Rabu, 01 April 2015

Gallery Of #Reog Ponorogo Photography Aryo Widiyanto

Galery Of Reog Ponorogo Photograpgy by Aryo Widiyanto

Aryo Widiyanto, Penikmat Seni,  Traveller , Backpacker, Photograper, Blogger di aryowidiyanto.blogspot.com , twitter di @aryowidi , dan Jurnalis Serta Buruh Negara Yang  Punya  Fesbuk :Aryo Widiyanto.

"Reog"Reog Ponorogo Milik Indonesia Bung !!.

    Isu lama bahwa negara tetangga yang baik yaitu Malaysia berniat mengklaim kesenian Reog Ponorogo Jawa Timur sebagai miliknya ternyata tetap bergaung di benak para pegiat seni Reog Indonesia, Rabu 1 April 2015 saat pertunjukan kolosal di lapangan Seplangensari Karangayu Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal , beberapa kali sang pembawa acara yang bernama Parlan (50) meneriakkan bahwa Reog Ponorogo adalah milik Indonesia bukan milik negara lain “ Reog Ponorogo milik Indonesia Bung !!” teriaknya  lantang.

    Nasionalisme kebangsaan seluruh seniman menurut Mbah Pujo (60) seniman lain yang bertindak selaku pawang di pertunjukan itu, terus tersulut dan membara begitu mendengar isu Malaysia mengklaim reog sebagai budaya mereka, “Ketemu berapa perkara Malaysia berani klaim reog miliknya, akar budaya dan asal usul jelas ini berasal dari Ponorogo dan kami selaku seniman akan terus berupaya memperkenalkan dan mempromosikaan serta melestarikan” tuturnya sembari menghisap rokok klobotnya.

    Dalam pertunjukan siang itu, Mbah Pujo Cs yang tergabung dalam grup Reog Singo Bolang Kertodiharjo,menampilkan beberapa atraksi menarik, diawali dengan tari Warok berupa empat lelaki memakai pakaian serba hitam menari ala Jawa Timuran, kesan garang tercipta dari gerakan tarinya yang tegap namun tetap lentur.
Kemudian disusul dengan tari Bujang Ganong yang menceritakan legenda dilatarbelakangi oleh kisah perjalanan Raja Kerajaan Bantarangin,  yaitu Prabu Kelana Sewandana yang tengah mencari calon permaisurinya pada tahun 900 Saka. Calon permaisuri tersebut dicari karena kabur dari kerajaan Bantarangin. Calon permaisuri yang bernama Dewi Sanggalangit yang juga adalah putri kerajaan Kediri ini kabur karena tidak ingin dijodohkan dengan sang Prabu Kelana.


Prabu Kelana Sewandana kemudian mengutus Patihnya yaitu Pujonggo Anom atau yang lebih dikenal dengan Bujang Ganong untuk melamar Dyah Ayu Dewi Songgolangit. Dalam perjalanan menuju ke kerajaan Kediri, Bujang Ganong dihadang oleh Singo Barong seorang raja dari segala harimau yang menjaga tapal batas kerajaan Kediri.
Singo Barong mempunyai bentuk tubuh yang tidak lazim yaitu orang yang berbadan manusia tetapi berkepala Harimau. Prabu Singo Barong mendapat perintah dari Raja Kediri untuk memeriksa atau melarang siapapun tanpa seijin sang Raja masuk ke wilayah kerajaan Kediri.
Perjalanan Bujang Ganong terpaksa berhenti di perbatasan kerajaan Kediri karena dihadang oleh Singo Barong. Perang mulut antara keduanya sulit dihindari sehingga memuncak menjadi perang fisik. Karena kesaktian dan keperkasaan Singo Barong, Patih Bujang Ganong dapat dikalahkan dan bertekuk lutut dikaki Singo Barong. Kemudian Singo Barong menyuruh Bujang Ganong pulang ke kerajaan Bantar Angin dan melaporkan kekalahannya.

Sesampainya di kerajaan Bantar Angin, Bujang Ganong langsung menghadap Prabu Kelana Sewandana. Mendengar kekalahan dan ketidak berhasilan utusannya, beliau langsung marah dan memerintahkan Bujang Ganong untuk mengerahkan segala kekuatan bala tentaranya untuk menyerang Singo Barong dan kerajaan Kediri. Prabu Kelana Sewandana akan menghancurkan Kediri apabila Dyah Ayu Dewi Songgolangit menolak lamarannya. Dalam perjalananya, Prabu Kelana Sewandana diiringi suara bended an Gong yang riuh sekali dengan maksud untuk member semangat kepada prajuritnya. Seperti perjalanan sebelumnya, setelah sampai di tapal batas kerajaan Kediri, pasukan Bantar Angin dihadang oleh Singo Barong dan bala tentaranya. Akhirnya peranngpun terjadi dengan dahsyatnya. Ternyata kekuatan dan kesaktian bala tentara Singo Barong sangat sulit dikalahkan oleh prajurit Bantar Angin, sehingga Prabu Kelana Sewandana harus turun tangan sendiri.
Adu kesaktian antara Prabu Kelana Sewandana dan Singo Barong berlangsung seru dan mengagumkan. Keduanya sangat sakti mandraguna dan saling serang. Prabu Kelana Sewandana sangat terpaksa mengeluarkan pusaka andalannya yaitu Cemethi Samandiman. Dengan sekali cambuk Singo barong langsung lumpuh kehilangan kekuatannya. Singo Barong menyatakan dan mengakui kekalahannya dan takluk kepada Prabu Kelana Sewandana. Prabu Kelana Sewandana tidak keberatan menerima takhlukan Singo Barong asalkan mau menunjukkan jalan menuju ke Kerajaan Kediri dan membantu mewujudkan keinginan  Prabu Kelana Sewandana. Dua pasukan itu bergabung di bawah pimpinan Singo barong dan Bujang Ganong menuju kerajaan Kediri. Tanpa perlawanan yang berarti, pasukan kerajaan Kediri dapat dikalahkan oleh Pasukan Prabu Kelana Sewandana. Akhirnya Prabu Kelana Sewandana berhasil mempersunting Putri Kediri Dyah Ayu Dewi Songgolangit.

Untuk memperingati perjalanan dan kemenangan Prabu Kelana Sewandana ini diciptakanlah suatu kesenian yang dikenal dengan Reog.
Setelah pertunjukan legenda selesai dilanjut dengan atraksi pembarong atau pemain reog  yang disiram dengan air mendidih , parade Duapuluh Satu  Reog menari kolosal mengelilingi penonton dan terakhir pertunjukan seorang Bujang Ganong yang konon pernah mendapat penghargaan dari Presiden Indonesia menari diatas seutas tali diantara dua bambu ditengah lapangan.

    Reog, sebuah seni yang tak akan luntur dan lekang oleh jaman selama para senimannya tetap bersemangat melestarikannya, nampaknya kita harus berterimakasih kepada negara Malaysia yang menetaskan isu klaim reog sebagai miliknya, karena berkat klaim mereka, para seniman Indonesia malah seperti terlecut dan semakin menggila dalam menciptakan kreasi dalam berkesenian Reog Ponorogo.

(Aryo Widiyanto, Penikmat Seni,  Traveller , Backpacker, Photograper, Blogger di aryowidiyanto.blogspot.com , twitter di @aryowidi , dan Jurnalis Serta Buruh Negara Yang  Punya  Fesbuk :Aryo Widiyanto.)

"Reog" by Aryo Widiyanto, Penikmat Seni,  Traveller , Backpacker, Photograper, Blogger di aryowidiyanto.blogspot.com , twitter di @aryowidi , dan Jurnalis Serta Buruh Negara Yang  Punya  Fesbuk :Aryo Widiyanto.

"Sixpack ala Java" by (Aryo Widiyanto, Penikmat Seni,  Traveller , Backpacker, Photograper, Blogger di aryowidiyanto.blogspot.com , twitter di @aryowidi , dan Jurnalis Serta Buruh Negara Yang  Punya  Fesbuk :Aryo Widiyanto.)

"The Warok"by Aryo Widiyanto, Penikmat Seni,  Traveller , Backpacker, Photograper, Blogger di aryowidiyanto.blogspot.com , twitter di @aryowidi , dan Jurnalis Serta Buruh Negara Yang  Punya  Fesbuk :Aryo Widiyanto.)

"Duo Warok" by Aryo Widiyanto, Penikmat Seni,  Traveller , Backpacker, Photograper, Blogger di aryowidiyanto.blogspot.com , twitter di @aryowidi , dan Jurnalis Serta Buruh Negara Yang  Punya  Fesbuk :Aryo Widiyanto.

"Duo Warok II"by Aryo Widiyanto, Penikmat Seni,  Traveller , Backpacker, Photograper, Blogger di aryowidiyanto.blogspot.com , twitter di @aryowidi , dan Jurnalis Serta Buruh Negara Yang  Punya  Fesbuk :Aryo Widiyanto.)

"Sang Pawang "by (Aryo Widiyanto, Penikmat Seni,  Traveller , Backpacker, Photograper, Blogger di aryowidiyanto.blogspot.com , twitter di @aryowidi , dan Jurnalis Serta Buruh Negara Yang  Punya  Fesbuk :Aryo Widiyanto.)

"Satriani" by Aryo Widiyanto, Penikmat Seni,  Traveller , Backpacker, Photograper, Blogger di aryowidiyanto.blogspot.com , twitter di @aryowidi , dan Jurnalis Serta Buruh Negara Yang  Punya  Fesbuk :Aryo Widiyanto.

"Bujang Ganong" by Aryo Widiyanto, Penikmat Seni,  Traveller , Backpacker, Photograper, Blogger di aryowidiyanto.blogspot.com , twitter di @aryowidi , dan Jurnalis Serta Buruh Negara Yang  Punya  Fesbuk :Aryo Widiyanto.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar