Tjepiring, Jenewer
dan Las Vegas Sri Agung.
Menurut
catatan Simon Winchester dalam bukunya yang berjudul “Krakatau” halaman 179-192, menyebutkan bahwa tradisi
minum minuman keras adalah merupakan
bagian dari tradisi orang Belanda saat mereka membuat koloni di Indonesia,
khususnya Batavia, “ Rata rata Hollander abad ke 17 minum satu gelas Jenewer
(Minuman keras khas Belanda) sebelum sarapan pagi dan menjelang senja
mengkonsumsi bergelas gelas arak buatan lokal sambil duduk tanpa baju di
rumahnya yang gelap dan kurang angin” tulis Simon.
Jenewer
mungkin agak asing bagi generasi sekarang, namun kami yang hidup di sekitar
komplek gedung bioskop Sriagung Tjepiring Las Vegasnya Kabupaten Kendal Jawa Tengah jaman tahun 80 an, minuman para
Londho yang warnanya putih jernih dan kadang cara minumnya oleh sebagian orang dicampur susu putih ini , banyak dijual di toko toko, minuman keras yang saat itu menjamur di
Tjepiring, ada dua toko di sekitar sriagung theatre, di depan pasar dan disejumlah
tempat lain, bersanding dengan miras lokal seperti Tjong Yang, Anggur
Kolesom, Arak putih, Vodka, dan Ginseng
yang seingat saya minuman ginseng beralkohol yang baunya wangi dan efek
mabuknya agak “Ngampleng” ini dijual di
lapak pasar koplak yg sekarang mungkin posisinya didepan apoteknya Helmi bekas kuburan lama.
Sriagung Theatre sebagai pusat keramaian memang sangat hebat ramainya waktu itu, seluruh
pecinta film dari segenap penjuru Kendal
tumplek blek disana, favorit
mereka adalah film Rhoma Irama yang antreannya saja bisa sampai mengular
menyeberang jalan , kemudian film Dono Kasino Indro, komedian Indonesia Bing
Slamet,Iskak dan Ateng dengan Koboi Cengengnya, kemudian Darto Helm, ingatan
saya juga mencatat ada film fenomenal Indonesia berjudul “Bayi Ajaib” yang untiknya
kemudian dijadikan bahan julukan bagi seseorang yang dianggap aneh, lucu atau malah saking
pintarnya, ada juga penggemar film India dengan bintang filmnya yang tenar
seperti Mithun Tjakraborthy , Amitabh Bachan, Darmendra,Govinda dan Hema
Malini, juga para pecinta film Holywood
untuk menonton Chuck Norris, Charles Bronson, Sylvester Stallone dengan
film Rambo dan Rocky nya, sementara
penggemar film mandarin Hongkong juga punya fans fanatik, mereka hafal dengan
nama Li Lien Chieh atau Jet Lie, Chen Lung atau Jacky Chan, Samo Hung, Gong Li
yg seksi dan sebagainya.
Tingkah
para penonton pun beragam, ada yang memang menonton, ada yang pacaran di kebon
pisang belakang gedung bioskop, ada yang nyambi jadi pencopet, maling sepeda
dan makelar karcis, ada yang memang sengaja sambil mabuk mencari sparring
partner melampiaskan hobi gelutannya, ada yang mencari pelacur murahan, dan
kisah seorang pelacur bernama Sutur
dilempar ke selokan belakang Balai Desa Tjepiring oleh konsumennya yang menolak membayar jasa
sang pemuas syahwat itu semasa
saya SD menjadi trending topics disegala
lapisan usia.
Sayang
sekali, hingga kini saya tak pernah mendapatkan sepotong fotopun dari bioskop
Sriagung yang legendaris itu, too bad, sebuah sejarah namun tak berfoto. Ah biarlah, yang penting mari
kita sebagai generasi penerus tetap menyayangi the old Tjepiring dengan cara
menulis kenangan apapun tentang kisah
yang pernah ada di sana, dulu dan kini, oke ya Tjepiringers, semoga sukses
untuk kita semua .
#sejarahkendal #tjepiring #kuno #antik #antiques #vintage #warungsatepakdultjepiring #jawa #jawatengah #sriagung #a #sejarah
#film #donokasinoindro #bayiajaib #jenewer #dutchheritage
(Aryo Widiyanto, Journalist, Traveller , Backpacker, ,
Photographer, dan Abdi Negara, Blogger di aryowidiyanto.blogspot.com. Twitter di @aryowidi , Facebook
:Aryo Widiyanto, email di : aryo_widi@yahoo.co.id. Address: Jl Sriagung 234
Cepiring Kendal Jawa Tengah Indonesia.
Instagram :Aryo Widiyanto)