Minggu, 01 Desember 2013

Perijinan Syuting Film di Indonesia, Sulit??



Perijinan #Syuting Film di Indonesia, Sulit??

Proses Syuting Film Java Heat di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah
                Birokrasi di Indonesia, terutama yang menyangkut tentang segala perijinan khususnya perijinan mengenai lokasi syuting sempat menjadi pemberitaan hangat , kasusnya dipicu dari berita tentang Connor Allyn seorang  Sutradara Film Java Heat yang mengalami proses berbelit untuk diijinkan syuting di negara ini, langkah kontraproduktif pemerintah Indonesia ini seharusnya tak perlu dilakukan mengingat Java Heat adalah film berkelas  produksi Hollywood, pusat peradaban film seluruh dunia saat ini, filmnya pun bukan kacangan dilihat dari sisi pemerannya ada nominator Oscar, Mickey Rourke dan Kellan Lutz dari Amerika serta aktor Indonesia seperti Atiqah Hasiholan dan Ario Bayu juga turut bermain apik berkolaborasi mengangkat cerita yang sangat mempromosikan Indonesia dimana dalam film itu diceritakan bahwa tim Kepolisian Indonesia bekerjasama dengan agen rahasia Amerika bekerjasama mengungkap sindikat pencuri perhiasan keraton dan mengungkap peculikan  putri Sultan Hamengkubuwono Jogjakarta, ending ceritanya pun ciamik sekali mengambil latar Candi Borobudur , sebuah promosi gratis bagi kepariwisataan Nusantara.

                Seharusnya pemerintah Indonesia dibawah kepemimpinan SBY sadar bahwa dengan mempermudah ijin syuting bagi sineas luar berkarya di Indonesia akan turut membantu memperbaiki citra Indonesia via sinematografi, semakin banyak film Amerika dan Eropa dibuat di Indonesia maka kesan aman akan terlihat ke seluruh dunia, logikanya, tak ada konser musik atau syuting film dari negara barat yang dilakukan di negara yang tak aman, jangankan syuting film, jika ada travel warning saja gak ada orang barat yang melancong ke Indonesia.

                Birokrasi negra ini terutama Presiden SBY harus sadar bahwa efek positif dari Film yang dibuat di negara ini atau di negara manapun akan berdampak bagi pariwisata, contoh mudah, Ketika Fillm Lara Croft: Thumb Rider dibuat di kuil Ta Phrom Kamboja dibintangi oleh Angelina Jolie diputar, maka berduyun duyun para pelancong dari berbagai negara mendatangi kuil itu, pemerintah setempat sampai harus melebarkan jalan beberapa kali lipat lebarnya untuk mempermudah akses masuk ke kuil yang bahkan tak terkenal sebelumnya di negaranya sendiri.

                Atau ketika Leonardo di Caprio membintangi sebuah film di Phi Phili Island Thailand, mendadak pulau kecil nan eksotik tersebut jadi objek wisata berkelas di dunia , ribuan pengunjung datang dan efeknya perekonomian  penduduk lokal meningkat, sebuah simbiosis yang manis karena sebuah film tak akan berhenti hanya dalam satu kali putar dan tayang di bioskop, begitu selesai diputar di bioskop maka ratusan channel stasiun TV akan antri menayangkan film itu, promosi berkelanjutan dan berkeuntungan dari segi pariwisata dan ekonomi kreatif.

                Teramat banyak potensi keindahan alam yang dipunyai Indonesia yang belom terpromosikan secara apik di luar sana, yakinlah bahwa kinerja Departemen Pariwisata Indonesia akan sangat terbantu jika ijin syuting film dipermudah, akan ada sejumlah film berkualitas lagi yang akan hadir mendampingi film yang telah hadir sebelumnya seperti Eat, Pray,Love nya Julia Roberts dan Christine Hakim (2010) The Philosopers yang syuting di Bangka Belitong, Bromo dan Candi Prambanan (2012)  atau sederet film lainnya, begitu premiere perdana film itu diputar tentu media massa akan mengulas dimana film itu dibuat dan tentu saja pemerintah kita yang akan diuntungkan.

                Ubahlah mental birokrat kuno yang suka mempersulit semua hal, kini saatnya Indonesia menjadi destinasi syuting film yang disukai oleh Insan Perfilman dari seluruh dunia karena keelokan alamnya, kerupawanan aktor dan aktrisnya, serta kemudahan perijinan dari pemerintahnya . 


(Aryo Widiyanto, Pemerhati film dan seni, tinggal di Akun Fesbuk : Aryo Widiyanto, Twitter :@aryo_widi dan blogspot :aryowidiyanto.blogspot.com, serta pin blackberry :21DC007F)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar