Bincang ringan dengan Nurul sang penggeplak Gendang
Internasional.
Suatu
malam sebelum paginya ada perhelatan
Jazz on The Mall di Atrium Ciputra Semarang, sekitar pukul 20.00 WIB, bertempat
di Cafe Mukti milik juragan tembakau Om Agung yang terletak di depan gerbang
Pecinan Johar Semarang, saya dan bang GT
serta sejumlah rekan yang lain menyambut grup musik akustik dan perkusi
internasional “Parasetanmol”dari Bali.
Mengapa
saya sebut internasional, karena jam terbang mereka tinggi di berbagai belahan dunia,
mulai dari pentas di Thailand, Jepang, hingga Amerika, sudah bukan asing lagi
bagi grup yang punya dua arti ini, ya Parasetanmol bisa diartikan obat sakit
kepala, jadi kalo dengerin musiknya niscaya sakit kepala ilang deh, lalu ada
interpretasi lain, cermati Para Setan Mol, artinya ini adalah grup para
penjelajah Mol alias mall yang sering menghantui seluruh mall di
Indonesia.boleh juga ya .
Saya
sedang tidak ingin lama membahas musik perkusi atau Jazz in the mall yg
menampilkan Parasetanmol ini jadi pementas pamungkasnya, saya hanya sedang
terpana dengan penampilan seorang anak muda bernama Nurul yg malam itu terlihat
nyaman ngeplaki gendang berkolaborasi dengan Yopi di Bass, Renda di Guitar,
atau si cantik Jepang di Klarinet.
Saat
secara informal saat kami berbincang,ditemani beberapa singkong Chessy goreng,
Dua botol minuman soda Saparilla, dua gelas Kopi Turki yang rasanya kayak jamu,
Nurul dengan bangga menyebut “Saya asli
Sayung Demak, Bapak saya dari Kaliwungu Kendal, makanya saya seneng meni ketemu
sampeyan mas” tuturnya sembari tersenyum,lebih jauh dipancing ketahuan juga rupanya dia campuran antara Jawa, Cina dan
Arab.
Lebih
tercengang lagi saat Nurul mengatakan dirinya adalah mantan Kepala Analis
Laboratorium sebuah rumah sakit besar di Denpasar Bali, so, “Kenapa sampeyan
keluar dari pekerjaan yg ciamik itu bro?” tanyaku.
“Karena
aku pengen bener bener bahagia, bukan pura pura bahagia, beda definisinya
antara keduanya, ortuku saja gak habis pikir sama pilihanku, tapi
Alhamdulillah, pilihanku gak salah, dengan jadi musisi toh kriteria orang mapan
seperti Rumah dan mobil bisa juga kebeli” tuturnya datar tanpa ada kesan
sombong, saya dan bang GT disebelah saling tepok jidat.
Banyak yg kami bicarakan malam
itu, pose sana sini, dengan semua kru, dengan my lovely Sandra ( Kalo yg ini
pak GT hanya bisa bilang “Kelakuanmu Yooo” wkwkwkwk).
Tapi perbincangan kami bahkan hingga pulang sampe Kendal gak
habis dengan tema hanya si nurul ini. “ Itulah Yo, beda antara gila dan jenius
itu tipis sekali” tuturnya.
( Aryo Widiyanto, Journalist, Traveller , Backpacker, ,
Photographer, dan Abdi Negara, Blogger di aryowidiyanto.blogspot.com. Twitter di @aryowidi , Facebook
:Aryo Widiyanto, email di : aryo_widi@yahoo.co.id. Address: Jl Sriagung 234
Cepiring Kendal Jawa Tengah Indonesia.WA/Line 0877470200)