Unit K9 Andalan dalam melacak Narkoba dan Bahan Peledak
Ditengah maraknya teror bom yang terjadi dalam rentang waktu belum lama ini baik di Jakarta atau tempat lain di Indonesia, sering kita saksikan dilayar televisi tentang beberapa petugas polisi yang membawa anjing ke Tempat Kejadian Perkara (TKP),sehingga kerap menimbulkan pertanyaan apa dan siapa para polisi beserta anjing tersebut.
Itulah Unit K9 atau yang lebih dikenal dengan Unit Satwa yang di berbagai negara dijadikan alat pemberantasan tindak kejahatan yang mengagumkan dan sangat handal.
Aparat penegakan hukum menggunakan tim pengendali anjing terlatih (unit anjing) untuk berbagai alasan: menjajaki wilayah luas ketika tersangka melarikan diri, melacak tersangka atau mencari orang tersesat, mengendalikan massa atau kerusuhan, mendeteksi obat atau bahan peledak tersembunyi, melindungi pengawas dan petugas lain dari serangan, membantu patroli rutin, menjaga tersangka dan barang-barang polisi, dan untuk menakuti para pelaku kejahatan.
Anjing-anjing pelacak dikenal dengan kesatuan K-9, Dengan kemampuan yang dimilikinya, anjing ini kerap digunakan membantu Polri dan TNI dalam membongkar berbagai tindak kriminalitas dan penyelamatan saat bencana terjadi.
Polres Kendal yang terletak di wilayah terdekat dari Ibukota Provinsi Jawa Tengah juga mempunyai unit K9, tercatat ada dua anjing andalan yang menghuni kennel di sebelah timur kantor Satlantas Mapolres tersebut, dua jagoan berkaki empat itu adalah Bretta Von Tamtama dan Carlos, berjenis Gembala Jerman (German Sheperd) yang merupakan salah satu ras murni anjing yang populer. Ukurannya besar, dikenal cerdas namun penurut. Anjing ini relatif tidak memiliki variasi warna, yaitu coklat dengan variasi hitam. . anjing-anjing ini memiliki ketrampilan luar biasa, baik dalam melacak keberadaan narkotika, mengendus bahan peledak, atau pun melumpuhkan orang yang menjadi target pengejaran.
Tiap anjing dilatih berdasarkan jenis dan karakternya, serta diasuh seorang pelatih.Briptu Andri Brimantoro yang konon telah menempuh berbagai pelatihan dan pendidikan khusus mengenai kepelatihan di Unit K9 Kelapa Dua Depok Jabar.
Ketika ditemui reporter BMB saat sedang melatih Carlos dihalaman Mapolres, Briptu Andri Brimantoro menjelaskan bahwa untuk mendapatkan anjing pelacak yang berkualitas, pelatih harus melihat struktur tubuh atau Katuranggan hewan tersebut diantaranya adalah Anjing ini berukuran sedang, agak panjang,kuat, kering dan berotot, dengan tulang-tulang kuat sehingga kelihatan kompak. Sedangkan ukuran anjing ini merupakan standard dalam pameran 60-65 cm dan anjing betina 55-60 cm diukur dari puncak widerrist (jarak antara titik temu leher dan pundak), panjang badan harus 10-17 % lebih panjang tinggi badan.
”Bentuk tubuh anjing gembala german sangat mengesankan, dengan perbandingan ukuran anggota badan sangat sepadan. Ia memiliki bulu-bulu indah dan mirip atau memberi kesan seperti srigala, sehingga tampaknya gagah dan alamiah Dilihat dari segi karakter harus mempunyai kepercayaan diri yang kuat, seimbang dan sangat tenang, sikapnya netral dan kelakuannya baik, kecuali mendapat tekanan yang melampaui batas, selain itu anjing harus gagah berani mempunyai naluri bertempur yang kuat dan saraf yang kuat. Semua ini penting merupakan salah satu persyaratan berhubungan sebagai anjing sahabat, anjing penjaga dan pengembala. ” Papar Briptu Andri.
Menurut Andri Anjing polisi dibagi dalam dua kategori: Pertama untuk tugas menyeluruh yang kedua tugas khusus. Seekor anjing yang dilatih untuk tugas menyeluruh dalam tugas kepolisian harus memiliki beragam kemampuan, sehat, dan cerdas. Sementara anjing dengan tugas khusus harus mendapat pelatihan terutama untuk meningkatkan kemampuan penciuman dalam membedakan bau. Anjing dengan tugas menyeluruh bersifat umum dalam melakukan semua tugas polisi yang mereka perankan, sedangkan anjing dengan tugas khusus seperti mengendus bau narkotik, bahan peledak, mayat, dan untuk melacak materi berbahan dasar minyak dipertimbangkan sebagai khusus dalam tugas anjing polisi.
Dimasa pelatihan anjing dan pengawasnya tidak boleh cepat puas dengan hasil yang diperoleh. Pelatihan dasar mencakup kepatuhan, agitasi dan penyerangan, identifikasi kembali, pelacakan, dan pengenalan bau. Selain pelatihan dasar dan pelatihan rutin, ada empat elemen penting untuk mencapai satu unit anjing yang berhasil: (1) harus ada kebijakan dan prosedur yang tepat untuk unit anjing; (2) pengawas anjing harus bertanggung jawab atas tindakan anjing; (3) baik pengawas dan anjing harus dilatih sesuai dengan kebijakan unit, dan (4) tiap tim harus diawasi dan bertanggung jawab atas tindakan dalam kaitannya dengan departemen kepolisian.
Untuk menjadi seorang pelatih anjing K9 bukanlah hal yang mudah beberapa karakteristik umum ditemukan dalam program yang dijadikan contoh. Di antara karakteristik tersebut adalah: anjing dan pengawasnya diseleksi secara sangat ketat, sepenuhnya terlatih dan secara teratur menjalani pelatihan rutin intensif. Di samping itu, kebijakan dan prosedur terapan yang sesuai untuk unit anjing harus ada dan secara berkala dilakukan tinjauan ulang. Juga, unit ini harus dikelola dengan baik dan catatan komprehensif atas penampilan setiap unit disimpan, termasuk catatan mengenai tahap pelatihan, penugasan, aktivitas, penangkapan, dan sebagainya. Dan, yang terpenting, tiap pengawas anjing mendapat sertifikat atas suatu standar penampilan, dan sertifikat tersebut diberikan kembali sedikitnya setiap tahun. Jadi, tim yang tidak berhasil memperoleh sertifikat tidak diizinkan bekerja sampai mereka dapat mencapai standar tersebut.
Keberadaan Unit K9 adalah merupakan sebuah benefit bagi Polres Kendal sebagai sebuah organisasi yang senantiasa ingin mencapai hasil terbaik terutama dalam pelacakan benda berbahaya atau zat adiktif yang terkadang disembunyikan rapi oleh para pelaku kriminalitas, kedepan keberadaan sosok seperti Briptu Andriyanto, Carlos dan Bretta akan semakin penting mengingat intensitas ancaman dari para teroris dan penyelundup narkoba akan semakin meningkat seiring perkembangan jaman. Bravo K9.!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar