Obrolan Cafe Si Tjepiring.
“Ngrasani Calon Gubernur Jateng 2013 Di Cafe Si Tjepiring”
Pemilihan
Gubernur Jawa Tengah tahun 2013 ini
mulai mendapat sedikit atensi dari warga masyarakat, namun lagi lagi
baru sebatas perang kalimat di Televisi dan perang jual tampang di koran
dan Baliho serta spanduk di pinggir
jalan.
Sekelompok
komunitas warga yang sedang menikmati nuansa sore Sabtu 11/5
di Cafe Si Tjepiring yang terletak di Jalan Sriagung Cepiring Kendal
Jawa Tengah sembari menyesap Kopi Hitam khas Sukorejo , Kopi Bangka, Teh Poci
Pagilaran dan rokok ditambah dengan hidangan Pisang Coklat Keju ,Bakwan,Tahu
Bakso dan Singkong Goreng tak luput menyoroti fenomena Pilgub ini, namun maaf
wahai para calon Gubernur, kali ini mereka tidak sedang menjadi corong kampanye
anda, ini murni suara warga.
Majemuknya
para “Penongkrong” di Cafe Tjepiring
terlihat sore itu, ada pak Kayat pekerja bengkel yang bertubuh gemuk kekar seperti Mike Tyson,
ada pak Dul dan Mas Dede bos Konter Telepon Seluler sekaligus aktivis Olahraga Bersepeda yang setia setiap
sore menyempatkan diri ngopi dan ngeteh,
serta Intan mahasiswi Akbid yang kelihatan pendiam namun sekali berbicara
menohok lawan bicaranya.
Menurut
Pak Kayat dirinya senang ketika pemilu
tiba, apapun jenis pemilu itu, karena
pasti ada calon yang membagikan kaos, baginya kaos Pemilu adalah sarana
eksistensi diri, bahwa dirinya diperhatikan dan diajeni oleh sang Calon, namun
ketika sudah usang kaos itupun harus rela menjadi lap dan alas pengganti Keset
kaki didepan pintu bengkelnya.
Lain
lagi dengan pendapat Pak Dul, menurutnya Pilgub ini adalah sarana pemborosan
yang memprihatinkan, “Untuk beli MMT ,Spanduk dan Baliho adalah bukan barang
murah , semeter persegi kira kira seharga Duapuluh Tiga Ribu rupiah , sekarang
bayangkan, berapa ribu meter spanduk MMT dan Baliho yang terpajang di pinggir
jalan seluruh Jawa Tengah ,berapa ratus juta atau bahkan milyaran rupiah
terbuang hanya untuk MMT??” sungut Pak Dul sembari nyeruput Teh Pagilarannya.
“ Duit
darimana ya untuk beli MMT itu ??” tanya pak Kayat dengan nada sedikit
berbisik.
Rupanya pertanyaan
tentang MMT itu memantik celoteh Intan, “ Mending kalo Balihonya mencerdaskan ,
hlaa wong kebanyakan isi kalimat spanduk itu gak mutu blas, ora mudeng aku,
males nyawang, Balihonya Lebay semua” sengat Intan seperti Jab petinju
menghantam lawan.
Mereka
bukan sekedar sedang “Ngrasani” atau dalam bahasa Indonesianya menggosipkan
event Pilgub 2013 ini,namun ini adalah bentuk
keprihatinan mendalam mengingat secara sadar atau tidak sosialisasi
melalui MMT,Spanduk dan Baliho adalah sebuah pemborosan, rawan pelanggaran
seperti yang terjadi hari Jumat 10/5 dimana KPU ,Pamwaslu dan Satpol PP
Kabupaten Kendal berupaya mencopot
Baliho bergambar salah satu pasangan Cagub yang dinilai melanggar peraturan tentang larangan memasang alat peraga di titik tertentu seperti rumah ibadah, rumah
sakit, Puskesmas, Kantor Pemerintahan , rumah dinas dan sejenisnya.
Namun
ketegasan ketiga elemen itu akhirnya berujung antiklimaks, Baliho sang Cagub yang
nangkring besar di halaman Bappeda itu tak mampu dilepas hari itu karena
terkendala peralatan yang tak memadai (Suara Merdeka Sabtu 11/5)
Seharusnya
semua calon Gubernur Jateng 2013 ini paham tentang aturan dan tata cara
memasang alat peraga kampanye, dan satu lagi yang perlu dipertanyakan, apakah
ada aturan dari KPU,Panwaslu atau lembaga berwenang lainnya untuk tidak
memasang alat peraga kampanyenya dengan cara di paku di pohon, sungguh menyedihkan
jika melihat kebiadaban para Tim kampanye memaku alat peraganya di pohon
, tak menyadari bahwa pohon juga merupakan makhluk hidup yang menyerap karbon
dioksida membantu manusia.
Mari kita tak
mencoblos para Cagub yang tim suksesnya masih semena mena memakukan selembar plastik berisi wajah lebay Cagubnya di Pohon.
(
Aryo Widiyanto ,Petualang yang tinggal di Akun Facebook :Aryo Widiyanto
, pin blackberry 21DC007F Twitter :@aryowidi blogspot : aryowidiyanto.blogspot.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar