Kamis, 31 Maret 2011
Naga Kendal Community: Bukan Hanya Ajang Hura hura
Naga Kendal Community: Bukan Hanya Ajang Hura hura
Kegiatan berkendara dengan motor Trail yang dilakukan secara berkelompok sempat mendapatkan stigma buruk disekitar tahun 70 an, berbagai film nasional menampilkan secara vulgar dalam adegan sekelompok geng pemuda bermotor trail sedang menggoda cewek atau peran antagonist lainnya.
Kini kesan tak sedap itu pelan tapi pasti bergeser dan berganti menjadi citra yang positif terutama di Kabupaten Kendal, sekelompok pecinta trail yang tergabung dalam komunitas trail “Naga Trabas” secara aktif dan berkesinambungan mengadakan kegiatan social yang melekat dalam setiap event berkendara yang mereka laksanakan.
Seperti gerakan Menanam 1 Miliar pohon dalam rangka HUT BRI ke 115 bersama Polres Kendal, Kodim 0715/Kendal, Muspida dan Komunitas Trail Naga Trabas Kendal yang start awalnya di depan Kantor BRI Kendal 4 Januari 2011.
Sekitar duaratusan offroader sebutan untuk pecinta trail, memadati koridor selatan BRI Kendal, motor yang dipakai pun bervariasi seperti KTM, Kawasaki KLX dan Suzuki TS yang beberapa sudah dimodifikasi sesuai selera, nampak hadir Kapolres Kendal AKBP Agus Suryo Nugroho, Dandim Kendal Letkol Inf Erwin Rustiawan, Kepala DPPKD Alex Supriyono SH, GM Persik Kendal Denis Yudaneswara, Camat Ngampel Hasyim Tri Joko dan sejumlah nama beken lain yang moncer dikalangan Trabaser.
Kepala BRI Cabang Kendal, yang terjun langsungmengikuti acara tersebut dengan mengendarai trailnya, dalam amanatnya mengatakan bahwa kegiatan penanaman 1 Milyar Pohon ini dilaksanakan serentak di 900 kantor cabang BRI seluruh Indonesia, di Kendal acara ini sukses ddidukung oleh komunitas Naga Trabas, dengan tujuan untuk menanamkan kesadaran akan pentingnya pohon terhadap ekosistem dan melestarikan lingkungan.
Sementara Kapolres Kendal AKBP Agus Suryo Nugroho yang terlihat elegan dengan motor trail KTM sewarna dengan jaket sporty warna oranye yang dikenakannya dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan Naga Trabas adalah untuk mempererat komunikasi antar semua elemen di Kendal, tak ada perbedaan antara satu dengan yang lain, “Dengan semboyan kuat karena bersatu dan jika ingin kuat maka harus bersatu, komunitas ini siap mendukung kondusifitas wilayah” Papar Kapolres dihadapan para peserta.
“ Kami mendukung langkah yang dilakukan BRI Kendal dengan program penanaman 1 Milyar pohon, namun ingat bahwa semua peserta trabas harus mematuhi peraturan yang berlaku, pakai Helm, lengkapi surat surat berkendara, tertib dijalan, tidak arogan dan senantiasa menjaga etika berlalu lintas “ tambah Kapolres.
Dalam kesempatan itu diserahkan bibit pohon secara simbolis dari BRI kepada Dandim Letkol Inf Erwin Rustiawan, start dimulai sekitar jam empat sore dengan rute dimulai dari BRI Cabang Kendal menuju balai desa Ngampel Kulon dengan acara penanaman secara simbolis oleh Muspida dan Pinca BRI, spontanitas dan solidaritas ditunjukkan oleh Kapolres Kendal, ketika mengetahui bahwa Kantor Kecamatan Ngampel sedang membangun Musholla, AKBP Agus Suryo Nugroho langsung menyerahkan bantuan sebesar Lima Juta Rupiah kepada panitia pembangun tempat ibadah tersebut.
Acara kemudian dilanjutkan dengan meninjau daerah pinggiran hutan yang didiami oleh masyarakat kecamatan Ngampel, setelah selesai kemudian acara ditutup dengan penyerahan Doorprize bagi peserta yang beruntung di Kantor BRI Cabang Kendal.
Agus Budhi Darmawan atau lebih dikenal dengan panggilan Pak Budhi Waris bersama Camat Ngampel Hasyim Trijoko yang terkenal sebagai mania offroader mengatakan bahwa kegiatan trabas ini tak hanya sekedar hura hura, didalamnya terdapat berbagai hal positif seperti memantau kondisi social ekonomi masyarakat pedesaan di rute yang dilalui , pemberian bantuan kepada masyarakat yang kurang mampu, bahkan penyuluhan hukum kepada warga seperti yang dilakukan kepada masyarakat pinggiran hutan di Boja, Limbangan dan eks Kawedanan Selokaton.
Sukri (40) warga Ngampel yang menyaksikan acara tersebut mengatakan kepada reporter majalah ini bahwa awalnya warga kaget mendengar deru motor trail, namun setelah didekati dan mengetahui bahwa para pengendaranya mengadakan kegiatan positif seperti membantu pembangunan mushola dan penanaman pohon, bapak empat anak ini merasa senang dan bangga, desanya dikunjungi oleh para pejabat, “ Semoga kedepan semakin sering para bapak bapak itu mengunjungi desa kami, dengan begitu siapa tau pembangunan akan semakin dipacu karena sering dipantau” harap Sukri sambil tersenyum.
Rabu, 30 Maret 2011
Anjing Pelacak dan Sejarahnya
Lucky dan Flo, dua anjing jenis Labrador hitam ini menjadi musuh berbahaya bagi kawanan pembajak setelah berhasil menemukan sekitar satu juta keping DVD dan CD bajakan di Malaysia. Kedua satwa itu ditempatkan di lokasi rahasia dengan penjagaan ketat untuk mengamanankan dari ancaman para pembajaktersebut.
Kisah lain di pelabuhan Merak-Banten, Bronx mengendus setiap kendaraan yang distop dari arah Sumatera. Ketika giliran truk berplat nomor BL diperiksa, anjing jenis gembala jerman berumur 1,5 tahun itu berontak. Bronx dilepas dan langsung meloncat ke atas truk yang ditutup terpal. Baru 5 menit pelacakan berjalan, suara keras Ajun Komisaris Polisi, Siburian, memecah keheningan, 'Bagus kamu Bronx.' Polisi itu melihat tanda-tanda Bronx telah menemukan narkoba. Tepat di tengah-tengah bak truk, kaki kanan depan Bronx mengais-ngais. Truk yang bermuatan kelapa, barang-barang kelontong dan sandal itu dibongkar. Betul, ada 5 kardus berisi ganja kering total berbobot 20 kg akan diselundupkan.
Wah, hebat! Anjing pelacak sangat membantu tugas kepolisian dalam melacak obat-obat terlarang, bom dan pencurian. Bagaimana mereka dilatih? Tahap pertama latihan yaitu: kepatuhan. Lehermya dikalungkan tali agar mudah dikendalikan dan mendengar perintah pawang seperti duduk, berdiri, tiarap, berjalan lurus dan berkelok mengitari lapangan. Tali dapat dilepas setelah anjing bisa menuruti semua perintah. Setelah lulus, masih ada tahap selanjutnya: pengenalan bau dan lokasi, atau dari titik ke titik. Contohnya menemukan kotak berisi narkoba dari jejeran kotak lain. Lalu latihan point to point atau dari titik ke titik. Contohnya menemukan kotak berisi narkoba di antara jajaran kotak lain. Lalu latihan burried, yaitu melacak objek yang ditimbun, latihan di dalam dan luar ruangan, serta latihan dalam kendaraan. "Dengan ketajaman indra penciumannya, anjing dapat mendeteksi bau apa pun yang di perkenalkan,' ucap Inspektur Polisi Satu drh Dedi Wijayanto, Kanit Satwa Dit. Samapta Polda Lampung. Indra penciuman anjing 40 kali lebih tajam dibanding manusia.
Oh iya, melatih anjing memerlukan ketegasan tapi bukan kekerasan. Ketika anjing berhasil menjalankan perintah, perlu diberikan pujian seperti elusan, tepukan di kepala, memberikan mainan atau makanan yang disenangi sang anjing. Kalau anjing melakukan kesalahan, tidak perlu dipukul. Perintah dapat diulang kembali sampai bisa melakukan dengan baik.
Latihan-latihan itu dapat diberikan kepada anjing peliharaan di rumah lho. Menurut para pelatih, waktunya hanya 3 bulan
Anjing pelacak identik dengan anjing jenis tertentu yang telah dilatih untuk melacak jejak. Misalnya anjing polisi yang pekerjaannya adalah mencari keterangan tentang jejak penjahat atau orang tertentu yang dicari-cari bahkan barang-barang terlarang seperti narkotika.
Anjing adalah binatang yang indera penciumannya sangat tajam, bisa 40 kali lebih tajam daripada manusia. Anjing dapat mendeteksi bau apapun yang didekatkan pada hidungnya. Layaknya alat detektor canggih, ia langsung mencari sumber bau atau jejak sesuai dengan bau yang pertama kali diperkenalkan kepadanya.
Anjing pelacak kepolisian terbukti mampu menolong polisi mengenali bau zat adiktif terlarang yang disembunyikan para bandar narkoba, bau alkohol, bahan kimia atau jejak manusia dan hewan yang sembunyi.
Cara melatih anjing pelacak pertama-tama mengajarkan kepatuhan, lalu pengenalan bau dan lokasi serta titik-titik tertentu. Kemudian latihan point to point atau dari titik ke titik. Pelatihan ini berlangsung selama 3 bulan dan bisa pula diterapkan pada anjing penjaga di rumah.
Anjing Gembala Jerman (36 Komentar)
Oleh Wendry (Orchid Star Kennel)
Anjing gembala jerman merupakan anjing pekerja Jerman merupakan anjing paling banyak dikenal dan digemari orang seluruh pelosok dunia, sedangkan di Indonesia dikenal dengan istilah anjing Herder.
LATAR BELAKANG
Sejarah dan asal mula anjing gembala german/german shepherd pertama kali disebarkan oleh Capt. Max Von Stephanitz yang sekaligus dijuluki sebagai tokoh dan "bapak " anjing ras Gembala German. Ia adalah seorang yang telah lama mengagumi kwalitas berbagai anjing gembala, terutama pada segi intelegensia, kekuatan dan kemampuan kerjanya. Pada Tahun 1899, bersama seorang temannya ia mengunjungi suatu pameran anjing. Ditempat itu ia terpikat dengan seekor anjing yang memberikan kesan sangat mendalam, baik mengenai keberaniannya, kemantapan sifatnya dan intelegensinya. dari hasil kunjungannya maka dibelinya dan diboyongnya anjing itu, setelah itu didirikannya suatu perkumpulan diberi nama Verein Fur Duitsche Shaferhunde atau disingkat "SV".
Menjelang abad ke duapuluh, perkumpulan SV telah berkembang menjadi perkumpulan kinologi terbesar di dunia, sementara Capt. Max Von Stephanitz menyusun rencana jangka panjang untuk perkumpulan yang dirintisnya itu. Dari hasil analisa, diperoleh kesimpulan bahwa kegunaan anjing-anjing gembala german dalam arti sesunguhnya , lambat laun diarahkan sesuai keadaan yang akan datang. anjing-anjing dibiakkan ternyata sangat berguna untuk membantu melaksanakan tugas-tugas negara, disamping kegunaannya lain. Pada perang dunia I di tahun 1914, anjing-anjing gembala german melakukan tugasnya pembela negara, sebagai penolong maupun anjing penjaga, setelah perang dunia ke II karena tentara German banyak mengunakan anjing-anjing ini sebagai anjing militer yang ikut terjun ke medan perang sebagai kurir, mata-mata, pelacak dan lain sebagainya secara sangat mengagumkan.
Kelebihannya
Kecerdikannya, keindahannya dan kepatuhannya, merupakan anjing yang mempunyai bakat serba bisa diantaranya pengembala, penjaga rumah, penuntun orang buta, dan sebagai anjing pelacak pihak kepolisian atau militer.
Penampilan Umum
Anjing ini berukuran sedang, agak panjang,kuat, kering dan berotot, dengan tulang-tulang kuat sehingga kelihatan kompak. Sedangkan ukuran anjing ini merupakan standard dalam pameran 60-65 cm dan anjing betina 55-60 cm diukur dari puncak widerrist (jarak antara titik temu leher dan pundak), panjang badan harus 10-17 % lebih panjang tinggi badan.
Karakteristik
Bentuk tubuh anjing gembala german sangat mengesankan, dengan perbandingan ukuran anggota badan sangat sepadan. Ia memiliki bulu-bulu indah dan mirip atau memberi kesan seperti srigala, sehingga tampaknya gagah dan alamiah
Dilihat dari segi karakter harus mempunyai kepercayaan diri yang kuat, seimbang dan sangat tenang, sikapnya netral dan kelakuannya baik, kecuali mendapat tekanan yang melampaui batas, selain itu anjing harus gagah berani mempunyai naluri bertempur yang kuat dan saraf yang kuat. Semua ini penting merupakan salah satu persyaratan berhubungan sebagai anjing sahabat, anjing penjaga dan pengembala.
Anjing gembala jerman (bahasa Inggris: German shepherd; bahasa Jerman: Schäfer) adalah salah satu ras murni anjing yang populer. Ukurannya besar, dikenal cerdas namun penurut. Anjing ini relatif tidak memiliki variasi warna, yaitu coklat dengan variasi hitam. Dahulu, anjing Gembala Jerman sering digunakan untuk menggembalakan domba.
Anjing adalah salah satu binatang yang kerap dijadikan sahabat oleh manusia. Selain menggemaskan, hewan berkaki empat ini pun terkenal sangat loyal.
Namun tidak hanya sekedar sahabat, dengan tehnik pelatihan khusus, binatang ini pun dapat dijadikan alat pemberantasan tindak kejahatan yang mengagumkan dan sangat handal.
Agen penegakan hukum menggunakan tim pengendali anjing terlatih (unit anjing) untuk berbagai alasan: menjajaki wilayah luas ketika tersangka melarikan diri, melacak tersangka atau mencari orang tersesat, mengendalikan massa atau kerusuhan, mendeteksi obat atau bahan peledak tersembunyi, melindungi pengawas dan petugas lain dari serangan, membantu patroli rutin, menjaga tersangka dan barang-barang polisi, dan untuk menakuti para pelaku kejahatan. Meskipun banyak manfaat yang diberikan, tim polisi pengendali anjing terlatih ini belum dapat diterima sebagai standar keseluruhan dalam kesatuan polisi di Amerika. Permasalahan utamanya adalah efektivitas biaya untuk perawatan hewan mahal tersebut, kebutuhan untuk pengadaan pelatihan dan setelah pelatihan yang berkesinambungan, pertanyaan atas kemampuan sebenarnya seekor anjing dalam menjalankan tugas, keterlibatan mereka dalam tugas polisi, dan berbagai pertimbangan legal lainnya.
Anjing-anjing pelacak dikenal dengan kesatuan K-9, anjing-anjing ini memiliki ketrampilan luar biasa, baik dalam melacak keberadaan narkotika, mengendus bahan peledak, atau pun melumpuhkan orang yang menjadi target pengejaran.
Tiap anjing dilatih berdasarkan jenis dan karakternya, serta diasuh seorang pelatih. Dengan kemampuan yang dimilikinya, anjing ini kerap digunakan membantu Polri dan TNI dalam membongkar berbagai tindak kriminalitas dan penyelamatan saat bencana terjadi.
Melatih anjing hingga siap beraksi di lapangan bukanlah perkara mudah. Selain kesabaran, pelatihan membutuhkan tehnik latihan yang tepat dan dilaksanakan secara berkala.
contohnya pada unit K-9 Polisi Militer Pomdam Jaya saat ini memiliki 10 anjing pelacak berbagai jenis, mulai dari Herder, Dobermen hingga anjing berjenis retriever.
Roles Dogs May Play (Tugas Utama Seekor Anjing Polisi)
Anjing polisi dibagi dalam dua kategori: 1) untuk tugas menyeluruh atau 2) tugas khusus. Seekor anjing yang dilatih untuk tugas menyeluruh dalam tugas kepolisian harus memiliki beragam kemampuan, sehat, dan cerdas. Sementara anjing dengan tugas khusus harus mendapat pelatihan terutama untuk meningkatkan kemampuan penciuman dalam membedakan bau. Anjing dengan tugas menyeluruh bersifat umum dalam melakukan semua tugas polisi yang mereka perankan, sedangkan anjing dengan tugas khusus seperti mengendus bau narkotik, bahan peledak, mayat, dan untuk melacak materi berbahan dasar minyak dipertimbangkan sebagai khusus dalam tugas anjing polisi.
History of Dogs in Police Work (Sejarah Divisi Anjing dalam Kerja Polisi)
Dalam buku kuno banyak ditemukan catatan mengenai anjing yang melindungi tuan mereka dan terlibat dalam tugas seorang detektif. Namun, baru pada tahun 1300-an di Saint-Malo, Prancis, untuk pertama kalinya sebuah kesatuan anjing yang terorganisasi berpatroli di jalan untuk tugas kemasyarakatan. Anjing-anjing itu bekerja dengan sangat berani, hingga peristiwa yang terjadi di tahun 1770 ketika beberapa ekor anjing polisi menyerang seorang marinir muda dan melukainya dengan parah. Seluruh kesatuan anjing kemudian dibubarkan. Juga di Prancis, di Mount-Saint-Michel, sebuah bukit besar di dekat pantai Normandia, di mana anjing digunakan oleh para pendeta dan kota untuk mengusir orang asing.
Kota pertama yang membentuk sekolah pelatihan anjing polisi adalah Ghent, di Belgia, pada tahun 1899. Pada tahun itu populasi kota Ghent hampir mencapai 175.000 penduduk dan 37 ekor anjing berpatroli di jalan-jalan setiap hari dari pukul 10 malam sampai 6 pagi di bawah arahan 10 polisi. Jerman dan Prancis telah menerapkan program Ghent beberapa tahun sebelumnya, namun tidak memperoleh sukses yang sama.
Pada tahun 1906, unit anjing polisi Ghent telah meningkat menjadi lebih dari 50 ekor sementara jumlah polisi yang mengendalikannya berjumlah 120 orang. Pihak berwajib gembira dengan kemampuan “polisi berkaki empat” ini, serta menyatakan bahwa kejahatan malam hari telah lenyap sama sekali. Tidak lagi sebagai sebuah eksperimen, kota lain di Eropa kemudian mulai mengikuti Ghent, dan akhirnya di Jerman saja pada tahun 1910 telah terdapat lebih dari 600 kota yang memiliki patroli anjing.
Pada tahun 1910, kepolisian Inggris mulai menggunakan anjing dalam jumlah kecil, terutama hanya sebagai teman patroli petugas polisi. Tidak ada pelatihan khusus yang diterapkan dan anjing jenis apa pun dianggap sesuai untuk tugas patroli tersebut. Baru setelah 36 tahun dan setelah beberapa kantor polisi melaporkan efektivitas unit anjing tersebut, kesatuan anjing polisi mulai memperoleh status tetap.
Kepolisian Lancashire adalah yang pertama kali mengembangkan program pelatihan anjing polisi secara progresif. Sebelum tahun 1951, kantor tesebut telah menggunakan empat bloodhounds untuk pelacakan dan sepuluh labrador untuk patroli. Akan tetapi, kemudian ras anjing yang digunakan berubah menjadi Doberman pinschers dan anjing gembala Jerman. Penggunaan anjing polisi mulai marak setelah kepolisian Inggris menyatakan bahwa binatang ini sungguh amat bermanfaat. Misalnya, pada 1 Januari 1992, terdapat 2.749 hewan yang ikut memberikan pelayanan kesatuan di wilayah Egland, Wales, Skotlandia, dan Irlandia Utara. Di antaranya, 1.736 adalah anjing untuk tugas menyeluruh, 465 tugas khusus, dan 137 ekor untuk tugas menyeluruh dan khusus.
Sementara itu, departemen kepolisian Amerika yang pertama kali menerapkan program anjing polisi adalah South Orange, New Jersey, pada bulan Maret 1907. Beberapa bulan kemudian, kota New York memulai program anjing polisi ketika seorang letnan polisi membawa lima anjing gembala Jerman dari Belgia untuk evaluasi. Tidak berapa lama kemudian kota-kota lain melakukan hal serupa, termasuk New Haven, Connecticut, Glen Ridge, Englewood dan Ridgewood, Maryland, Detroit, Michigan, Muncie, Indiana, Berkeley, California, Babylon Town, New York, dan kesatuan polisi Pennsylvania dan negara bagian Connecticut.
Program anjing polisi di South Orange dan New York bukan yang pertama dan satu-satunya di Amerika. Sesungguhnya, ada sebuah program khusus yang telah diberikan kepada unit pelayanan keamanan saat terjadi demonstrasi Phiadelphia setelah Revolutionary War berakhir. Program ini mulai pada 7 Januari 1973, ketika dana sebesar $3 dolar digunakan untuk membeli seekor anjing bernama Nero, yang memiliki reputasi sebagai hewan ganas. Nero dan anjing-anjing yang dibeli kemudian selama 25 tahun berikutnya berpatroli menjaga wilayah bersama penjaga malam yang dilengkapi pedang pendek dan pistol. Nero dilaporkan telah mengemban tanggung jawab penuh dalam hal keamanan bila penjaga malam berhalangan hadir.
Pada tahun 1935, Royal Canadian Mounted Police, menerapkan untuk pertama kalinya program pelatihan anjing polisi. Program tersebut berjalan secara operasional sejak saat itu dan sekaligus merupakan program yang berlangsung paling lama di Amerika Utara. Pada tahun 1990, terdapat kurang lebih 325 tim anjing patroli yang berada di 50 kesatuan polisi yang berbeda di Kanada, termasuk 8 dari 10 provinsi kecuali daerah Newfoundland dan Prince Edward Island. Sebagai tambahan, 100 anjing dengan tugas menyeluruh digunakan di wilayah Kanada untuk pekerjaan yang membutuhkan ketajaman indera.
The Best Breeds (Keturunan Terbaik)
Sejumlah keturunan anjing pekerja pernah atau masih digunakan sebagai anjing polisi oleh kesatuan polisi di seluruh dunia. Keturunan anjing pekerja itu meliputi:
1. Airedales Giant schnauzers
2. Akitas Labradors
3. Alaskan malamutes Newfoundlands
4. Bloodhounds Poodles
5. Bouvier de Flanders Retrievers
6. Doberman pinschers Rottweilers
7.German shepherds Spaniels
Juga sejumlah anjing keturunan lain. Meski demikian, di antara semuanya, German shepherds (herder) adalah keturunan yang paling sering digunakan selama bertahun-tahun. Anjing herder adalah keturunan yang telah terkenal secara luas, lagi pula secara ideal, sesuai untuk kerja polisi, terutama berperan untuk segala keperluan.
Establishing a Police Dog Program (Menciptakan Program Anjing Polisi)
Seiring berlalunya waktu, sejumlah kesatuan polisi menyatakan bahwa anjing sangat bernilai; yang lain mengatakan bahwa anjing membebani karena memperluas cakupan kerja polisi. Publik Amerika telah berkata: sejumlah warga merasa lebih aman dengan adanya anjing di sekitar mereka, sedang sejumlah lain merasa terintimidasi.
Sekali sebuah kesatuan polisi memutuskan untuk menerapkan program anjing polisi, ada beberapa hal yang harus dilakukan. Yang paling sulit mungkin adalah memperoleh persetujuan dari masyarakat. Anjing mahal harganya dan sering masyarakat tidak dapat menerima program tersebut karena besarnya biaya. Penasihat hukum harus menekankan bahwa secara hukum prorgam ini dapat dipertanggung-jawabkan dan terlindungi dari litigasi sipil. Para pengawas anjing juga harus dipilih dan kompeten untuk bekerja dengan anjing kualitas tinggi. Pengaturan tempat anjing juga harus dibuat bersamaan dengan modifikasi kendaraan untuk transportasi anjing. Perawatan dokter hewan dan pola gizi harus dijalankan karena anjing tersebut harus tetap sehat untuk tugas mereka. Setiap catatan harus dibuat secara cermat atas setiap aspek dari program. Pada akhirnya, sebuah program anjing polisi yang berhasil membutuhkan suatu hubungan masyarakat yang baik, termasuk demonstrasi yang diberikan di depan berbagai lembaga atau kelompok untuk menunjukkan apa yang dapat dilakukan tim anjing dan pengawas untuk melindungi masyarakat. Tentu saja selain pelatihan dasar, yang penting adalah pelatihan rutin secara intensif sehingga tingkat kemampuan tetap tinggi, hingga dapat diterima untuk bekerja di lapangan.
Anjing dan pengawasnya tidak boleh puas dengan hasil yang diperoleh. Pelatihan dasar mencakup kepatuhan, agitasi dan penyerangan, identifikasi kembali, pelacakan, dan pengenalan bau. Selain pelatihan dasar dan pelatihan rutin, ada empat elemen penting untuk mencapai satu unit anjing yang berhasil: (1) harus ada kebijakan dan prosedur yang tepat untuk unit anjing; (2) pengawas anjing harus bertanggung jawab atas tindakan anjing; (3) baik pengawas dan anjing harus dilatih sesuai dengan kebijakan unit, dan (4) tiap tim harus diawasi dan bertanggung jawab atas tindakan dalam kaitannya dengan departemen kepolisian.
Hallmarks of Succesfull Programs (Tanda-tanda Program yang Berhasil)
Banyak program dinas layanan anjing polisi di Amerika tergolong berhasil dan telah dijadikan sebagai unit integral dalam perang melawan kejahatan.
Beberapa karakteristik umum ditemukan dalam program yang dijadikan contoh. Di antara karakteristik tersebut adalah: anjing dan pengawasnya diseleksi secara sangat ketat, sepenuhnya terlatih dan secara teratur menjalani pelatihan rutin intensif. Di samping itu, kebijakan dan prosedur terapan yang sesuai untuk unit anjing harus ada dan secara berkala dilakukan tinjauan ulang. Juga, unit ini harus dikelola dengan baik dan catatan komprehensif atas penampilan setiap unit disimpan, termasuk catatan mengenai tahap pelatihan, penugasan, aktivitas, penangkapan, dan sebagainya. Dan, yang terpenting, tiap pengawas anjing mendapat sertifikat atas suatu standar penampilan, dan sertifikat tersebut diberikan kembali sedikitnya setiap tahun. Jadi, tim yang tidak berhasil memperoleh sertifikat tidak diizinkan bekerja sampai mereka dapat mencapai standar tersebut.
Reasons Why Programs Fail (Alasan Kegagalan Program)
Tidak setiap program anjing polisi berhasil. Penelitian menunjukkan bahwa biasanya ada sejumlah alasan mengapa program anjing dihentikan. Di antara faktor tersebut adalah pengawas anjing meninggalkan kesatuan mereka dan tidak ada petugas lain bersedia menggantikan; unit tersebut terperangkap dalam politik lokal, terkadang karena emosi substansial; program anjing polisi tersebut tidak memperoleh dana memadai; pelatihan dan pelatihan ulang terbukti tidak berhasil; konsekuensi gigitan anjing yang tidak terjamin; anjing terbunuh, terluka, atau pensiun; atau administrasi baru dalam kesatuan tersebut tidak memiliki komitmen kuat terhadap program anjing polisi.
Current Debates (Perdebatan Terkini)
Mengapa dinas anjing polisi tidak digunakan lebih banyak lagi? Besarnya biaya dan lambannya perkembangan program anjing polisi memang menjadi kelemahan utama, tetapi Knutson dan Revering (1983) menunjukkan adanya suatu “prasangka tidak logis mengenai anjing polisi”. Misalnya, sejumlah warga memprotes penggunaan anjing polisi—seakan-akan tongkat polisi, borgol, dan senjata kaliber besar tidak lebih berbahaya dibandingkan seekor hewan berukuran sepertiga besar manusia.
Beberapa pihak mengatakan bahwa anjing polisi mengandung kekuatan mematikan, seperti halnya senjata api. Tanpa perlu dipertanyakan lagi, seekor anjing polisi terlatih memang dapat menyebabkan luka saat hendak membantu melakukan penangkapan. Namun, jarang sekali luka tersebut berakibat fatal. Pada kenyataannya, juga tidak ada trauma melainkan hanya berupa luka-luka lokal. Isu kunci dengan demikian adalah bahwa anjing harus dilatih untuk sepenuhnya responsif terhadap perintah pengawas, termasuk untuk seketika menghentikan pengejaran bila diperintahkan. Jasa anjing polisi dianggap sebagai sebuah rentang kekuatan menengah antara kekuatan tangan polisi dan konsekuensi dari projektil yang ditembakkan lewat senjata api.
Isu lain yang terkadang muncul ke permukaan adalah apakah penggunaan anjing untuk mendeteksi narkoba dapat dikatakan legal. Sebagaimana yang muncul saat ini, hakim yang menangani kasus narkoba harus menentukan tingkat keberterimaan bukti, dan harus berdasar pada prosedur pencarian dan penangkapan yang sah atau tidak. Para pembela mengatakan bahwa hak anjing polisi untuk mengurangi privasi kian meningkat. Oleh karena itu, sampai saat ini, pengadilan telah menyetujui penggunaan anjing polisi berdasarkan kemampuan indera mereka yang peka. Akan tetapi, tampaknya selalu ada tantangan atas pendekatan dalam penangkapan tersebut.
Summary (Ringkasan)
Pada awal tahun 1993, terdapat 3.000 kesatuan polisi Amerika yang menggunakan 14.000 tim anjing terlatih untuk penegakan hukum. Sekitar 7.000 unit berpatroli di jalan, melayani berbagai jasa. Lainnya mengisi peran-peran spesialis di mana kemampuan indera anjing yang sangat peka digunakan untuk mendeteksi benda-benda terlarang, membantu menemukan orang hilang, dan membantu dalam investigasi pelacakan.
Tim anjing terlatih telah membuktikan perannya bagi masyarakat. Kita berharap dapat melihat lebih banyak polisi berkaki empat sedang bertugas di tahun-tahun mendatang.
Kisah lain di pelabuhan Merak-Banten, Bronx mengendus setiap kendaraan yang distop dari arah Sumatera. Ketika giliran truk berplat nomor BL diperiksa, anjing jenis gembala jerman berumur 1,5 tahun itu berontak. Bronx dilepas dan langsung meloncat ke atas truk yang ditutup terpal. Baru 5 menit pelacakan berjalan, suara keras Ajun Komisaris Polisi, Siburian, memecah keheningan, 'Bagus kamu Bronx.' Polisi itu melihat tanda-tanda Bronx telah menemukan narkoba. Tepat di tengah-tengah bak truk, kaki kanan depan Bronx mengais-ngais. Truk yang bermuatan kelapa, barang-barang kelontong dan sandal itu dibongkar. Betul, ada 5 kardus berisi ganja kering total berbobot 20 kg akan diselundupkan.
Wah, hebat! Anjing pelacak sangat membantu tugas kepolisian dalam melacak obat-obat terlarang, bom dan pencurian. Bagaimana mereka dilatih? Tahap pertama latihan yaitu: kepatuhan. Lehermya dikalungkan tali agar mudah dikendalikan dan mendengar perintah pawang seperti duduk, berdiri, tiarap, berjalan lurus dan berkelok mengitari lapangan. Tali dapat dilepas setelah anjing bisa menuruti semua perintah. Setelah lulus, masih ada tahap selanjutnya: pengenalan bau dan lokasi, atau dari titik ke titik. Contohnya menemukan kotak berisi narkoba dari jejeran kotak lain. Lalu latihan point to point atau dari titik ke titik. Contohnya menemukan kotak berisi narkoba di antara jajaran kotak lain. Lalu latihan burried, yaitu melacak objek yang ditimbun, latihan di dalam dan luar ruangan, serta latihan dalam kendaraan. "Dengan ketajaman indra penciumannya, anjing dapat mendeteksi bau apa pun yang di perkenalkan,' ucap Inspektur Polisi Satu drh Dedi Wijayanto, Kanit Satwa Dit. Samapta Polda Lampung. Indra penciuman anjing 40 kali lebih tajam dibanding manusia.
Oh iya, melatih anjing memerlukan ketegasan tapi bukan kekerasan. Ketika anjing berhasil menjalankan perintah, perlu diberikan pujian seperti elusan, tepukan di kepala, memberikan mainan atau makanan yang disenangi sang anjing. Kalau anjing melakukan kesalahan, tidak perlu dipukul. Perintah dapat diulang kembali sampai bisa melakukan dengan baik.
Latihan-latihan itu dapat diberikan kepada anjing peliharaan di rumah lho. Menurut para pelatih, waktunya hanya 3 bulan
Anjing pelacak identik dengan anjing jenis tertentu yang telah dilatih untuk melacak jejak. Misalnya anjing polisi yang pekerjaannya adalah mencari keterangan tentang jejak penjahat atau orang tertentu yang dicari-cari bahkan barang-barang terlarang seperti narkotika.
Anjing adalah binatang yang indera penciumannya sangat tajam, bisa 40 kali lebih tajam daripada manusia. Anjing dapat mendeteksi bau apapun yang didekatkan pada hidungnya. Layaknya alat detektor canggih, ia langsung mencari sumber bau atau jejak sesuai dengan bau yang pertama kali diperkenalkan kepadanya.
Anjing pelacak kepolisian terbukti mampu menolong polisi mengenali bau zat adiktif terlarang yang disembunyikan para bandar narkoba, bau alkohol, bahan kimia atau jejak manusia dan hewan yang sembunyi.
Cara melatih anjing pelacak pertama-tama mengajarkan kepatuhan, lalu pengenalan bau dan lokasi serta titik-titik tertentu. Kemudian latihan point to point atau dari titik ke titik. Pelatihan ini berlangsung selama 3 bulan dan bisa pula diterapkan pada anjing penjaga di rumah.
Anjing Gembala Jerman (36 Komentar)
Oleh Wendry (Orchid Star Kennel)
Anjing gembala jerman merupakan anjing pekerja Jerman merupakan anjing paling banyak dikenal dan digemari orang seluruh pelosok dunia, sedangkan di Indonesia dikenal dengan istilah anjing Herder.
LATAR BELAKANG
Sejarah dan asal mula anjing gembala german/german shepherd pertama kali disebarkan oleh Capt. Max Von Stephanitz yang sekaligus dijuluki sebagai tokoh dan "bapak " anjing ras Gembala German. Ia adalah seorang yang telah lama mengagumi kwalitas berbagai anjing gembala, terutama pada segi intelegensia, kekuatan dan kemampuan kerjanya. Pada Tahun 1899, bersama seorang temannya ia mengunjungi suatu pameran anjing. Ditempat itu ia terpikat dengan seekor anjing yang memberikan kesan sangat mendalam, baik mengenai keberaniannya, kemantapan sifatnya dan intelegensinya. dari hasil kunjungannya maka dibelinya dan diboyongnya anjing itu, setelah itu didirikannya suatu perkumpulan diberi nama Verein Fur Duitsche Shaferhunde atau disingkat "SV".
Menjelang abad ke duapuluh, perkumpulan SV telah berkembang menjadi perkumpulan kinologi terbesar di dunia, sementara Capt. Max Von Stephanitz menyusun rencana jangka panjang untuk perkumpulan yang dirintisnya itu. Dari hasil analisa, diperoleh kesimpulan bahwa kegunaan anjing-anjing gembala german dalam arti sesunguhnya , lambat laun diarahkan sesuai keadaan yang akan datang. anjing-anjing dibiakkan ternyata sangat berguna untuk membantu melaksanakan tugas-tugas negara, disamping kegunaannya lain. Pada perang dunia I di tahun 1914, anjing-anjing gembala german melakukan tugasnya pembela negara, sebagai penolong maupun anjing penjaga, setelah perang dunia ke II karena tentara German banyak mengunakan anjing-anjing ini sebagai anjing militer yang ikut terjun ke medan perang sebagai kurir, mata-mata, pelacak dan lain sebagainya secara sangat mengagumkan.
Kelebihannya
Kecerdikannya, keindahannya dan kepatuhannya, merupakan anjing yang mempunyai bakat serba bisa diantaranya pengembala, penjaga rumah, penuntun orang buta, dan sebagai anjing pelacak pihak kepolisian atau militer.
Penampilan Umum
Anjing ini berukuran sedang, agak panjang,kuat, kering dan berotot, dengan tulang-tulang kuat sehingga kelihatan kompak. Sedangkan ukuran anjing ini merupakan standard dalam pameran 60-65 cm dan anjing betina 55-60 cm diukur dari puncak widerrist (jarak antara titik temu leher dan pundak), panjang badan harus 10-17 % lebih panjang tinggi badan.
Karakteristik
Bentuk tubuh anjing gembala german sangat mengesankan, dengan perbandingan ukuran anggota badan sangat sepadan. Ia memiliki bulu-bulu indah dan mirip atau memberi kesan seperti srigala, sehingga tampaknya gagah dan alamiah
Dilihat dari segi karakter harus mempunyai kepercayaan diri yang kuat, seimbang dan sangat tenang, sikapnya netral dan kelakuannya baik, kecuali mendapat tekanan yang melampaui batas, selain itu anjing harus gagah berani mempunyai naluri bertempur yang kuat dan saraf yang kuat. Semua ini penting merupakan salah satu persyaratan berhubungan sebagai anjing sahabat, anjing penjaga dan pengembala.
Anjing gembala jerman (bahasa Inggris: German shepherd; bahasa Jerman: Schäfer) adalah salah satu ras murni anjing yang populer. Ukurannya besar, dikenal cerdas namun penurut. Anjing ini relatif tidak memiliki variasi warna, yaitu coklat dengan variasi hitam. Dahulu, anjing Gembala Jerman sering digunakan untuk menggembalakan domba.
Anjing adalah salah satu binatang yang kerap dijadikan sahabat oleh manusia. Selain menggemaskan, hewan berkaki empat ini pun terkenal sangat loyal.
Namun tidak hanya sekedar sahabat, dengan tehnik pelatihan khusus, binatang ini pun dapat dijadikan alat pemberantasan tindak kejahatan yang mengagumkan dan sangat handal.
Agen penegakan hukum menggunakan tim pengendali anjing terlatih (unit anjing) untuk berbagai alasan: menjajaki wilayah luas ketika tersangka melarikan diri, melacak tersangka atau mencari orang tersesat, mengendalikan massa atau kerusuhan, mendeteksi obat atau bahan peledak tersembunyi, melindungi pengawas dan petugas lain dari serangan, membantu patroli rutin, menjaga tersangka dan barang-barang polisi, dan untuk menakuti para pelaku kejahatan. Meskipun banyak manfaat yang diberikan, tim polisi pengendali anjing terlatih ini belum dapat diterima sebagai standar keseluruhan dalam kesatuan polisi di Amerika. Permasalahan utamanya adalah efektivitas biaya untuk perawatan hewan mahal tersebut, kebutuhan untuk pengadaan pelatihan dan setelah pelatihan yang berkesinambungan, pertanyaan atas kemampuan sebenarnya seekor anjing dalam menjalankan tugas, keterlibatan mereka dalam tugas polisi, dan berbagai pertimbangan legal lainnya.
Anjing-anjing pelacak dikenal dengan kesatuan K-9, anjing-anjing ini memiliki ketrampilan luar biasa, baik dalam melacak keberadaan narkotika, mengendus bahan peledak, atau pun melumpuhkan orang yang menjadi target pengejaran.
Tiap anjing dilatih berdasarkan jenis dan karakternya, serta diasuh seorang pelatih. Dengan kemampuan yang dimilikinya, anjing ini kerap digunakan membantu Polri dan TNI dalam membongkar berbagai tindak kriminalitas dan penyelamatan saat bencana terjadi.
Melatih anjing hingga siap beraksi di lapangan bukanlah perkara mudah. Selain kesabaran, pelatihan membutuhkan tehnik latihan yang tepat dan dilaksanakan secara berkala.
contohnya pada unit K-9 Polisi Militer Pomdam Jaya saat ini memiliki 10 anjing pelacak berbagai jenis, mulai dari Herder, Dobermen hingga anjing berjenis retriever.
Roles Dogs May Play (Tugas Utama Seekor Anjing Polisi)
Anjing polisi dibagi dalam dua kategori: 1) untuk tugas menyeluruh atau 2) tugas khusus. Seekor anjing yang dilatih untuk tugas menyeluruh dalam tugas kepolisian harus memiliki beragam kemampuan, sehat, dan cerdas. Sementara anjing dengan tugas khusus harus mendapat pelatihan terutama untuk meningkatkan kemampuan penciuman dalam membedakan bau. Anjing dengan tugas menyeluruh bersifat umum dalam melakukan semua tugas polisi yang mereka perankan, sedangkan anjing dengan tugas khusus seperti mengendus bau narkotik, bahan peledak, mayat, dan untuk melacak materi berbahan dasar minyak dipertimbangkan sebagai khusus dalam tugas anjing polisi.
History of Dogs in Police Work (Sejarah Divisi Anjing dalam Kerja Polisi)
Dalam buku kuno banyak ditemukan catatan mengenai anjing yang melindungi tuan mereka dan terlibat dalam tugas seorang detektif. Namun, baru pada tahun 1300-an di Saint-Malo, Prancis, untuk pertama kalinya sebuah kesatuan anjing yang terorganisasi berpatroli di jalan untuk tugas kemasyarakatan. Anjing-anjing itu bekerja dengan sangat berani, hingga peristiwa yang terjadi di tahun 1770 ketika beberapa ekor anjing polisi menyerang seorang marinir muda dan melukainya dengan parah. Seluruh kesatuan anjing kemudian dibubarkan. Juga di Prancis, di Mount-Saint-Michel, sebuah bukit besar di dekat pantai Normandia, di mana anjing digunakan oleh para pendeta dan kota untuk mengusir orang asing.
Kota pertama yang membentuk sekolah pelatihan anjing polisi adalah Ghent, di Belgia, pada tahun 1899. Pada tahun itu populasi kota Ghent hampir mencapai 175.000 penduduk dan 37 ekor anjing berpatroli di jalan-jalan setiap hari dari pukul 10 malam sampai 6 pagi di bawah arahan 10 polisi. Jerman dan Prancis telah menerapkan program Ghent beberapa tahun sebelumnya, namun tidak memperoleh sukses yang sama.
Pada tahun 1906, unit anjing polisi Ghent telah meningkat menjadi lebih dari 50 ekor sementara jumlah polisi yang mengendalikannya berjumlah 120 orang. Pihak berwajib gembira dengan kemampuan “polisi berkaki empat” ini, serta menyatakan bahwa kejahatan malam hari telah lenyap sama sekali. Tidak lagi sebagai sebuah eksperimen, kota lain di Eropa kemudian mulai mengikuti Ghent, dan akhirnya di Jerman saja pada tahun 1910 telah terdapat lebih dari 600 kota yang memiliki patroli anjing.
Pada tahun 1910, kepolisian Inggris mulai menggunakan anjing dalam jumlah kecil, terutama hanya sebagai teman patroli petugas polisi. Tidak ada pelatihan khusus yang diterapkan dan anjing jenis apa pun dianggap sesuai untuk tugas patroli tersebut. Baru setelah 36 tahun dan setelah beberapa kantor polisi melaporkan efektivitas unit anjing tersebut, kesatuan anjing polisi mulai memperoleh status tetap.
Kepolisian Lancashire adalah yang pertama kali mengembangkan program pelatihan anjing polisi secara progresif. Sebelum tahun 1951, kantor tesebut telah menggunakan empat bloodhounds untuk pelacakan dan sepuluh labrador untuk patroli. Akan tetapi, kemudian ras anjing yang digunakan berubah menjadi Doberman pinschers dan anjing gembala Jerman. Penggunaan anjing polisi mulai marak setelah kepolisian Inggris menyatakan bahwa binatang ini sungguh amat bermanfaat. Misalnya, pada 1 Januari 1992, terdapat 2.749 hewan yang ikut memberikan pelayanan kesatuan di wilayah Egland, Wales, Skotlandia, dan Irlandia Utara. Di antaranya, 1.736 adalah anjing untuk tugas menyeluruh, 465 tugas khusus, dan 137 ekor untuk tugas menyeluruh dan khusus.
Sementara itu, departemen kepolisian Amerika yang pertama kali menerapkan program anjing polisi adalah South Orange, New Jersey, pada bulan Maret 1907. Beberapa bulan kemudian, kota New York memulai program anjing polisi ketika seorang letnan polisi membawa lima anjing gembala Jerman dari Belgia untuk evaluasi. Tidak berapa lama kemudian kota-kota lain melakukan hal serupa, termasuk New Haven, Connecticut, Glen Ridge, Englewood dan Ridgewood, Maryland, Detroit, Michigan, Muncie, Indiana, Berkeley, California, Babylon Town, New York, dan kesatuan polisi Pennsylvania dan negara bagian Connecticut.
Program anjing polisi di South Orange dan New York bukan yang pertama dan satu-satunya di Amerika. Sesungguhnya, ada sebuah program khusus yang telah diberikan kepada unit pelayanan keamanan saat terjadi demonstrasi Phiadelphia setelah Revolutionary War berakhir. Program ini mulai pada 7 Januari 1973, ketika dana sebesar $3 dolar digunakan untuk membeli seekor anjing bernama Nero, yang memiliki reputasi sebagai hewan ganas. Nero dan anjing-anjing yang dibeli kemudian selama 25 tahun berikutnya berpatroli menjaga wilayah bersama penjaga malam yang dilengkapi pedang pendek dan pistol. Nero dilaporkan telah mengemban tanggung jawab penuh dalam hal keamanan bila penjaga malam berhalangan hadir.
Pada tahun 1935, Royal Canadian Mounted Police, menerapkan untuk pertama kalinya program pelatihan anjing polisi. Program tersebut berjalan secara operasional sejak saat itu dan sekaligus merupakan program yang berlangsung paling lama di Amerika Utara. Pada tahun 1990, terdapat kurang lebih 325 tim anjing patroli yang berada di 50 kesatuan polisi yang berbeda di Kanada, termasuk 8 dari 10 provinsi kecuali daerah Newfoundland dan Prince Edward Island. Sebagai tambahan, 100 anjing dengan tugas menyeluruh digunakan di wilayah Kanada untuk pekerjaan yang membutuhkan ketajaman indera.
The Best Breeds (Keturunan Terbaik)
Sejumlah keturunan anjing pekerja pernah atau masih digunakan sebagai anjing polisi oleh kesatuan polisi di seluruh dunia. Keturunan anjing pekerja itu meliputi:
1. Airedales Giant schnauzers
2. Akitas Labradors
3. Alaskan malamutes Newfoundlands
4. Bloodhounds Poodles
5. Bouvier de Flanders Retrievers
6. Doberman pinschers Rottweilers
7.German shepherds Spaniels
Juga sejumlah anjing keturunan lain. Meski demikian, di antara semuanya, German shepherds (herder) adalah keturunan yang paling sering digunakan selama bertahun-tahun. Anjing herder adalah keturunan yang telah terkenal secara luas, lagi pula secara ideal, sesuai untuk kerja polisi, terutama berperan untuk segala keperluan.
Establishing a Police Dog Program (Menciptakan Program Anjing Polisi)
Seiring berlalunya waktu, sejumlah kesatuan polisi menyatakan bahwa anjing sangat bernilai; yang lain mengatakan bahwa anjing membebani karena memperluas cakupan kerja polisi. Publik Amerika telah berkata: sejumlah warga merasa lebih aman dengan adanya anjing di sekitar mereka, sedang sejumlah lain merasa terintimidasi.
Sekali sebuah kesatuan polisi memutuskan untuk menerapkan program anjing polisi, ada beberapa hal yang harus dilakukan. Yang paling sulit mungkin adalah memperoleh persetujuan dari masyarakat. Anjing mahal harganya dan sering masyarakat tidak dapat menerima program tersebut karena besarnya biaya. Penasihat hukum harus menekankan bahwa secara hukum prorgam ini dapat dipertanggung-jawabkan dan terlindungi dari litigasi sipil. Para pengawas anjing juga harus dipilih dan kompeten untuk bekerja dengan anjing kualitas tinggi. Pengaturan tempat anjing juga harus dibuat bersamaan dengan modifikasi kendaraan untuk transportasi anjing. Perawatan dokter hewan dan pola gizi harus dijalankan karena anjing tersebut harus tetap sehat untuk tugas mereka. Setiap catatan harus dibuat secara cermat atas setiap aspek dari program. Pada akhirnya, sebuah program anjing polisi yang berhasil membutuhkan suatu hubungan masyarakat yang baik, termasuk demonstrasi yang diberikan di depan berbagai lembaga atau kelompok untuk menunjukkan apa yang dapat dilakukan tim anjing dan pengawas untuk melindungi masyarakat. Tentu saja selain pelatihan dasar, yang penting adalah pelatihan rutin secara intensif sehingga tingkat kemampuan tetap tinggi, hingga dapat diterima untuk bekerja di lapangan.
Anjing dan pengawasnya tidak boleh puas dengan hasil yang diperoleh. Pelatihan dasar mencakup kepatuhan, agitasi dan penyerangan, identifikasi kembali, pelacakan, dan pengenalan bau. Selain pelatihan dasar dan pelatihan rutin, ada empat elemen penting untuk mencapai satu unit anjing yang berhasil: (1) harus ada kebijakan dan prosedur yang tepat untuk unit anjing; (2) pengawas anjing harus bertanggung jawab atas tindakan anjing; (3) baik pengawas dan anjing harus dilatih sesuai dengan kebijakan unit, dan (4) tiap tim harus diawasi dan bertanggung jawab atas tindakan dalam kaitannya dengan departemen kepolisian.
Hallmarks of Succesfull Programs (Tanda-tanda Program yang Berhasil)
Banyak program dinas layanan anjing polisi di Amerika tergolong berhasil dan telah dijadikan sebagai unit integral dalam perang melawan kejahatan.
Beberapa karakteristik umum ditemukan dalam program yang dijadikan contoh. Di antara karakteristik tersebut adalah: anjing dan pengawasnya diseleksi secara sangat ketat, sepenuhnya terlatih dan secara teratur menjalani pelatihan rutin intensif. Di samping itu, kebijakan dan prosedur terapan yang sesuai untuk unit anjing harus ada dan secara berkala dilakukan tinjauan ulang. Juga, unit ini harus dikelola dengan baik dan catatan komprehensif atas penampilan setiap unit disimpan, termasuk catatan mengenai tahap pelatihan, penugasan, aktivitas, penangkapan, dan sebagainya. Dan, yang terpenting, tiap pengawas anjing mendapat sertifikat atas suatu standar penampilan, dan sertifikat tersebut diberikan kembali sedikitnya setiap tahun. Jadi, tim yang tidak berhasil memperoleh sertifikat tidak diizinkan bekerja sampai mereka dapat mencapai standar tersebut.
Reasons Why Programs Fail (Alasan Kegagalan Program)
Tidak setiap program anjing polisi berhasil. Penelitian menunjukkan bahwa biasanya ada sejumlah alasan mengapa program anjing dihentikan. Di antara faktor tersebut adalah pengawas anjing meninggalkan kesatuan mereka dan tidak ada petugas lain bersedia menggantikan; unit tersebut terperangkap dalam politik lokal, terkadang karena emosi substansial; program anjing polisi tersebut tidak memperoleh dana memadai; pelatihan dan pelatihan ulang terbukti tidak berhasil; konsekuensi gigitan anjing yang tidak terjamin; anjing terbunuh, terluka, atau pensiun; atau administrasi baru dalam kesatuan tersebut tidak memiliki komitmen kuat terhadap program anjing polisi.
Current Debates (Perdebatan Terkini)
Mengapa dinas anjing polisi tidak digunakan lebih banyak lagi? Besarnya biaya dan lambannya perkembangan program anjing polisi memang menjadi kelemahan utama, tetapi Knutson dan Revering (1983) menunjukkan adanya suatu “prasangka tidak logis mengenai anjing polisi”. Misalnya, sejumlah warga memprotes penggunaan anjing polisi—seakan-akan tongkat polisi, borgol, dan senjata kaliber besar tidak lebih berbahaya dibandingkan seekor hewan berukuran sepertiga besar manusia.
Beberapa pihak mengatakan bahwa anjing polisi mengandung kekuatan mematikan, seperti halnya senjata api. Tanpa perlu dipertanyakan lagi, seekor anjing polisi terlatih memang dapat menyebabkan luka saat hendak membantu melakukan penangkapan. Namun, jarang sekali luka tersebut berakibat fatal. Pada kenyataannya, juga tidak ada trauma melainkan hanya berupa luka-luka lokal. Isu kunci dengan demikian adalah bahwa anjing harus dilatih untuk sepenuhnya responsif terhadap perintah pengawas, termasuk untuk seketika menghentikan pengejaran bila diperintahkan. Jasa anjing polisi dianggap sebagai sebuah rentang kekuatan menengah antara kekuatan tangan polisi dan konsekuensi dari projektil yang ditembakkan lewat senjata api.
Isu lain yang terkadang muncul ke permukaan adalah apakah penggunaan anjing untuk mendeteksi narkoba dapat dikatakan legal. Sebagaimana yang muncul saat ini, hakim yang menangani kasus narkoba harus menentukan tingkat keberterimaan bukti, dan harus berdasar pada prosedur pencarian dan penangkapan yang sah atau tidak. Para pembela mengatakan bahwa hak anjing polisi untuk mengurangi privasi kian meningkat. Oleh karena itu, sampai saat ini, pengadilan telah menyetujui penggunaan anjing polisi berdasarkan kemampuan indera mereka yang peka. Akan tetapi, tampaknya selalu ada tantangan atas pendekatan dalam penangkapan tersebut.
Summary (Ringkasan)
Pada awal tahun 1993, terdapat 3.000 kesatuan polisi Amerika yang menggunakan 14.000 tim anjing terlatih untuk penegakan hukum. Sekitar 7.000 unit berpatroli di jalan, melayani berbagai jasa. Lainnya mengisi peran-peran spesialis di mana kemampuan indera anjing yang sangat peka digunakan untuk mendeteksi benda-benda terlarang, membantu menemukan orang hilang, dan membantu dalam investigasi pelacakan.
Tim anjing terlatih telah membuktikan perannya bagi masyarakat. Kita berharap dapat melihat lebih banyak polisi berkaki empat sedang bertugas di tahun-tahun mendatang.
Kamis, 24 Maret 2011
Penonton Membludak di hari kedua Kapolres Cup I
Penonton Membludak di hari Kedua Kapolres Cup I
Hari kedua penyelenggaraan Turnamen Bulutangkis Skala Umur Kapolres Cup I diwarnai dengan membludaknya penonton di GOR SBR Purin Kendal, animo tinggi penonton itu datang tak hanya dari dalam kota Kendal namun juga dari kota sekitar seperti Semarang dan Batang.
Kapasitas GOR yang mampu menampung sekitar 300 penonton terlihat ramai dengan teriakan dukungan dari para supporter yang kebanyakan adalah keluarga dari para atlet yang bertanding dari sekitar jam 16.00 hingga jam 22.00 WIB.
pertandingan Rabu 23/3 yang memasuki fase Round 1 terjadi di kelas Tunggal Pra Dini Putra didominasi oleh atlet SBR Kendal, tercatat lima atletnya masuk ke babak berikutnya seteah menumbangkan perlawanan lawan yaitu Putra M, Danil Muftika, Mazrul Irfan, Ivan Setianto dan M. Azhra.
di Kelas Dini Putra SBR Mendapatkan perlawanan ketat dari atlet klub FTS dan Madani Kaliwungu dimana beberapa atlet tuan rumah betumbangan seerti ketika M Safri Budi dari Madani mengandaskan Sandi Dwi dari SBR dengan Rubber set, kemudian Kafela Arga Laksana dari Klub Sehat Semarang juga mengalahkan Ananda Hiqom SBR.
Sementara di Kelas Tunggal Anak Putra yang sudah memasuki fase Round 2 sejumlah klub ternama seperti ALtrec ,Sehat, Tristar dan Hamas Semarang,serta Fantastis Weleri mulai unjuk gigi dengan meloloskan atlet andalannya ke babak berikutnya.
Pertandinga lain yang juga mulai memasuki fase Round 2 adalah di kelas Tunggal Anak Putra, dikelas yang difavoritkan penonton ini sejumlah klub dari luar Semarang dan Kendal berhasil meloloskan wakilnya seperti Dwi Novianto dari Klub Prestasi Weleri yang mempecundangi Ryan Sandi dari Mucsatec Batang.
kelas lainnya yang tak kalah riuh oleh aplaus penonton terjadi di kelas Tunggal Pemula Putra, Tunggal Pemula putri,dan Tunggal remaja Putra
Kapolres Kendal AKBP Agus Suryo Nugroho didampingi penasehat turnamen Subur Isnadi SH Mengatakan bahwa pihaknya sejauh ini merasa puas dengan penyelengaraan turnamen tersebut, " Antusiasme penonton pantas mendapat acungan jempol mereka tak lelah memberi dukungan, pemain yang rata rata berusia belia menjadi tambah bersemangar dalam berlaga" Tandas Kapolres saat malam itu meninjau tempat pertandingan
,
Kodim 0715/Kendal sosialisasikan Bio etanol
Kodim 0715/Sosialisasian Kompor Bio Etanol
>
> Bio Etanol sebagai energi alternatif pengganti bahan
> bakar fosil yang diprediksi akan habis dalam kurun waktu
> tertentu kedepan, disosialisasikan secaraintensif kepada
> sekitar 200 tokoh masyarakat yang hadir di Makodim Kamis
> 24/3.
> Dalam acara tersebut diperkenalkan berbagai jenis dan
> kadar bahan bakar bio etanol ang berasal dari fermentasi dan
> penyulingan berbagai hasil pertanian seperti Jagung, Tetes
> tebu, Singkong bahkan yang berasal dari sampah.
> Dengan menggandeng pengrajin kompor dari desa Nglanji
> dan Pidodo serta produsen Bio Etanol seperti Haji Edi Uhadi
> dari Cepiring dan Haji Mawardi dari Tegal,Kodim mencoba
> memberikan penyegaran kepada masyarakat bahwa disekitar
> lingkungan mereka penuh dengan bahan yang jika diolah maka
> akan menjadi sebuah produk bahan bakar yang murah dan
> terperbaharui.
> Rangkaian kegiatan sosialisasi yang menampilkan demo
> memasak menggunakan bio etanol di aula Makodim itu
> dilanjutkan dengan peninjauan ke pabrik pengolahan bio
> etanol di Cepiring yang disaksikan oleh Pabandya Wanwil
> Aster Kasdam IV/Diponegoro Letkol Kav Mustain berkaitan
> dengan Pengawasan dan Evaluasi program hemat energi
> tersebut.
> menurut H Mawardi, produk bio etanolnya sudah
> merambah pasar Jakarta dan kota besar lainnya dengan
> spesifikasi penggunaannya untuk medis, farmasi, Saus Rokok,
> pembersih elemen elektronik dan penghapus Compact Disc
> " Jika ada warga atau anggota TNI yang berminat menjadi
> distributor bio etanol, kami siap mengajari, memasok bahan
> dan membantu pemasarannya " Kata pria yang juga mempunyai
> pabrik di Tegal tersebut.
> Bio Etanol kata Mawardi mempunyai beberapa keunggulan
> seperti rasio pemakaian yang irit, jika dibandingkan, satu
> liter minyak tanah mampu menyalakan kompor selama dua
> setengah jam, sedangkan bio etanol mampu bertahan hingga
> empat jam tetap menyala dengan api biru jernih tanpa jelaga
> dan tak berbau menyengat.
> Dandim 0715/Kendal Letkol Erwin Rustiawan melalui
> Pasiter Kapten Harmanto mengatakan bahwa program sosialisasi
> ini rencanananya akan dilakukan secara rutin sebagai sarana
> komunikasi TNI dan Masyarakat serta menumbuhkan budaya hemat
> energi
Senin, 21 Maret 2011
TNI/Polri bantu perbaikan jembatan rusak
TNI/Polri Bantu Perbaikan Jembatan Darurat Kangkung
Jembatan Kangkung yang terletak di desa Tanjungmojo dan menghubungkan antara tiga desa yaitu Lebosari, Kangkung dan Tanjungmojo yang patah menjadi dua serta tidak bisa dilewati sejak 2010 menyisakan sebuah masalah, dimana jembatan alternative darurat yang dibangun disebelahnya kini mulai mengalami kerusakan.
Camat Kangkung Gunawan Wibisono S.Sos mengatakan bahwa kerusakan jembatan darurat itu terjadi di sepanjang koridor masuk jembatan, dengan definisi jalan berlubang dan bergelombang sehingga bisa membahayakan pengguna jalan , “ Untuk itu kami upayakan perbaikan secara swadaya dengan dana iuran dari para Kepala Desa dan para donatur “, paparnya .
Perbaikan itu dilakukan pada hari Minggu 20/3 dengan melibatkan tenbaga kerja sukarela dari Kodim 0715/Kendal sebanyak satu SST (Satu Satuan Peleton) atau sekitar 30 orang yang terdiri dari personil Koramil Cepiring, Koramil Gemuh, Koramil Pegandon dan Koramil Patebon sementara dari Polres menurunkan satu Regu atau sekitar 12 orang dari Polsek Kangkung, dari aparatur kecamatan menerjunkan 10 personil yang langsung dipimpin oleh Camat.sementara bantuan juga datang dari sekitar 180 mahasiswa IKIP PGRI Semarang yang tanpa sungkan turut membantu kerja bakti tersebut.
Partisipasi warga juga tergolong tinggi, bersama dengan aparatur pemerintahan, puluhan masyarakat setempat dari tiga desa itu nampak guyub bahu membahu mengangkat ember berisi adonan semen dan pasir serta batu Kricak untuk plester jalan masuk kearah jembatan.
Dandim 0715/Kendal Letkol Inf Erwin Rustiawan didampingi Danramil Cepiring/Kangkung Kapt Inf Asikin dan Kapolsek AKP Sumaryono mengatakan bahwa pada prinsipnya TNI/Polri siap membantu Pemda dalam kegiatan kemasyarakatan seperti memperbaiki jembatan Kangkung ini, “ Jembatan yang rusak ini punya nilai strategis bagi kehidupan perekonomian warga karena menghubungkan kecamatan Cepiring dan Kecamatan Kangkung, dengan terperbaikinya jembatan maka kegiatan warga akan kembali berjalan normal” tandas Dandim.
Usman (45) pemilik bengkel Sepeda motor di wilayah Kangkung mengatakan bahwa selama ini warga berharap jembatan yang patah bisa segera diperbaiki namun jika memang belum dianggarkan maka warga juga akan sabar menunggu “ Dengan adanya jembatan darurat sangat menolong kehidupan perekonomian warga, respon Pemda yang cepat memperbaiki jembatan darurat ketika mengalami kerusakan sangat diapresiasi masyarakat” tutur pria berambut mirip Ahmad Albar tersebut.
Jumat, 18 Maret 2011
Polres Kendal Ngontel Bareng dengan Komunitas Sepeda Antik
Sabtu 19 Maret 2011 bertempat di Mapolres Kendal sekitar 150 pecinta sepeda tua atau yang biasa orang kendal menyebutnya sepeda Onta atau sepeda Kebo mengadakan kegiatan sepeda jelajah Kendal dengan rute start dari Mapolres kearah timur menyusuri jalan Karangsari, ketapang dan memeutar melewati beberapa jalan pemukiman dan finish kembali ke Mapolres.
Wakapolres Kendal Kompol Guntur Agung SIK yang memimpin kegiatan itu mengatakan bahwa kegiatan ini selain untuk melestarikan sepeda onta, juga untuk menjalin keakraban antara Polres dan masyarakat
acara tersebut nampak meriah karena sebelas klub sepeda Onta seperti Paguyuban Pengguna sepeda Onta (PPSO) "Mbah Kung" Kendal, Cangkring Ontel Community (COC) Paguyuban sepeda Ontel Purwokerto (Pasepur), Paguyuban Ontel Podosari (POP) Gemuh X Semoyo dan lainnya kompak mengayuh sepedanya menembus dinginnya udara pagi kota Kendal
Sutriyono (45) atau biasa disapa Mas Tri Koni dan Mbah Warno Podosari (70) pecinta sepeda onta yang mengikuti kegiatan tersebut mengatakan bahwa sudah empat kali ini paguyuban pecinta sepeda tua berkegiatan dengan Polres Kendal, " Dalam setiap kegiatan kami dilibatkan sehingga tercipta persaudaraan dan komunikasi yang erat antara polisi dan masyarakat melalui olahraga bersepeda ini" tutur mereka sambil tersenyum
Selasa, 15 Maret 2011
Turnamen Bulutangkis Kapolres Cup 2011
Kejuaraan bulutangkis Kapolres Cup
Turnamen skala umur putra putri kabupaten Kendal dan klub undangan bertajuk Kapolres Cup I tahun 2011 akan diselenggarakan tanggal 22 hingga 26 maret 2011 bertempat di GOR SBR Jalan Tentara Pelajar no 09 Purin Kendal.
Kapolres Kendal AKBP Agus Suryo Nugroho SH didampingi Ketua Panitia Dokter Turidin mengatakan bahwa turnamen ini bertujuan untuk memberikan pembinaan kepada atlet usia dini, memupuk dan meningkatkan prestasi olahraga bulutangkis dikabupaten Kendal dengan dukungan penuh dari pemerintah dan pihak swasta.
Kelas yang dipertandingkan yaitu ; Kelas Pra dini Kelompok Umur(KU) 8 tahun, Dini Utama KU 10 tahun , Anak anak Utama KU 12 tahun, Pemula Utama KU 14 tahun, Remaja Utama KU 16 tahun dan Taruna Utama 18 tahun.
Pendaftaran dilayani di GOR SBR di 087832225578, Pak Slamet untuk wilayah Batang di 081326731173, Wilayah Cepiring dengan Wisnu Dewabrata di 08174175508 dan untuk wilayah Semarang di kantor PBVSI Semarang.
AKBP Agus Suryo Nugroho SH
Kapolres Kendal resmikan RPM Patean
Kegiatan Peluncuran Rumah Pelayanan Masyarakat (RPM) atau Griya Adem Ayem Kecamatan Patean 15 Maret 2011, oleh Kapolres Kendal AKBP Agus Suryo Nugroho SH dengan dihadiri oleh seluruh Kabag Kasat, serta Kanit Bimas AKP Sri Utami, Kapolsek, Danramil, ADM PTP Nusantara IX sukomangli , Camat, Kades dan Sekdes seluruh Kecamatan Patean serta tokoh pemuda dan tokoh masyarakat., lokasi RPM didesa Curug sewu Kec Patean, kapolsek AKP Sukarno , Camat Marwoto SE.
30 RPM Kecamatan Patean, Patean 14 Desa. Ketua RT dan RW seluruh Kec Patean.
Sambutan masyarakat cukup meriah dan antusias, di pintu masuk Kapolres di sambut oleh iringan gamelan dan kesenian khas Sukomangli Patean yaitu Kuda lumping lengkap dengan sejumlah penarinya serta orkes orjen tunggal “El Fatah”sumbangan dari paguyuban pemuda setempat.
Kapolres Kendal AKBP Agus Suryo Nugroho SH didampingi oleh Kapolsek Patean AKP Sukarno dan Camat Marwoto SE mengatakan bahwa Patean yg berada di ketinggian 600 meeter diatas pemukaan laut dan berpeduduk sekitar 5 juta jiwa dengan kontur wilayah yang berbukit .
Kapolres mengatakan bahwa filosofi dasar penegak hukum saat ini adalah untuk meraih hati masyarakat, terimakasih kepada warga yang telah bersedia merelakan rumahnya untuk RPM sehingga ketika ada suatu masalah maka akan bisa di selesaikan dengan cara musyawarah dan mufakat, selain itu dikandung maksud bahwa jaring informasi akan terjalin rapi antr polisi dan masyarakat.
Pendekatan dan pelayanan yang diberikan oleh polisi juga akan semakin maksimal diberikan , untuk membangun wawasan pelayanan harus didasari oleh ketulusan.
Berkaitan dengan upya polres kendal dalam perkembangan globalisasi ini , polisi harus mengembangkan kemampuan, mengingat pelaku kejahatan semakin canggih dalam mengembangkan modusnya..
Kecamatan adalah miniatur dari negara, sehingga peran serta Muspika sangat pentinh sekali untuk menciptakan kondusifitas wilayah, dalam waktu dekat seluruh kecamatan akan didirikan RPM sehingga silaturahim antara kepolisian dan warga tidak buntu dan mampu diselesaikan dengan baik.
KH Solahudin, tokoh masyarakat Kendal mengatakan bahwa sebagai warga Kendal pihaknya merasa bangga dan terayomi dengan adanya Rumah Pelayanan Masyarakat. Kedepan Kyai kondang tersebut berharap RPM tidak hanya sebagai jalur pelaporan tapi juga sebagai sarana jemput bola aparatur penegak hukum untuk memberikan perlindungan hukum kepada warganya, sebab problem seperti peredaran minuman keras dan narkoba yang efeknya bisa merusak moral dan mental anak bangsa sudah mulai merambah ke pedesaan dan tersembunyi peredarannya sehingga dengan adanya RPM maka informasi dan komunikasi bottom up akan semakin intensif.
Kapolres Kendal resmikan RPM Patean
Senin, 14 Maret 2011
SAMPAH DI SUKOREJO
Sampah di Sukorejo
08 Agustus 2006
[Cetak] [Kirim ke teman] [Link]
Pengirim : Aryo Widiyanto AMd
Email : No Email
Jalan raya yang menghubungkan Weleri - Sukorejo Kendal menyimpan eksotisme tersendiri. Rute yang berkelok-kelok, di kanan kirinya terhampar sawah dan hutan nan hijau alami. Di sepanjang jalur juga terdapat berbagai objek wisata di antaranya Gua Bunda Maria, Ratu Besokor Weleri hingga yang paling terkenal, air terjun bertingkat tiga tertinggi di Jateng yaitu Curug Sewu.
Sukorejo tidak hanya terkenal karena budidaya anggrek hutan yang sukses dikembangkan oleh kelompok tani desa itu beberapa waktu lalu. Bahkan ular raksasa yang diklaim sebagai terbesar di Asia Tenggara juga ada di kompleks taman wisata Curug Sewu dan pernah dijadikan objek syuting kru MTV Amerika.
Namun di balik kemegahan, tersimpan sedikit cela yang akan mengganggu jika tak segera dibenahi. Persis di tengah jalur Sukorejo Weleri terdapat tempat penimbunan sampah di pinggir jalan yang menebarkan bau tak sedap. Tampaknya yang berwenang tak memikirkan kenyamana pemakai jalan.
Mereka terbiasa membuang sampah di lokasi yang sebenarnya areal hutan jati. Memang jika dicermati tiga lokasi pembuangan sampah terbesar di Kabupaten Kendal seperti Sukorejo, Boja dan Darupono, terletak persis di tengah hutan jati.
Celakanya para turis yang ingin mengunjungi Curug Sewu mau tak mau harus lewat pinggiran kubangan sampah tersebut dengan tikungan tajam khas Sukorejo. Ke depan semoga ada pemikiran yang lebih cerdas dari aparat agar masalah sampah mendapat penanganan yang lebih profesional.
Aryo Widiyanto AMd Jl Sri Agung 234 Cepiring, Kendal
Edisi Suara Merdeka - 08 Agustus 2006
08 Agustus 2006
[Cetak] [Kirim ke teman] [Link]
Pengirim : Aryo Widiyanto AMd
Email : No Email
Jalan raya yang menghubungkan Weleri - Sukorejo Kendal menyimpan eksotisme tersendiri. Rute yang berkelok-kelok, di kanan kirinya terhampar sawah dan hutan nan hijau alami. Di sepanjang jalur juga terdapat berbagai objek wisata di antaranya Gua Bunda Maria, Ratu Besokor Weleri hingga yang paling terkenal, air terjun bertingkat tiga tertinggi di Jateng yaitu Curug Sewu.
Sukorejo tidak hanya terkenal karena budidaya anggrek hutan yang sukses dikembangkan oleh kelompok tani desa itu beberapa waktu lalu. Bahkan ular raksasa yang diklaim sebagai terbesar di Asia Tenggara juga ada di kompleks taman wisata Curug Sewu dan pernah dijadikan objek syuting kru MTV Amerika.
Namun di balik kemegahan, tersimpan sedikit cela yang akan mengganggu jika tak segera dibenahi. Persis di tengah jalur Sukorejo Weleri terdapat tempat penimbunan sampah di pinggir jalan yang menebarkan bau tak sedap. Tampaknya yang berwenang tak memikirkan kenyamana pemakai jalan.
Mereka terbiasa membuang sampah di lokasi yang sebenarnya areal hutan jati. Memang jika dicermati tiga lokasi pembuangan sampah terbesar di Kabupaten Kendal seperti Sukorejo, Boja dan Darupono, terletak persis di tengah hutan jati.
Celakanya para turis yang ingin mengunjungi Curug Sewu mau tak mau harus lewat pinggiran kubangan sampah tersebut dengan tikungan tajam khas Sukorejo. Ke depan semoga ada pemikiran yang lebih cerdas dari aparat agar masalah sampah mendapat penanganan yang lebih profesional.
Aryo Widiyanto AMd Jl Sri Agung 234 Cepiring, Kendal
Edisi Suara Merdeka - 08 Agustus 2006
Burung Hantu Punah
Burung Hantu Punah
Teman diskusi saya Pak Edy Winarto warga Desa Pidodo Kulon Patebon Kendal sering mengeluhkan tentang merebaknya hama tikus di sawah. Konon penyebabnya adalah hampir punahnya burung hantu dan ular sawah yang selama ini menjadi pemangsa alami bagi binatang pengerat tersebut akibat diburu para pemburu liar.
Mereka biasanya bersenjatakan senapan angin, apalagi sudah ada pengepul di daerah Kabupaqten Batang yang mau membeli burung hantu Rp 90 ribu/ekor. Sementara untuk ular sawah dijual kepada penjual sate ular. Tikus menurut para petani adalah binatang yang kuat daya tahannya dan cepat beradaptasi.
Ketika masa panen padi, binarang itu serentak menyerbu ke sawah menghabisi bulir padi yang mulai menguning. Saat panen selesai, kawanan tikus langsung berpindah ke rumah penduduk untuk menggerogoti persediaan makanan orang. Celakanya tikus tidak hanya numpang makan tapi juga menyebarkan penyakit seperti leptospirosis/kencing tikus dan pes.
Mohon Pemkab Kendal bekerja sama dengan DPRD dan Kepolisian menggodok perda yang menjerat para pemburu liar agar menghentikan aksi memburu burung hantu dan ular sawah. Jika tidak ada perda itu tentu hama tikus akan makin merajalela dan merugikan petani
Aryo Widiyanto AMd
Jl Sri Agung 234 Cepiring, Kendal
***
Teman diskusi saya Pak Edy Winarto warga Desa Pidodo Kulon Patebon Kendal sering mengeluhkan tentang merebaknya hama tikus di sawah. Konon penyebabnya adalah hampir punahnya burung hantu dan ular sawah yang selama ini menjadi pemangsa alami bagi binatang pengerat tersebut akibat diburu para pemburu liar.
Mereka biasanya bersenjatakan senapan angin, apalagi sudah ada pengepul di daerah Kabupaqten Batang yang mau membeli burung hantu Rp 90 ribu/ekor. Sementara untuk ular sawah dijual kepada penjual sate ular. Tikus menurut para petani adalah binatang yang kuat daya tahannya dan cepat beradaptasi.
Ketika masa panen padi, binarang itu serentak menyerbu ke sawah menghabisi bulir padi yang mulai menguning. Saat panen selesai, kawanan tikus langsung berpindah ke rumah penduduk untuk menggerogoti persediaan makanan orang. Celakanya tikus tidak hanya numpang makan tapi juga menyebarkan penyakit seperti leptospirosis/kencing tikus dan pes.
Mohon Pemkab Kendal bekerja sama dengan DPRD dan Kepolisian menggodok perda yang menjerat para pemburu liar agar menghentikan aksi memburu burung hantu dan ular sawah. Jika tidak ada perda itu tentu hama tikus akan makin merajalela dan merugikan petani
Aryo Widiyanto AMd
Jl Sri Agung 234 Cepiring, Kendal
***
Rabu, 02 Maret 2011
Polres Kendal
FKPM Desa Sudipayung live di TVRI
Forum Komunikasi Polisi Masyarakat desa Sudipayung Kecamatan Ngampel Kendal menorehkan prestasi positif dengan menampilkan Rumah Pelayanan Masyarakat (RPM) desa tersebut di TVRI Pusat Jakarta Bertempat di RPM Desa Sudipayung RT 3/1`Jumat 25 February 2011 shooting dilakukan oleh TVRI , dengan mengambil alur cerita dikisahkan bahwa di desa itu terjadi pencurian ayam yang dilakukan oleh pemuda pengangguran, pelaku dipergoki oleh warga yang kemudian membawanya ke Rumah Pelayanan Masyarakat, terjadi kekisruhan dan menjurus anarkis ketika warga yang emosional hendak menghakimi pelaku, dengan membawa pentungan dan berbagai senjata tajam ratusan warga menyerbu tersangka, beruntung anggota FKPM dibantu Babinkamtibmas Polsek Pegandon sigap mengamankan pelaku,setelah keadaan terkendali sejumlah polisi dari Polsek Pegandon dipimpin oleh Kapolsek AKP Hiryanto membawa pelaku dan barang bukti dengan didampingi oleh pengurus FKPM untuk diadakan mediasi, ketika disidang dan dikonfrontir ternyata motif pelaku mencuri adalah untuk lauk makan, berdasarkan rasa kemanusiaan akhirnya pelaku dibebaskan setelah terlebih dahulu berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya dan diwujudkan dalam sebuah Surat Pernyataan yang ditanda tangani oleh pengurus FKPM Serta disaksikan pihak Polsek.
Menurut Amanat (50) sutradara TVRI dan penulis skenario acara tersebut, latar belakang dipilihnya FKPM desa Sudipayung ini adalah karena pembinaan yang dilakukan seperti dengan memberdayakan masyarakat melalui RPM dan kegiatan positif lain terus dilakukan sehingga diharapkan bisa menjadi contoh bagi FKPM di kecamatan lain di Kabupaten Kendal.
Kapolres Kendal AKBP agus Suryo Nugroho SH Didampingi oleh Camat Ngampel Hasyim Tri Joko dan Kapolsek AKP Hiryanto mengatakan bahwa prestasi FKPM Sudipayung memang patut dibanggakan karena mampu mengefektifkan RPM didukung oleh segenap warganya, “Saat proses shooting untuk TVRI saya sempat kaget dengan antusiasme warga mengikuti acara itu, bahkan sejumlah warga lanjut usia tetap bersemangat walaupun cuaca mendung dan sedikit gerimis”
Kepala Desa sudipayung mengungkapkan bahwa pihaknya merasa bangga karena di usia FKPM desanya yang menginjak usia 4 tahun telah mendapat kepercayaan dari Polres , imbasnya dulu polisi di desanya diangap sbagai momok yang menakutkan tapi kini keberadaaan polisi dianggap sebagai mitra dan pengayom yang diharapkan kedatangannya .
Prestasi FKPM Desa Sudipayung ini nampaknya tidak hanya diakui ditingkat Kabupaten namun dari Provinsi dalam hal ini Polda jateng juga mengapresiasi, Senin 28 Februari 2011 tim dari Direktorat Pembinaan Polisi Masyarakat (Ditbinpolmas) Polda Jateng berkenan meninjau FKPM desa yang terkenal dengan hasil pertanian tembakaunya itu.
Kasubdit Binpolmas Polda Jateng AKBP Desak Putu Menu, didampingi Kasat Bimas Polres Kendal AKP Sri Utami SH mengungkapkan pihaknya merasa salut dan apresiasi atas kemajuan yyang dcapai oleh FKPM desa Sudipayung, yang didukung penuh oleh bapak Kapolres Kendal mengingat keberadaan FKPM sangat membantu keberadaan Polri yang sampai saat ini belum memenuhi rasio ideal perbandingan dengan masyarakat. Dalam kesempatan tersebut Kasubdit Binpolmas juga meninjau Rumah Pelayanan Masyarakat dan mengadakan tanya jawab dengan warga
Polres Kendal
Angkot Demo, Pelajar Telantar
Demonstrasi atau unjuk rasa memang merupakan perwujudan dari demokrasi, begitu juga ketika sejumlah Angkutan Kota atau Angkot berdemonstrasi mogok tidak beroperasi di seluruh wilayah Kendal pada hari Kamis 10 Februari 2011, namun pernahkah disadari bahwa imbas dari unjuk rasa tersebut ternyata membuat ribuan pelajar telantar karena tak mendapatkan alat transportasi menuju sekolah mereka?.
Aksi mogok yang dilakukan berulang kali itu dipicu tidak tuntasnya permasalahan tentang trayek Angkutan Kota Dalam Provinsi yang berbenturan dengan regulasi Terminal Mangkang, sejumlah awak Bus mini yang biasa beroperasi mengangkut penumpang memang sempat beberapa kali memarkir pasif armadanya diantaranya di Alun Alun kota Kendal, di Terminal Mangkang hingga Mapolda Jateng.
Perjuangan para awak angkutan itu dalam memperjuangkan nasibnya memang perlu diapresiasi namun salah satu akibatnya adalah para pelajar yang sedang menuntut ilmu menjadi telantar dan harus diangkut oleh 22 mobil patroli Polres Kendal, 1 Truk dari Kodim 0715/Kendal, 1 Truk Satpol PP untuk mengangkut anak anak tersebut.
Elvira Apriliani ( 12) pelajar putri yang bertempat tinggal di Botomulyo mengaku harus berjalan kaki sejauh 4 Kilometer dari rumahnya menuju sekolahnya di SMP 2 Patebon karena tak ada angkutan, tentu hal tersebut sangat melelahkan bagi seorang anak sekecil dia, “Untung sewaktu pulang ada tumpangan gratis dari mobil patroli Polres sehingga saya tak harus mlaku dari sekolah ke rumah” tutur Vira, panggilan akrabnya
Sementara M Zuhad Effendy ( 13) murid MTS Negeri Kendal terpaksa harus menumpang Bus milik PT Rimba Partikel dan berdesakan dengan para karyawan yang ada di kendaraan itu dari rumahnya di dudun Margosari Kecamatan Patebon menuju sekolahnya yang ada di pusat kota juga karena tak ada angkutan
. Memprihatinkan memang melihat sejumlah anak TK dan SD dengan diantar oleh Ibunya kepanasan menanti angkot yang tak kunjung datang, keringat menetes dari dahi mungil mereka, beberapa bahkan tertidur karena kelelahan
Pantauan reporter majalah ini mendapati bahwa ada beberapa titik yang dipenuhi para pelajar yang telantar mulai dari Sekolah Dasar hingga SMA yaitu di pertigaan Weleri arah Sukorejo, areal depan pasar Weleri , pertigaan Sriagung Cepiring, Pertigaan Tlahab Gemuh, Bundaran tugu ayam Gemuh,dan pertigaan Kaliwungu.
Untunglah demonstrasi mogok operasi angkutan itu hanya berlangsung sehari karena hari Jumat esoknya, armada angkutan itu sudah mulai beroperasi kembali, namun suatu ketika jika nanti para pemilik Angkot itu akan berdemonstrasi tentu mereka akan lebih bijak lagi karena sudah melihat imbas dari unjuk rasa itu ternyata juga membuat para pelajar kesulitan dalam menuntut ilmu.(Aryo Widiyanto)
Polsek Gemuh : Mengabdi dalam kesederhanaan
Menjalankan tugas adalah merupakan sebuah amanah dan kehormatan yang dijunjung tinggi oleh segenap jajaran Polres Kendal, namun dibalik semangat menjalankan tugas itu terkadang terselip sebuah cerita yang jarang diketahui oleh masyarakat, masih ada sigma bahwa institusi Polri adalah sebuah organisasi yang “Wah” dengan berbagai sisinya, namun tengoklah dinamika para Bhayangkara di sejumlah Sektor kepolisian di desa, niscaya akan terselip haru melihat keteguhan personilnya mengabdi dalam kesederhanaan.
Kepolisian Sektor Gemuh atau masyarakat akrab mnengenalnya sebagai Polsek Gemuh, terletak di ujung selatan Kabupaten Kendal, terkenal dengan wilayahnya yang berhutan jati dan sebagian konon mengandung minyak bumi yang siap dieksplorasi oleh Pertamina, daerahnya yang merupakan sentra penghasil tembakau jelas melahirkan cukong dan juragan berkantong tebal di desa desa sekitarnya, namun jangan dibayangkan kemakmuran wilayah itu membawa para anggota Polsek Gemuh bergelimang dalam gemerlap dunia.
Ketika Reporter BMB beranjangsana ke kantor Polsek tersebut, tampaklah bahwa pameo Polsek Gemuh sebagai Polsek yang sederhana bukanlah berita isapan jempol, dengan kondisi bangunan yang merupakan gedung peninggalan Belanda, nampak kokoh tapi ada beberapa kayu penyangga genting yang sudah lapuk, genting yang “rompal” serta cat yang sudah mulai mengelupas.
Keterbatasan itu tidak membuat para Polisi yang bertugas disana menyerah, Kapolsek Gemuh AKP Misman senantiasa berpesan kepada para anggotanya saat apel pagi untuk selalu mempunyai “Roso Handarbeni” atau rasa memiliki terhadap markasnya, alhasil segenap anggota dengan swadaya mulai timbul kesadaran untuk membenahi ruangannya, berbagai upaya dilakukan mulai dari menjaga kebersihan, menambal dinding yang terkelupas, mengecat, hingga mengantisipasi kerusakan bangunan.
Ruangan Kapolsek sendiri menurut pemantauan BMB berubah dari yang dulu berkesan kusam, berjelaga dilangit-langitnya, gelap dan agak ‘singup’, ditangan AKP Misman, ruangan Kapolsek diubah dengan sedikit sentuhan seni menjadi terang dengan cat krem cerah dilapisan dindingnya, ditambah dengan sofa dan kursi minimalis berwarna coklat dan maroon serta dipadu dengan lantai keramik putih , menjadikan ruang itu sedap dipandang dan para tamu menjadi lebih nyaman seolah ada di rumah koleganya sendiri. Uniknya semua upaya pembenahan itu sebagian besar dilakukan dengan system swadaya anggota
Imbas dari penataan ruangan yang nyaman tersebut membuat percaya diri para anggota juga otomatis meningkat,“ Banyak tokoh Masyarakat seperti Bapak Kyai dan Romo Pendeta, Kepala Desa, dan tokoh pemuda sering singgah di kantor kami untuk sekedar menyapa dan mengabarkan kesehatan, kami merasa terhormat dan memandang hal itu sebagai bentuk kemitraan antara Polri dan Masyarakat”tandas Kapolsek.
Kapolres Kendal AKBP Drs Agus SuryoNugroho SH memberi apresiasi tinggi terhadap inisiatif personil Polsek Gemuh dalam membenahi Mapolseknya secara swadaya “ Hal ini menandakan bahwa Polsek Gemuh mampu menjabarkan metode ATM yaitu Amati, Tiru, Modifikasi ditambah dengan Inovasi dan Kreatifitas , kedepan saya berharap Polsek lain membuat terobosan signifikan seperti Polsek Gemuh” kata Kapolres.
Langkah kreatif seperti yang ditunjukkan oleh AKP Misman dan anggotanya dengan membuat perbaikan di Markasnya yang berimbas pada semakin nyamannua masyarakat berinteraksi dengan Polisi adalah merupakan sebuah langkah positif, hal itu sejalan dengan arah reformasi Polri yang tertuang dalam “Grand Strategy Polri 2005-2025” dimana dijabarkan dalam Tahap I :Trust Building 2005-2010 Keberhasilan Polri dalam menjalankan tugasnya memerlukan dukungan dan kerjasama masyarakat dengan landasan kepercayaan dan Tahap II : Partnership Building 2011-2015 dimana perlu dibangun kerjasama yang erat dengan berbagai pihak yang terkait dengan pekerjaan Polri serta Tahap III Strive For Excellent 2016-2025 membangun kemampuan pelayanan public yang unggul dan dipercaya masyarakat.(Aryo/Eli/Oki)
Polres Kendal
Polres dan Kodim Bantu Warga Perbaiki Tanggul Rowosari
Hujan deras dan angin kencang yang terjadi di Kabupaten Kendal selain berakibat banyaknya pohon dan baliho tumbang ternyata juga berakibat abrasi atau penggerusan tanah tanggul sungai.
Di alur Kali Kuto terutama di desa Randusari Gempolsewu kecamatan Rowosari penggerusan yang berakibat longsornya sebagian tanggul disungai yang berada di sebelah barat pangkalan Nelayan dekat Tempat Pelelangan ikan (TPI) desa tersebut.
Polres melalui Polsek Rowosari menurunkan satu regu atau sekitar 12 Orang untuk membantu warga sementara Kodim 0715/Kendal menurunkan 1 Satuan Setingkat Peleton personil atau sekitar 30 orang dari Koramil Rowosari, Koramil Weleri dan Makodim memperbaiki tanggul yang longsor itu, bersama warga, para bhayangkara negara itu bahu membahu dengan masyarakat menyiapkan barikade penahan arus air yang terbuat dari karung diisi dengan tanah yang diambil dari endapan dipinggir sungai sebelah barat SPBU nelayan Gempolsewu.
Perbaikan tanggul itu mengalami kendala karena dari lokasi pembuatan barikade karung penahan longsor yang berada di sebelah timur menuju tanggul longsor disebelah barat terpisah oleh sungai lebar dan tak ada jembatan yang menghubungkan , terpaksa TNI/Polri dan warga mengangkut karung tanah itu menggunakan perahu yang menyita waktu serta tenaga.
Kaur Umum desa Gempolsewu Charmadi (40) menuturkan bahwa longsornya tanggul itu sebenarnya sudah terjadi sejak tahun 2007 namun puncaknya adalah Kamis 13/1 dimana akibat dari meluapnya aliran air, sebagian badan tanggul tergerus dan terbawa arus, sehingga warga yang tinggal di sekitar bantaran sungai menjadi resah serta takut, akhirnya atas inisiatif dan dana swadaya masyarakat, sekitar 673 Kepala Keluarga dari tiga dukuh yaitu Randusari, Rejosari dan Saribaru sepakat memperbaiki tanggul tersebut, “Kami sudah mengajukan permohonan bantuan ke Pemda berupa bambu pancang, peralatan pendukung seperti cangkul dan sebagainya, serta karung utk membuat barikade penahan air namun yang dipenuhi oleh Pemda baru karung saja, untuk peralatan seperti cangkul kami terpaksa pinjam ke desa sebelah mengingat mayoritas warga dukuh kami adalah nelayan yang tak punya cangkul, kami berharap Pemda menurunkan bantuan lagi sesuai kebutuhan warga dan jika perlu ada alat berat dari Binamarga sehingga kerja warga teringankan” tandas Charmadi.
Kapolres Kendal AKBP Agus Suryo Nugroho bersama Dandim 0715/Kendal Letkol Inf Erwin Rustiawan didampingi Danramil Rowosari Kapten Kav Jatmiko dan Kapolsek Rowosari AKP Pramono mengatakan bahwa pada prinsipnya pihaknya siap membantu warga kapanpun dibutuhkan, “ Untuk perbaikan tanggul ini anggota kami akan bekerja semaksimal mungkin bersama masyarakat Gempolsewu , itu adalah salah satu bentuk kemanunggalan TNI/Polri dan masyarakat “ tandasnya .(Aryo Widiyanto)
Anak “Punk” Kian Meresahkan warga
Lapor ke FKPM gara gara anak terseret wabah “Anak Punk”
Ketika tahun 70-an dunia sempat dihebohkan oleh wabah gaya hidup “Hippiest” dimana para pengikutnya menganut gaya hidup berkelompok, berpakaian seadanya dan berkesan tanpa aturan sesuai norma masyarakat pada umumnya.
Kini di Indonesia terutama di pulau Jawa khususnya di kota besar semacam Jakarta, Semarang dan beberapa kota disekitarnya terjangkit wabah yang hampir serupa Hippiest namun kini berkesan lebih ekstrim, jika Hippiest mengusung gaya berkesan damai , wabah yang biasa disebut “Anak Punk” ini mengusung ciri keras dan kumuh dimana simpatisannya yang mayoritas dari kalangan pelajar dan anak dibawah umur berpakaian serba hitam, dekil dan jika didekati akan tercium bau tak sedap yang konon disebabkan mereka jarang mandi.
Anak Punk berasal dari bahasa Inggris Punk yang secara literal bisa berarti :Seorang (muda) yang tak berpengalaman menurut kamus bahasa Inggris karangan John M Echols dan Hassan Shadily terbitan PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta (1994) namun oleh para pengikutnya “Punk “ juga secara bebas ditafsirkan sebagai “Punk Rock” yaitu aliran musik cadas yang tenar di era delapan puluhan yang sering dianalogikan dengan seseorang berpakaian jaket kulit berlengan buntung membawa gitar serta berpotongan rambut ala Mohawk Indian.
Di Kendal sendiri demam anak punk ini sudah merambah hingga pedesaan,sejumlah anak dibawah umur dari berbagai wilayah Kendal disinyalir menjadi pengikut gaya hidup kontra produktif tersebut. Yang sangat memprihatinkan adalah para “Punkers” sebutan bagi pengikut aliran ini sebagian besar adalah anak usia sekolah, mereka dengan tubuh penuh debu tebal sering terlihat mengamen di lampu merah
Beberapa tempat yang sering menjadi ajang aktifitas mereka adalah diantaranya di perempatan Ungup ungup Rowosari, Lampu merah di sebelah kanan Masjid Agung Kendal, pertigaan Sriagung Cepiring dan Alun alun Kendal.
Tindakan preventif dari instansi yang berwenang dalam hal ini Satpol PP dan Dinas Sosial sering dilakukan diantaranya dengan mengadakan razia atau pembinaan bekerjasama dengan kepolisian ataupun Dinas Pendidikan setempat namun nampaknya tak memberi efek jera pada para pelakunya.
Efek yang dirasakan paling berat adalah di pihak orang tua, seperti yang dirasakan oleh Siti ( 43) warga Botomulyo Rt 4/5 Cepiring, gara gara anak perempuannya yang bernama , sebut saja, Bunga (15) terseret pergaulan dengan para Punkers dan meninggalkan rumah selama hampir dua minggu, perempuan itu kemudian mengadu kepada pengurus FKPM Kecamatan yang kemudian mengantar Siti ke Polsek Cepiring untuk melaporkan secara resmi kejadian yang dialaminya.
Saat dimintai keterangan tentang kronologi peristiwanya oleh Kapolsek Cepiring AKP Muslich S.Ag didampingi oleh Kasie Humas Brigadir Supriyanto, Siti menuturkan bahwa awalnya sang anak sebagaimana pelajar lainnya bersekolah dan berinteraksi dengan teman sebayanya namun setelah sekitar dua bulan terakhir ini bergaul dengan para anak Punk yang sering mangkal di Alun Alun Kendal perilaku putrinya berubah menjadi liar, sering membantah pada orang tua dan bahkan pergi dari rumah selama dua minggu demi mengikuti teman temannya.
“ Selama masa dua minggu pergi dari rumah itu anak saya pernah menelepon dan mengabarkan bahwa dia ada di Solo untuk mengikuti acara yang disebut “Sosial anak Punk” yaitu semacam konser musik yang mempertemukan para punkers dari berbagai wilayah, setelah itu katanya dia juga akan “ Mbonek” (Sebutan untuk menggelandang dengan menumpang truk atau mobil –red) ke Jogja, Pekalongan dan daerah lain guna mengikuti acara tersebut” papar Siti.
Wanita berkulit gelap itu juga menuturkan bahwa dirinya merasa khawatir dengan pendidikan dan masa depan anaknya mengingat sepertinya Bunga sudah tak mempedulikan lagi tentang sekolah dan pelajarannya, yang ada dibenak remaja itu hanyalah pergi mengikuti kelompoknya.
Kapolres Kendal AKBP Agus Suryo Nugroho SH mengatakan bahwa fenomena anak Punk memang meresahkan warga dan berimbas pada degradasi moral dan pola pikir para pengikutnya yang mayoritas adalah anak dibawah umur karena mereka meninggalkan pendidikan untuk hidup menggelandang di jalanan, “ Kami akan koordinasikan dengan instansi terkait dalam hal ini Dikpora, Dinsos dan Satpol PP untuk menertibkan anak punk ini, Polisi dalam domain masalah ini berupaya untuk mereduksi keresahan masyarakat yaitu para orang tua yang kehilangan anaknya akibat terseret pergaulan dengan para Punkers, tindakan tegas seperti razia gabungan dan pembinaan adalah opsi yang kemungkinan akan diambil ” tandas Kapolres.
Lapor ke FKPM gara gara anak terseret wabah “Anak Punk”
Ketika tahun 70-an dunia sempat dihebohkan oleh wabah gaya hidup “Hippiest” dimana para pengikutnya menganut gaya hidup berkelompok, berpakaian seadanya dan berkesan tanpa aturan sesuai norma masyarakat pada umumnya.
Kini di Indonesia terutama di pulau Jawa khususnya di kota besar semacam Jakarta, Semarang dan beberapa kota disekitarnya terjangkit wabah yang hampir serupa Hippiest namun kini berkesan lebih ekstrim, jika Hippiest mengusung gaya berkesan damai , wabah yang biasa disebut “Anak Punk” ini mengusung ciri keras dan kumuh dimana simpatisannya yang mayoritas dari kalangan pelajar dan anak dibawah umur berpakaian serba hitam, dekil dan jika didekati akan tercium bau tak sedap yang konon disebabkan mereka jarang mandi.
Anak Punk berasal dari bahasa Inggris Punk yang secara literal bisa berarti :Seorang (muda) yang tak berpengalaman menurut kamus bahasa Inggris karangan John M Echols dan Hassan Shadily terbitan PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta (1994) namun oleh para pengikutnya “Punk “ juga secara bebas ditafsirkan sebagai “Punk Rock” yaitu aliran musik cadas yang tenar di era delapan puluhan yang sering dianalogikan dengan seseorang berpakaian jaket kulit berlengan buntung membawa gitar serta berpotongan rambut ala Mohawk Indian.
Di Kendal sendiri demam anak punk ini sudah merambah hingga pedesaan,sejumlah anak dibawah umur dari berbagai wilayah Kendal disinyalir menjadi pengikut gaya hidup kontra produktif tersebut. Yang sangat memprihatinkan adalah para “Punkers” sebutan bagi pengikut aliran ini sebagian besar adalah anak usia sekolah, mereka dengan tubuh penuh debu tebal sering terlihat mengamen di lampu merah
Beberapa tempat yang sering menjadi ajang aktifitas mereka adalah diantaranya di perempatan Ungup ungup Rowosari, Lampu merah di sebelah kanan Masjid Agung Kendal, pertigaan Sriagung Cepiring dan Alun alun Kendal.
Tindakan preventif dari instansi yang berwenang dalam hal ini Satpol PP dan Dinas Sosial sering dilakukan diantaranya dengan mengadakan razia atau pembinaan bekerjasama dengan kepolisian ataupun Dinas Pendidikan setempat namun nampaknya tak memberi efek jera pada para pelakunya.
Efek yang dirasakan paling berat adalah di pihak orang tua, seperti yang dirasakan oleh Siti ( 43) warga Botomulyo Rt 4/5 Cepiring, gara gara anak perempuannya yang bernama , sebut saja, Bunga (15) terseret pergaulan dengan para Punkers dan meninggalkan rumah selama hampir dua minggu, perempuan itu kemudian mengadu kepada pengurus FKPM Kecamatan yang kemudian mengantar Siti ke Polsek Cepiring untuk melaporkan secara resmi kejadian yang dialaminya.
Saat dimintai keterangan tentang kronologi peristiwanya oleh Kapolsek Cepiring AKP Muslich S.Ag didampingi oleh Kasie Humas Brigadir Supriyanto, Siti menuturkan bahwa awalnya sang anak sebagaimana pelajar lainnya bersekolah dan berinteraksi dengan teman sebayanya namun setelah sekitar dua bulan terakhir ini bergaul dengan para anak Punk yang sering mangkal di Alun Alun Kendal perilaku putrinya berubah menjadi liar, sering membantah pada orang tua dan bahkan pergi dari rumah selama dua minggu demi mengikuti teman temannya.
“ Selama masa dua minggu pergi dari rumah itu anak saya pernah menelepon dan mengabarkan bahwa dia ada di Solo untuk mengikuti acara yang disebut “Sosial anak Punk” yaitu semacam konser musik yang mempertemukan para punkers dari berbagai wilayah, setelah itu katanya dia juga akan “ Mbonek” (Sebutan untuk menggelandang dengan menumpang truk atau mobil –red) ke Jogja, Pekalongan dan daerah lain guna mengikuti acara tersebut” papar Siti.
Wanita berkulit gelap itu juga menuturkan bahwa dirinya merasa khawatir dengan pendidikan dan masa depan anaknya mengingat sepertinya Bunga sudah tak mempedulikan lagi tentang sekolah dan pelajarannya, yang ada dibenak remaja itu hanyalah pergi mengikuti kelompoknya.
Kapolres Kendal AKBP Agus Suryo Nugroho SH mengatakan bahwa fenomena anak Punk memang meresahkan warga dan berimbas pada degradasi moral dan pola pikir para pengikutnya yang mayoritas adalah anak dibawah umur karena mereka meninggalkan pendidikan untuk hidup menggelandang di jalanan, “ Kami akan koordinasikan dengan instansi terkait dalam hal ini Dikpora, Dinsos dan Satpol PP untuk menertibkan anak punk ini, Polisi dalam domain masalah ini berupaya untuk mereduksi keresahan masyarakat yaitu para orang tua yang kehilangan anaknya akibat terseret pergaulan dengan para Punkers, tindakan tegas seperti razia gabungan dan pembinaan adalah opsi yang kemungkinan akan diambil ” tandas Kapolres.
Langganan:
Postingan (Atom)