Senin, 30 Maret 2015

Makan Nasi Koyor di Alun Alun Ungaran



Menikmati Nasi Koyor di Alun Alun Ungaran.

                Saat menginjakkan kaki di Alun Alun Ungaran Semarang, Jawa Tengah, Jumat 24/3-2015 lalu, walaupun sebentar namun ada sebuah memori yang terekam disana, sebenarnya bukan memori yang benar benar baru karena ketika dulu masih di akademi, saya sempat beberapa kali  menyambangi kota yang berhawa dingin ini.

                Sengaja setelah turun dari Bus Rapid  Transit (BRT)  saya dengan style backpacker kampung karena hanya bertopi , Polo Shirt, Jeans belel, sepatu softboot, membawa ransel berisi kamera, roti, air mineral, dan sedikit catatan perjalanan melangkah cuek aja melintasi jantung kota Ungaran ini, sempat menjepret beberapa spot bagus, namun akhirnya panggilan alam alias lapar mengalahkan curiousity saya untuk menjelajah lebih jauh, saya mampir ke warung nasi rames dan Koyor yang terletak di  pinggir jalan masuk ke Alun Alun , namanya warung makan Pak Man kalo gak salah sih.

                Masuk ke dalam, terasa sesak  entah karena warungnya yang sempit atau body saya yang oversize, akhirnya dapat juga tempat duduk , sekalinya sudah duduk ternyata cara pesan makanannya harus nyamperin sang penjual ke depan lapaknya, akhirnya saya pesan  Nasi Koyor, Telor semur dan Sambal Tomat, minumnya es teh, hmmm seems nice nih, niatnya sih mau duduk kembali setelah pesen makanan ,  tapi sial, tempat dudukku sudah ditongkrongin ma ibu ibu gendut yang pakaiannya seperti abis kecemplung sungai, ternyata itu pakaian basah keringat sehabis senam, daripada apalah apalah, akhirnya saya pilih duduk dan makan diluar, dipinggir jalan, lumayan  daripada gak makan.

                Nasi Koyor bercitarasa seperti Brongkos Sukorejo Kendal tapi lebih ringan, terbuat dari daging sapi dan ototnya dipotong tipis, dibumbui rempah, sedikit ada pedas dan aroma Pala dan Kluweknya terasa tajam, sesuap nasi dibalutkan dalam serpihan Koyor dan di tambah sedikit potongan telur akam menimbulkan sensasi rasa khas didalam mulut, enak. Bedanya Brongkos Sukorejo lebih coklat  pekat  warnanya, untuk rasa, hampir sama.

                Saya tidak jauh bertanya tentang cara memasaknya, disamping  tidak pintar memasak, kebanyakan pedagang makanan tentu punya resep rahasia untuk makanan yang dimasaknya, so, tenang pak Man, rahasiamu aman.

        Selesai menikmati  Koyor, minum Es Teh manis yang Tehnya enak karena konon air di Ungaran adalah air pegunungan sehingga terasa lebih segar dan cocok untuk menyeduh Teh, saya membayar dan kemudian melanjutkan pengembaraan bersama kamera hari itu, Ungaran nice to meet you again, someday we’ll meet again ya.

 Aryo Widiyanto, Penikmat film,  Traveller , Backpacker, Photograper, Blogger di aryowidiyanto.blogspot.com , twitter di @aryowidi , dan Jurnalis Serta Buruh Negara Yang  Punya  Fesbuk :Aryo Widiyant0



Minggu, 29 Maret 2015

Naik Bus Rapid Transit Semarang, Wow.



Naik Bus Rapid Transit Semarang, Wow.

Jumat 22/3-2015, adalah hari bersejarah bagi saya, karena hari itu adalah hari pertandingan tim Sepak Takraw tim putra kabupaten Kendal di Popda 2015 di GOR Wujil Ungaran, dan sejarah juga karena hari itu saya untuk pertama kali  naik Bus Rapid Transit (BRT) ala Semarang Ibukota Provinsi Jawa Tengah.

                Dari rumah sengaja saya menumpang mobil rekan sampe Terminal Mangkang, masuk ke halte seorang petugas perempuan berbaju batik nan ramah menyapa, lalu saya mencoba bertanya sedikit mengenai rute yang ada, dan mbak itu menerangkan bak seorang pemandu wisata handal, bahwa satu karcis seharga Rp 3500 ini bisa untuk menjelajah ke semua area di wilayah Semarang bahkan sampai ke Alun Alun Ungaran, wow, hebat sekali.

                Masuk ke BRT yang sudah standby, mulai terasa nyaman, ada Air Conditioner  masih berjalan baik, panel digital penunjuk rute mati, kursi empuk , bawah kursi nampak debu coklat menumpuk di sepanjang lantai dan panel interior atas, saya membatin , apakah tidak ada prosedur tetap setiap kali bus beroperasi harus dilap dulu atau memang debu Semarang tingkat radiasinya diatas rata rata, ah cuekin saja.

                Sopir dan Kondektur ramah kepada penumpang, sepertinya terlatih baik, penumpang pria dan wanita dipisahkan , namun sayang panel pengeras suara alias soundsystem tak ada di BRT ini, sehingga setiap kali sampai di halte ,sang kondektur harus berteriak lantang “Halte Balaikota, siapkan tiket untuk penumpang yang oper ke arah Ungaran” lantangnya.wow, seharian berteriak kasihan juga tuh .

                Dari Halte Balaikota, saya turun dan oper ke BRT yang menuju Ungaran , Busnya lebih kecil, Minibus seperti Bus pedesaan yang melintas dari Mangkang hingga Sukorejo Kendal, pada awal berangkatnya sih landai , nyaman, AC masih oke, lalu sampailah saya di Alun alun Ungaran dan menonton pertandingan Takraw dengan nyamannya.

Namun ketika pulang balik dari Ungaran yang start dari Halte Alun Alun Ungaran dan tujuan akhir Halte SMA 5, Ampun deh, sesaknya sekarat, penumpang berjejal , AC sudah tak terasa, serasa naik mikrolet, penumpang bergelantungan, nah ,pertanyaannya, kenapa jalur Ungaraan sedemikian padat ketika sore dan malam hari tapi hanya disediakan bus kecil? .

Berbicara masalah Halte, seharusnya pemerintah bisa lebih membenahi halte BRT, kesan kurang tertata dan seadanya nampak  jelas, saya lihat tak ada yang indah  atau berkesan serta bercirikan Semarang, entah itu ada ornamen atau stiker besar gambar Warag Ngendog, petunjuk wisata atau sesuatu yang membuat para penumpang atau pelancong mengetahui tentang wisata Semarang atau paling tidak ada peta semarang sehingga orang desa seperti saya bisa paham dan mengenal semarang, ada kejadian lucu di halte depan RS Karyadi dimana halte yang seharusnya untuk tempat tunggu penumpang, malah digunakan untuk tempat pedagang nasi goreng menggelat tikarnya , sehingga malah mirip warung nasi goreng .

Kedepan semoga BRT Semarang lebih nyaman untuk penggunanya, mari bermimpi  dan berdoa bisa naik BRT di Semarang dengan jalur khusus seperti di Jakarta, atau dengan bus yang bersih seperti di Bandung, berdoa mulai. (Aryo Widiyanto)









Jumat, 27 Maret 2015

Kendal Juara Sepak Takraw Se Karesidenan Semarang.



Kendal Juara Sepak Takraw Se Karesidenan   Semarang.

                Tim Sepak Takraw Putra Kabupaten Kendal berhasil menyabet gelar Juara pada Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) Tingkat Karesidenan Semarang yang berlangsung di Gor Wujil Ungaran Jumat 27/3

                Tim Takraw Kendal yang bermaterikan para pemain  yang berasal dari SD 2 Jungsemi  UPTD Kecamatan Kangkung dan Pegandon  mencetak hasil spektakuler dengan melibas lawannya semua dengan dua set langsung alias straight set mulai dari babak penyisihan hingga final, tercatat mulai dari penyisihan melawan tim Kabupaten Semarang Kota,semifinal versus Demak hingga Final lawan Grobogan semuanya dikalahkan oleh tim Jungsemi dengan skor telak 2-0.

                Stamina, skill dan taktis permainan para pemain  takraw putra Jungsemi terlihat dua level diatas para kompetitornya, posisi pengumpan yang dipegang Dulloh,sementara “Tekong” atau pemberi servis bola pertama dipercayaakaan pada Kiki yang membuat keder lawannya dengan servis atas dan servis lengkung menukik ditambah dengan gebukan smasher Andri yang kerap meneror lawan dengan tendangan salto ala Bruce Lee tak sanggup dibendung pemain lawan, mereka seperti sedang konser tunggal dengan para lawan sebagai orkestrasi pengiringnya.

                “Ini adalah hasil latihan spartan ,konsisten dan ditunjang dengan citarasa seni yang tinggi dalam menikmati permainan Takraw oleh anak anak Jungsemi, sekarang tugas kami adalah menatap pertandingan di tingkat provinsi mewakili Kecamatan Kangkung dan Kabupaten Kendal” Papar Sulton Citra Kartika sang pelatih didampingi Misri S.Pd Kepala Sekolah SD 2 Jungsemi.

                Supporter dari Kendal nampak antusias mendukung  tim Takraw  putra dan putri kendal ,sayang keberhasilan tim putra ini tak diikuti oleh tim Putri yang kalah melawan Demak dan pulang dengan gelar juara Runner Up, nampak para pentolan takraw seperti pak Mulyadi,pak Roger Roji, Pak Al Dik, Pak Soepoyo, Pak Zen Zuhri dari UPTD Dispora Kendal  beserta semua kepala Sekolah, pengawas dan orang tua siswa bersorak kompak mensupport tim Jungsemi 

(Aryo Widiyanto)




               

               

Rabu, 25 Maret 2015

"Sendratari Bali" Picture by Aryo Widiyanto

"Sendratari Bali"   

  Picture by  Aryo Widiyanto, Penikmat film,  Traveller , Backpacker, Photograper, Blogger di aryowidiyanto.blogspot.com , twitter di @aryowidi , dan Jurnalis Serta Buruh Negara Yang  Punya  Fesbuk :Aryo Widiyanto


"Duck Herding " Photography by Aryo Widiyanto

"Duck Herding " 


"Uluwatu" Picture by Aryo Widiyanto #Bali


" Uluwatu" Picture by  Aryo Widiyanto, Penikmat film,  Traveller , Backpacker, Photograper, Blogger di aryowidiyanto.blogspot.com , twitter di @aryowidi , dan Jurnalis Serta Buruh Negara Yang  Punya  Fesbuk :Aryo Widiyanto