Rabu, 20 Februari 2013

Selamatkan Asam Jawa di Kendal



Selamatkan Asam Jawa di Kendal


Asam Jawa  (Tamarindus Indica) adalah tanaman yang berasal dari Afrika, terutama dari Sudan, tumbuh liar dan juga terdapat di Kamerun, Nigeria dan Tanzania, di Arab Asam berkembang liar di Oman, khususnya Dhofar, dimana dia tumbuh di kaki gunung yang menghadap ke laut.
Ketika penyebarannya mencapai Asia Selatan melalui jalur transportasi manusia dan dipanen selama ratusan tahun Asam didistribusikan sepanjang sabuk tropis, dari Afrika sampai Asia Selatan, Australia Timur dan sepanjang Asia Tenggara, Taiwan dan China.sampai sekarang Asia Selatan dan Mexico adalah konsumen dan produsen pohon dan buah Asam paling besar sedunia.
Pohon Asam berumur panjang, tumbuh melebar dan rindang,daunnya selalu hijau ,tunasnya hijau muda cerah, buahnya berwarna hijau jika masih muda namun berubah jadi coklat tua saat masak yang digunakan sebagai bumbu kuliner ,pengobatan .dan semir metal diseluruh dunia, kayunya bisa digunakan untuk bahan bangunan, tingginya bisa mencapai 12 sampai 18 meter (40-60 Feet) berkembang bagus di daerah yang penuh sinar matahari, tanah liat , berlempung, berpasir dan tanah yang mengandung kadar asam, serta pantai karena dia tahan garam.
Konon secara Etymologi, penyebutan Tamarind  (Bahasa Inggris untuk Asam-Pen) adalah berasal dari Bahasa Arab Tamr Hindi yang berarti “kurma dari India” beberapa ahli herbal di masa awal peradaban menulis Tamar Indi, terjemahan Latin menggunakan Tamarindus dan Marcopolo menulis Tamarindi.
            Di Kabupaten Kendal sendiri Asam Jawa di sekitar medio 80 an masih sangat banyak dijumpai di sepanjang Jalur Pantura mulai dari Weleri hingga Kaliwungu, namun Asam Jawa menjadi hampir punah karena  adanya penebangan yang dilakukan pemerntah guna keperluan pelebaran jalan, sisa sisa pohon Asam yang ada di tahun 2013 ini masih terlihat di sekitar Kaliwungu di pinggir jalan tepatnya  di sebelah barat pertigaan Sekopek dideretan penjual onderdil motor bekas.
            Kepunahan Asam Jawa juga diikuti dengan hampir ludesnya Pohon  Cemara Angin yang dulu berdampingan menghiasi jalan Sriagung dari Cepiring Hingga Kecamatan Gemuh sekitar tahun 1980 jalan Sriagung menjadi favorit bagi warga untuk jalan jalan pagi menghirup segarnya udara karena pepohonannya rapat dan indah terdiri dari barisan hijau mudanya pohon Asam Jawa didampingi Hijau tua segarnya semilir angin yang diciptakan lambaian surai daun Cemara , sungguh romantis jika mengingat jaman itu, berbanding terbalik dengan nuansa sekarang dimana pohonnya sudah campur aduk tak tertata lagi, konon menurut mantan Lurah Cepiring Almarhum Mbah Sastro Atmojo , Cemara Angin dan Asam Jawa ini sudah ada sejak dirinya kecil, berarti jaman Belanda mengingat saat beliau bercerita usianya sudah sekitar 70 tahun di tahun 1988 an. Lurah yang menjabat sejak jaman Orde lama hingga sekitar orde reformasi itu mengatakan bahwa Cemara dan Asam Jawa ditanam Belanda selain untuk memperindah estetika /keindahan konon juga untuk memperkuat Aspal yang dibuat oleh Belanda terutama di jalan Daendels/sekarang Jalan Pantura, dan jalan pendukung pergerakan pasukan dan logistik seperti jalan Sriagung, Jalan Patebon dan sekitarnya, namun khusus untuk jalan Pegandon mbah Lurah mengatakan tanamannya adalah pohon Trembesi.

            Saat ini tahun 2013, banyak terjadi modus penebangan secara perlahan terhadap asam Jawa baik disengaja maupun tidak oleh orang tak bertanggung jawab, caranya dengan membakar ranting kering ataupun jerami padi yang sudah tak terpakai dibawah pohon Asam sehingga kelamaan daun Asam akan jadi kering batangnya berongga dan mati, batang pohon yang mati itu secara beramai ramai dijadikan kayu bakar , sebuah tindakan bodoh tanpa mengingat sejarah dan lamanya pohon itu tumbuh besar dan berkembang.
            Dibutuhkan sebuah langkah penyelamatan tersendiri dari pemerintah untuk menyelamatkan kekayaan hayati tersebut, semoga kedepan anak cucu kita masih bisa menyaksikan keindahan pepohonan tua itu, tak hanya menyaksikan lewat flickr atau media internet dan buku sejarah.(Aryo Widiyanto Jalan Sriagung 234 Cepiring Kendal Jawa Tengah 51352)tgl 21 februari 2013

Minggu, 17 Februari 2013

SMK 2 Kendal serbu SMA I Cepiring,Nyaris terjadi tawuran .



SMK 2 Kendal serbu SMA I Cepiring,Nyaris terjadi tawuran .


                Siang itu Jumat 15/2 sekelompok pelajar dari SMK 2 Kendal tiba tiba menyerbu Gedung SMA I Cepiring yang dipenuhi para pelajar jelang bubaran sekolah, tak hanya berteriak teriak, para penyerbu itupun memecahkan dua  lampu taman halogen berbentuk bulat  dengan menggunakan benda keras , para guru SMA Cepiring  yang mencoba menenangkan keberingasan siswa SMK itu menjadi sasaran kemarahan, tanpa memperdulikan etika dan kesopanan guru Bimbingan Konseling Endang Ratri S.Pd dibentak dan hampir ditabrak dengan menggunakan sepeda motor oleh para penyerbu , sontak timbul kepanikan dari sejumlah siswi SMA Cepiring.tak ada korban luka dalam kejadian itu namun beberapa murid perempuan SMA tersebut mengalami shock dan trauma.
                Ditengah kepanikan itu langkah sigap diambil oleh Kapolres Kendal AKBP Asep Jenal Ahmadi yang menerima laporan dari masyarakat langsung menerjunkan satu tim khusus dari Polsek Cepiring   yang dipimpin oleh Kapolsek AKP Asri menghalau para siswa SMK 2 Kendal sehingga peristiwa tawuran tak berlanjut meluas.
                Dari keterangan berbagai sumber yang berhasil dihimpun oleh penulis, kejadian tawuran ini dipicu awalnya dari pertandingan Futsal antara SMK 2 Kendal dan SMA Cepiring , dalam pertandingan tersebut konon ada sedikit kesalahpahaman antar pemain , namun ketika kedua tim sudah melanjutkan pertandingan malah  para supporter yang memanas dan berujung pada kericuhan diluar lapangan.
                Plt Kepala Dinas Pendidikan Kendal Muryono S.Pd mengatakan bahwa langkah strategis sudah dilakukan oleh pihaknya, Kedua kepala sekolah sudah berkoordinasi untuk antisipasi efek lanjutan dari peristiwa tadi, hari Sabtu 16/2 Tim dari Dinas Pendidikan dan Polres turun untuk mengkondusifkan situasi.

                Hingga Jumat malam petugas dari Polsek di back up penuh oleh Dalmas Polres Kendal  masih menjaga gedung SMA I Cepiring guna antisipasi hal yang tak diinginkan, Kepala Sekolah SMA I Cepiring yang coba dikonfirmasi  wartawan juga tak berhasil  ditemui, hanya ada seorang guru dan penjaga malam yang tampak di komples sekolah tersebut.(Aryo Widiyanto)
               


Jumat, 15 Februari 2013

Budaya Jawa Unik ,“Demarenen” Ketika sang anak sakit menyambut bayi di keluarganya.



“Demarenen” Ketika sang anak sakit menyambut bayi di keluarganya.



 

                Budaya Jawa utamanya Jawa Tengah terkenal dengan sesuatu yang terkadang tak bisa dinalar oleh logika pada umumnya, bahkan terkadang  ilmu medis modern masih sulit mencernanya  ketika fakta menunjukkan kesembuhan seseorang  bisa  dicapai melalui hal yang berbau kepercayaan terhadap tradisi, mistik dan sangat berakar pada budaya.
                Contohnya adalah sebuah fenomena medis bernama “Demarenen” yaitu sebuah penyakit berupa panas tinggi pada anak, kadang disertai rengekan dan rewelnya sang buah hati, anehnya walaupun sudah diperiksakan ke dokter ataupun Puskesmas terdekat ternyata tak kunjung sembuh juga malah semakin menjadi.
                Biasanya para Ibu di Jawa Tengah khususnya di  Kabupaten Kendal  saat dihadapkan pada situasi ini akan segera “Instrospeksi”  dan mencari siapa diantara adik, kakak, atau keluarga baik dekat maupun jauh  yang sedang hamil .
                Menurut kepercayaan mereka sakitnya sang anak adalah karena dia sedang menyambut sang jabang bayi di keluarga besarnya, dan tak ada langkah medis yang mampu menyembuhkannya, salah satu cara penyembuhannya adalah dengan mendatangi sang kerabat yang sedang hamil tersebut kemudian si sakit dimintakan air untuk diminum, atau dimandikan oleh kerabatnya yang hamil itu, serta ketika pulang sang Ibu dari anak yang sakit itu meminjam selimut, atau   kain yang dipakai tidur oleh si hamil, aneh bin ajaib , Tuhan memberi kesembuhan dengan cara yang unik dan Demarenen pun sirna dalam satu atau dua hari.
Seorang Ibu yang tengah hamil memberikan air untuk diminumkan kepada anak kerabatnya yang terkena "Demarenen"
                Demarenen adalah salah satu fenomena alam sekaligus budaya yang tak lekang oleh waktu , hingga tahun 2013 ini budaya penyembuhan unik ini masih berjalan dan dengan mudah kita jumpai di wilayah Kabupaten Kendal, Dokter Widya Kandi Susanti MM.CD  Bupati Kendal yang sekaligus juga sebagai praktisi medis dan pemerhati budaya mengatakan inilah uniknya budaya di Kabupaten Kendal , “ Perawatan medis tradisional  yang dilakukan sejak jaman nenek moyang masih lestari , dan masyarakat menganggapnya sebagai salah satu kekayaan khasanah kearifan tersendiri berdampingan serasi dengan medis modern ,saling melengkapi ” papar dokter Widya.(Aryo Widiyanto)