Wilson menemui rekannya Ken Fujiyoshi (Cary Hiroyuki Tagawa) yang mengatakan bahwa Wilson dan Anjing itu “Berjodoh” bisa jadi bukan Wilson yang menemukan anjing itu tapi sang Puppy lah yang menemukan Wilson, dari Kalung yang dipakai anjing iitu bersimbolkan kalimat Hachi yang artinya “Delapan” angka keberuntungan bagi bangsa Jepang, Ken Fujiyoshi sendiri menolak untuk memelihara Hachiko nama baru dari anjing Akita itu, karena menurut Ken, takdir sudah mempersatukan Wilson dan Hachiko.
                Persoalan terus berlanjut,mengalir khas Amerika, Istri Wilson , Cate (Joan Allen)  awalnya menolak memelihara Hachiko, hingga anjing kecil itu terpaksa harus tinggal di gudang, akhirnya hati Cate luluh melihat sang suami dan putri semata wayang mereka Andy (Sarah Roemmer) mencintai Hachiko dengan tulus, kehidupan berjalan dengan bahagia saat Hachiko tumbuh besar dan gagah namun menggemaskan, namun Wilson sempat heran karena Hachiko tak mau diajak bermain lempar bola seperti anjing lainnya, Kembali Ken Fujiyoshi sang teman mengatakan bahwa satu keunikan ras Anjing Akita ini adalah dia bersifat melayani dan mengabdi  tak seperti ras lain seperti Springer Spaniel atau Doberman “ Ingat Wilson, ini adalah anjing Jepang bukan Amerika”tutur Ken seakan mengimgatkan kekhasan bangsanya sembari tersenyum.
                Suatu pagi ketika Wilson hendak berangkat bekerja  Hachiko menggali pagar rumah sehingga dia bisa lolos dan menyusul tuannya ke stasiun Bedridge , akibatnya Wilson terlambat bekerja  dan pulang untuk menutup lubang yang digali Hachiko, tak kurang akal sang anjing melompat pagar untuk mengantar tuannya bekerja, tak berhenti disana, sepulang kerja, Hachiko sudah menunggu di taman Stasiun , berulang setiap hari hingga bertahun tahun dan menjadi sebuah kebiasaan .
                Hingga suatu ketika saat Wilson akan berangkat kerja ada sebuah keanehan, Hachiko terus menggonggong dan memutar tubuh seperti meminta tuannya untuk kembali,  saat Wilson memaksa untuk berangkat Hachiko tak mengikuti ,ini tentu menjadi pertanyaan dan pembicaraan para sahabat  seperti Charles Boilins penjaga stasiun, Jess penjual Hotdog dan Myra pemilik toko daging, “Kemana Hachi??,Apa yang terjadi??” begitu ucap mereka,  belum habis mereka bicara tiba tiba Hachiko datang dengan membawa bola karet dan mengajak Wilson bermain Lempar bola..!! sebuah ketidak biasaan selama hidupnya, Wilson senang,” Ini yang pertama kali ,catat itu “ kata Wilson kepada Boilins sambil berjalan menuju kereta untuk berangkat mengajar.
                Rupanya perilaku aneh yang ditunjukkan Hachiko adalah sebuah pertanda, Sesampai di Kampus saat mengajar, Wilson mengalami serangan jantung dan meninggal , kesedihan mendalam dialami oleh seluruh keluarganya, perubahan drastis terjadi pada Hachiko, dia menjadi sering tepekur seperti melamun  merindukan tuannya.
                Andy putri Wilson mengajak Hachiko untuk tinggal bersama dia dan suaminya di kota lain, keadaan seperti normal kembali tapi suatu hari ketika suami Andy datang dengan membawa belanjaan untuk putri kecilnya, Hachiko lari keluar rumah , anjing itu menyusuri rel kereta api berhari hari untuk kembali ke rumah Wilson, tapi sayang, rumah Wilson sudah dijual dan hanya beberapa orang asing pengangkut barang  yang ditemui Hachiko disana, anjing bersedih hati itu kemudian menuju Stasiun dimana tuannya biasa berangkat dan pulang kerja, rupanya Hachiko tak menyadari jika sang tuan sudah meninggal dunia.
                Charles Boilins, Jess dan Myra sempat kaget dengan kehadiran Hachiko, seperti layaknya sahabat lama, mereka menyambut Hachi dengan hangat, menyapa dan memberi salam, kembali Hachiko duduk menanti tuannya di Taman depan stasiun tua itu.
                Andy , putri Wilson segera menyusul ke stasiun  Bedridge  dan membawa Hachiko kerumahnya, sampai suatu masa saat anjing itu ingin pergi Andy berkata “ Hachiko kamu tau apa yang harus kamu lakukan, tapi ingat, aku tetap sayang padamu” tutur Andy sambil membuka pintu, Hachiko menatap Andy sekejap seperti berterimakasih lalu berlari menuju Stasiun.
                Sesampai di stasiun itu cuaca musim dingin menyambutnya, dengan setia dia duduk menanti sang tuan ,posisi duduk Hachiko tak berubah, saat pagi dan malam dia menunggu mengamati satu persatu para penumpang yang turun dari kereta, tapi sang tuan tak kunjung datang, saat tubuh mulai lelah Hachiko merebahkan diri dibawah kereta api tak terpakai yang ada dipojok stasiun, saat perutnya mulai lapar, Hachiko menggaruk pintu toko daging milik Myra dan mendapatkan sesuap daging hangat, musim semi berganti menjadi musim gugur dan kemudian musim salju tiba, Hachiko tetap setia menunggu Wilson.
                Seorang wartawan muda yang bersimpati kemudian mengangkat kisah kesetiaan Hachiko ini di korannya, sebuah artikel besar berjudul  “ Anjing  setia menunggu tuannya yang telah tiada” menjadi headline, beritanya menyebar ke seluruh negeri, simpati berdatangan, mulai dari anak sekolah yang mengirim uang makan siang untuk anjing itu hingga  Ken Fujiyoshi sang sahabat dari Wilson juga datang menjenguk Hachiko, dia berkata “Hachiko, kau tahu tuanmu tak akan datang, tapi jika Hachiko ingin menunggu ,maka Hachiko harus menunggu” bisik Ken dalam bahasa Jepang sambil mengelus lembut bulu Hachiko .
                Cate istri Wilson yang telah pindah keluar kota pun datang menengok Hachiko, dia menangis melihat Hachiko tampak lelah dan lusuh “ Hachiko, kau sudah tua sekarang, tapi kau tetap menunggu Wilson”Isak tangis Cate pun pecah. “ Aku akan temani kau hari ini menunggu hingga malam tiba Hachiko” tutur Cate .
                Musim berubah, bulan berganti, sembilan tahun Hachiko setia menunggu tuannya, saat tubuhnya mulai menua, sakit dan lelah tak dirasakan, Hachiko hanya ingin menunggu tuannya, sampai akhirnya di musim dingin beersalju, saat Hachiko menutup mata dan menghembuskan nafas terakhirnya, Wilson sang Tuan menjemput Hachiko , sang Tuan turun dari kereta api diiringi seberkas sinar putih ,rintik salju  dan menyapa Hachiko dengan senyumnya “ Come here boy” kata Wilson, mereka berdua dilukiskan menuju alam keabadian dengan senyum dan kebahagiaan, penantian Hachiko berakhir bersama dengan berakhir hidupnya di dunia ini, farewell Hachiko.

 (Aryo Widiyanto, penulis Resensi Film yang bisa dihubungi di pin Blackberry 21DC007F,     email ; aryo_widi@yahoo.co.id       Twitter :  @aryowidi       Facebook : Aryo Widiyanto    dan tinggal dialamat surat : Jalan Sriagung 234 Cepiring Kendal Jawa Tengah Indonesia)
               
               

Minggu, 12 Mei 2013

Ngobrol di Cafe Si Tjepiring Seri 2 Pemilihan Legislatif ,Sebenernya Wakil rakyat itu mewakili siapa?



Ngobrol di Cafe Si Tjepiring Seri 2

                Pemilihan Legislatif ,Sebenernya Wakil rakyat itu mewakili siapa?


                Cuaca Desa Cepiring yang redup temaram malam ini Minggu 12/5  tak menyurutkan langkah komunitas pecinta Kopi menyambangi Cafe si Tjepiring yang terletak di Jalan Sriagung Cepiring Kendal Jawa Tengah atau tepatnya di kawasan Eks Gedung bioskop lama  untuk melampiaskan hobi bersosialita ,bercerita dan membahas situasi terkini  .

Terlihat  asyik menghisap rokok, sembari menikmati Teh Jahe Kalimantan,Kopi Sukorejo ,Kopi Bangka dan Teh Poci Gula Batu , ditemani Singkong  goreng, Pisang Bakar Coklat Keju dan Mie Rebus Telur spesial, nampak “Moderator”malam itu dikuasai oleh Pak Arif atau warga biasa menjulukinya “Sang Lebe Metal” dimana Lebe adalah jabatan pemuka agama desa, sementara Metal diambil dari ciri khas sang Lebe yang masih muda dan senang dengan musik cadas.

Ada juga beberapa tokoh pemuda seperti Mas Hasan, Bang Rojak si Photograper, Bang Andi Batak yang bertubuh gempal ,Bang Johny Padang , Mas Yoga, serta sejumlah pemuda lainnya serius mencermati  setiap ucapan pak Lebe Metal.

Obrolan di Cafe pertama dalam sejarah Desa Cepiring itu berkisar seputar sepinya animo masyarakat di Pemilihan Gubernur Jawa Tengah 2013 ini hingga  kearah Pemilihan Legislatif untuk DPRD Kabupaten yang akan digelar sesudah Pilgub.

“ Sebenarnya, saya kadang berpikir, Pemilihan Legislatif alias Milih anggota DPRD Kabupaten Kendal itu wakil rakyat itu mewakili siapa,apakah mewakili kita para warga desa, atau mewakili partainya, atau mewakili dirinya sendiri karena merasa punya uang dan butuh status serta pekerjaan ??” lempar sang Lebe memancing naluri menyanggah para peserta diskusinya.

“ Gak jelas juga Bang Lebe, manalah awak peduli , kenal juga kagak” cuek tanggapan Bang Johny yang orang Padang namun lama menetap di kota ini.

“ Iya ya, kalau mereka wakil kita, kok tak ada kemajuan apapun yang dibuat oleh para wakil kita mengenai situasi dan kondisi Desa,  fasilitas kesehatan , lapangan pekerjaan nihil, jalan desa masih sama dari dia terpilih sampai ini mau pemilihan Legislatif lagi” kritis Mas Rojak si pemuda asli desa ini.

“Lebih celaka lagi kalau partai politik mengusung para Calegnya yang berpotensi  terpilih  artinya bernomor urut Satu dan Dua adalah dari luar Dapil yang ada bukan dari desa sendiri , pasti tambah stagnan keadaan yang ada, tak bakal ada kemajuan ,apakah mereka tau diri membawa kemajuan bagi wilayah ini, atau kita hanya dijadikan lumbung suara bagi partainya ”Pancing Lebe Metal memanaskan adrenalin  berdebat malam itu.

“Itulah Partai Politik Bang, hanya mementingkan perolehan suara ,kalo gua sih mending Golput,ga bakalan nyoblos, buat apa? Toh kalo udeh terpilih mana kenal para anggota DPRD ma kite?, sekarang aja waktu kampanye sok manis, macam mana pula sok kegantengan pasang baliho jual tampang, apa efeknya ke Desa kita,bah!!??” ledak Bang Andi Batak yang terlihat mulai meradang

Cepiring memang dikenal Heterogen , berbagai suku mendiami wilayah ini , kebanyakan generasi yag sekarang adalah generasi kedua dan ketiga dari para imigran dari berbagai suku di Indonesia,seperti Jawa,Cina,Batak, Padang, Sunda dan bahkan keturunan Timor  serta Papua namun militansi mereka mencintai desanya pantas diacungi jempol.

Akhirnya dari diskusi tanpa konsep itu  bermuara pada satu hal, mereka berharap  ada satu figur Caleg yang mampu membuat perubahan besar di Wilayah Cepiring,namun sayang belum ada yang mampu melakukannya, dari 11 Caleg yang berasal dari desa Cepiring yang kebanyakan dari partai papan tengah itu semuanya merupakan muka baru, semenjana, biasa saja, jadi jangan salahkan jika para Tjepiringers (Sebutan untuk komunitas obrolan Cafe Tjepiring) berucap “ Wani Pirooooo?” alias berani bayar berapa untuk satu suara per kepala mereka, sebuah tawaran yang tak mahal sebenarnya, jika mengingat besok para Caleg itu sukses menjadi anggota DPRD Kendal tentu besar kemungkinan tak akan ingat kebutuhan dan kepentingan pembangunan sarana ,prasarana dan kualitas hidup  warga desa yang mencoblos namanya.  

 (Aryo Widiyanto, Traveller,Backpacker, Petualang yg tinggal di  Jalan Sriagung 234 Cepiring Kendal Jateng , Akun Facebook   :  Aryo Widiyanto .      Twitter: @aryo_widi.           blogspot: aryowidiyanto.blogspot.com.            dan tidur dengan pin blackberry :21DC007F) )

Sabtu, 11 Mei 2013

“Ngrasani Calon Gubernur Jateng 2013 Di Cafe Si Tjepiring”



Obrolan Cafe Si Tjepiring.

“Ngrasani Calon Gubernur Jateng 2013 Di Cafe Si Tjepiring”

                Pemilihan Gubernur Jawa Tengah tahun 2013 ini  mulai mendapat sedikit atensi dari warga masyarakat, namun lagi lagi baru sebatas perang kalimat di Televisi dan perang jual tampang di koran dan  Baliho serta spanduk di pinggir jalan.

                Sekelompok komunitas warga yang sedang menikmati nuansa sore  Sabtu 11/5  di Cafe Si Tjepiring yang terletak di Jalan Sriagung Cepiring Kendal Jawa Tengah sembari menyesap Kopi Hitam khas Sukorejo , Kopi Bangka, Teh Poci Pagilaran dan rokok ditambah dengan hidangan Pisang Coklat Keju ,Bakwan,Tahu Bakso dan Singkong Goreng tak luput menyoroti fenomena Pilgub ini, namun maaf wahai para calon Gubernur, kali ini mereka tidak sedang menjadi corong kampanye anda, ini murni suara warga.

                Majemuknya para “Penongkrong” di Cafe Tjepiring  terlihat sore itu, ada pak Kayat pekerja bengkel  yang bertubuh gemuk kekar seperti Mike Tyson, ada pak Dul dan Mas Dede bos Konter Telepon Seluler sekaligus  aktivis Olahraga Bersepeda yang setia setiap sore  menyempatkan diri ngopi dan ngeteh, serta Intan mahasiswi Akbid yang kelihatan pendiam namun sekali berbicara menohok lawan bicaranya.

                Menurut Pak Kayat  dirinya senang ketika pemilu tiba, apapun jenis pemilu itu, karena  pasti ada calon yang membagikan kaos, baginya kaos Pemilu adalah sarana eksistensi diri, bahwa dirinya diperhatikan dan diajeni oleh sang Calon, namun ketika sudah usang kaos itupun harus rela menjadi lap dan alas pengganti Keset kaki didepan pintu bengkelnya.

                Lain lagi dengan pendapat Pak Dul, menurutnya Pilgub ini adalah sarana pemborosan yang memprihatinkan, “Untuk beli MMT ,Spanduk dan Baliho adalah bukan barang murah , semeter persegi kira kira seharga Duapuluh Tiga Ribu rupiah , sekarang bayangkan, berapa ribu meter spanduk MMT dan Baliho yang terpajang di pinggir jalan seluruh Jawa Tengah ,berapa ratus juta atau bahkan milyaran rupiah terbuang hanya untuk MMT??” sungut Pak Dul sembari nyeruput Teh Pagilarannya.

                “ Duit darimana ya untuk beli MMT itu ??” tanya pak Kayat dengan nada sedikit berbisik.
Rupanya  pertanyaan tentang MMT itu memantik celoteh Intan, “ Mending kalo Balihonya mencerdaskan , hlaa wong kebanyakan isi kalimat spanduk itu gak mutu blas, ora mudeng aku, males nyawang, Balihonya Lebay semua” sengat Intan seperti Jab petinju menghantam lawan.

                Mereka bukan sekedar sedang “Ngrasani” atau dalam bahasa Indonesianya menggosipkan event Pilgub 2013 ini,namun ini adalah bentuk  keprihatinan mendalam mengingat secara sadar atau tidak sosialisasi melalui MMT,Spanduk dan Baliho adalah sebuah pemborosan, rawan pelanggaran seperti yang terjadi hari Jumat 10/5 dimana KPU ,Pamwaslu dan Satpol PP Kabupaten Kendal  berupaya mencopot Baliho bergambar salah satu pasangan Cagub  yang dinilai melanggar peraturan  tentang larangan memasang alat peraga  di titik tertentu seperti rumah ibadah, rumah sakit, Puskesmas, Kantor Pemerintahan , rumah dinas  dan sejenisnya.

                Namun ketegasan ketiga elemen itu akhirnya berujung antiklimaks, Baliho sang Cagub yang nangkring besar di halaman Bappeda itu tak mampu dilepas hari itu karena terkendala peralatan yang tak memadai (Suara Merdeka Sabtu 11/5)

                Seharusnya semua calon Gubernur Jateng 2013 ini paham tentang aturan dan tata cara memasang alat peraga kampanye, dan satu lagi yang perlu dipertanyakan, apakah ada aturan dari KPU,Panwaslu atau lembaga berwenang lainnya untuk tidak memasang alat peraga kampanyenya dengan cara di paku di pohon, sungguh  menyedihkan  jika melihat kebiadaban para Tim kampanye memaku alat peraganya di pohon , tak menyadari bahwa pohon juga merupakan makhluk hidup yang menyerap karbon dioksida  membantu manusia.

 Mari kita tak mencoblos para Cagub yang tim suksesnya masih semena mena memakukan  selembar plastik berisi wajah lebay Cagubnya  di Pohon. 

(  Aryo Widiyanto ,Petualang yang tinggal di Akun Facebook :Aryo Widiyanto ,    pin blackberry 21DC007F     Twitter :@aryowidi   blogspot : aryowidiyanto.blogspot.com)