Sabtu, 15 Agustus 2015

Bersama Di Saat Duka, Menghilang Di Saat Suka.



Bersama Disaat  Duka, Menghilang Disaat Suka.


                “ Dan tentang pengalamanku dengan seseorang yang dianggap sebagai yang mementingkan segi membangkitkan semangat dan solidaritas bangsa untuk mencapai apa yang dicita citakannya, apa yang sebenarnya kita cita citakan bersama yakni kemerdekaan seluruh bangsa kita, dibalik itu dia pun orang yang penuh romantika. Dan aku mengikutinya,melayaninya , mengemongnya, berusaha keras menyenangkannya, meluluhkan keinginan keinginannya”.
                “Tapi suatu Saat, setelah aku mengantarkannya sampai di gerbang apa yang dicita citakannya , berpisahlah kami, karena aku berpegang pada sesuatu yang berbenturan dengan keinginannya, ia pun melanjutkan perjuangannya seperti yang tetap aku doakan, aku tidak pernah berhenti mendoakannya” .


                Kalimat diatas yang diucapkan oleh Ibu Inggit Ganarsih seperti ditulis oleh Ramadhan KH dalam novelnya “Kuantar Ke Gerbang,Kisah Cinta Ibu Inggit Dan Bung Karno”, yang  saya baca di harian Kompas via rubrik Kredensial dicuplik  oleh Kolumnis Trias Kuncahyono Minggu 16 Agustus 2015.

                Sangat menyentuh sekali kalimat yang kira kira jika diterjemahkan bebas adalah manakala masa berjuang dan hidup susah dalam karir dan rumahtangga ,  seorang wanita begitu kuat mendampingi lelakinya, berusaha menenangkan dan menyenangkan, melayani sepenuh hati dalam duka lara, namun saat sang lelaki berada di  masa jaya, wanita mulia tersebut dengan sadar dan ikhlas “Menghilang” , memandang dan mendoakan dari jauh .

                Dalam kehidupan nyata, ada beberapa nama yang saya lihat bersifat seperti Ibu Inggit ini, tetap setia, tetap tegar, dan tetap sayang dengan suaminya  semasa suaminya sukses menjadi figur yang hebat, mengingat perjuangan berat semasa hidup susah  dari nol yang dilalui , lepas dari polah tingkah lelaki yang menjadi over behavioural setelah sukses.

                Terkadang lelaki memang bertingkah seperti pengidap amnesia akut terhadap jasa seorang wanita mulia yang mengantarnya ke gerbang sukses, saat menderita dijalani bersama, saat jadi hebat dia lupa ingatan akan siapa yang membantunya, yaitu sang istri.

                Sukses bisa menjadikan seorang lelaki berubah, uang ada , perusahaan ada, terhormat dimasyarakat, lalu bertindak semaunya, kawin dengan perempuan lain, menyakiti hati istri, dia lupa semasa dulu melarat dan kere, sang istri yang membantu kehidupannya.

                Para wanita yang terhormat, jika ada lelaki seperti itu, ikhlaskan, waktu adalah pembuktian terbaik, jika dia memang jodohmu, dia akan kembali padamu, jika tidak, biarkan dia menjalani karmanya sendiri, suatu masa dia akan menyadari bahwa andalah yang terbaik , jika tidak menyadari, akan ada peristiwa yang akan membuat dia tersadar, tetap semangat wanita Indonesia !!

               
                (Artikel oleh Aryo Widiyanto, penulis, penjual sate, fotografer, jurnalis, abdi negara, blogger di aryowidiyanto.blogspot.com,twitter di @aryowidi, dan facebook di Aryo Widiyanto. Foto Courtessy : http://pustaka.unpad.ac.id/archives/75113/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar