Sabtu, 08 April 2017

Moda Transportasi Kereta Api Pernah Ada di Kendal.



Telusur Rel

Moda Transportasi Kereta Api Pernah Ada di Kendal.


Tjepiring, Gemoe (Gemuh),Pegandon,Kendal ,Kaliwungu dan Semarang Jawa Tengah  konon jaman kolonial saat Belanda masih menduduki Indonesia  adalah kota yang setara kemajuannya, jika Semarang kondang karena sebagai pusat pemerintahan maka Tjepiring adalah terkenal karena kemakmuran ekonominya, salah satu bukti autentiknya adalah catatan dalam buku “Militarie in Tjepiring” yang ditulis oleh Leonie Van Daalen tahun 1937  dimana dia menulis “Semarang menjadi sangat ramai dengan datangnya militer, dan rumor mulai menyebar bahwa Tjepiring  akan kedatangan prajurit KNIL dalam waktu dekat, segera setelah militer datang, ibu dan saya pergi ke Gemoe ( Gemuh?)  untuk menengok gudang tembakau, pegawai yang bertugas baru saja dipindahkan ke rumah gedung  indah ketika dia diminta untuk menjemput seorang Kapten dan Dua Letnan” catatnya.
            Sebagai salah satu bentuk kemajuan lain adalah sebagaimana yang dikenang oleh almarhum  LurahTjepiring,  mbah Sastro Atmodjo yang diperkuat oleh cerita saksi sejarah bernama Mbah Roh (80) wanita sepuh yang berdomisili di Patebon, rumah beliau tepatnya di samping kiri sekitar empat rumah dari kediaman pak Lurah Lukman Patebon. “ Sepur atau Trem pernah ada di Kendal stasiunnya ada di Kendal, orang naik mobil jarang,jalanan sepi yang ada hanya dokar dan truk pasukan Belanda,warga  lebih seneng naik sepur,karena murah dan cepat”tutur mbah Sastro almarhum saat ngobrol ngalor ngidul dengan saya di warung simbahku yang jadi langganan nyate beliaunya.

“ Stasiun Sepur ada di Kendal, Weleri, rutenya lurus ke timur arah Kaliwungu nyambung ke Semarang , ada juga yang rute arah pegandon dan Gemuh, sisa relnya masih ada di sekitar lampu abang ijo pegandon le” tutur mbah Roh.
Penasaran dengan cerita itu kemaren saya menyempatkan diri menelusuri bekas rel sepur pengangkut masyarakat di jaman itu, ternyata masih ada rel sisa di Kaliwungu, Pegandon dan sebagian hilang tak jelas kemana.
            Jika jaman itu dunia transportasi kita di Kendal ini sudah begitu hebat, saya hanya ada  bertanya dalam hati, “Apakah semua peninggalan Belanda itu dihancurkan atau memang kita warga lokal yang tak bisa mengoperasikan dan memeliharanya?” sungguh sebuah pelajaran berharga.
(Aryo Widiyanto,seniman,  Journalist, Traveller , Backpacker, , Photographer, dan Abdi Negara, Blogger di aryowidiyanto.blogspot.com. Twitter di @aryowidi , Facebook :Aryo Widiyanto, email di : aryo_widi@yahoo.co.id. Address: Jl Sriagung 234 Cepiring Kendal Jawa Tengah Indonesia. Instagram :Aryo Widiyanto)



               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar