Sabtu, 29 Januari 2011

Sebuah Surat Pembaca yang menanyakan tentang pencak silat diharian Suara Merdeka, isinya sebagai berikut :

Sebagai
pemandu wisata saya membutuhkan pengetahuan khusus tentang olahraga khas di
daerah. Di Kendal, pencak silat saat ini jarang terekspose, berbeda dengan tahun
80-an s.d 90-an. Saat itu pencak silat sangat mudah dijumpai. Salah satu
penyebabnya, olahraga ini dulu masuk kurikulum pendidikan dasar. Dengan demikian
bila ada turis ingin menyaksikan pencak silat, tinggal njujug ke SD mana saja di
wilayah Kendal. Pak Bupati Hendy Boedoro yang sangat perhatian terhadap dunia
olahraga dan pariwisata, ada baiknya jika dhawuh ke kepala Dinas P dan K untuk
memasukkan olahraga ini ke SD.

Bukan untuk menjadi juara dunia, bukan pula mencari popularitas. Pencak silat layak
diwariskan ke generasi muda agar nilai positif seperti jiwa pantang menyerah,
mau belajar dan menghormati orang yang lebih tua selalu ada di benak anak
Kendal.

Aryo Widiyanto, A Md

Jl Sri Agung 234 Cepiring, Kendal

Sumber asli http://www.suaramerdeka.com/harian/0409/25/opi05.htm

Dapatkan pemerintah, organisasi ataupun lembaga terkait dapat menjawab pertanyaan Pak Aryo, karena sedikit banyak ingin mengetahui seberapa jauh peran organisasi dan pemerintah dalam ikut mengembangkan olahraga ini.

Apakah yang telah dilakukan telah optimal atau hanya setengah-setengah, karena di ero Globalisasi Olahraga Silat bukanlah olahraga yang dapat menhasilkan uang banyak, ditambah sedikit sekali peran sponsor baik dari Perusahaan BUMN maupun dari Swasta.

Tanggung Jawab ini sepatutnya perlu ditanyakan kepada Wadahnya, sebab kepada siapa kita harus bertanya, karena program-programnya tentunya ditangan mereka, dan sudah sejauh mana usaha yang telah dilakukan oleh Wadah tersebut.

Kalau Saja Silat tidak menjadi Populer, tentu hanya ada satu penanggung Jawabnya ialah….. ( saya rasa anda sudah tahu)



Comments (0)
Sketsa
WACANA

22 Januari 2011
SURAT PEMBACA

Manfaat Surat Pembaca
Para pembaca menilai daya tarik Suara Merdeka terletak pada rubrik Piye Ya, Piye Jal dan Surat Pembaca (SP). Hal tersebut karena warga masyarakat merasa perlu mengekspresikan ”kebebasan bersuara” melalui koran kesayangan rakyat Jawa Tengah ini. Walaupun tidak sefenomenal Wikileaks yang menggemparkan karena membocorkan dokumen rahasia negara tertentu, SP memunyai kesamaan dengan situs milik Jullian Assange tersebut, yaitu sama sama ”memberitahu” kepada masyarakat tentang segala sesuatu yang kurang beres di lingkungan tempat tinggalnya. Baik itu tentang jalan rusak, sistem hukum yang kurang dilaksanakan pada tempatnya, pelanggaran oleh pejabat pemerintah atau ketidakberesan yang lain. Semua kritik, saran dan keluhan dari masyarakat tertampung di rubrik ini, tapi tetap dalam koridor kesantunan khas Jawa Tengah.

Contoh ”korban” SP di tingkat nasionai adalah ketika seorang warga Jakarta mengirim keluhan lewat rubrik ini di koran nasional tentang kemacetan yang ditimbulkan oleh rombongan Presiden dari Cikeas menuju Jakarta setiap harinya. Imbasnya protokoler kepresidenan membenahi kinerjanya dan bahkan memancing komentar dari berbagai kalangan waktu itu, kemudian yang terakhir adalah seorang penulis bernama Deviana yang mengaku melihat Gayus Tambunan sang mafia pajak di Singapura, imbasnya seluruh media massa geger dan konon sang penulis sampai harus ”mengungsi’’ meninggalkan rumah akibat teror.

”Karir” kepenulisan di rubrik SP saya dimulai sejak tahun 1998 semasa saya masih menjadi mahasiswa hingga kini. Berbagai manfaat terasa karena aktif menulis. Mulai dari tambahnya kenalan yang berujung pada tali persaudaraan, bertambahnya ilmu pengetahuan karena mau tidak mau jika kita menulis sesuatu maka kita harus detail membaca referensinya. Hal ini tentu harus banyak bergulat dengan buku dan internet demi memperbaiki kualitas kepenulisan hingga semakin terasahnya insting mencermati segala sesuatu di sekitar kita.

Memang menulis di SP Suara Merdeka tidak mendapatkan honor, namun bagi ”SP Mania” bayaran yang tiada terkira adalah ketika tulisannya muncul dan mendapatkan respon dari masyarakat atau institusi yang dikritik. Ini adalah sebuah penghargaan yang lebih memuaskan daripada lembaran uang. Pengalaman pribadi saya, bayaran dari menulis di SP Suara Merdeka ada ketika suatu ketika para penulis dari Kendal semacam Zulkifli Masruch, Joko Wiyono dari Sukorejo, Anom Adi dari Kendal Kota, Kumaedi dari Patebon, dan Sobirin dari Brangsong mengajak bergabung mendirikan Komunitas Penulis Surat Pembaca ”Pena Tajam” dan membuat tabloid sendiri atas dukungan dari juragan emas, H Mastur Sukorejo.

Kemudian sekitar pertengahan Maret lima tahun lalu seorang Kepala Penerangan Kodam IV/Diponegoro melalui perwira bernama Mayor Susanta mengajak saya untuk bergabung mengasuh rubrik bahasa inggris dan artikel di Majalah Gema Diponegoro karena baliau mencermati kepenulisan saya di rubrik SP ini sejak 1998.

Terakhir Kapolres Kendal AKBP Agus Suryo Nugroho malah memberikan kepercayaan bagi saya untuk menjadi Redaktur Pelaksana di Majalah Bhara Mitra Bahurekso milik Pokes tersebut. Lagi-lagi karena Pak Kapolres juga mereferensi dari ’’perjuangan’’ menulis saya di SM tercinta ini selama puluhan tahun. Terkadang kesetiaan dan idealisme menulis di SP memang ditertawakan, namun percayalah suatu saat kita akan memetik hasil manis dari perjuangan kita di ’’Jalan Pena’’ ini, tetap bersemangat dan maju terus para penulis Surat Pembaca.

Aryo Widianto
Jl Sriagung 234 Cepiring
Kendal 51352

Kamis, 27 Januari 2011

Direktur PT IGN Jangan Sombong

Kepada Yth : Bapak/Ibu Redaksi
Surat pembaca Suara Merdeka
Kendal 27 Januari 2011

Pencemaran Di Kendal Kapan Tuntas?

Membaca berita di SM Rabu 26/1 Tentang puluhan warga Cepiring yang mengadukan pencemaran udara maupun air yang terjadi di PG Cepiring kepada Komisi C DPRD Kendal seakan menegaskan bahwa berbagai kasus pencemaran yang terjadi di Kabupaten ini jauh dari kata tuntas dalam arti sumber pencemaran terperbaiki dan tak mendapat komplain dari warga.
Seperti yang terjadi di PG Cepiring milik PT IGN, sementara warga mengeluh ke DPRD karena menganggap polusi udara berupa debu yang bisa mengganggu kesehatan balita dan pencemaran air serta kebisingan suara yang keluar dari cerobong asap meresahkan warga, di berita yang termuat di Koran ini , Direktur PT IGN, Kamajaya malah mengaku telah mengetahui ada oknum yang mempermasalahkan polusi di pabriknya, dan menurutnya oknum itu hanya sekelompok orang yang memiliki kepentingan tertentu. Kamajaya bahkan seakan menantang dengan kalimat “ Sekarang kalau mau dipermasalahkan , silahkan, karena perizinan maupun IPAL kami( PG Cepiring –pen) Lengkap.” Kata Kamajaya seperti yang dikutip SM.
Menurut saya kalimat Kamajaya diatas kurang bijak dan berkesan sombong, karena bisa saja perizinan dan IPAL lengkap, namun jika kemudian warga yang berjumlah puluhan orang sampai mengadu ke wakil rakyat di DPRD karena merasa ada pencemaran di lingkungan mereka , yang jadi pertanyaan , apakah IPAL milik PG Cepiring sudah layak dan memenuhi syarat, dan jika sudah memenuhi syarat mengapa warga sekitar masih mengeluh ada pencemaran?
IPAL adalah bukan harga mati bagi pabrik untuk mengklaim bahwa jika sudah punya IPAL maka perusahaannya terbebas dari pencemaran, seharusnya pemerintah dalam hal ini yang Departemen atau Instansi yang mengeluarkan IPAL, harus meninjau ulang dan apabila perlu mencabut izin tersebut jika dalam perjalanannya terdapat keluhan dari masyarakat dan ditindak lanjuti dengan penelitian dari badan negara yang berwenang bahwa memang terjadi pencemaran seperti yang dilaporkan warga sekitar.
DPRD Kendal dalam hal ini Komisi C yang diketuai Bapak Asep Diamonde bersikap tepat ketika dengan tegas para wakil rakyat itu mewacanakan untuk menutup PG Cepiring jika Direktur PT IGN tidak memberikan solusi yang jelas.
Sebagai warga Kendal saya berharap berharap ketegasan Komisi C tidak hanya berlaku untuk PT IGN tapi juga untuk beberapa perusahaan lain yang diduga selama ini meresahkan warga dengan pencemaran air atau udaranya seperti PT Sinar Bahari Agung Gondang Cepiring yang pada jam tertentu mengeluarkan bau busuk menyengat sejauh ratusan meter yang diduga akibat pengolahan limbah ikan yang kurang sempurna.

Hormat kami


Aryo Widiyanto
Jl Sriagung 234 Cepiring Kendal 51352
Butuh Penulis Biografi Handal?? call Aryo Widiyanto..081325731092
Terima Kasih Satlantas Kendal

Beberapa waktu yang lalu adik saya mengalami kecelakaan dalam perjalanan menuju Pemalang, Kebetulan lokasi kecelakaan di jalan raya Patebon - Cepiring Kendal. Dalam hati terbayang besarnya biaya pengobatan karena adik mengalami patah tulang di pundak. Belum lagi akan berurusan dengan Polisi. Waduh mumet.

Dua hari setelah kejadian saya dan adik yang pundaknya masih digips datang ke Bagian Kecelakaan Lalu Lintas(Laka Lantas) Kendal. Dalam benak terbersit kecemasan, jangan-jangan Pak Polisi-nya galak dan serem. Sepanjang perjalanan tak hentinya saya berdoa agar urusan menjadi lancar. Sampai di kantor Laka Lantas tak diduga, ternyata pelayanan petugasnya ramah dan sopan.

Saya ditemui langsung oleh penyidik Brigadir Supratikno, Bripka Miyardi dan Bripka Sukoyo tanpa proses berbelit dan bisa mengurus tanpa ‘’ekses’’. Yang lebih menyentuh, ketika Kanit Laka Polres Iptu Ratno memberikan nasihat agar adik lebih hati-hati dalam berkendara, mengingat usia yang masih muda dan masa depan yang masih panjang.

Hal ini adalah sebuah perhatian dari petugas yang bisa menyadarkan kenakalan adik saya. Berdasar pengalaman tersebut saya ucapkan terima kasih atas pelayanan yang baik dan semoga kinerja aparat Polres Kendal bisa senantiasa meningkat dalam memenuhi tuntutan zaman yang makin kompleks, Pelayanan makin berkualitas dan tentu citra polisi makin bagus di mata rakyat.

Aryo Widiyanto
Jl Sri Agung 234 Cepiring, Kendal.
Perpustakaan Sekolah

Kebetulan setiap pagi saya mengajar Bahasa Inggris di dua SD di Kendal sebagai sambilan. Dari pengalaman tersebut saya mendapati bahwa di setiap SD ternyata punya potensi baik di bidang perpustakaan. Ketika ke perpustakaan sekolah, tanpa sengaja saya menemukan berbagai buku cetak dari tahun 80-an di antaranya berjudul ”Tinggi gizinya murah harganya” karya Riana Dewi penerbit Dewisari.

Buku tersebut berisi tentang manfaat sayuran dan cara menanamnya. Kemudian ada lagi ”Anak Berhati baja” karya Adhy Asmara dr yang mengisahkan perjuangan anak Indonesia menghadapi hidup. Juga buku ”Sadar Berprestasi” karya Sonny.S bertutur dan memotivasi pelajar untuk berprestasi di bidang olahraga.

Kondisi buku sudah tua, sebagian robek serta dimakan rayap. Tentu hal tersebut tak lepas dari tahun pencetakannya yang tertulis dengan kalimat : ”Milik Negara tidak untuk diperdagangkan Inpres no 6 tahun 1984.” Namun perlu diacungi jempol bahwa di beberapa SD, buku tersebut masih tetap terawat baik.

Pemkab Kendal sendiri melalui Perpustakaan Umum sudah berupaya memberi bantuan kepada sekolah dengan buku-buku baru seperti di SD Podosari yang menerima bantuan pinjaman 100 buku. Namun alangkah bijak seandainya bantuan buku baru itu diimbangi dengan perawatan buku lama di seluruh SD di Kendal.

Paling tidak dari Dinas Pendidikan mengadakan inspeksi untuk memantau perpustakaan di tiap sekolah, sebab dengan perpustakaan sekolah yang berkualitas maka tercipta pula budaya membaca yang bermanfaat bagi kehidupan generasi penerus.

Aryo Widiyanto
Jl Sri Agung 234 Cepiring, Kendal.
Wacana
20 Januari 2011
Asuransi dan Lelang 2680 di Simpati Memotong Pulsa
Saya adalah pemakai telepon seluler pelanggan setia provider Simpati dari Telkomsel, sudah sekitar tujuh tahun memakai kartu dari penyedia layanan tersebut. Namun dalam beberapa bulan terakhir ini saya merasa cukup terganggu dengan konten bertajuk 2680 yang sepertinya agak ‘’memaksa’’ dalam menyodorkan produk kepada konsumen.

Contohnya ketika Senin 10 Januari 2011 jam 06.16, saya mendapat SMS dari sebuah nomor yang tertera di layar HP yaitu 2680, bunyinya:
Lelang ditutup hari ini s/d jam 23:00 WIB atau jika 10 menit harga tetap. Harga saat ini : Yamaha Mio Rp 49395 tuk tawar tekan *268*1#, BlackberryBoldOnyx Rp 20155 utk tawar tekan *268*2# tariff akses Rp 2200. utk stop tekan * 268# pilih 1. Lelang, pilih S.Stop Lelang, tariff Rp.O. cs: 021-57956947.”

Beberapa detik kemudian saya cek pengeluaran pulsa saya di *887# terpampang tulisan ‘’Biaya akses event terakhir adalah Rp 2200 dst... ”
Yang membuat tidak habis pikir adalah, saya tidak pernah merasa berlangganan kuis apa pun di Telkomsel, tapi tiba-tiba ada SMS dari 2680 dan yang jelas pulsa saya berkurang Rp 2.200 tanpa ada persetujuan apa pun dari saya selaku konsumen.

Bukan hanya itu sehari sebelumnya juga ada SMS dari 2680 yang sebagian bunyinya adalah bahwa saya dilindungi oleh asuransi dengan klaim maksimal berapa hari..bla..bla..bla, dan ketika saya check di *887# kembali pulsa saya berkurang Rp 2.200.

Untuk asuransi 2680 ini memang saya rasa sudah sekitar tiga bulan setiap tanggal muda selalu memberi SMS ke nomor HP saya dan sempat saya hentikan dengan menekan nomor untuk menghentikan asuransi yang terpampang sesuai petunjuk di SMS yang dikirimkan oleh 2680. Tapi bulan berikutnya SMS itu hadir kembali plus dengan mengurangi pulsa. Lalu dimana letak keadilan saya sebagai konsumen, wong sudah menyatakan berhenti ikut asuransi (yang bahkan saya tidak pernah/merasa atau berniat mengikutinya), kok masih dikirimi SMS yang ujung-ujungnya mengurangi pulsa.

Sebagai konsumen setia Telkomsel saya merasa keberatan dengan cara Telkomsel mengadakan kuis yang berkesan memaksa dan membebankan biaya akses SMS sebesar Rp 2.200 kepada pelanggan. Seharusnya sebelum pelanggan dibebani biaya SMS, ada penawaran dan persetujuan terlebih dahulu, namun 2680 ini kok sepertinya begitu SMS datang, malah pelanggan langsung dihebani biaya SMS.

Mohon Telkomsel sebagai penyedia layanan komunikasi untuk lebih bijak dalam mengadakan sebuah kuis karena jelas bahwa lelang atau asuransi yang diadakan lewat nomer 2680 itu mengurangi kenyamanan dalam menggunakan kartu Simpati yang terkenal luas jaringannya dan kuat sinyalnya. Namun jika terpaksa tidak ada tanggapan dari Simpati dan Telkomsel, maka tentu jangan salahkan jika saya dan keluarga serta kolega di organisasi yang saya pimpin hilang kepercayaan dan berujung pada berpindah ke lain penyedia layanan.

Aryo Widiyanto
Jl Sriagung 234
Cepiring, Kendal
Wacana
20 Januari 2011
Asuransi dan Lelang 2680 di Simpati Memotong Pulsa
Saya adalah pemakai telepon seluler pelanggan setia provider Simpati dari Telkomsel, sudah sekitar tujuh tahun memakai kartu dari penyedia layanan tersebut. Namun dalam beberapa bulan terakhir ini saya merasa cukup terganggu dengan konten bertajuk 2680 yang sepertinya agak ‘’memaksa’’ dalam menyodorkan produk kepada konsumen.

Contohnya ketika Senin 10 Januari 2011 jam 06.16, saya mendapat SMS dari sebuah nomor yang tertera di layar HP yaitu 2680, bunyinya:
Lelang ditutup hari ini s/d jam 23:00 WIB atau jika 10 menit harga tetap. Harga saat ini : Yamaha Mio Rp 49395 tuk tawar tekan *268*1#, BlackberryBoldOnyx Rp 20155 utk tawar tekan *268*2# tariff akses Rp 2200. utk stop tekan * 268# pilih 1. Lelang, pilih S.Stop Lelang, tariff Rp.O. cs: 021-57956947.”

Beberapa detik kemudian saya cek pengeluaran pulsa saya di *887# terpampang tulisan ‘’Biaya akses event terakhir adalah Rp 2200 dst... ”
Yang membuat tidak habis pikir adalah, saya tidak pernah merasa berlangganan kuis apa pun di Telkomsel, tapi tiba-tiba ada SMS dari 2680 dan yang jelas pulsa saya berkurang Rp 2.200 tanpa ada persetujuan apa pun dari saya selaku konsumen.

Bukan hanya itu sehari sebelumnya juga ada SMS dari 2680 yang sebagian bunyinya adalah bahwa saya dilindungi oleh asuransi dengan klaim maksimal berapa hari..bla..bla..bla, dan ketika saya check di *887# kembali pulsa saya berkurang Rp 2.200.

Untuk asuransi 2680 ini memang saya rasa sudah sekitar tiga bulan setiap tanggal muda selalu memberi SMS ke nomor HP saya dan sempat saya hentikan dengan menekan nomor untuk menghentikan asuransi yang terpampang sesuai petunjuk di SMS yang dikirimkan oleh 2680. Tapi bulan berikutnya SMS itu hadir kembali plus dengan mengurangi pulsa. Lalu dimana letak keadilan saya sebagai konsumen, wong sudah menyatakan berhenti ikut asuransi (yang bahkan saya tidak pernah/merasa atau berniat mengikutinya), kok masih dikirimi SMS yang ujung-ujungnya mengurangi pulsa.

Sebagai konsumen setia Telkomsel saya merasa keberatan dengan cara Telkomsel mengadakan kuis yang berkesan memaksa dan membebankan biaya akses SMS sebesar Rp 2.200 kepada pelanggan. Seharusnya sebelum pelanggan dibebani biaya SMS, ada penawaran dan persetujuan terlebih dahulu, namun 2680 ini kok sepertinya begitu SMS datang, malah pelanggan langsung dihebani biaya SMS.

Mohon Telkomsel sebagai penyedia layanan komunikasi untuk lebih bijak dalam mengadakan sebuah kuis karena jelas bahwa lelang atau asuransi yang diadakan lewat nomer 2680 itu mengurangi kenyamanan dalam menggunakan kartu Simpati yang terkenal luas jaringannya dan kuat sinyalnya. Namun jika terpaksa tidak ada tanggapan dari Simpati dan Telkomsel, maka tentu jangan salahkan jika saya dan keluarga serta kolega di organisasi yang saya pimpin hilang kepercayaan dan berujung pada berpindah ke lain penyedia layanan.

Aryo Widiyanto
Jl Sriagung 234
Cepiring, Kendal

Humas KONI Aryo Widiyanto

Porkab Kendal Terancam Gagal Digelar
Jumat, 21 Januari 2011 22:10:00
Ilustrasi. (Foto : Dok)

KENDAL (KRjogja.com) - KONI Kendal terancam gagal menggelar Pekan Olah Raga Kabupaten (Porkab) tahun ini. Pasalnya Koni mengaku tidak punya dana yang cukup untuk menggelar kegiatan tersebut.

KONI Kendal tahun ini hanya diberi dana Rp2 miliar. Dana sebesar itu dibagi untuk Persik sebesar Rp 1 miliar sementara sisanya dibagi untuk 27 cabang olah raga. Untuk menggelar Porkab, setidaknya dibutuhkan dana sekitar Rp 1,2 miliar.

''Tentu sangat berat menggelar porkab dengan dana yang kita miliki sekarang ini,” ujar Ketua KONI Kendal Supriyono didampingi Humas KONI Aryo Widiyanto disela-sela rapat anggota di Bappeda, Jumat (21/1).

Pihaknya mengajukan anggaran sebesar Rp 25 miliar untuk menghidupi Persik dan 27 cabang olah raga lainnya. Karena dana sangat terbatas, pihaknya tidak bisa berbuat banyak untuk memajukan olahraga. Selain untuk menghidupi olahraga, dana itu juga untuk organisasi KONI di 20 kecamatan.

Sementara itu Sekretaris Komisi D DPRD, Budiono mengaku prihatin jika Porkab gagal digelar. Budi menilai, Porkab merupakan salah satu cara untuk melihat perkembangan prestasi olah raga di Kendal.

Pihaknya berharap, porkab tetap bisa digelar rutin sehingga muncul bibit-bibit baru dimasing-masing cabang olahraga.''Kita berharap pemkab bisa mencarikan dana dari bidang apa saja agar porkab tetap bisa dilaksanakan,'' harapnya. (*-5)

Jumat, 14 Januari 2011


Kodim dan Polres Bantu Warga Perbaiki Tanggul Rowosari

Hujan deras dan angina kencang yang terjadi di Kabupaten Kendal selain berakibat banyaknya pohon dan baliho tumbang ternyata juga berakibat abrasi atau penggerusan tanah tanggul sungai.
Di alur Kali Kuto terutama di desa Randusari Gempolsewu kecamatan Rowosari penggerusan yang berakibat longsornya sebagian tanggul disungai yang berada di sebelah barat pangkalan Nelayan dekat Tempat Pelelangan ikan (TPI) desa tersebut.
Jumat (14/1 )Kodim 0715/Kendal menurunkan 1 Satuan Setingkat Peleton personil atau sekitar 30 orang dari Koramil Rowosari, Koramil Weleri dan Makodim sementara Polres melalui Polsek Rowosari menurunkan satu regu atau sekitar 12 Orang untuk membantu warga setempat memperbaiki tanggul yang longsor itu, bersama warga, para bhayangkara negara itu bahu membahu dengan masyarakat menyiapkan barikade penahan arus air yang terbuat dari karung diisi dengan tanah yang diambil dari endapan dipinggir sungai sebelah barat SPBU nelayan Gempolsewu.
Perbaikan tanggul itu mengalami kendala karena dari lokasi pembuatan barikade karung penahan longsor yang berada di sebelah timur menuju tanggul longsor disebelah barat terpisah oleh sungai lebar dan tak ada jembatan yang menghubungkan , terpaksa TNI/Polri dan warga mengangkut karung tanah itu menggunakan perahu yang menyita waktu serta tenaga.
Kaur Umum desa Gempolsewu Charmadi (40) menuturkan bahwa longsornya tanggul itu sebenarnya sudah terjadi sejak tahun 2007 namun puncaknya adalah Kamis 13/1 dimana akibat dari meluapnya aliran air, sebagian badan tanggul tergerus dan terbawa arus, sehingga warga yang tinggal di sekitar bantaran sungai menjadi resah serta takut, akhirnya atas inisiatif dan dana swadaya masyarakat, sekitar 673 Kepala Keluarga dari tiga dukuh yaitu Randusari, Rejosari dan Saribaru sepakat memperbaiki tanggul tersebut, “Kami sudah mengajukan permohonan bantuan ke Pemda berupa bambu pancang, peralatan pendukung seperti cangkul dan sebagainya, serta Karung utk bikin barikade penahan air namun yang dipenuhi oleh Pemda baru karung saja, untuk peralatan seperti cangkul kami terpaksa pinjam ke desa sebelah mengingat mayoritas warga dukuh kami adalah nelayan yang tak punya cangkul, kami berharap Pemda menurunkan bantuan lagi sesuai kebutuhan warga dan jika perlu ada alat berat dari Binamarga sehingga kerja warga teringankan” tandas Charmadi.
Dandim 0715/Kendal Letkol Inf Erwin Rustiawan didampingi Danramil Rowosari Kapten Kav Jatmiko dan Kapolsek Rowosari AKP Pramono mengatakan bahwa pada prinsipnya pihaknya siap membantu warga kapanpun dibutuhkan, “ Untuk perbaikan tanggul ini anggota kami akan bekerja semaksimal mungkin bersama masyarakat Gempolsewu , itu adalah salah satu bentuk kemanunggalan TNI dan masyarakat “ tandas Dandim.

Selasa, 11 Januari 2011

Bila hanya ada satu yang bisa anda berikan pada anak anak anda maka biarlah itu hanya disiplin diri {Ross Perot)


Dra. Hj. Siti Nurmarkesi
Gagal jadi Polwan Malah Sukses Jadi Bupati Kendal


“ Sejak kecil cita cita saya sebenarnya ingin jadi Polisi Wanita/Polwan sebab saya melihat Bapak saya yang seorang polisi orangnya baik dan bila memakai seragam kelihatan gagah dan berwibawa, itulah awal ketertarikan dan kebanggaan saya pada korps Bhayangkara, namun nasib menentukan lain, saya gagal jadi Polwan” tutur Dra Hj Siti Nur Markesi mengenang masa lalunya sebagai “anak Kolong” alias putri seorang Polisi bernama Djoemiat Hardjo Sapoetro dan Ibu Siti Fatonah.
Masa kecil Mbak Kesi, demikian dia terbiasa disapa saat belia, memang penuh dengan nuansa kedisiplinan, Kesederhanaan dan ajaran perilaku untuk mandiri , “Bapak saya setelah jam dinas atau sehabis piket di Polsek kemudian setiba dirumah beliau nyambi bertani dan sering mengajak anak anaknya ke kebun atau sawah, sebagai orang kampung asli Kendal yang punya tradisi agraris yang kental,beliau selalu mengajak kami ke kebun atau sawah untuk melihat kondisi aliran air,mengatur tanaman dan memetik hasil panen berupa Padi, Jagung, Ketela, Terong bahkan Kelapa, kemudian saya kebagian tugas menjual ke Pasar, tanpa disadari dari kegiatan itulah rasa kebersamaan, kekeluargaan, kepemimpinan dan insting wirausaha saya jadi semakin terasah dan banyak manfaatnya di masa depan” kenangnya sambil tersenyum.
Wanita kelahiran 28 April 1961 ini melewati pendidikan Sekolah dasarnya di SD Pagersari Kecamatan Patean lulus di tahun 1972, kemudian karena orang tuanya mendapat amanah untuk memimpin Polsek Cepiring maka sekolahnya kemudian berlanjut di SMP Persiapan Cepiring dan selesai di tahun 1975, SMA Negeri I Kendal merupakan kawah Chandradimuka awal bagi Markesi remaja hingga lulus tahun 1979 di sekolah itulah minatnya pada Pramuka, Pecinta alam, Matematika dan Sosial semakin berkembang dengan bimbingan para guru yang berkualitas.
Selepas dari SMA, Markesi diterima di Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Sultan Agung (Unissula) Semarang, saat itu tidaklah mudah menuntut ilmu di Kedokteran, selain proses seleksi yang ketat , dibutuhkan kecerdasan serta tentu saja faktor keuangan juga diperhitungkan, biaya per semester di fakultas tersebut konon saat itu diatas fakultas lainnya, berbekal semangat dan dorongan dari orang tua Markesi menjalani masa kuliahnya dengan penuh kesederhanaan, pulang pergi dari tempat kost ke kampus naik angkot berbaur dengan mahasiswa lain,berbincang akrab dengan pedagang buah, penjual ayam dan tukang sayur dinikmatinya sebagai sebuah pengalaman yang berharga, namun sampai akhir semester dua nasib berkata lain, didasari pemikiran bahwa adik adiknya masih membutuhkan biaya, Markesi mengalah, diputuskannya untuk pindah dari Fakultas Kedokteran ke Fakultas ekonomi masih di Universitas yang sama, “ Peraturan waktu itu masih memungkinkan pindah antar fakultas” tuturnya, dan di tahun 1981 gadis muda ini berhasil menyandang gelar B.Sc pada program Sarjana Muda Jurusan ekonomi perusahaan, dari sinilah kemampuan Markesi dalam bidang Manajemen berawal.
Kesuksesan dalam meraih gelar Sarjana muda nampaknya juga diiringi kesuksesan dalam menjalin hubungan cintanya, masih di tahun yang sama dia dipersunting oleh Drs Udin Wahyudin seorang asisten dosen sekaligus kakak angkatan di kampusnya, masa ini adalah fase bersejarah dalam hidup Markesi bertepatan dengan prosesi pernikahannya sang ayah meninggal dunia, akhirnya sepasang pengantin itupun menikah dihadapan jenazah ayahanda terkasih.
Setahun kemudian tepatnya di 1982 Markesi diterima menjadi PNS di Departemen Perdagangan dan ditempatkan di Dinas Perdagangan kota Semarang , pasangan ini menjalani kehidupan rumahtangganya dengan kesederhanaan , sang suami yang juga PNS saat itu nyambi jadi pedagang Kayu, perlahan usahanya mulai berkembang dan ekonomi keluarga ini semakin membaik, melihat perkembangan usaha suaminya , sang istri tergerak untuk membantu usaha suaminya, dengan berbagai pertimbangan akhirnya wanita berparas keibuan ini memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai pegawai negeri sipil dan berkonsentrasi di bidang wirausaha.
Masuk Dunia Politik
Partai Golkar menjadi pilihan Markesi dalam langkah pertamanya memasuki dunia politik , menjelang Pemilu 2004 dia dilamar oleh partai berlambang pohon beringin itu untuk dijadikan calon anggota legislative DPRD Kendal periode 2004-2009, “ karena dorongan dari partai dan persetujuan keluarga akhirnya saya maju dalam pemilu itu dengan niat untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat dan konstituen” kata Ibu empat anak ini.
Belum genap setahun menjadi anggota dewan kemudian Partai Golkar memunculkannya menjadi Calon Wakil Bup+ati Kendal mendampingi H. Hendy Boedoro sebagi Calon Bupati saat itu, “ Tadinya Calon Bupati dari Golkar adalah Pak Hasanudin SE.M.Si namun karena beliau persyaratannya tidak memenuhi maka dialihkan kepada saya, saya berprinsip semuanya diatur oleh Allah SWT, jadi mengalir saja, tidak berpikiran yang negative, semuanya positif dan ada hikmahnya.” Kata Bu Markesi.
Melalui perjalanan panjang politik yang menguras stamina dan pikiran akhirnya setelah melalui berbagai fase dengan puncaknya ketika Bupati Hendy Boedoro di non aktifkan , maka tampuk kepemimpinan Kendal beralih kepada Dra Hj Siti Nur Markesi yang tercatat dalam sejarah sebagai Bupati Kendal ke 25.
Bupati yang mampu berprestasi
Terbukti didikan orang tua semasa kecil membawa implikasi positif pada gaya kepemimpinan Siti Nurmarkesi yang berprinsip tetap berpegang pada peraturan , disiplin dan taat pada perundangan yang berlaku namun tetap menaruh hormat serta saling menghargai kepada sesama dan bersikap luwes sesuai kodratnya sebagai perempuan dan sebagai pemimpin, saat pertama kali menjabat gerakan pertama yang dilakukan adalah menata struktur organisasi di tubuh pemerintahannya, banyak yang menyebut sang Bupati Wanita ini bergaya militeristik namun dia tetap tegar berjalan dengan programnya “ Disiplin itu indah bagi yang menyadari manfaatnya, jika mereka menyebut saya militeristik, dalam hati tentu ada pertanyaan, apakah militer itu jelek? Kan tidak, tentunya disiplin yang saya terapkan sesuai dengan porsi bagi PNS di Pemkab Kendal , apa yang saya terapkan bukan disiplin kaku, semuanya masih dalam koridor kewajaran dan tidak berlebihan” tuturnya.
Dihujat, dicerca dan difitnah sempat mewarnai perjalanan Markesi sebagi Bupati , namun dia menjawab segala tudingan miring itu dengan tetap bekerja keras dan fokus pada misi dan visinya, akhirnya semua pertanyaan tentang ketidak mampuannya sebagai wanita memimpin Kabupaten dijawabnya dengan serentetan prestasi manis , diantaranya mendapatkan penghargaan Widyakrama dari Presiden Republik Indonesia tahun 2008 karena sukses Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun, mendapatkan Penghargaan Perpamsi Award dari Wakil Presiden Yusuf Kalla karena atas kinerjanya dan PDAM Kendal yang taat bayar hutang dan sekarang tidak punya hutang, disusul Penghargaan dari Presiden Republik Indonesia karena keberhasilan Kendal mensukseskan program P2BN (Peningkatan Produksi Beras Nasional)diserahkan secara langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada Bupati Kendal Dra Hj Siti Nurmarkesi pada Jambore Nasional SLPTT di asrama haji Donohudan Boyolali Senin 8 Juni 2008.
Prestasi Bupati Wanita pertama dalam sejarah Kendal ini masih terus mengalir sebagaimana falsafah hidupnya, tanggal 6 Oktober 2009 Penghargaan “Manggala Karya Kencana” diberikan padanya karena Kendal dianggap berhasil melaksanakan program KB yaitu dengan menekan angka laju pertumbuhan penduduk hingga 1,39%, kemudian tanggal 1 Desember 2009 Kembali penghargaan Perpamsi Award tahun 2009 dari Menteri Pekerjaan Umum diterimanya langsung di Batam, Penghargaan bergengsi itu diberikan karena PDAM Kendal dianggap berhasil dalam investasi dan peran aktif Pemkab Kendal yang dinilai cukup tinggi, terutama dalam hal pemberian bantuan penyertaan modal secara berturut turut dari tahun 2007,2008 dan 2009.
Pengakuan atas prestasi Dra Hj Siti Nurmarkesi tidak hanya datang dari pemerintah saja, insan Pers pun memberikan penghargaan sebagai Person of the Year tahun 2008 dalam rangka HUT Harian Radar Pekalongan.
Kesuksesan Meraih berbagai prestasi itu ternyata juga diikuti kesuksesan dalam mendidik putra putrinya, tercatat Putra Sulungnya Alfra Nurdiansyah terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Kendal dengan perolehan suara tertinggi di Kabupaten Kendal, sementara Sari Anggraeni putri keduanya sukses menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) jurusan Hubungan Internasional (HI) di Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Yogyakarta, sementara dua buah hatinya yang masih belia Yusuf Dhia Ulhaq dan Muhammad Yudhistira masih menempuh pendidikan di sekolah umum di Kendal.
Ketika suatu saat dalam perbincangan santai dengan para aktivis LSM Bu Markesi pernah ditanya “ Dengan pencapaian dan penghargaan yang terbilang bagus ini berarti pembangunan di Kendal sudah On The Track dan sukses ya Bu?”kata salah seorang aktivis yang dikenal vokal, setelah merenung sejenak, dengan bijak Ibu Bupati menjawab “ Saya hargai pendapat panjenengan namun yang pasti, semua penghargaan itu berarti kami harus meningkatkan kinerja, jangan cepat puas dan harus bekerja lebih keras lagi untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat Masalah hasilnya kita serahkan kepada Allah SWT”.
Perjalanan karir seorang Siti Nurmarkesi bisa menjadi sebuah perenungan bahwa ketika kita gagal bukan berarti harus berhenti dan menyesali diri, Markesi membuktikan bahwa ketika dia gagal menjadi Polwan, berhenti kuliah kedokteran dan bahkan berhenti dari Pegawai negeri Sipil dia tetap bersemangat menjalani hidup, buah manisnya adalah ketika dirinya sukses memimpin Kendal sebagai Bupati Wanita pertama sepanjang sejarah kabupaten tersebut. (Aryo Widiyanto dari berbagai sumber
Bila hanya ada satu yang bisa anda berikan pada anak anak anda maka biarlah itu hanya disiplin diri {Ross Perot)


Dra. Hj. Siti Nurmarkesi
Gagal jadi Polwan Malah Sukses Jadi Bupati Kendal


“ Sejak kecil cita cita saya sebenarnya ingin jadi Polisi Wanita/Polwan sebab saya melihat Bapak saya yang seorang polisi orangnya baik dan bila memakai seragam kelihatan gagah dan berwibawa, itulah awal ketertarikan dan kebanggaan saya pada korps Bhayangkara, namun nasib menentukan lain, saya gagal jadi Polwan” tutur Dra Hj Siti Nur Markesi mengenang masa lalunya sebagai “anak Kolong” alias putri seorang Polisi bernama Djoemiat Hardjo Sapoetro dan Ibu Siti Fatonah.
Masa kecil Mbak Kesi, demikian dia terbiasa disapa saat belia, memang penuh dengan nuansa kedisiplinan, Kesederhanaan dan ajaran perilaku untuk mandiri , “Bapak saya setelah jam dinas atau sehabis piket di Polsek kemudian setiba dirumah beliau nyambi bertani dan sering mengajak anak anaknya ke kebun atau sawah, sebagai orang kampung asli Kendal yang punya tradisi agraris yang kental,beliau selalu mengajak kami ke kebun atau sawah untuk melihat kondisi aliran air,mengatur tanaman dan memetik hasil panen berupa Padi, Jagung, Ketela, Terong bahkan Kelapa, kemudian saya kebagian tugas menjual ke Pasar, tanpa disadari dari kegiatan itulah rasa kebersamaan, kekeluargaan, kepemimpinan dan insting wirausaha saya jadi semakin terasah dan banyak manfaatnya di masa depan” kenangnya sambil tersenyum.
Wanita kelahiran 28 April 1961 ini melewati pendidikan Sekolah dasarnya di SD Pagersari Kecamatan Patean lulus di tahun 1972, kemudian karena orang tuanya mendapat amanah untuk memimpin Polsek Cepiring maka sekolahnya kemudian berlanjut di SMP Persiapan Cepiring dan selesai di tahun 1975, SMA Negeri I Kendal merupakan kawah Chandradimuka awal bagi Markesi remaja hingga lulus tahun 1979 di sekolah itulah minatnya pada Pramuka, Pecinta alam, Matematika dan Sosial semakin berkembang dengan bimbingan para guru yang berkualitas.
Selepas dari SMA, Markesi diterima di Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Sultan Agung (Unissula) Semarang, saat itu tidaklah mudah menuntut ilmu di Kedokteran, selain proses seleksi yang ketat , dibutuhkan kecerdasan serta tentu saja faktor keuangan juga diperhitungkan, biaya per semester di fakultas tersebut konon saat itu diatas fakultas lainnya, berbekal semangat dan dorongan dari orang tua Markesi menjalani masa kuliahnya dengan penuh kesederhanaan, pulang pergi dari tempat kost ke kampus naik angkot berbaur dengan mahasiswa lain,berbincang akrab dengan pedagang buah, penjual ayam dan tukang sayur dinikmatinya sebagai sebuah pengalaman yang berharga, namun sampai akhir semester dua nasib berkata lain, didasari pemikiran bahwa adik adiknya masih membutuhkan biaya, Markesi mengalah, diputuskannya untuk pindah dari Fakultas Kedokteran ke Fakultas ekonomi masih di Universitas yang sama, “ Peraturan waktu itu masih memungkinkan pindah antar fakultas” tuturnya, dan di tahun 1981 gadis muda ini berhasil menyandang gelar B.Sc pada program Sarjana Muda Jurusan ekonomi perusahaan, dari sinilah kemampuan Markesi dalam bidang Manajemen berawal.
Kesuksesan dalam meraih gelar Sarjana muda nampaknya juga diiringi kesuksesan dalam menjalin hubungan cintanya, masih di tahun yang sama dia dipersunting oleh Drs Udin Wahyudin seorang asisten dosen sekaligus kakak angkatan di kampusnya, masa ini adalah fase bersejarah dalam hidup Markesi bertepatan dengan prosesi pernikahannya sang ayah meninggal dunia, akhirnya sepasang pengantin itupun menikah dihadapan jenazah ayahanda terkasih.
Setahun kemudian tepatnya di 1982 Markesi diterima menjadi PNS di Departemen Perdagangan dan ditempatkan di Dinas Perdagangan kota Semarang , pasangan ini menjalani kehidupan rumahtangganya dengan kesederhanaan , sang suami yang juga PNS saat itu nyambi jadi pedagang Kayu, perlahan usahanya mulai berkembang dan ekonomi keluarga ini semakin membaik, melihat perkembangan usaha suaminya , sang istri tergerak untuk membantu usaha suaminya, dengan berbagai pertimbangan akhirnya wanita berparas keibuan ini memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai pegawai negeri sipil dan berkonsentrasi di bidang wirausaha.
Masuk Dunia Politik
Partai Golkar menjadi pilihan Markesi dalam langkah pertamanya memasuki dunia politik , menjelang Pemilu 2004 dia dilamar oleh partai berlambang pohon beringin itu untuk dijadikan calon anggota legislative DPRD Kendal periode 2004-2009, “ karena dorongan dari partai dan persetujuan keluarga akhirnya saya maju dalam pemilu itu dengan niat untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat dan konstituen” kata Ibu empat anak ini.
Belum genap setahun menjadi anggota dewan kemudian Partai Golkar memunculkannya menjadi Calon Wakil Bup+ati Kendal mendampingi H. Hendy Boedoro sebagi Calon Bupati saat itu, “ Tadinya Calon Bupati dari Golkar adalah Pak Hasanudin SE.M.Si namun karena beliau persyaratannya tidak memenuhi maka dialihkan kepada saya, saya berprinsip semuanya diatur oleh Allah SWT, jadi mengalir saja, tidak berpikiran yang negative, semuanya positif dan ada hikmahnya.” Kata Bu Markesi.
Melalui perjalanan panjang politik yang menguras stamina dan pikiran akhirnya setelah melalui berbagai fase dengan puncaknya ketika Bupati Hendy Boedoro di non aktifkan , maka tampuk kepemimpinan Kendal beralih kepada Dra Hj Siti Nur Markesi yang tercatat dalam sejarah sebagai Bupati Kendal ke 25.
Bupati yang mampu berprestasi
Terbukti didikan orang tua semasa kecil membawa implikasi positif pada gaya kepemimpinan Siti Nurmarkesi yang berprinsip tetap berpegang pada peraturan , disiplin dan taat pada perundangan yang berlaku namun tetap menaruh hormat serta saling menghargai kepada sesama dan bersikap luwes sesuai kodratnya sebagai perempuan dan sebagai pemimpin, saat pertama kali menjabat gerakan pertama yang dilakukan adalah menata struktur organisasi di tubuh pemerintahannya, banyak yang menyebut sang Bupati Wanita ini bergaya militeristik namun dia tetap tegar berjalan dengan programnya “ Disiplin itu indah bagi yang menyadari manfaatnya, jika mereka menyebut saya militeristik, dalam hati tentu ada pertanyaan, apakah militer itu jelek? Kan tidak, tentunya disiplin yang saya terapkan sesuai dengan porsi bagi PNS di Pemkab Kendal , apa yang saya terapkan bukan disiplin kaku, semuanya masih dalam koridor kewajaran dan tidak berlebihan” tuturnya.
Dihujat, dicerca dan difitnah sempat mewarnai perjalanan Markesi sebagi Bupati , namun dia menjawab segala tudingan miring itu dengan tetap bekerja keras dan fokus pada misi dan visinya, akhirnya semua pertanyaan tentang ketidak mampuannya sebagai wanita memimpin Kabupaten dijawabnya dengan serentetan prestasi manis , diantaranya mendapatkan penghargaan Widyakrama dari Presiden Republik Indonesia tahun 2008 karena sukses Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun, mendapatkan Penghargaan Perpamsi Award dari Wakil Presiden Yusuf Kalla karena atas kinerjanya dan PDAM Kendal yang taat bayar hutang dan sekarang tidak punya hutang, disusul Penghargaan dari Presiden Republik Indonesia karena keberhasilan Kendal mensukseskan program P2BN (Peningkatan Produksi Beras Nasional)diserahkan secara langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada Bupati Kendal Dra Hj Siti Nurmarkesi pada Jambore Nasional SLPTT di asrama haji Donohudan Boyolali Senin 8 Juni 2008.
Prestasi Bupati Wanita pertama dalam sejarah Kendal ini masih terus mengalir sebagaimana falsafah hidupnya, tanggal 6 Oktober 2009 Penghargaan “Manggala Karya Kencana” diberikan padanya karena Kendal dianggap berhasil melaksanakan program KB yaitu dengan menekan angka laju pertumbuhan penduduk hingga 1,39%, kemudian tanggal 1 Desember 2009 Kembali penghargaan Perpamsi Award tahun 2009 dari Menteri Pekerjaan Umum diterimanya langsung di Batam, Penghargaan bergengsi itu diberikan karena PDAM Kendal dianggap berhasil dalam investasi dan peran aktif Pemkab Kendal yang dinilai cukup tinggi, terutama dalam hal pemberian bantuan penyertaan modal secara berturut turut dari tahun 2007,2008 dan 2009.
Pengakuan atas prestasi Dra Hj Siti Nurmarkesi tidak hanya datang dari pemerintah saja, insan Pers pun memberikan penghargaan sebagai Person of the Year tahun 2008 dalam rangka HUT Harian Radar Pekalongan.
Kesuksesan Meraih berbagai prestasi itu ternyata juga diikuti kesuksesan dalam mendidik putra putrinya, tercatat Putra Sulungnya Alfra Nurdiansyah terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Kendal dengan perolehan suara tertinggi di Kabupaten Kendal, sementara Sari Anggraeni putri keduanya sukses menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) jurusan Hubungan Internasional (HI) di Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Yogyakarta, sementara dua buah hatinya yang masih belia Yusuf Dhia Ulhaq dan Muhammad Yudhistira masih menempuh pendidikan di sekolah umum di Kendal.
Ketika suatu saat dalam perbincangan santai dengan para aktivis LSM Bu Markesi pernah ditanya “ Dengan pencapaian dan penghargaan yang terbilang bagus ini berarti pembangunan di Kendal sudah On The Track dan sukses ya Bu?”kata salah seorang aktivis yang dikenal vokal, setelah merenung sejenak, dengan bijak Ibu Bupati menjawab “ Saya hargai pendapat panjenengan namun yang pasti, semua penghargaan itu berarti kami harus meningkatkan kinerja, jangan cepat puas dan harus bekerja lebih keras lagi untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat Masalah hasilnya kita serahkan kepada Allah SWT”.
Perjalanan karir seorang Siti Nurmarkesi bisa menjadi sebuah perenungan bahwa ketika kita gagal bukan berarti harus berhenti dan menyesali diri, Markesi membuktikan bahwa ketika dia gagal menjadi Polwan, berhenti kuliah kedokteran dan bahkan berhenti dari Pegawai negeri Sipil dia tetap bersemangat menjalani hidup, buah manisnya adalah ketika dirinya sukses memimpin Kendal sebagai Bupati Wanita pertama sepanjang sejarah kabupaten tersebut. (Aryo Widiyanto dari berbagai sumber
Jangan pernah putus asa untuk menggapai impianmu, dimanapun, kapanpun, suatu hari nanti bagaimanapun caranya kau akan berhasil { Danielle Steelle}.


Boneka Daruma nenek Nobita
Dalam film kartun Doraemon produksi Jepang, sosok Nobita digambarkan sebagai seorang anak yang cengeng, manja, penakut dan malas, berbeda dengan citra umumnya orang Jepang yang kuat, ulet, bersemangat dan pantang menyerah.
Dalam sebuah episode, diceritakan, Nobita dilanda keputus asaan cara satu satunya bagi anak itu adalah dengan menangis . bagi sebagian orang menangis memang melegakan, namun setelah tangisan reda, adakah masalah yang dihadapi selesai?, belum tentu.
Ditengah kesedihannya, Nobita teringat akan nasehat neneknya, sang nenek berkata “ Anak lelaki jangan mudah menyerah, contohlah boneka Daruma ini ( Boneka Daruma adalah Boneka tradisional Jepang yang punya dasar bagian bawah bundar melebar sehingga dia tetap berdiri lagi walaupun didorong dan dijatuhkan dari segala arah).
“Daruma” kata nenek Nobita, “tak pernah putus asa, ketika dia jatuh seketika dia bangun lagi, tanpa menangis, tanpa mengeluh,ambil pelajaran dari sifat tak pernah menyerah dari boneka itu, kau harus kuat Nobita” tutur sang nenek kepada cucunya.
Tercerahkan oleh petuah neneknya , Nobita kembali bersemangat menjalani hidupnya, kembali ceria dan menatap kedepan dengan keyakinan yang bertambah kuat dari sebelumnya.( aryo widiyanto Terinspirasi dari Film Kartun Doraemon)
Tink Tonk……Pencerahan Hari ini


Ada satu panggilan sakral pada hidup kita dan pertanyaannya adalah : Apakah anda akan menghabiskan hidup berputar putar tanpa tujuan atau meluangkan waktu dan sungguh sungguh menciptakan jalan anda sendiri menuju kebaikan anda yang tertinggi? Anda tak bisa membiarkan orang lain menentukan hidup anda , Anda adalah penulis kehidupan anda sendiri ( Oprah Winfrey)


Semangat Pekerja Pabrik
Kadang ketika kita sudah merasa mapan, berhasil, terpenuhi segala kebutuhan maka hidup menjadi semenjana, biasa saja.
Kadang disaat seperti itu maka kita lupa akan segala perjuangan yang sudah kita lalui, pahit getir, tetesan keringat, darah dan air mata saat melalui kesulitan hidup bersama anak dan istri terhapus oleh segarnya kenyamanan hidup.
Ketika rasa ala Status quo itu sedang ‘hot hotnya’ bersemayam didalam benak, perlulah kita menengok sejenak ke kanan dank e kiri jalan saat berkendara menuju tempat aktivitas, niscaya di suatu tempat di pinggir jalan akan kita saksikan serombongan pekerja pabrik sedang menunggu jemputan angkutan perusahaannya.
Perlu dikagumi dari para saudara kita itu adalah semangat mereka, berangkat kerja sangat pagi, biasanya jam 06.00 atau 07.00 pagi pulang sekitar jam 04.00 sore atau bahkan lebih jika ada lemburan. Apa yang menyebabkan mereka menjadi begitu bergairah untuk bekerja? Kebutuhan hidupkah? Kewajiban menghidupi anak istri, atau untuk ibadah…bukankah Allah dalam sebuah firmannya mengatakan bahwa dalam setiap tetes keringat yang kita keluarkan untuk mencari nafkah di jalan yang benar mengandung ampunan dosa?
Ribuan pekerja pabrik memiliki semangat kerja yang benar benar bisa diukur profesionalismenya, sanksi dari pabrik yang notabene swasta tentu jauh lebih keras daripada pegawai negeri, konon, jika bekerja di swasta tidak berangkat tiga kali maka akan dipecat, tidak memenuhi target atau terlambat masuk kerja maka akan ada sanksi, dan perhatikan seragam mereka, walaupun tidak baru tapi senantiasa rapi dan sesuai aturan perusahaan, itu yang saya sebut professional sejati.
Jika kita seorang pejabat, pegawai pemerintah, pemegang kekuasaan atau siapapun kita, jika kita meniru manajemen positif para pekerja itu maka tentu akan semakin maju kualitas pribadi maupun institusi atau bahkan Negara kita.
Tak akan ada lagi jam karet, kemalasan dalam berkarya, atau menunda dan memperlambat sebuah pekerjaan, karena ada rasa tanggung jawab, rasa bersemangat untuk meraih yang terbaik demi anak istri demi institusi demi Negara dan demi diri sendiri, bukankah ketika kita merasa terpojok dan membutuhkan pelarian atau penyelamatan maka tembok yang tinggi akan bisa kita lompati dan beban yang berat akan bisa kita angkat? Mengapa rasa “Kepepet” itu tidak kita coba adakan untuk mengeluarkan segala potensi dan mendapatkan hasil diatas rata rata?.
Mari kita gapai yang terbaik, sebagaimana saudara kita para pekerja itu, mereka selalu mengisi waktu untuk menggapai yang terbaik namun tetap ceria, bersemangat dan bersiul tanda suka hati walaupun hasil yang didapat mungkin belum maksimal tapi tak ada kamus menyerah dalam hati, tetap tebarkan semangat dalam berkarya hari ini..!!!
( Aryo Widiyanto Januari 2011, ditengah gerimis pagi desa Cepiring Kendal)

Selasa, 04 Januari 2011

Tersadarkan oleh Baliho Kecelakaan Lalin

Persepsi masyarakat tentang kecelakaan Lalu lintas(laka lantas) terkadang agak meremehkan. Misal saya. Saya selalu beranggapan kecelakaan ya paling serempetan antarkendaraan atau orang jatuh dari motor lalu lecet dan memar.
Pengetahuan saya tentang lakalantas sontak berbalik ketika Unit LakaIantas Satlantas Polres Kendal memasang baliho/papan informasi mengenai jumlah korban lakalantas di Kendal pada Januari hingga Desember 2008 di titik strategis jalan raya Boja, Kaliwungu, dan Weleri.

Di situ tercantum korban meninggal 60 orang, luka berat 56, dan luka ringan 770. Korban lakalantas periode Januari hingga April 2009, jumlah yang meninggal 12 orang, luka berat 14, luka ringan 195. Waduh, ngeri juga waktu ngebacanya....

Efek dari pemasangan plang itu jelas membuat masyarakat jadi berpikir ulang untuk bertindak sembrono di jalan. Tanpa disadari warga akan berupaya mematuhi peraturan demi keselamatan diri sendiri tanpa harus ditegur atau ditilang oleh polisi. Ada semacam perasaan untuk lebih hati - hati agar tidak jadi korban berikutnya yang akan menambah jumlah angka di baliho tersebut.

Salut untuk Kasatlantas AKP Hendro Widiyanto SIK dan Kanit Laka Iptu Suratno yang kreatif mengingatkan warga Kendal tanpa ada unsur paksaan atau berkesan menggurui. Ke depan semoga jumlah kecelakaan semakin berkurang. Masyarakat semakin memahami dan menyadari arti penting mematuhi peraturan lalu lintas. Bravo polisi...!!

Aryo Widiyanto
Jl Sri Agung 234 Cepiring Kendal

***
Dana Cukai Tembakau di Kendal untuk Siapa?

Beberapa waktu lalu kabarnya Kabupaten Kendal mendapat kucuran dana miliaran rupiah dari hasil cukai tembakau pemerintah pusat.

Timbul pertanyaan, untuk siapakah dana sebesar itu? Setahu saya, para petani ternbakau sebagai salah satu pihak yang ikut andil menghasilkan cukai tersebut ternyata kurang mendapat imbas secara langsung dari pendapatan cukai itu.

Ketika hal di atas saya tanyakan pada salah satu mantan pejabat di Kendal yang mengetahui permasalahan tersebut, dia menjawab ”Dalam petunjuk pelaksanaan, dana alokasi cukai tembakau diperuntukkan antara lain bagi sosial, lingkungan IHT, pemberantasan cukai ilegal, fasilitas PIRT, HKI, dll. Masing-masing kota/kabupaten punya kebijakan berlainan. Di Kendal, yang terbanyak (memperoleh pembagian cukai tembakau) adalah Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial serta Dinas Pertanian. Untuk keterangan lebih lanjut bisa ditanyakan ke dinas lain seperti Dinas Kesehatan, Perekonomian, dll.”.

Dari keterangan mantan pejabat tadi, akhirnya timbul pemikiran, mengapa dana cukai berkesan dibagi rata ke beberapa dinas di Pemkab Kendal? Apa keuntungan nyata bagi petani? Mengapa dana miliaran rupiah yang berasal dari petani tidak digunakan untuk kepentingan petani? Alangkah bahagianya petani tembakau Kendal jika mereka merasakan manfaat dana itu secara langsung. Misal untuk peningkatan pendidikan cara bercocok tanam, pemproduksian bibit massal atau pengolahan pupuk organik guna kelestarian lahan mereka di masa datang. Mengapa dana itu harus disebar ke dinas-dinas lain, bukankah sudah ada APBD?.

Bukan berburuk sangka, tapi akan lebih baik jika penggunaan dana cukai tembakau itu diaudit oleh BPK atau BPKP, diawasi oleh aktivis LSM atau pemerhati pertanian, sehingga jelas untuk apa dana tersebut. Bukan untuk memfitnah Pemkab, tapi demi transparansi dan kemajuan petani Kendal. Bravo petani!!

Aryo Widiyanto
Jl Sriagung 234 Cepiring, Kendal

***
Sebuah Surat Pembaca yang menanyakan tentang pencak silat diharian Suara Merdeka, isinya sebagai berikut :

Sebagai
pemandu wisata saya membutuhkan pengetahuan khusus tentang olahraga khas di
daerah. Di Kendal, pencak silat saat ini jarang terekspose, berbeda dengan tahun
80-an s.d 90-an. Saat itu pencak silat sangat mudah dijumpai. Salah satu
penyebabnya, olahraga ini dulu masuk kurikulum pendidikan dasar. Dengan demikian
bila ada turis ingin menyaksikan pencak silat, tinggal njujug ke SD mana saja di
wilayah Kendal. Pak Bupati Hendy Boedoro yang sangat perhatian terhadap dunia
olahraga dan pariwisata, ada baiknya jika dhawuh ke kepala Dinas P dan K untuk
memasukkan olahraga ini ke SD.

Bukan untuk menjadi juara dunia, bukan pula mencari popularitas. Pencak silat layak
diwariskan ke generasi muda agar nilai positif seperti jiwa pantang menyerah,
mau belajar dan menghormati orang yang lebih tua selalu ada di benak anak
Kendal.

Aryo Widiyanto, A Md

Jl Sri Agung 234 Cepiring, Kendal

Sumber asli http://www.suaramerdeka.com/harian/0409/25/opi05.ht
Tuesday, October 6, 2009
MANA PENULIS MUDA SP TEGAL DAN SLAWI
(dimuat SUARA MERDEKA Semarang Selasa, 6-Oktober-2009 )
Tidak semua orang pintar dapat menulis ! Dan tidak semua orang yg pandai omong bisa menulis dengan bahasa yg menarik serta enak dibaca ! Dan tidak semua yg berpendidikan tinggipun dapat menulis secara logis dan tertata . Penulis Surat Pembaca itu bukan pengecut, justru mereka yang memakai "manajemen bisik2" atau manajemen grundelan amat sangat berbahaya, sebab mereka termasuk kelompok yang tidak transparan !

Untuk dapat menulis, perlu latihan secara rutin serta kontinyu. Banyak para penulis besar diawali dengan keterbatasan sarana maupun prasarana. Di Tegal dan Slawi belum ada penulis SP ( Suat Pembaca ) generasi muda / generasi pelanjut. Padahal dengan menulis di SP ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh. Ayo....tuangkan segala ide, uneg2, keluh kesah , problem sosial politik, problem layanan publik atau apa saja yang terkait dengan persoalan yang ada di lingkungan Anda atau yang anda lihat setiap hari.

Dengan menulis, kita memperoleh kepuasan nurani yang tak terkira ! Dari pada "ngrasani", ngrumpi, atau berkata bisik2 lebih baik tuangkan dalam ujud rangkaian kata yang indah dan menarik, sehingga 100 orang lebih se Jateng akan membaca tulisan Anda pada kolom SP.

Para penulis SP di SM cukup banyak antara lain : Aryo Widianto ( Kendal ), Ambijo ( Kebumen ) , Suprayitno ( Semarang ), Joko Suprayoga ( Kendal ) , Wahid R ( Semarang ) , Herie Purwanto, SH ( Pekalongan ) dan masih banyak lagi.

Kami berharap akan muncul lebih banyak lagi generasi muda di Tegal dan Slawi sebagai penulis SP di Suara Merdeka atau di media cetak lainnya di bumi Indonesia ini. Ayo generasi muda Tegal dan Slawi tuangkan segala persoalan yang Anda ketahui itu benar tapi di"simpangkan"-kan oleh oknum2 tak bertanggung jawab !

Dengan menulis kita ada !
Posted by WISNU WIDJAJA at 6:38 PM 0 comments
Kepada Satlantas

Beberapa tahun lalu ketika saya masih ngangsu kawruh di Semarang, lalu lintasnya sangat disiplin dan tertib. Para pengendara mematuhi peraturan walau tanpa petugas. Mitos Satlantas yang tanpa kompromi menilang dan Buser yang siap mengejar pelanggar sangat kuat di hati masyarakat dan melegenda waktu itu.

Bahkan saking tertibnya, Semarang pernah mendapat predikat sebagai kota yang disiplin dalam berlalu lintas. Kini keadaan berubah manakala lewat bunderan Kalibanteng, di Pamularsih bahkan di Jl Indraprasta ternyata banyak pengendara tanpa memakai helm melintasi jalan raya itu.

Kamera digital teman saya bahkan mengabadikan momentum tersebut dan anehnya di dekat lokasi ada pos Polisi. Helm merupakan alat keselamatan penting bagi pengendara yang jika dibiarkan dikhawatirkan jatuhnya korban jiwa karena ketidakpatuhan mentati peraturan. Menjadi tugas Polisi untuk menindak pelakunya.

Untuk Pak Poltas Semarang, jika tak pakai helm dibiarkan lalu bagaimana bila merembet ke kota kecil seperti Kendal, Demak dan sekitarnya. Semoga kedisiplinan lalu lintas yang dulu menjadi ciri khas Kota Semarang bisa tetap dipertahankan.

Aryo Widiyanto AMd

Jl Sri Agung 234 Cepiring, Kendal
Budaya Sehat
Kamis, 9 Maret 2006 14:26 waktu Kendal
Kategori: Warga Berbicara oleh Webmaster

Aryo Widiyanto AMd
Jl Sri Agung 234 Cepiring, Kendal

Saking cintanya dengan slogan Mensana in corpore sano yang artinya dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, kepala DPU Kendal Ir H Supriyono MM membentuk klub sepakbola dan kebugaran. Namanya Mensicosa diambil dari kependekan slogan tersebut.

Kesehatan lebih berharga daripada harta benda. Banyak orang kaya menghabiskan uang untuk berobat. Bahkan data sebuah lembaga menyebutkan dana yang mengalir untuk pengobatan di luar negeri oleh masyarakat mencapai Rp 6 triliun. Ironisnya hal ini disebabkan oleh ketidakpercayaan terhadap pengobatan di negeri sendiri.

Budaya sehat disinyalir mulai luntur ditelan zaman, makanan cepat saji yang dipenuhi lemak, bahan pengawet dan pewarna makanan merebak di pasaran. Korban pertama anak-anak yang mengonsumsi. Kita kebanyakan tidak menyadari, sebagian makanan yang dimakan diberi bahan pewarna tekstil.

Anak-anak oleh warna makanan yang cerah dan menarik. Padahal di belakangnya ancaman kanker, tumor dan sederet penyakit mengintai. Praktisi pendidikan mulai kehilangan minat untuk menyehatkan muridnya. Tengok saja ketika di era delapan puluhan para murid diwajibkan senam pagi setiap hari dengan iringan musik yang membangkitkan semangat.

Sumber: Suara Merdeka
Busana Tradisional

Saya kagum melihat artis film India seperti Kajol, Aishwaryarai dan Madhuri Diksit dengan bangga memakai sari kain tradisional khas India saat diwawancarai untuk talk show yang disebarluaskan ke seluruh penjuru dunia. Kesan bahwa mereka sangat mencintai dan bangga dengan budaya negaranya.

Tradisi memakai sari memang sangat kuat melekat di benak sutradara dan artis film Bollywood, itulah mengapa sekilas saja melihat, sudah langsung paham bahwa itu karya sineas India. Uniknya banyak artis kita yang meniru gaya bintang film India, contoh penyanyi dangdut Ellya Khadam dan lainnya.

Jika dibandingkan dari sudut rasa bangga, artis kita sedikit kalah dibanding koleganya dari negeri Mahatma Gandi tersebut, di layar kaca sering kita saksikan sinetron atau lawakan slapstick biasanya pakaian khas Jawa seperti kain lurik, batik atau kemben dipakai oleh penjual jamu dan para pembantu RT.

Sementara majikan memakai jas Tuxedo Iengkap dengan dasi, sungguh bergaya kolonialisme. Yang terlihat sangat getol melestarikan pakaian tradisional sedikit di antaranya para perancang busana di Semarang, Bandung dan Jakarta. Juga tampak berupaya nguri-uri pakaian tradisional dalam setiap event yang digelar.

Jajaran Pemprov Jateng sudah lama mewajibkan pegawainya memakai batik di hari tertentu setiap minggunya dengan harapan tercipta rasa cinta terhadap budaya daerah dan bangsanya. Ke depan semoga pakaian tradisional dari seluruh provinsi di Indonesia bisa lebih sering dipakai oleh artis dengan rasa bangga.

Imbasnya alam tercipta tren berbusana tradisional yang mewabah di kalangan generasi muda. Tentu hal itu bisa sedikit menolong industri tekstil, garmen dan pakaian jadi yang selama ini berkesan menggeh-menggeh menghadapi serbuan pakaian impor baik baru maupun bekas dari luar negeri yang memiliki kelebihan dalam harga yang relatif murah dan diproduksi secara massal.

Aryo Widiyanto AMd

Jl Sri Agung 234 Cepiring, Kend
Kodim Kendal Tanam 2500 Pohon

HUT Kodam IV/Diponegoro
KENDAL, KSP - Fenomena global warming atau pemanasan global nampaknya menginspirasi jajaran Kodim 0715/Kendal untuk turut melestarikan lingkungan hidup. Mengambil momen dalam rangka HUT Kodam IV Diponegoro jajaran TNI di wilayah Kendal berkolaborasi dengan warga di sepuluh desa di Kelurahan Limbangan, Polsek, PKK, Karang Taruna, Aparatur Kecamatan, LSM Patiru, dan LPPMD/Lembaga Pembangunan Pemberdayaan Masyarakat Desa mengadakan kegiatan penanaman 2500 batang penghijauan serentak di seluruh desa mulai tanggal 12-21 Februari.

Adapun lokasi penghijauan adalah di daerah kritis yang meliputi jalan desa, jalan dusun, tegalan dan di sekeliling lokasi peternakan milik warga.

"Pengadaan 2500 bibit pohon itu berkat kerjasama dengan Disbunhut, Perhutani dan PT Telkom, terdiri dari jenis sawo kecik, Jati, Suren, Sengon, dan Petai sementara untuk teknis penanaman kami kerahkan personal dari Koramil Limbangan, Boja dan Patean bekerjasama dengan warga, LSM, LPPMD, Pramuka dan seluruh elemen terkait" tandas Dandim 0715/ Kendal Letkol Inf Boni Widiyanto didampingi Danramil Limbangan Kapten Inf Sudaryono.

Perdes Konservasi Air
Sekcam Limbangan Triyono Wahyu BA didampingi Kepala Desa Limbangan Suwanto (52) mengatakan, program penghijauan ini merupakan salah satu upaya menjaga kelestarian alam. Langkah lain yang dilakukan adalah konservasi air dan sumber daya alam.

Kades Suwanto yang juga merupakan pensiunan TNI AD dari Artileri Medan menambahkan pihak desa akan terus bekerjasama erat dengan TNI/Polri, aparatur kecamatan dan potensi masyarakat lainnya untuk menjaga agar alam tidak terkotori oleh polusi, bahkan kelurahan yang dipimpinnya sudah menerbitkan Peraturan Desa/ Perdes yang mengatur tentang pelestarian alam dan konservasi air termasuk didalamnya ada larangan membuang limbah, mencari ikan dengan cara memakai bahan kimia atau menyetrum di sungai.

Selain itu warga juga senantiasa diimbau untuk terus menggalakkan penanaman pohon di lahan kosong di desa tersebut.

Masyarakat setempat menyambut positif langkah penghijauan itu. Supardi SPd (46), Ketua LPPMD Kecamatan tersebut mengungkapkan pihaknya berharap langkah penghijauan ini dapat terus berlanjut sehingga efek positifnya tidak hanya berupa keindahan namun juga mendukung program pemerintah dalam rangka menciptakan Indonesia Asri dan sehat.

"Karena selama ini Limbangan terkenal sebagai desa yang berhasil maju dalam lomba desa sehat 2007 mewakili Provinsi Jawa Tengah dalam even tingkat nasional," tuturnya bangga.

Mohamad (50), warga setempat juga menyatakan dukungannya terhadap upaya pelestarian alam tersebut. Menurutnya, selama ini banyak penebangan liar yang membabat habis pohon peneduh di sekitar wilayah desanya sehingga cuaca menjadi agak panas.

"Saya berharap penanaman pohon ini bisa mengembalikan keasrian dan kesejukan desa kami," kata pria berkumis itu sambil terus bersemangat menanami areal jalan dusun dengan bibit yang disediakan panitia, sebuah pemandangan indah ketika di bawah lereng gunung Ungaran itu. TNI bahu membahu bersama rakyat berjuang melestarikan lingkungan.  Aryo Widiyanto

Sumber:
Koran Surya Pagi
Edisi 20 - 26 Februari 2008
Hal 10
< Sebelumnya Selanjutnya >

PENCARIAN
VIDEO STREAMING
UNGGULAN KAMI

SERBA-SERBI

* Artikel
* Kajian
* Pengumuman
* Info Ringan
* Lowongan Kerja
* Pendidikan - Pelatihan
* Laboratorium Lingkungan

MEDIA MASSA

* Koran
* Televisi
* Radio
* Kantor Berita Internasional
* Siaran Pers


MENU UTAMA

* Berita
* Arsip
* Event & Agenda
* Galeri
* Publikasi
* Penghargaan 2010

MITRA KERJA

* Indonesia.go.id
* Bapedalda (Prov/Kab/Kot)
* Organisasi Internasional di Indonesia
* Organisasi Internasional
* LSM

TAUTAN


UNDUHAN
Bermodal Bahasa Asing Jadi Ratu Ekport Sisha

Laporan: Aryo Widiyanto,A.Md/H.Nur

“Kunci utama lancarnya bisnis eksport Shisha yang saya tekuni terletak empat hal yaitu bahasa asing Arab dan Inggris, memahami budaya Negara tujuan eksport, menjaga selalu kejujuran walau dalamposisi sulit sekalipun dan memohon pertolongan pada Allah Swt,” ujar Ny.Istikhanah (37) seorang wanita karier yang bergerak dalam bidang eksport benda bernama Sisha, semacam alat untuk menghisap tembakau ala Timur Tengah yang sedang menjadi tren tersendiri di Indonesia saat ini.
Berawal dari bisnis jasa pengerah tenaga kerja (PJTKI) yang digeluti secara turun temurun oleh keluarganya ia menjadi terbiasa berinteraksi dengan para pengusaha dari Arab, ditambah kerabatnya ada yang bersekolah di Madinah serta mantan suami yang keturunan Arab membuat wanita cantik ini terbiasa ditunjuk sebagai pemandu wisata untuk mengantar kolega bisnis perusahaannya melancong di Indonesia. Dari situlah tanpa sadar ia menyerap ilmu dan cara berbisnis ala Timur Tengah sampai suatu hari Ny.Istikhanah mendapat kesempatan menjadi mitra pembuatan Sisha dari pengusaha Saudi Arabia yang telah lama menjadi sahabatnya.
Sisha atau orang lebih mengenalnya sebagai pipa/tabung rokok Arab mempunyai daya tarik karena konon dipercaya para Sheikh atau bangsawan Arab tidak membahayakan kesehatan karena nikotin tembakau tidak langsung masuk ke paru paru namun terlebih dahulu disaring lewat air dalam tabung gelas. Tembakaunyapun beraneka rasa ada strawberry, apel, cappuccino hingga marquerita, kelebihan lain Shisha produksi Ny.Istikhanah adalah rangka tabung memakai baja stainless yang dijamin antikarat. Sementara produksi dari Negara lain masih memakai kawat biasa. Pipa untuk body kreasi warga Weleri ini memakai kuningan asli. Sedang produk sejenis masih memakai tembaga plat. Menurut Istikhanah kualitas produknya memang diatas rata-rata produk sejenis hingga mampu bersaing di level internasional.
Untuk harga, satu tabung Sisha lengkap ia mematok harga Rp.600.000 hingga Rp.750.000,- per unit tergantung selera konsumen. Sementara tembakau beraneka rasa dijual terpisah dengan kemasan kaleng 250 gram dihargai Rp.70.000 untuk sepuluh kali pemakaian.Ia sendiri kini juga mampu menciptakan areng asli buatan Indonesia khusus untuk penikmat Sisha berbahan baku dari batok kelapa yang diselep kemudian dijadikan briket. Untuk menguji kandungan kimianya ia meminta bantuan anaknya yang lulusan UGM yang pengerjaannya ditangani masyarakat sekitar rumahnya dengan komposisi yang pas akhirnya areng kreasinya mampu menembus belantara eksport Arab Saudi yang terkenal sangat ketat uji kelayakan dan standar mutunya.
Satu hal yang patut diacungi jempol adalah kesetiaan wanita ini memakai label AMS Indoarab dengan imbuhan kalimat “Made in Indonesia” dengan bangga nama negeri ini selalu dicantumkan dalam setiap kemasan produknya walaupun dengan konsekuensi ia harus selalu menjaga kualitas barang hasil karyanya. Hingga kini eksportnya seratus sampai seratus limapuluh unit untuk tabung Sisha lengkap serta seribu limaratus hingga duaribu batang ‘hoses’ atau selang penghisap Sisha ludes terjual untuk pasar luar negeri diantaranya Saudi Arabia, Yordania, Mesir dan Negara Timur Tengah lainnya.
Untuk pasar dalam negeri, beberapa supermarket ternama di Jakarta, Semarang, Surabaya dan Bali telah menjadi mitra distribusinya.
Dengan menjadi eksportir dengan keuntungan 25% dari total omset, berarti tidak kurang dari 70 juta rupiah perbulan, ia tidak serta merta ingin memindahkan tempat usahanya ke kota besar. Ia tetap setia mengendalikan roda bisnisnya di rumahnya yang telah disulap menjadi sebuah pabrik perakitan Sisha yang berlokasi di daerah Kalidamar desa Weleri Kabupaten Kendal. Kini tak kurang dari 40 orang warga sekitar direkrut menjadi karyawannya dan puluhan plasma industri tertolong memperoleh penghasilan dari order yang diberikan Ny.Istikhanah.
Ny.Istikhanah profil seorang ibu muda sederhana yang mandiri memperoleh kesuksesan karena mampu memanfaatkan bahasa internasional serta menjalin hubungan baik dengan seluruh lapisan masyarakat. (Aryo Widiyanto,A.Md/H.Nur).
Semarang Metro
09 Juni 2008
Deklarasi Komunitas Pena Tajam
KENDAL- Kaum epistoholik, yaitu para penggemar dan penulis surat pembaca di Kendal, sepakat membentuk komunitas Pena Tajam. Perkumpulan itu dideklarasikan Sabtu, di Rumah Makan Mak Nyuuss, sebelah timur markas PMI Kendal.

Perkumpulan itu dimotori Joko Wiyono, Aryo Widiyanto, Anom Aji Busono, Bahrun, dan Sobirin. Mereka berasal dari berbagai kecamatan di Kendal, dengan beragam latar belakang profesi yang selama ini produktif menulis surat pembaca di Harian Suara Merdeka dan surat kabar lainnya, menyoroti berbagai masalah di lingkungannya.

Joko dan Aryo mengatakan, kelompoknya terbuka untuk para penulis lainnya, juga pembaca surat kabar yang punya kepedulian terhadap perkembangan media dan kritis terhadap lingkungan.

Dalam perjalanannya kelak kelompok itu akan dikembangkan menjadi semacam media watch, yang akan mencermati isi media dan memantau kinerja wartawan, untuk menjadi bahan sorotan, kajian, dan pelaporan kepada media bersangkutan, dewan pers, dan organisasi profesi wartawan.

Di Kendal ada sekitar 15 penulis surat pembaca. Bagi yang ingin bergabung bisa menghubungi Joko Wiyono 085226520538 atau Aryo Widiyanto 081325731092. (C23-37)

Sejarah rupiah

Perkataan “rupiah” berasal dari
perkataan “Rupee”, satuan mata
uang India. Indonesia telah
menggunakan mata uang Gulden
Belanda dari tahun 1610 hingga 1817.
Setelah tahun 1817, dikenalkan mata
uang Gulden Hindia-Belanda. Mata
uang rupiah pertama kali
diperkenalkan secara resmi pada
waktu Pendudukan Jepang sewaktu
Perang Dunia ke-2, dengan nama
rupiah Hindia Belanda. Setelah
berakhirnya perang, Bank Jawa
(Javaans Bank, selanjutnya menjadi
Bank Indonesia) memperkenalkan
mata uang Rupiah Jawa sebagai
pengganti. Mata uang gulden NICA
yang dibuat oleh Sekutu dan
beberapa mata uang yang dicetak
kumpulan gerilya juga berlaku pada
masa itu.
Sejak 2 November 1949, empat
tahun setelah merdeka, Indonesia
menetapkan Rupiah sebagai mata
uang kebangsaannya yang baru.
Kepulauan Riau dan Irian Barat
memiliki variasi rupiah mereka
sendiri tetapi penggunaan mereka
dibubarkan pada tahun 1964 di Riau
dan 1974 di Irian Barat.
Krisis ekonomi Asia tahun 1998
menyebabkan nilai rupiah jatuh
sebanyak 35% dan membawa
kejatuhan pemerintahan Soeharto.
Rupiah merupakan mata uang yang
boleh ditukar dengan bebas tetapi
didagangkan dengan pinalti
disebabkan kadar inflasi yang tinggi .

Senin, 03 Januari 2011




For All Directors, Film Producers, or CAsting MAnagers, here is the most amazing antagonist actor in Indonesia, His NAme is Aryo Widiyanto, 32 Years Old, Fluent in English with South East Asian Accent, His face is very typical of terrorist, and strong characters...please send a letter to HIs Address in Jl Sriagung 234 Cepiring KEndal or email in aryo_widi@yahoo.co.id or in facebook at aryo widiyanto