Minggu, 19 Oktober 2014

Gethuk Telo , Hidangan khas Kendal yang nyaris hilang.



Gethuk Telo , Hidangan khas Kendal yang nyaris hilang.

                Mengenang masa kecil dengan berbagai dinamikanya sungguh menyenangkan, sekitar tahun 80 an saya masih ingat ketika akan berangkat sekolah dari rumah di kompleks imigran Sriagung ke SDN 1 Tjepiring yang terletak diseberang jalan Daendels Pantura , setiap pagi mendapat jatah makanan yang dibeli  dari seorang penjual aneka jajanan bernama mbak Lastri  yang mengggelar lapaknya di depan gedung bioskop Sriagung tepatnya didepan kantor penjualan kupon togel Porkas waktu itu, beraneka makanan dijajakan seperti Nasi Trames, aneka gorengan berupa Bakwan hingga Tahu Sumpel yaitu tahu yang didalamnya diisi sayur mayur, lalu ada Bubur Kinco, bubur yang diatasnya disiram cairan Gula Jawa, kemudian ada juga Ketan Kinco dan Gethuk Telo.

                Kini sejumlah jajanan dan hidangan khas masa kecil saya di Kendal masih ada, namun untuk Gethuk Telo, yaitu sebuah makanan yang bisa mengenyangkan perut di pagi hari yang terbuat dari Ketela rambat yang dihaluskan kemudian diatasnya diberi topping berupa parutan kelapa muda dan disiram saus gula jawa nampaknya sudah agak jarang yang menjualnya.

                Sampai suatu pagi tanggal 20 Oktober 2014 bertepatan dengan dilantiknya Jokowi sebagai Presiden Republik Indonesia yang ke 7, saya menemukan seorang penjual Gethuk Telo di Cepiring tepatnya di sebelah timur Pasar Cepiring atau di deretan penjual sepeda yang menuju kampung Kermit, nama penjualnya Bu Juariyah, warga lokal yang sudah sekian lama menjual aneka makanan di lapak miliknya yang juga merupakan tempat tinggalnya sehari hari.

                Menurut sang penjual, peminat Gethuk Telo dan aneka camilan tradisional masih tinggi, “Setiap pagi para pembeli masih setia membeii aneka jajanan di tempat saya, mungkin karena sudah terbiasa dan sudah menjadi tradisi maka dagangan saya tetap bertahan hingga sekarang” tuturnya.

                Kelestarian Gethuk Telo nampaknya bisa menimbulkan sebuah ide baru  dimana ternyata masyarakat bisa juga mendapatkan alternatif pangan selain beras, seperti yang kita ketahui bahwa Beras merupakan sumber pangan yang sulit tergantikan, ibaratnya jika tak makan nasi tak kenyang, pemikiran simpel yang membuat negara kita menjadi pengimport beras padahal Indonesia adalah negara agraris kaya raya dengan berbagai sumber pangan untuk warganya. (Aryo Widiyanto, Traveller , Backpaker, Photograper, Blogger dan Jurnalis serta buruh Negara yang tinggal di 087747970200, Fesbuk :Aryo Widiyanto )
               
               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar