Menikmati Nasi Koyor di Alun Alun Ungaran.
Saat
menginjakkan kaki di Alun Alun Ungaran Semarang, Jawa Tengah, Jumat 24/3-2015
lalu, walaupun sebentar namun ada sebuah memori yang terekam disana, sebenarnya
bukan memori yang benar benar baru karena ketika dulu masih di akademi, saya
sempat beberapa kali menyambangi kota
yang berhawa dingin ini.
Sengaja
setelah turun dari Bus Rapid Transit
(BRT) saya dengan style backpacker kampung
karena hanya bertopi , Polo Shirt, Jeans belel, sepatu softboot, membawa ransel
berisi kamera, roti, air mineral, dan sedikit catatan perjalanan melangkah cuek
aja melintasi jantung kota Ungaran ini, sempat menjepret beberapa spot bagus,
namun akhirnya panggilan alam alias lapar mengalahkan curiousity saya untuk
menjelajah lebih jauh, saya mampir ke warung nasi rames dan Koyor yang terletak
di pinggir jalan masuk ke Alun Alun , namanya
warung makan Pak Man kalo gak salah sih.
Masuk
ke dalam, terasa sesak entah karena
warungnya yang sempit atau body saya yang oversize, akhirnya dapat juga tempat
duduk , sekalinya sudah duduk ternyata cara pesan makanannya harus nyamperin
sang penjual ke depan lapaknya, akhirnya saya pesan Nasi Koyor, Telor semur dan Sambal Tomat,
minumnya es teh, hmmm seems nice nih, niatnya sih mau duduk kembali setelah
pesen makanan , tapi sial, tempat
dudukku sudah ditongkrongin ma ibu ibu gendut yang pakaiannya seperti abis
kecemplung sungai, ternyata itu pakaian basah keringat sehabis senam, daripada
apalah apalah, akhirnya saya pilih duduk dan makan diluar, dipinggir jalan,
lumayan daripada gak makan.
Nasi
Koyor bercitarasa seperti Brongkos Sukorejo Kendal tapi lebih ringan, terbuat
dari daging sapi dan ototnya dipotong tipis, dibumbui rempah, sedikit ada pedas
dan aroma Pala dan Kluweknya terasa tajam, sesuap nasi dibalutkan dalam
serpihan Koyor dan di tambah sedikit potongan telur akam menimbulkan sensasi
rasa khas didalam mulut, enak. Bedanya Brongkos Sukorejo lebih coklat pekat warnanya, untuk rasa, hampir sama.
Saya
tidak jauh bertanya tentang cara memasaknya, disamping tidak pintar memasak, kebanyakan pedagang
makanan tentu punya resep rahasia untuk makanan yang dimasaknya, so, tenang pak
Man, rahasiamu aman.