Rabu, 27 Mei 2015

Belajar Dari Kartunis Malaysia



Belajar Dari Kartunis Malaysia


                Setiap hari kita disuguhi acara Kartun dari negeri tetangga Malaysia berjudul Upin dan Ipin  dan sebuah kartun nan cerdas bermuatan cerita tutur legendaris yang berisi kisah si Kancil dan koleganya para hewan di kerajaan fabel berjudul “Pada Zaman Dahulu”.



                Apa yang bisa kita pelajari dari dua kartun itu disamping efeknya yang membuat anak anak kita jadi fasih menirukan logat Malaysia dengan baik dan benar?.

                Ada beberapa point yang membuat kita harus belajar dari sang tetangga negara, diantaranya  yaitu mereka dengan cerdik bisa memanfaatkan sebuah cerita rakyat yang bahkan kita, rakyat Indonesia, sudah dengar cerita itu dari kecil, saya bertanya siapa sih yang belum pernah mendengar cerita tentang Kancil yang menipu buaya untuk berbaris disungai untuk dihitung  demi mendapatkan undangan makan siang dari Raja Sulaiman, atau Kancil yang menipu Harimau dengan mengatakan bahwa Bambu adalah Seruling Raja Sulaiman, dan Sarang Lebah adalah Gong dari sang Raja sehingga ketika Gong itu ditabuh tersengatlah sang Harimau oleh ratusan lebah?, Cerita itu bahkan ada di pelajaran bahasa Indonesia kelas 1 (data terlampir), namun lagi lagi, Malaysia yang bisa menjadikan itu sebuah komoditas cerita dalam bentuk Kartun dan populer di Indonesia , Youtube dan seluruh mancanegara, kita merasa dicurangi seperti biasanya? Tidaklah, kali ini kita harus ikhlas mengakui, Malaysia lebih bisa mengolah komoditas menjadi karya yang bagus dari segi kualitas,  pemasaran dan finansial.

                Para Kartunis Indonesia sudah lihai  dalam membuat sebuah karya Kartun seperti Adit dan Sopojarwo, kemudian ada juga Si Dudung, dalam sejarahnya kita juga pernah mencetak sejarah mendahului Malaysia membuat film Kartun dengan menetaskan kartun “Si Huma dan Si Windi” di era 80 an, itu yang seharusnya menjadi semangat para sineas kita untuk menciptakan kartun yang menyentuh budaya dan legenda cerita rakyat dalam bentuk kartun.

                Sangat banyak bahan cerita rakyat dari seluruh Nusantara yang bisa dijadikan sebuah film Kartun, tanpa bermaksud mengajari, barusan Museum Rekor Indonesia menganugerahkan penghargaan untuk buku berjudul 366 Cerita Rakyat Nusantara ,buku ini ada di Perpustakaan Umum Kabupaten Kendal dan seluruh perpustakaan di Indonesia saya kira,  dari situ saja bisalah kerjasama dengan penerbitnya untuk mengkartunkan, belum lagi beberapa cerita yang belum terekspose, bayangkan jika satu kabupaten bisa membuat satu film kartun dengan tema berupa kisah sejarah leegenda di wilayahnya, akan rame sekali televisi kita.

                Alangkah indahnya jika cerita rakyat semacam “Legenda Imiu Kamare” dari Papua, Legenda Gunung Wurung dari jawa Tengah, Asal Mula Nyamuk Berdengung dari D.I Yogyakarta,kisah Amat Rhang Manyang dari Nangroe Aceh Darussalam, dituturkan dalam bentuk Kartun, tentu anak anak kita akan senang dan  jelas, Invasi silent Malaysia secara budaya akan mudah untuk kita patahkan, semoga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar