Minggu, 20 November 2011

David Jeremy King






Kendal is a Very Peaceful Place
David Jeremy King seorang Photographer ternama dunia yang lahir di Chelsea Inggris ditahun 1934 dan konon merupakan teman sekaligus juru potret kepercayaan dari beberapa pemimpin dunia seperti John Major mantan Perdana Menteri Inggris, Michael Gorbachev mantan Presiden Russia, serta menjalin kontak intensif dengan Mendiang Lady Diana, juga Mantan Presiden Amerika George Bush Senior .
Dalam perjalanan karirnya menjelajah dunia seperti di Arab Saudi, Qatar dan Dubai dia mendapatkan order membuat sejumlah karya Foto untuk sejumlah produk ternama semacam Castrol Oil Company, Ferrari, Lamborghini dan sebagainya.
Mantan pasukan Kavaleri Angkatan Darat Inggris itu kepada Wartawan Bhara Mitra Bahurekso bercerita bahwa perjalanan karirnya didunia fotografi bermula akan ketertarikannya pada kamera sejak usia sekolah dasar.
Kemudian seiring waktu dia belajar secara otodidak dan mendalami dunia fotografi di tanah kelahirannya, ilmunya semakin bertambah manakala dirinya berdinas di militer dan ditempatkan diberbagai negara seperti Jerman, Austria dan Korea. Dibeberapa negara itulah pengetahuan dan berbagai style fotografi dia pelajari dan pelan namun pasti mengubahnya menjadi seorang maestro kamera.
Putra dari Raphael King dan Barbara King tersebut mengoleksi berbagai potret figur ternama didunia , semuanya terbingkai rapi dan terpajang dikediamannya di Komplek Perumahan Kendal Asri , maklumlah semenjak beberapa tahun terakhir dia menikahi gadis Asli Kendal, sang Istri benama Wiwik (40) dari Desa Purwosari Patebon tepatnya.
Pertemuan Jim, begitu dia disapa, dengan saya berawal dari ketidak sengajaan, ketika itu dia bersama istrinya sedang mencetak karya fotonya di Fuji Film Kendal, merasa kesulitan berbincang dengan pegawai gerai tersebut, penulis merasa tergerak untuk membantunya, khas orang British, begitu dibantu dia mengucapkan terimakasih dan sejenk berbincang berujung pada undangan untuk minum secangkir kopi dirumahnya.
Dari pertemuan singkat itulah dia berbagi cerita, menurutnya Kendal adalah “a Very Peaceful Place” tempat yang sangat tenang, nyaman baginya untuk “pensiun” dikota ini walaupun kadangkala bersama mbak Wiwik istrinya dia sering jalan jalan ke Bangkok, Bali ataupun terkadang pulang kampung ke negaranya.
Berbagai trik fotografi pun dia tak segan ajarkan pada kami selama dua tahun bergaul sebagai teman , baginya fotografi itu seni, bukan melulu pada kecanggihan kamera,atau berapa ISO yang dibutuhkan, berapa apperture yang akan dipakai, “ semua hanya tehnik, tapi ingat, selalu gunakan feeling, perasaan, seorang fotografer sejati akan merasakan sebuah “klik” dihatinya jika ada moment gambar yang bagus, berlatihlah setiap saat dimanapun” paparnya ketika kami menikmati secangkir kopi Late diruang tamunya.
Dia tak sekedar berteori, dirumahnya terpampang puluhan hasil karyanya , yang diantaranya adalah foto favoritnya yang dia namai “Gladiator”foto berkisah tentang kegalauan seorang petarung saat akan menghadapi lawan , petarung itu di dijepretannya nampak sedang tepekur bersandar pada pedang, foto ini diambil olehnya di Roma Italia, Ada juga hasil bidikannya dalam nuansa lokal seperti seorang anak lelaki gendut yang sedang mandi di garasiatau pedagang ‘Dipan” yang mengusung dagangannya dengan sepeda, tukang becak yang kelelahan diatas becaknya, semua jika dicermati akan membuat decak kagum , kalimat pertama yang terlintas ketika menyaksikan karya Jeremy King adalah “ Wow..kok bisa yah ada gambar seperti ini”, atau “ Kenapa saya tak memotret yang seperti ini”, objeknya kelihatan biasa namun ketika sudah dituang kedalam cetakan foto menjadi sebuah keluarbiasaan.
Sayang, Jeremy King sudah berpulang sekitar tiga bulan lalu, dia dimakamkan di pemakaman Sijeruk Kendal dekat dengan makam Mbah Kyai Gembyang sesepuh Kota Kendal, dia tak sempat main di pentas Kethoprak sebagai saudagar Belanda bersama Ibu Bupati, Pak Kapolres, Pak Dandim dan pejabat yang lainnya, Goodbye Jim, May You Rest In Peace..The Old Photographer Never Die, They Just Step Down..Fotografer Sejati itu tak pernah mati, dia hanya melangkah turun.(Aryo Widiyanto)

1 komentar: