Jumat, 05 Juni 2015

"Suwuk" Sang Kalung Penjaga Anak


“Suwuk” 


Sang Kalung penjaga anak anak

                Hidup di Kabupaten Kendal Jawa Tengah adalah unik dan mengesankan, ada beberapa tradisi dan adatnya yang jika dinalar tak akan masuk di logika namun ada filosofi dan khasiatnya yang terasa di dalam kehidupan nyata.

                Seperti cara pengobatan penyakit “Demarenen” atau sakit panas, flu dan batuk sekaligus pada anak Balita akibat ada salah satu keluarga dekat yang hamil, obatnya simpel, hanya dengan diselimuti Kain atau pakaian kerabat yang hamil itu ke tubuh anak yang sakit maka sembuhlah atas ijin Tuhan.

                Ada lagi tradisi Kalung untuk Balita yang bernama “Suwuk” saya tak tahu dari mana asal kalimat dari Suwuk itu, namun kalung ini konon dipercaya  oleh para orang tua secara turun temurun  berkhasiat untuk “Menjaga” anak dari gangguan makhluk halus atau dari sejumlah penyakit .

                Bentuk kalungnya beraneka ragam namun ada yang khas yaitu talinya tekstur dan warna mirip sumbu kompor minyak tanah,  di depannya ada semacam liontin atau bandul berisi apa saya gak ngeh, bentuknya kotak atau lonjong dibungkus selapis kain perca warna senada sumbu kompor juga, Suwuk ini konon bisa dibeli secara bebas di bakul jamu di Pasar Cepiring atau pasar lain di Kabupaten Kendal di bagian simbok yang menjual bahan  Jamu Jamu tradisional, atau  para dukun bayi juga masih menyediakan, tapi jangan tanya Apotek, dokter atau puskesmas disana beda urusan dengan Suwuk .

                Suwuk bisa juga berupa gelang yang ditalikan di tangan Balita, kelihatannya aneh dan tak masuk akal namun hingga tahun 2015 ini saya masih melihat dan bisa memfoto ada balita yang memakai Suwuk saat saya dolan ke pasar burung Wagean Cepiring di depan Koramil nJepiring.

                Tradisi seperti ini tetap bertahan di tengah melesatnya tehnologi dan kemajuan jaman, sebuah kekayaan budaya tersendiri, jangan hanya dipandang dari sudut agama atau apalah, pandang saja ini sebagai sebuah khasanah unik yang masih lestari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar