Selasa, 17 Juni 2014

Jamu Gendong, Bertahan mengikuti jaman.




Jamu Gendong, Bertahan mengikuti jaman.


            Manusia di era modern ini  dimanjakan oleh aneka obat obatan baik itu kimiawi maupun herbal dalam bentuk kemasan yang dijual bebas di apotek ataupun di toko terdekat, tanpa disadari masih ada sebuah alternatif  pengobatan yang murah dan aman yaitu jamu gendong yang merupakan warisan para leluhur .
            Di Kabupaten Kendal Jawa Tengah  hingga tahun 2014 ini masih ada dijumpai  para penjual jamu gendong dengan pakaian tradisional berupa jarik dan kebaya sederhana menjajakan dagangannya dengan berjalan kaki, anda masih bisa menjumpainya di kawasan Sriagung Cepiring, Pasar Pegandon, Weleri, bahkan Kendal kota.
            Ciri para penjual Jamu Gendong itu unik dan mudah dikenali yaitu mereka membawa Dunak atau semacam keranjang bundar yang bisa disandang di punggung dengan selendang yang membelit dari dada melingkari punggung sehingga dunaknya kokoh tak jatuh, di dalam dunak itu tersusun rapi beberapa botol bundar berisi aneka jamu seperti Beras Kencur, Sambiloto, Kunir Asem, Sirih, dan semacamnya.
            Menurut Sri Suparti (50) seorang penjual jamu yang mengaku asli dari Wonogiri namun sudah tinggal di Kendal selama puluhan tahun sebagai peracik dan penjual jamu gendong, peminat jamu buatannya terutama dari kalangan wanita, “ pelanggan saya adalah kebanyakan ibu ibu, setiap pagi sampai sore saya berkeliling ke sejumlah perumahan dan Alhamdulillah dagangan saya selalu habis terjual”tuturnya
            Parti menambahkan bahwa bahan baku jamu buatannya semuanya alami, tak ada campuran kimiawi sehingga aman dikonsumsi , dia menolak menyebutkan berapa modal yang dihabiskan perharinya dan tak mau menyebutkan keuntungan yang didapat, pamali, kilahnya.
            Ibu tiga orang anak ini menyebutkan Khasiat dari berbagai jamu buatannya yang diantaranya adalah  Jamu Beras Kencur berkhasiat dapat menghilangkan pegal-pegal pada tubuh dan sebagai tonikum  atau penyegar saat habis bekerja, Jamu Kudu Laos adalah untuk menurunkan tekanan darah ,, melancarkan peredaran darah, menghangatkan badan, membuat  perut terasa nyaman, menambah nafsu makan, melancarkan haid dan menyegarkan badan, Jamu Kunir Asam  sebagai jamu 'adem-ademan atau seger-segeran' yang dapat diartikan sebagai jamu untuk menyegarkan tubuh atau dapat membuat tubuh menjadi dingin. Ada pula yang mengatakan bermanfaat untuk menghindarkan dari panas dalam  atau sariawan dan melancarkan menstruasi, dan Jamu kunci suruh dimanfaatkan oleh wanita, terutama ibu-ibu untuk mengobati keluhan keputihan (fluor albus). Sedangkan manfaat lain yaitu untuk merapatkan bagian intim wanita (vagina), menghilangkan bau badan, mengecilkan rahim dan perut, serta dikatakan dapat menguatkan gigi Beberapa penjual jamu menambahkan bahan-bahan lain yang biasa digunakan dalam ramuan jamu keputihan atau jamu sari rapat seperti buah delima, buah pinang, kunci pepet, dan majakani. Ada juga yang menambahkan  jambe, manis jangan, kayu legi, beluntas, dan kencur. Sebagai pemanis digunakan gula pasir, gula merah, dan dibubuhkan sedikit garam.
            Selain jamu gendong dalam bentuk minuman, Parti juga membuat sebuah ramuan khusus jamu dalam bentuk padat yang lazim disebut “Gandring” yaitu gumpalan jamu  sebesar kelereng  terbuat dari Ketan, Gula merah, Merica, sari Jahe, dan beberapa ramuan rempah lainnya yang dipadatkan , cara memakannya pun biasa saja , tinggal dikunyah, rasanya manis, pedas dan dijamin membuat dahi berkeringat karena efek panasnya, namun begitu ditelan maka perut dan tengggorokan akan terasa hangat, “ Khasiat Gandring ini untuk menghangatkan badan saat musim hujan atau mengurangi batuk dan masuk angin” paparnya bak seorang ahli medis.
            Jamu Gendong, sebuah kekayaan khasanah pengobatan tradisional yang  unik, kita patut bertanya akankah setelah  ini ada generasi penerus bagi Sri Suparti dan rekan rekannya para penjual jamu gendong keliling yang semakin menua, atau Jamu Gendong hanya akan menjadi sebuah cerita di masa depan, hanya waktu yang akan menjawabnya.     (Aryo Widiyanto, Traveller, Bacpaker, penikmat seni yg tinggal di akun twitter @aryo_widi, Facebook :Aryo Widiyanto dan blog :  aryowidiyanto.blogspot.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar