Minggu, 10 April 2016

Menikmati Cerutu Cepiring di Mukti Cafe Semarang



Menikmati Cerutu Cepiring di Mukti Cafe Semarang.


Tembakau (Nicotiana Tabaccum)  menjadi sebuah eksotika tersendiri saat menikmatinya, lepas dari pro dan kontra dari berbagai segi misalnya kesehatan dan cukai , kali ini saya hanya akan membahasnya dari sisi wisata dan kecintaan terhadap komoditas legendaris ini.

                Sedikit  sejarah yang saya petik dari booklet “Blend Of Indonesian Heritage  Tobacco”  tahun 1820 para pengusaha Belanda mulai membuka perkebunan tembakau  di wilayah kolonial seperti Jawa dan Sumatera, merambah hingga wilayah kerajaan Surakarta dan Jogjakarta, sepuluh tahun kemudian Gubernur Jenderal Hindia Belanda Van Den Bosch menerapkan kebijakan politik tanam paksa atau cultuurstelsel kepada petani dan pengusaha di sekitar Semarang,Jawa Tengah untuk menanam tembakau, 1840 hingga 1940 terjadi peningkatan produksi tembakau diantaranya di daerah Klaten, Kedu, Semarang Kediri dan Besuki.


                Tahun 1903 seorang oemuda Tiongkok dari Provinsi Xiamen bernama Yap Sing Tjay datang ke Semarang melalui Singapura dengan menumpang kapal Gian Ann dan bekerja sebagai kuli, kemudian Yap muda berjualan tembakau yang diwadahi bumbung bambu berkeliling jalan kaki masuk keluar kampung , keuletan Yap membuahkan hasil manis, bisnisnya mulai berkembang keberbagai kota di nusantara, keahlian Yap ini diturunkan ke dua putranya yaitu Bram Mukti Agung, Tahun 1958 dari kolaborasi bapak anak ini berdirilah toko tembakau “Soei An Tabaks” di jalan Kranggan Timur 2A, yang sekarang menjadi jalan Wahid Hasyim, hingga tahun 1968 atas himbauan pemerintah orde baru berganti nama menjadi toko tembakau “Mukti”tahun ini  pula Bram Mukti Agung mewariskan usaha tembakau ecerannya kepada Kusuma Atmaja Agung , yang hingga tahun 2016 ini melestarikan dan melambungkan Toko tembakau Mukti dengan berbagai produknya merambah pasar Internasional dari mulai kawasan Asia hingga Dubai, Uni Emirat Arab.

                Bagi Om Agung, sapaan akrab Pak Kusuma Atmaja Agung, meracik tembakau adalah sebuah seni tersendiri, mulai dari memilih daun yang pas, hingga memproses fermentasi yang membutuhkan waktu tiga tahun dan terakhir  berbagai racikan itu menjadi sebuah produk Cerutu bercitarasa internasional di tokonya yang ditransformasi menjadi sebuah Cafe bernama Mukti Cafe.

                Cafe ini benar benar bernuansa oriental nusantara, begitu masuk kita akan disambut sebuah cangklong tembakau dan aneka variasi tembakau aneka rasa dalam stoples raksasa berjumlah puluhan, saya bersama senior saya sebut saja bang Galuh Taruna dan Pak Budi, dituntun oleh Om Agung sendiri menuju lantai dua, sebuah kehormatan tersendiri disambut sang legenda pertembakauan Indonesia di tokonya.

                Duduk di antara para para barista yang rata rata mahasiswa, saya dan Bang GT terpana dengan aneka rokok dan cerutu yang ada, sejumlah cerutu dihidangkan didepan kami, saya tersentak dan nyaris mengalirkan air mata terharu, salah satu Cerutu itu ber Merk “CERUTU CEPIRING” ,Cepiring adalah nama desa kelahiran saya,  leher saya seperti tercekat,  tak berani memandang om Agung atau Bang GT, karena mereka pasti akan tau kalo mata saya memerah karena menahan haru, “ Cerutu Cepiring ini adalah saya ambil dari nama desa Cepiring di Kabupaten Kendal, saya mencintai Kendal, utamanya Weleri dan Cepiring serta beberapa wilayah lainnya karena disanalah masa kecil saya tumbuh, belajar dagang dan belajar menyesap rasa dan aroma tembakau, dalam waktu dekat saya akan membuka usaha di Kendal Jawa Tengah,  doakan perijinan lancar” papar om Agung, Kami mengamini.

                Saya mencoba beberapa varian lain Cerutu dan Rokok, padahal sudah setahun saya berhenti merokok, tapi demi sebuah sejarah maka puasa rokok  saya batal malam itu.  Rasa cerutunya ada yang soft dan berat, namun salah satu istimewanya adalah rasanya adem, tidak “Nyenggrak” dan tidak membuat pedih tenggorokan, enak sekali, ditemani secangkir kopi hitam, Moachi, Singkong Goreng, maka kami menyesap cerutu itu sembari membayangkan menjadi figur impian masing masing, setiap hembusan asap membawa mimpi kami terbang dan semoga menjadi nyata suatu masa nanti.

                “ Cerutu dan rokok yang saya buat berasal dari bahan bakunya yang sangat terpilih, terbuat dari daun tembakau “Tengah “ yaitu hanya yang tumbuh ditengah , bukan daun di pucuk atau di bawah, dengan tehnik fermentasi khusus dan butuh waktu bertahun tahun untuk bisa dihidangkan dalam bentuk sebuah cerutu” terang Om Agung.

                Om Agung ini sangat tinggi jiwa nasionalisme nya, beliau tidak mau menamai produknya memakai nama kebarat baratan, nyaris semua nama produknya adalah bahasa Indonesia atau Jawa, “ Dulu kakek saya di Kendal menciptakan sebuah produk rokok bernama “Tak Lelo Lelo Ledhung” yang artinya menina bobokan anak, kemasannya ada gambar ibu sedang menimang bayi, hingga saat ini saya terkesan dengan itu, makanya semua nama produk saya adalah nama Indonesia” ucapnya, oh, wait, saya jadi ingat, jangan jangan lagu Tak Lelo Lelo Ledhung yang legendaris itu awalnya adalah tagline atau lagu tema produk rokok sang kakeknya Om Agung ini?.

                Produk Cerutu racikan om Agung ini sudah kelas Internasional, dirinya dekat dengan sejumlah Emir di Dubai dan sejumlah kolega di Asia karena mereka mengakui ciamiknya rasa cerutu seperi Cerutu Agung, Rokok Kentana, Cerutu Cepiring dll, jadi, jika Internasional saja menghargai produk yang dihasilkan dari daun Tembakau asal Kendal, kenapa kita warga Kendal malah bahkan gak tau keistimewaan hasil bumi kita? Malah om Agung yang Notabene warga Semarang getol mempromosikan tembakau Kendal?
               
Jika ingin menikmati sebuah citarasa berkelas internasional maka datanglah ke Cafe Mukti milik Om Agung ini, letaknya gak sulit, berkendaralah arah Pasar Johar, tanya siapa saja arah Pecinan, maka di depan gerbang Pecinan itu berdiri  Cafe Mukti, alamat lengkapnya Jalan KH Wahid Hasyim 2A, Johar , Semarang Jawa Tengah, No Telpon 024 3541843.


(Aryo Widiyanto Aryo Widiyanto, Journalist, Traveller , Backpacker, , Photographer, dan Abdi Negara, Blogger di aryowidiyanto.blogspot.com. Twitter di @aryowidi , Facebook :Aryo Widiyanto, email di : aryo_widi@yahoo.co.id. Address: Jl Sriagung 234 Cepiring Kendal Jawa Tengah Indonesia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar