Jumat, 26 Desember 2014

Kisah Natalku



Kisah Natalku



Suatu masa di bulan Desember 2014, sehari menjelang Natal, siang itu aku diajak sahabatku bang Deco yang kebetulan barusan menyelesaikan tugasnya sebagai penjaga kota Weleri Kendal untuk mengunjungi sahabat kami  yang merayakan Natal di Gereja Katholik Santo Martinus yang ada di pusat kota itu.

                Persiapan agak ramai aparat keamanan karena seseorang dengan codename Candi Dua hendak mengunjungi Gereja berkaitan dengan persiapan pengamanan, aku selalu tertarik dengan bangunan gereja, maka setelah ijin kepada yang berwenang aku masuk untuk memfoto beberapa ornamen cantik bertema Natal yang indah menghias  rumah Tuhan itu.

                Memfoto mulai dari bangku untuk jemaat, pohon  Natal yang menawan dan unik karena terbuat dari gelas minuman mineral bekas , serta beberapa lukisan membuatku terkenang masa kecilku.

                Pandanganku tertumbuk pada seorang Ibu tua yang sedang takzim merangkai bunga di depan altar yang ada dua lilin diatasnya, sesuatu seperti menarikku untuk menyapa Ibu tersebut, sembari permisi memotret beliau, saya bertanya “Ibu , boleh saya tau nama Ibu siapa” tanyaku, “Oh, saya Ibu Lina, Istri Dokter Budi yang rumahnya depan itu lho mas” tuturnya

                Dokter Budi?,hmmm, saya sangat mengingat dokter tersebut, ada cerita mengenai bapak dokter yang baik itu, sejak kecil aku secara tak sengaja terkena musibah dimana bidan memotong pusarku terlalu pendek, hasilnya hingga SMP pusarku selalu mengeluarkan darah, sari makanan yang aku makan bocor, tak heran badanku seperti lidi , kurus kering, pucat seperti Vampir karena selalu mengeluarkan darah setiap harinya, bayangkan saja di kelas 2 SMP, berat badanku hanya 25 Kilogram, seukuran berat anak TK Atau SD.

                Dokter Budi inilah yang merujuk aku untuk dioperasi di RS Telogorejo Semarang , saat aku diperiksa di tempat prakteknya di depan Gereja St Martinus itulah beliau mengultimatum Pakde Iste dan Budeku  Widyaningsih yang mengantar periksa untuk segera mengupayakan agar aku dioperasi, “Terlambat sedikit saja, anak ini dalam bahaya” papar Dokter Budi , aku jelas mengingat dan sadar, bahaya yang dimaksud adalah kematianku.

                Singkat Cerita aku dioperasi dan Alhamdulillah sembuh dan sehat hingga hari ini, aku berhutang budi pada pak Dokter Budi ini, dan ajaibnya di malam Natal lalu , aku dipertemukan dengan beliau, beliau memelukku lama ketika aku berkata “Pak Dokter saya menunggu sekian puluh tahun untuk bertemu dan mengucapkan terimakasih atas saran dan pertolongan bapak pada saya”  lalu beliau berkata “semua atas ijin dan kuasa Tuhan, saya hanya perantara” .
Kami berbincang agak lama, saling bercerita dan saling mendoakan,benar benar keajaiban, Terima Kasih ya Allah. (Aryo Widiyanto

Kamis, 18 Desember 2014

"Senyum Sang Penjual Jamu" Picture by Aryo Widiyanto,

"Senyum Sang Penjual Jamu" 

 

Picture by : (Aryo Widiyanto, Traveller , Backpacker, Photograper, Blogger di aryowidiyanto.blogspot.com. Twitter di @aryowidi dan Jurnalis, Fesbuk :Aryo Widiyanto )

Kamis, 04 Desember 2014

"The Dokar" Picture by Aryo Widiyanto

"The Dokar" Picture by  Aryo Widiyanto, Traveller , Backpacker, Photograper, Blogger di aryowidiyanto.blogspot.com , twitter di @aryowidi , dan Jurnalis Serta Buruh Negara Yang  Punya  Fesbuk :Aryo Widiyanto ) 05-Desember 2014.

"Java Farmers"by Aryo Widiyanto



Dijual sebuah rumah Jawa Klasik di Semarang Jawa Tengah



Dijual sebuah rumah Jawa Klasik di Semarang Jawa Tengah


               Dijual sebuah rumah mewah bergaya Jawa Klasik , Luas tanah 22600 m2, Luas Bangunan 900 m2, terletak di tepi Jalan  Durian  Banyumanik  Semarang, dekat dengan pusat kota, mall, kolam renang, Jalan Tol, dan fasilitas umum lainnya, Dijual lengkap dengan perabotan dan mebel Jati kualitas super , Fisik bangunan kokoh dan kuat , Kusen , Pintu dan Pilar dan gebyok dari kayu Jati Tua, lantai keramik, Ditawarkan seharga Rp 15 Milyar, minat call Aryo Wd 087747970200








Galeri Photography Aryo Widiyanto a Traveller Backpacke Photograper Blogger di aryowidiyanto.blogspot.com twitter di @aryowidi dan Jurnalis Serta Buruh Negara Yang Punya Fesbuk The :Aryo Widiyanto )


The Linggan Jawa
Melamun
Masjid Pegandon 2013

Kumbang Badak
Yon Koeswoyo 2

Javanese Bride
Yon Koeswoyo 1



Rabu, 03 Desember 2014

Menikmati Nasi Hainan di Kedai Beringin Semarang.



Menikmati Nasi Hainan di Kedai Beringin Semarang.

 

                Menjelajah aneka ragam wisata makanan di Semarang Ibukota Jawa Tengah niscaya tak cukup hanya dalam hitungan hari, akan selalu ada ragam kuliner baru yang menarik di setiap  waktu dan wilayahnya.

                Pagi itu sengaja saya sempatkan untuk dolan menikmati sedikit kekosongan di pekerjaan, tujuan utama adalah Semarang karena pertimbangannya jarak tempuh yang dekat dan mudah dijangkau serta makanan yang banyak variasinya dan tentu saja, murah.
                Turun dari Kereta Api Kedungsepur jam 8 Pagi di Stasiun Poncol Semarang pandangan saya tertuju pada sebuah restoran yang ada didepan stasiun persis, namanya Kedai Beringin, dengan penataan yang rapi meja kursinya, kesan lapang dan luas terasa karena kursi yang disediakan mirip bangku tanpa senderan, dapur beserta koki dan Chefnya terlihat dari  bangku pengunjung, saya memilih duduk di kursi diluar ruangan yang mirip koridor, suasananya lebih santai, segar karenaa udara langsung dari alam, walaupun dekat dengan jalan raya tetapi tetap terasa kesegaran udaranya karena tanaman yang tumbuh disekitar area itu menyerap asap dan debu.
 Kesan Mandarin terasa ketika kita membuka menu yang disodorkan oleh pramusajinya, berbagai menu seperti Bubur Thiam, Bubur Ayam, Kwee Tiau, Aneka Sup, Nasi Hainan Ayam maupun Bebek, Grill Sapi aneka rasa,Nasi Goreng Oriental,  serta bermacam beverages alias minuman yang ditawarkan seperti Jus buah dan sayur, Kopi, Teh, Es Beringin dan sebagainya membuat sedikit bingung untuk memilih, karena semua menarik.
Sebagai awalan saya memesan Nasi Hainan Bebek Panggang ,disusul Jus Buah Naga dicampur Pepino, Air Mineral dan terakhir Kopi Hitam untuk menemani ngobrol dengan klien di ujung acara.
Begitu Nasi Hainan dengan potongan daging Bebek berwarna coklat kemerahan dihidangkan pramusaji dengan Acar Mentimun, Saus Tauco dan Sambal Merah pedas dan kuah kaldu dalam cawan, saya seperti sedang berada di suasana dalam film Kungfu 14 Blades atau The Curse Of The Golden Flowers, mandarin banget deh, mulai dari aromanya yang khas, hingga tampilan luar masakannya , sangat berkelas.
Jujur saya tak mengerti etiket dalam menyantap makanan ala Tiongkok, setau saya sih simpel saja, liat makanan menarik, nikmati, selesai hehehe, begitu juga dengan cara menikmati  Nasi Hainan didepan saya itu, begitu tersaji, nasi yang mengepul dan aroma rempah menguar ke udara bercampur harum daging bebek matang, menggoda.
Akhirnya saya menggabungkan nasi yang disiram kaldu  dengan sepotong daging bebek yang telah dilumuri Tauco, Sambal dan Acar Mentimun dalam sebuah sendok, begitu memasuki mulut dan berinteraksi dengan lidah, terasa sebuah sensasi ledakan rasa yang hebat (Waduh, kalimat saya mulai seperti host di acara Benteng Takeshi).
Tapi benar, rasanya lezat sekali, ada nuansa manis, dipadu asam dari acar berpadu dengan pedas sambal merah menjadi sebuah orkestrasi perpaduan kenikmatan  yang membuat suapan demi suapan selanjutnya berlangsung lancar, rugi jika menikmati Nasi Hainan Bebek ala Kedai Beringin ini sambil berbicara dengan klien, saya sengaja memberi tanda agar pembicaraan dilanjutkan nanti ketika acara makan selesai.
Tandas sudah Nasi Hainan, berlanjut ke Jus Buah Naga featuring Pepino sebagai cuci mulut, rasanya beda dengan jus buah naga di pinggir jalan itu, lebih pekat dan ada sedikit kesegaran dari Pepino yang dicampurkan, konon perpaduan dua buah segar ini bisa untuk menambah vitalitas pria (hmm..bagaimana nasib Viagra jika semua orang tau khasiat jus ini)
Untuk menetralkan lidah, saya meminum air mineral , sedikit  mengedarkan pandangan siapa tau ada yang menyapa, syukur syukur yang menyapa adalah Tamara Bleszinsky yang kesasar dan minta ditemenin makan, Damn I am a good handsome dreamer.
Kemudian kami menghirup aroma kopi dan menyesapnya sembari menikmati sigaret dan membicarakan urusan perdagangan , Kedai Beringin depan Stasiun Poncol, pengalaman unik menikmati sajian masakan oriental yang tiada duanya, selamat mencoba suatu masa nanti

(Aryo Widiyanto, Traveller , Backpacker, Photograper, Blogger di aryowidiyanto.blogspot.com , twitter di @aryowidi , dan Jurnalis Serta Buruh Negara Yang  Punya  Fesbuk :Aryo Widiyanto )