Kamis, 25 November 2010
Rabu, 24 November 2010
Sapi Bantuan Mati, Peternak Protes
Kendal,-
Gara gara Sapi dari program bantuan Pemda Kendal kepada Kelompok tani (Klomtan) “Cokroaminoto” di Desa Jotang ada yang mati akibat penyakit “ Dhingkelen” atau tak bisa jalan, petani yang tergabung dalam Klomtan tersebut protes.
Kepada Wartawan yang diundang untuk menyaksikan penguburan Sapi tersebut, Sutrisno (30) dan Solikhin (45) ketua dan penasehat kelompok tersebut mengatakan bahwa seharusnya Dinas peternakan mengambil inisiatif gerak cepat, artinya sebelum lebaran ketika Sapi masih hidup pihaknya pernah mengusulkan agar Sapi yang terkena penyakit itu disembelih dengan maksud agar ketika mati, binatang itu tidak merepotkan Klomtan untuk menguburkannya,namun menurut Solikin pihak Dinas Peternakan bertahan tidak memperbolehkan Sapi itu dipotong, seakan Sapi memang dibiarkan agar mati, “ Penguburan Sapi itu tidak gratis, kami harus menyewa penggali kubur, belum lagi bau Sapi mati dengan berat lebih dari satu kuintal kan menyengat dan mengganggu kesehatan warga” tutur mereka dirumahnya.
Mereka menambahkan , jika ada Sapi bantuan yang mati berarti kerugian tidak hanya diderita oleh Pemkab tapi petani yang lebih merasakan dampaknya, “ Petani sudah rugi mencarikan pakan selama satu tahun, tenaga yang dikeluarkan petani seakan tidak ada harganya.” Tandas Solikhin.
Solikhin menambahkan bahwa pihaknya merasa agak kurang nyaman dengan situasi yang dihadapi sekarang ini, pihaknya mempertimbangkan untuk mengembalikan sapi-sapi bantuan tersebut jika kinerja Dinas Peternakan tidak kunjung memberikan kepuasan kepada Kelompok Tani.
Abu Somad dan KH Nurkhamid dari Aliansi LSM Besi Merah Putih Kabupaten Kendal merasa prihatin dengan kejadian tersebut, menurut para aktivis yang terkenal vokal dan kritis terhadap kinerja pemerintah itu, seharusnya Dinas Peternakan Kendal lebih memperhatikan keluhan petani sehingga kejadian seperti protes terhadap sapi bantuan yang mati ini kedepan tidak terulang kembali, “ Yang dibutuhkan adalah koordinasi dan saling memahami antara petani dan pemerintah “ Tandas Somad dan Kyai Khamid.
Drh. Khumaedi Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Kendal ketika coba dikonfirmasi melalui SMS hanya menjawab singkat “ Trims atas infonya” sebuah jawaban pendek yang tidak menyelesaikan masalah, atau malah karena tidak tahu permasalahan yang dihadapi instansinya, memang seharusnya Bupati Kendal bergerak cepat membenahi kinerja anak buahnya. ( Aryo Widiyanto)
Dandim 0715/Kendal Yasinan di semua Koramil.
Ada nuansa religius yang kental ketika wartawan GD Wilayah Kendal memasuki Musholla Koramil Cepiring Kodim 0715/Kendal siang itu Kamis 28/10, puluhan tentara berseragam loreng tampak antri berwudhu sementara yang lain masuk ke Mushola dan bergegas mengambil kitab Yasin dan Al Qur’an, tertib dan rapi para Benteng Terakhir bangsa itu bersila duduk segaris dengan tembok bangunan kecil tersebut.
Tampak seorang Perwira berpangkat melati dua menempatkan diri di depan para tentara itu, rupanya pria tersebut adalah Dandim 0715/Kendal Letkol Inf Erwin Rustiawan yang sedang mengadakan pengajian Yasinan bersama dengan jajaran Koramil 05 Cepiring.
“ Kegiatan yasinan ini kami upayakan rutin diadakan di setiap Koramil, tujuannya agar semua anggota diberi keselamatan, kemudahan dan keberkahan dalam bertugas oleh Allah SWT, setelah Yasinan saya sempatkan untuk berbincang ringan dengan anggota, menanyakan segala sesuatunya mulai dari tugasnya sebagai aparatur teritotial, kendala yang dihadapi, kesulitannya apa saja, bagaimana dengan kehidupannya dalam berkeluarga dan bermasyarakat apakah senantiasa harmonis dan menunjang dalam tugas, semuanya kami bicarakan face to face tatap muka, dalam suasana kekeluargaan, saya junjung tinggi hirarki dan karena saya pimpinan maka hati saya harus tetap dekat dengan anggota” tandas Dandim
Suasana dalam acara itu memang guyub rukun, penuh keakraban, dengan suguhan makanan kecil ringan seperti kacang goreng, sale pisang, onde-onde dan Nogosari serta teh hangat yang menjadi teman ngobrol maka seakan pertemuan itu adalah pertemuan antara Bapak dengan anaknya, beberapa persoalan seperti upaya mewaspadai tanggul kali Bodri yang rawan jebol, peran serta anggota Koramil dalam berbagai kegiatan masyarakat serta harapan Masyarakat terhadap Babinsa, semua dikemas dalam pembicaraan yang ringan namun berisi.
Kopka Edi Winarto, anggota Koramil Cepiring ketika dimintai komentarnya tentang kegiatan yasinan itu mengatakan bahwa dirinya merasakan manfaat positif, pertama dari segi batin, timbul ketenangan setelah membaca ayat suci tersebut, hati jadi tenteram dan tak mudah emosi, kedua dari segi kedinasan, ketika bertatap muka dengan Dandim dalam suasana kekeluargaan menjadikan semangat dan motivasi untuk bertugas lebih semangat dan meningkatkan kinerja, “ Malu kalau sudah diberi wejangan oleh Bapak Dandim tapi masih tetap semenjana dalam bertugas” kata Kopka Edi yang hobi membaca ini kepada GD. (Aryo Widiyanto)
Kodim 0715/Kendal Tanam 1500 pohon Trembesi dan Jati.
Fenomena pemanasan global (Global Warming) dan wacana mengenai Lingkungan yang hijau nampaknya menginspirasi jajaran TNI AD untuk gencar melakukan penghijauan di daerah tempatnya bertugas.
Ditingkat Kabupaten, Aparatur Kodim 0715/Kendal secara bertahap dan terjadwal selama tiga bulan terakhir ini giat melakukan penanaman pohon peneduh di seluruh Koramil di 20 Kecamatan di Kabupaten tersebut.
“Sesuai instruksi dari Bapak Presiden Republik Indonesia dan Bapak Pangdam IV/Diponegoro mengenai penghijauan dan penanaman pohon, Kami menanam tak kurang dari 1500 pohon peneduh jenis Jati dan Trembesi, untuk pohon Jati sudah kami sebar di wilayah atas , yaitu Kecamatan Sukorejo, Pageruyung dan sekitarnya dengan tujuan jika sudah saatnya nanti, Pohon Jati tersebut bisa dipanen dan dimanfaatkan oleh warga , sementara untuk pohon Trembesi, kami arahkan penanamannya di daerah bawah yaitu Kecamatan Kendal Kota, Kaliwungu, Cepiring dan sejalurnya. Dikandung maksud karena Trembesi adalah pohon dengan kemampuan menyerap Karbondioksida terbesar dibanding pohon lain jadi jika ditempatkan di daerah bawah yang notabene merupakan jalur Pantura dengan tingkat polusi diambang rata rata maka diharapkan keberadaan Trembesi ini mampu mengurangi dampak polusi akibat asap mobil yang mengandung C02” Papar Dandim Kendal Letkol Inf Erwin Rustriawan didampingi Kasdim Mayor Inf Sasono Hariyadi.
Untuk bibit Jati, Kodim bekerjasama dengan Dinas Kehutanan dan Pertanian Pemkab Kendal dan Perhutani Kendal, sementara untuk bibit Trembesi , Kodim mendapatkan bibitnya dengan cara membeli dari Madiun Jawa Timur uniknya Dandim sampai harus menugaskan Danramil Patean Kapten Inf Hadi Purnomo dan Koordinator Penghijauan Kapten Inf Harmanto ke Madiun demi memperoleh bibit Trembesi karena di daerah Jawa Tengah sudah jarang terdapat penjual biji pohon tersebut. Satu kilo bibit Trembesi dengan tekhnik penanaman yang sesuai bisa menghasilkan sekitar 700 bibit siap tanam , untuk lahan pembibitan hingga siap ditanam lokasinya adalah di lahan kosong disebelah Koramil kota,
Trembesi (Albizia Saman sinonim dengan Samanea Saman) mempunyai beberapa nama baik secara domestic maupun internasional, diantaranya disebut Pohon Kolobin, Munggur, Punggur (Jawa) Kayu Ambon (Melayu) Pohon Hujan atau Ki Hujan (Sunda), Di Inggris Pohon ini disebut East India Walnut, Pohon Pukul Lima di Malaysia,Jamjuree di Thailand, Cas Mura di Vietnam dan Chorona di Portugal, diperkirakan pohon ini berasal dari Mexico, Peru dan Brazil namun kini penyebarannya sudah merambah ke Asia yang beriklim tropis. menurut situs Internet Wikipedia, Zipcodezoo, www. Setneg.com dan Alam Endah’s Blog yang konsen terhadap pelestarian lingkungan Trembesi selain merupakan pohon penyerap karbon dioksida yang efektif dibuktikan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dr.Ir . Endes N. Dahlan , seorang dosen Fakultas kehutanan Institut Pertanian Bogor, satu batang Trembesi mampu menyerap sekitar 28, 442 Kilogram Karbondioksida setiap satu tahun, konon pohon yang diklasifikasikan secara ilmiah dari famili Fabaceae, Genus Albazi, Kelas Magnoliasida dan Spesies Albizia Saman ini juga mempunyai kekuatan luar biasa dan bernilai ekonomis tinggi, menurut Pak Abdul Basyir (70) warga Desa Penjalin Botomulyo yang dulu bekerja sebagai Wakeer( Petugas Keamanan) di PG Cepiring bahwa Kayu Trembesi oleh penjajah Belanda sering digunakan sebagai bantalan Rel Kereta Api, “ ketika PG Cepiring bubar, Bantalan Rel itu diambil oleh penduduk setempat untuk digunakan sebagai “Angklo” atau tungku pembakaran dirumah atau untuk Lunas badan Perahu , anehnya kayu Trembesi tidak mempan terbakar api atau lapuk terendam air sehingga banyak juragan yang mau membayar mahal untuk kayu itu” tutur Pak Basyir.. ( Aryo Widiyanto)
Sabtu, 20 November 2010
Taruna Akpol Latja di Polres Kendal.
20 Taruna Akademi Kepolisian Republik Indonesia (Akpol) terdiri dari 14 Taruna dan 6 Taruni melaksanakan Latihan Kerja di Polres Kendal medio Oktober-November tahun 2010 ini.
Kapolres Kendal AKBP Agus Suryo Nugroho kepada BMB mengatakan bahwa Latihan Kerja ini bertujuan sebagai pengenalan terhadap tugas pokok dan Fungsi Polri di tingkat Polres, “ dalam Latja Akpol angkatan 44 dari Detasemen Wiratama Bhayangkara ini, para Taruna akan dikenalkan terhadap segala tugas berkaitan dengan satuan dan Fungsi di tubuh Polri seperti Satuan Lalu lintas, Sabhara dan Reserse sehingga kelak jika nanti mereka sudah dilantik dan bertugas sebagai anggota Polisi , ilmu yang didapat bisa menjadi bekal yang bermanfaat.” tandas Kapolres.
Dalam Latja ini Taruna diwajibkan mengikuti kegiatan sebagaimana polisi pada umumnya seperti PH Pagi, piket penjagaan , Patroli, operasi penyakit masyarakat , Razia Kendaraan bermotor, pengawalan pejabat dan penjagaan tahanan, dengan bimbingan dari Perwira pendamping dan anggota Polres Kendal.
Beberapa Taruna yang sempat diwawancarai oleh reporter majalah ini yaitu Brigadir Dua Taruna( Brigdatar) Ivans Drajat, Brigdatar Dimas Arki, Brigdatar Idris Bakara dan Brigdatar Hardi Meidikson Samula mengatakan bahwa banyak sekali manfaat yang bisa mereka petik dari Latja ini diantaranya para taruna bertambah pengetahuan tentang kinerja Polri di lapangan, mengetahui wilayah, melayani masyarakat, menghadapi permasalahan klasik seperti pelanggaran aturan lalu lintas oleh oknum masyarakat dan cara mengatasinya serta berbaur dengan warga menjadi sebuah pengalaman yang berharga.
“ saat pertamakali diterjunkan ikut mengamankan arus lau lintas rasanya tangan masih kaku dan gerakannya canggung, namun lama kelamaan atas bimbingan para bapak Polisi anggota Polres kami jadi terbiasa dan malah enjoy ” tutur Brigdatar Dimas Arki dan Idris Bakara taruna dari Jakarta dan Balikpapan.
Sementara Brigdatar Ivans Drajat yang berasal dari Madura dan Brigdatar Hardi Meidikson dari Ambon menuturkan bahwa selama Latja di Polres Kendal ini pengalaman yang berkesan adalah ketika berolahraga bersama warga di Alun Alun Kendal, “ Kami jadi paham bahwa dibalik perbedaan karakter dan budaya, ternyata masyarakat Kendal dengan senang hati menerima kedatangan kami, warga Kendal ramah dan menyenangkan” kata para taruna itu.(Aryo/Eli/Oki)
Selasa, 16 November 2010
Cabuli Anak Sendiri Boneng Terancam 20 Tahun Penjara.
Perbuatan manusia di akhir jaman ini memang semakin aneh dan terkadang tak masuk diakal, ketika kemarin di majalah ini diberitakan seorang bayi dibuang diselokan kini ada sebuah kejadian lagi yang tak kalah mengerikan, seorang Bapak yang seharusnya mendidik, memberikan suri tauladan dan mengarahkan anaknya menuju masa depan yang baik, malah tega mencabuli anaknya sendiri.
Bapak tak tahu diri itu bernama Teguh Marsudi alias Boneng warga Dukuh Karanganyar RT05/II Desa Taman Gede Kecamatan Gemuh Kendal, tersangka diduga mencabuli putrinya sendiri sebut saja bernama Bunga (16) perbuatan bejat itu disinyalir dilakukan dirumahnya , dugaan itu semakin dikuatkan oleh hasil visum secara medis kepada korban.
Ketika diperiksa penyidik Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak Ipda Kuwatono , Korban mengaku dipaksa berhubungan badan oleh bapaknya sendiri, sekuat tenaga korban melawan, “ Saya diancam kalau tidak menuruti ajakan itu, saya akan diusir dari rumah, “Kowe nak ora gelem minggat kono / kamu kalau tidak mau minggat saja sana” tutur Bunga menirukan ancaman Teguh yang dijuluki Boneng yaitu tokoh penjahat bergigi “mancung” dalam serial Rumah Masa Depan yang populer di TVRI sekitar tahun 80-an oleh tetangga sekitarnya itu.
Merasa takut oleh ancaman sang Bapak, Bunga akhirnya menuruti ajakan tersebut, hal tersebut menimbulkan tekanan mental luar biasa pada korban, ketika korban bertanya pada Boneng bagaimana jika dirinya hamil diluar dugaan dengan enteng pelaku menjawab “ Yen kowe meteng yo ngabrukko wong liyo/jika kamu hamil ya cari pria lain untuk mempertanggung jawabkan” kata korban kembali menirukan ucapan tersangka sebagaimana dikutip penyidik.
Ikhwal pelaporan atas diri tersangka adalah karena Korban merasa tertekan secara batin dan kemudian lari dari rumah mengajak adiknya Wiyono yang baru berumur 10 tahun, karena tak ada saudara atau kenalan yang bisa ditumpangi, akhirnya kedua anak kecil itu terlantar dan menggelandang di jalan raya, seorang Polisi dari Polsek Cepiring bernama Bripka Supriyanto menemukan kedua anak tersebut dalam kondisi lemas karena lapar dan membawanya ke Kantor Polsek, atas kemauan korban akhirnya peristiwa itu dilaporkan kepada Unit PPA Satreskrim dengan laporan polisi No.Pol : LP /158/VI/2010/Jateng/Res Kendal.
Begitu mendapatkan laporan kejadian tersebut Kapolres Kendal AKBP Agus Suryo Nugroho melalui Kasatreskrim AKP Agus Purwanto SH memerintahkan tim dibawah pimpinan Kanit PPA Ipda Kuwatono untuk segera menangkap pelaku, setelah melalui proses amati dan sanggong yang serius, akhirnya tanggal 1 November tersangka berhasil diringkus.
Suka Minum dan bertato Cewek Telanjang
Ada sebuah keunikan pada diri tersangka, ketika diperiksa oleh penyidik Unit PPA Satreskrim Kendal Briptu Anwar Shodiq dan Bripka Nugroho SH, pria ini seakan tanpa beban dan malah berkesan meremehkan, “ Saya pernah dipenjara di LP Kendal karena mencuri kayu, jadi ya udah biasa” kata tersangka, Lha pernah dipenjara kok bangga.
Selain itu tersangka juga mengaku bahwa hobinya yang tak bisa ditinggalkan adalah minum Miras murahan Merk Anggur kolesom dan Congyang yang berharga sekitar Rp 13.000,- per botolnya, terkadang bayaran kerjanya sebagai kernet habis hanya untuk minum, wartawan BMB yang menyaksikan ketika Teguh Marsudi sang pelaku sedang diperiksa oleh penyidik melihat bahwa di tubuh tersangka terdapat Tatto gambar cewek telanjang di bagian punggung berukuran besar serta symbol sex berupa jempol yang terapit jari tengah dan jari telunjuk di lengan kirinya , ketika ditanya gambar apa yang ada di lengannya kembali korban menjawab selengekan “ Itu gambar merk jamu cap kuku bima pak Pulisi” katanya sambil tersenyum memamerkan gigi kuningnya yang memang mirip tokoh Boneng.
Menanggapi hobi minum tersangka dan tato itu penyidik masih akan mengembangkan dan berkonsultasi dengan ahli psikologi apakah dua hal tersebut mengindikasikan pelaku adalah maniak seks .
Akibat perilaku bejatnya, Dengan kekerasan atau ancaman kekerasan, tipu muslihat, serangkaian kebohongan, membujuk atau memaksa anak dibawah umur untuk melakukan persetubuhan,pencabulan dan atau melakukan perbuatan cabul dengan anaknya, anak yang belum dewasa, anak tiri atau anak pungutnya, anak yang dipercayakan padanya untuk dididik atau dijaga , pelaku dijerat dengan pasal 64 KUHP jo 81, 82 UURI No.23 tahun 2002 tentang perlindungan anak jo 46 UURI No.2004 tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga(KDRT) dengan ancaman 20 tahun penjara.( Aryo/Oki/Eli)
Quotes Of the Day
Don’t Ever let anybody tell you that your effort don’t matter or that your voice doesn’t count, don’t ever believe that you can’t make a difference. Yes you can (Barrack Obama)
Jangan pernah biarkan orang mengatakan bahwa perjuanganmu tidak punya arti, atau suaramu tidak diperhitungkan, jangan pernah percaya bahwa anda tidak bisa membuat perubahan, Anda bisa ( Barrack Obama)
Jangan pernah putus asa untuk menggapai impianmu, dimanapun, kapanpun, suatu hari nanti bagaimanapun caranya kau akan berhasil { Danielle Steelle}.
Sesungguhnya anda sendiri yang harus membuat kerja setiap hari menjadi satu kesenangan (Edward Carpenter)
Serangan adalah seperti tawaran yang tak kita sukai , kita tidak bisa menolak untuk tidak ditawari tapi kita tidak harus menerimanya {Charles H Surgeon)
Yang membuat anda marah menundukkan anda (Suster Kenny)
Orang miskin sedih karena tak punya sepatu sampai ia bertemu dengan orang yang tak punya kaki ( Ted Helms }
Anda tak bisa lebih maju dibanding orang lain pada umumnya kalau anda tak berfikir lebih dari mereka (Dr Conant)
Don’t Ever let anybody tell you that your effort don’t matter or that your voice doesn’t count, don’t ever believe that you can’t make a difference. Yes you can (Barrack Obama)
Jangan pernah biarkan orang mengatakan bahwa perjuanganmu tidak punya arti, atau suaramu tidak diperhitungkan, jangan pernah percaya bahwa anda tidak bisa membuat perubahan, Anda bisa ( Barrack Obama)
Jangan pernah putus asa untuk menggapai impianmu, dimanapun, kapanpun, suatu hari nanti bagaimanapun caranya kau akan berhasil { Danielle Steelle}.
Sesungguhnya anda sendiri yang harus membuat kerja setiap hari menjadi satu kesenangan (Edward Carpenter)
Serangan adalah seperti tawaran yang tak kita sukai , kita tidak bisa menolak untuk tidak ditawari tapi kita tidak harus menerimanya {Charles H Surgeon)
Yang membuat anda marah menundukkan anda (Suster Kenny)
Orang miskin sedih karena tak punya sepatu sampai ia bertemu dengan orang yang tak punya kaki ( Ted Helms }
Anda tak bisa lebih maju dibanding orang lain pada umumnya kalau anda tak berfikir lebih dari mereka (Dr Conant)
Jumat, 05 November 2010
Bahaya, Kandang Buaya Di Curug Sewu Jebol
Kendal,-
Kandang Buaya yang berada di Objek Wisata Curug Sewu Patean Kabupaten Kendal dianggap membahayakan pengunjung karena pagar pembatas yang terbuat dari kawat besi ram di bagian depan telah jebol lebih dari satu meter, sehingga pengunjung terutama anak anak seandainya terpeleset dimungkinkan bisa langsung jatuh dan tercebur kedalam kandang buaya yang berpenghuni dua ekor reptil bergigi tajam tersebut.
Penelusuran tim Majalah ini pada hari Senin tanggal 12/9 mendapatkan gambar pagar kawat yang jebol sehingga seperti terlihat dalam rekam gambar diatas, seorang Ibu dan anaknya dengan leluasa bisa menjulurkan kepala masuk ke kandamg buaya yang sedang menguapkan mulutnya.
Selain pembatas pagar kawat yang hilang entah kemana, kondisi kandang buaya itu sendiri ternyata kurang terawat, banyak sampah berupa bekas botol minuman, plastic dan bungkus makanan berserakan disekitar buaya dalam kandang, rumput yang mulai meninggi dan kolam berwarna hijau keruh menebarkan aroma yang kurang sedap.
Secara umum keadaan kurang terawat tidak hanya terjadi di kandang buaya, di lokasi yang disaat kepemimpinan Bupati Hendy Boedoro menjadi andalan kabupaten ini menjaring wisatawan itu, tampak ada beberapa kandang hewan yang kosong merana ditumbuhi rumput liar, hewan yang ada disana sudah cukup variatif, seperti Zebra, Kancil, Rusa, Burung local seperti elang jawa, Merak , Nuri dan Betet. Namun kembali masalah klasik perawatan tampaknya kurang diprioritaskan di Objek Wisata yang pernah dikunjungi tim dari MTV Amerika guna keperluan syuting sebuah program acara internasional tersebut.
Ular Terpanjang Didunia yang sempat menjadi ikon pariwisata Kendal jaman bupati Hendy Boedoro juga tak keliatan batang hidungnya, konon ular itu mati beberapa waktu silam, sebuah kehilangan besar bagi dunia pariwisata Kendal, karena kebanyakan turis asing datang ke Curug adalah karena ingin menyaksikan ular berjenis Phyton tersebut.
Kepedulian pejabat Kabupaten Kendal dalam hal ini bupati Kendal dr Widya Kandi Susanti tampaknya sangat diharapkan mengembalikan keindahan Kebon Binatang dan Lokasi Air Terjun Curug Sewu sehingga bisa mengangkat pamor Kendal, kembali menjadi objek wisata berkelas Internasional. (Aryo Widiyanto)
Kamis, 04 November 2010
Gembong Rampok itu Terpancing Wanita Cantik.
Konon Pasca kemerdekaan sekitar tahun 1950 hingga akhir 70-an di Kendal ada seorang gembong rampok “Dhukdeng” alias sakti mandraguna, tak mempan peluru senjata api apalagi cuma pisau dapur
Gembong rampok itu bernama Suro Grendo diyakini merupakan pria asli Kendal kelahiran Desa Galih Kecamatan Gemuh, catatan sejarah kemiliteran Kendal yang disusun oleh para veteran dan kemudian direvisi oleh Kapten Inf Suharmanto dalam bukunya yang berjudul “ Sejarah Kodim 0715/Kendal “ menyebutkan bahwa Suro Grendo pada awalnya merupakan anggota pasukan TNI dari Batalyon Infanteri “Kuda Putih” Ambarawa karena ketidak puasan pribadi kemudian dia melepaskan diri dari kemiliteran dan memilih menjadi perampok yang dalam bahasa Kendal sering disebut dengan Begal, Kecu atau Garong.
Beberapa versi cerita “Getok Tular” alias penuturan dari mulut kemulut mengatakan bahwa kisah Suro Grendo hampir mirip dengan cerita Robin Hood dari Inggris, dimana dia merampok untuk membantu rakyat miskin, hasil jarahannya dibagikan kepada warga yang membutuhkan. Merampok dari orang kaya kemudian disebarkan kepada orang miskin di sepanjang jalan yang dilaluinya, heroik namun tak jelas halal haramnya.
Sosok Suro Grendo digambarkan oleh seorang saksi mata bernama Kamto alias Salpani (70) warga desa Kalirejo Kecamatan Kangkung sebagai Pria yang tampan, berkulit kuning, tinggi dan gagah, khas typical warga Kendal.
“ Suatu ketika saya bangun pagi, saat itu usia saya sekitar 17 tahun , didepan rumah ada dua orang sedang Ngorok {Tidur-red), ketika dibangunkan orang berpostur tinggi gagah itu tiba-tiba berteriak keras ” Ojo ganggu” sambil menendang hingga saya terjungkal, belakangan saya diberitahu oleh orangtua bahwa dialah Suro Grendo si Perampok ulung, benar dia itu dermawan, saya ditawari kambing hasil rampokannya untuk berpesta orang sekampung, tapi tawaran itu ditolak warga karena takut nanti makan barang haram ” tutur Salpani.
Sejumlah mitos mewarnai perjalanan hidup Suro Grendo, dia dikabarkanmemiliki sejumlah “Jimat” dan ilmu kesaktian , yang paling terkenal adalah ajian “Belut Putih” dimana pemiliknya mampu melepaskan diri dari ikatan atau borgol menggunkan media Lumpur atau air sebagai media melepaskan diri , dan “Lembu Sekilan”yaitu ilmu yang bisa menghindarkan pemiliknya dari pukulan atau benda tajam termasuk peluru hingga tak mampu menembus kulit dan seakan hanya sekilan atau sejengkal dari kulitnya. Konon suatu ketika gembong rampok ini pernah tertangkap polisi, sudah diborgol dengan Kecrek ala polisi jaman itu yang bahkan tanganpun tak bisa bergerak karena kencangnya, tapi oleh Suro Grendo, borgol itu dianggap mainan , ketika digelandang hendak dibawa ke Kantor polisi, sang perampok minta ijin hendak buang air kecil ke kubangan Lumpur berair di sekitar kandang kerbau, tiba tiba entah bagaimana caranya, dia hilang tinggal borgolnya tergeletak di tanah.
Penggerebekan oleh Polisi dan TNI (jaman itu TNI masih diperbantukan untuk memburu para rampok dan residivis-red) syahdan juga sering dilakukan, berondongan pistol dan senapan mesin dari ABRI waktu itu sedikitpun tak melukai tubuh Robin Hood versi Kendal tersebut.
Namun ibarat pepatah sepandai tupai melompat akhirnya jatuh juga, Suro Grendo takluk juga akhirnya, sebabnya adalah sepele, dia tak bisa mengendalikan nafsu birahi dan terjebak oleh bujuk rayu wanita.
Dalam dunia kriminalitas, selalu ada lawan seimbang bagi para penjahat, jika di Amerika seorang Gangster nomor satu bernama Alphonse Capone alias Al Capone alias The Scarface mempunyai rival seorang detektif FBI bernama Eliot Ness maka Tersebutlah seorang Polisi Reserse musuh bebuyutan Suro Grendo bernama Pak Abu (Maaf nama aslinya tak jelas diketahui) Polisi inilah yang mempunyai inisiatif menjebak sang perampok, disewanya dua perempuan cantik, dulu namanya “Begenggek” atau call girls jika diterjemahkan kedalam bahasa masa kini.
Surati dan Sumiati adalah nama kedua cewek cantik tersebut, didatangkan dari wilayah Pekalongan, ketika tiba di Kendal kedua wanita itu diumpankan kepada Sastro dan Sukem , teman akrab Salpani, akhirnya setelah melalui perkenalan yang singkat, Suro Grendo terpikat dan terjadilah “ Cinta satu malam” antara mereka, gerombolan Suro Grendo berpesta semalam suntuk di rumah Sastro di wilayah Kalirejo hingga pagi menjelang.
Tanpa disangka oleh Suro Grendo , disekeliling rumah Sas, demikian Sastro biasa disapa, telah mengepung dua Detasemen dari Polisi dan Tentara,( diperkirakan dari Banteng Raiders Semarang ) “ sebenarnya keberadaan rombongan tentara dan polisi itu sudah ada sekitar seminggu dari waktu kejadian, lha wong saya beberapa hari sebelumnya sempat minta ditembakkan buah kelapa oleh para prajurit muda yang membawa senapan mesin jinjing yang ada jagul-nya (Mungkin Minimi-red) , saya bilang, ‘Mas tentara saya haus sehabis dari sawah, nyuwun tulung kelapa hijau itu ditembak’ “ Cerita Salpani mengenang masa itu.
“ Tentara muda itu langsung mengambil sikap menembak, dan Astaghfirullah , tidak hanya kelapanya yang ditembak tetapi senapan itu juga menghancurkan batang pohon kelapa yang terkenal sangat keras “ tambahnya sambil menunjukkan muka kagum.
Jam sudah menunjukkan pukul 08.00 pagi ketika serombongan aparat bersenjata lengkap mengepung rumah Sas di desa Kalirejo, para penghuninya yang berpesta semalaman nampaknya tidak menyadari kehadiran penegak hukum dengan senjata terkokang siap menghadapi segala kemungkinan.
Petugas yang percaya diri mengira bahwa para penghuni rumah sarang penyamun itu sedang lengah dan teller karena peseta semalam, dengan serta merta sejumlah polisi menggedor pintu rumah dan menyerbu masuk, namun malang, dari dalam rumah ternyata para perampok itu sudah mempersiapkan diri, sabetan parang dari Suro Grendo Cs membawa korban, empat polisi tewas seketika dan lainnya berhasil lolos melompat dari jendela, melihat regu pertama kocar kacir , para pengepung tak mau ambil resiko, berondongan peluru dari Pistol dan Bren berhamburan mengoyak rumah bertembok sederhana itu, mayat para rampok berserakan seiring asap mesiu yang mengepul, dua wanita cantik yang ditugaskan memancing si Gembong rupanya sudah diselundupkan keluar dari pintu belakang, sementara Sastro sang pemilik rumah tergeletak tak bernyawa tersambar pelor panas petugas.
Ketika dirasakan sudah tak ada perlawanan, Tim penyergap segera memeriksa siapa saja dari pihak perampok yang tewas, namun Suro Grendo dan Sukem duo berandal itu tak ada diantara mayat tersebut , mereka lenyap seperti tertiup angin.
Reserse Abu dibantu Salpani alias Kamto rupanya sudah memprediksi hal tersebut, segera Tim penyergap diarahkan untuk menuju pekuburan Karangayu Cepiring, benar saja ternyata duet penjahat itu sedang bersembunyi di semak belukar, kembali rentetan peluru dari Tentara dan Polisi bagaikan hujan mengguyur keduanya, aneh..tak ada satupun peluru yang melukai mereka.
Para penyergap merasa bingung dan hampir frustasi, buruan yang tinggal berjarak sekitar sepuluh meter kini tampak begitu kuat dan seakan memperlebar jarak hingga ratusan meter, ditengah rasa putus asa yang hampir mendera, seorang Imam Masjid Karangayu membisikkan pada seorang anggota tentara yang bertugas sebagai penembak jitu ( Sniper-red), “Mas, coba panjenengan goreskan pelurunya tiga kali pada permukaan tanah, Insya Allah ilmu mereka bisa sedikit luntur” tutur pak Kyai. Benar saja, setelah peluru digores pada tanah, penembak jitu dari Banteng Raiders itu mengarahkan larasnya pada kepala Suro Grendo namun karena sang rampok bergerak menghindar, peluru menembus bahunya, darah mengalir diantara wajah setengah tak percaya dari buronan tersebut.
Setelah itu semua anggota tim penyergap segera menggoreskan semua pelurunya pada tanah, alhasil tubuh Suro Grendo dan Sukem tercabik cabik oleh berondongan peluru itu, kembali keajaiban terjadi, ditengah tubuh mereka berdua yang lemas hampir kehabisan darah, mereka masih bisa tertawa dan tak kunjung mati.
Tubuh keduanya segera dievakuasi ke tempat teduh di pinggir Kuburan tempat baku tembak terjadi, para komandan regu baik dari Tentara maupun Polisi merasa ada nuansa keanehan yang tak bisa dijelaskan dengan akal manusia.
Salpani yang pernah mendengar kesaktian buron nomer satu di Kabupaten Kendal itu rupanya mengetahui penawar dari ilmu kebal dari Suro Grendo, dia segera mencari batang pohon Bengkoang yang biasanya tumbuh di tepi sungai kemudian batang itu ditumbuk hingga mengeluarkan getah, dan kemudian getah itu ditampung di Godong Lompong atau Daun Talas serta diminumkan kepada dua perampok yang sekarat tersebut, tak lama kemudian Sukem dan Suro Grendo tewas.
Jenasah Sukem dibawa orang tuanya ke desa Kalirejo dan dimakamkan disana sementara jenasah Suro Grendo kabarnya dibawa ke Dampal tempat orangtuanya tinggal.
Demikianlah akhir dari petualangan Robin Hood dari Kendal, sakti namun lengah oleh jebakan wanita cantik, nuansa magis juga mewarnai proses penangkapan mereka, khas tanah Jawa. (Aryo Widiyanto dari berbagai wawancara)
Konon Pasca kemerdekaan sekitar tahun 1950 hingga akhir 70-an di Kendal ada seorang gembong rampok “Dhukdeng” alias sakti mandraguna, tak mempan peluru senjata api apalagi cuma pisau dapur
Gembong rampok itu bernama Suro Grendo diyakini merupakan pria asli Kendal kelahiran Desa Galih Kecamatan Gemuh, catatan sejarah kemiliteran Kendal yang disusun oleh para veteran dan kemudian direvisi oleh Kapten Inf Suharmanto dalam bukunya yang berjudul “ Sejarah Kodim 0715/Kendal “ menyebutkan bahwa Suro Grendo pada awalnya merupakan anggota pasukan TNI dari Batalyon Infanteri “Kuda Putih” Ambarawa karena ketidak puasan pribadi kemudian dia melepaskan diri dari kemiliteran dan memilih menjadi perampok yang dalam bahasa Kendal sering disebut dengan Begal, Kecu atau Garong.
Beberapa versi cerita “Getok Tular” alias penuturan dari mulut kemulut mengatakan bahwa kisah Suro Grendo hampir mirip dengan cerita Robin Hood dari Inggris, dimana dia merampok untuk membantu rakyat miskin, hasil jarahannya dibagikan kepada warga yang membutuhkan. Merampok dari orang kaya kemudian disebarkan kepada orang miskin di sepanjang jalan yang dilaluinya, heroik namun tak jelas halal haramnya.
Sosok Suro Grendo digambarkan oleh seorang saksi mata bernama Kamto alias Salpani (70) warga desa Kalirejo Kecamatan Kangkung sebagai Pria yang tampan, berkulit kuning, tinggi dan gagah, khas typical warga Kendal.
“ Suatu ketika saya bangun pagi, saat itu usia saya sekitar 17 tahun , didepan rumah ada dua orang sedang Ngorok {Tidur-red), ketika dibangunkan orang berpostur tinggi gagah itu tiba-tiba berteriak keras ” Ojo ganggu” sambil menendang hingga saya terjungkal, belakangan saya diberitahu oleh orangtua bahwa dialah Suro Grendo si Perampok ulung, benar dia itu dermawan, saya ditawari kambing hasil rampokannya untuk berpesta orang sekampung, tapi tawaran itu ditolak warga karena takut nanti makan barang haram ” tutur Salpani.
Sejumlah mitos mewarnai perjalanan hidup Suro Grendo, dia dikabarkanmemiliki sejumlah “Jimat” dan ilmu kesaktian , yang paling terkenal adalah ajian “Belut Putih” dimana pemiliknya mampu melepaskan diri dari ikatan atau borgol menggunkan media Lumpur atau air sebagai media melepaskan diri , dan “Lembu Sekilan”yaitu ilmu yang bisa menghindarkan pemiliknya dari pukulan atau benda tajam termasuk peluru hingga tak mampu menembus kulit dan seakan hanya sekilan atau sejengkal dari kulitnya. Konon suatu ketika gembong rampok ini pernah tertangkap polisi, sudah diborgol dengan Kecrek ala polisi jaman itu yang bahkan tanganpun tak bisa bergerak karena kencangnya, tapi oleh Suro Grendo, borgol itu dianggap mainan , ketika digelandang hendak dibawa ke Kantor polisi, sang perampok minta ijin hendak buang air kecil ke kubangan Lumpur berair di sekitar kandang kerbau, tiba tiba entah bagaimana caranya, dia hilang tinggal borgolnya tergeletak di tanah.
Penggerebekan oleh Polisi dan TNI (jaman itu TNI masih diperbantukan untuk memburu para rampok dan residivis-red) syahdan juga sering dilakukan, berondongan pistol dan senapan mesin dari ABRI waktu itu sedikitpun tak melukai tubuh Robin Hood versi Kendal tersebut.
Namun ibarat pepatah sepandai tupai melompat akhirnya jatuh juga, Suro Grendo takluk juga akhirnya, sebabnya adalah sepele, dia tak bisa mengendalikan nafsu birahi dan terjebak oleh bujuk rayu wanita.
Dalam dunia kriminalitas, selalu ada lawan seimbang bagi para penjahat, jika di Amerika seorang Gangster nomor satu bernama Alphonse Capone alias Al Capone alias The Scarface mempunyai rival seorang detektif FBI bernama Eliot Ness maka Tersebutlah seorang Polisi Reserse musuh bebuyutan Suro Grendo bernama Pak Abu (Maaf nama aslinya tak jelas diketahui) Polisi inilah yang mempunyai inisiatif menjebak sang perampok, disewanya dua perempuan cantik, dulu namanya “Begenggek” atau call girls jika diterjemahkan kedalam bahasa masa kini.
Surati dan Sumiati adalah nama kedua cewek cantik tersebut, didatangkan dari wilayah Pekalongan, ketika tiba di Kendal kedua wanita itu diumpankan kepada Sastro dan Sukem , teman akrab Salpani, akhirnya setelah melalui perkenalan yang singkat, Suro Grendo terpikat dan terjadilah “ Cinta satu malam” antara mereka, gerombolan Suro Grendo berpesta semalam suntuk di rumah Sastro di wilayah Kalirejo hingga pagi menjelang.
Tanpa disangka oleh Suro Grendo , disekeliling rumah Sas, demikian Sastro biasa disapa, telah mengepung dua Detasemen dari Polisi dan Tentara,( diperkirakan dari Banteng Raiders Semarang ) “ sebenarnya keberadaan rombongan tentara dan polisi itu sudah ada sekitar seminggu dari waktu kejadian, lha wong saya beberapa hari sebelumnya sempat minta ditembakkan buah kelapa oleh para prajurit muda yang membawa senapan mesin jinjing yang ada jagul-nya (Mungkin Minimi-red) , saya bilang, ‘Mas tentara saya haus sehabis dari sawah, nyuwun tulung kelapa hijau itu ditembak’ “ Cerita Salpani mengenang masa itu.
“ Tentara muda itu langsung mengambil sikap menembak, dan Astaghfirullah , tidak hanya kelapanya yang ditembak tetapi senapan itu juga menghancurkan batang pohon kelapa yang terkenal sangat keras “ tambahnya sambil menunjukkan muka kagum.
Jam sudah menunjukkan pukul 08.00 pagi ketika serombongan aparat bersenjata lengkap mengepung rumah Sas di desa Kalirejo, para penghuninya yang berpesta semalaman nampaknya tidak menyadari kehadiran penegak hukum dengan senjata terkokang siap menghadapi segala kemungkinan.
Petugas yang percaya diri mengira bahwa para penghuni rumah sarang penyamun itu sedang lengah dan teller karena peseta semalam, dengan serta merta sejumlah polisi menggedor pintu rumah dan menyerbu masuk, namun malang, dari dalam rumah ternyata para perampok itu sudah mempersiapkan diri, sabetan parang dari Suro Grendo Cs membawa korban, empat polisi tewas seketika dan lainnya berhasil lolos melompat dari jendela, melihat regu pertama kocar kacir , para pengepung tak mau ambil resiko, berondongan peluru dari Pistol dan Bren berhamburan mengoyak rumah bertembok sederhana itu, mayat para rampok berserakan seiring asap mesiu yang mengepul, dua wanita cantik yang ditugaskan memancing si Gembong rupanya sudah diselundupkan keluar dari pintu belakang, sementara Sastro sang pemilik rumah tergeletak tak bernyawa tersambar pelor panas petugas.
Ketika dirasakan sudah tak ada perlawanan, Tim penyergap segera memeriksa siapa saja dari pihak perampok yang tewas, namun Suro Grendo dan Sukem duo berandal itu tak ada diantara mayat tersebut , mereka lenyap seperti tertiup angin.
Reserse Abu dibantu Salpani alias Kamto rupanya sudah memprediksi hal tersebut, segera Tim penyergap diarahkan untuk menuju pekuburan Karangayu Cepiring, benar saja ternyata duet penjahat itu sedang bersembunyi di semak belukar, kembali rentetan peluru dari Tentara dan Polisi bagaikan hujan mengguyur keduanya, aneh..tak ada satupun peluru yang melukai mereka.
Para penyergap merasa bingung dan hampir frustasi, buruan yang tinggal berjarak sekitar sepuluh meter kini tampak begitu kuat dan seakan memperlebar jarak hingga ratusan meter, ditengah rasa putus asa yang hampir mendera, seorang Imam Masjid Karangayu membisikkan pada seorang anggota tentara yang bertugas sebagai penembak jitu ( Sniper-red), “Mas, coba panjenengan goreskan pelurunya tiga kali pada permukaan tanah, Insya Allah ilmu mereka bisa sedikit luntur” tutur pak Kyai. Benar saja, setelah peluru digores pada tanah, penembak jitu dari Banteng Raiders itu mengarahkan larasnya pada kepala Suro Grendo namun karena sang rampok bergerak menghindar, peluru menembus bahunya, darah mengalir diantara wajah setengah tak percaya dari buronan tersebut.
Setelah itu semua anggota tim penyergap segera menggoreskan semua pelurunya pada tanah, alhasil tubuh Suro Grendo dan Sukem tercabik cabik oleh berondongan peluru itu, kembali keajaiban terjadi, ditengah tubuh mereka berdua yang lemas hampir kehabisan darah, mereka masih bisa tertawa dan tak kunjung mati.
Tubuh keduanya segera dievakuasi ke tempat teduh di pinggir Kuburan tempat baku tembak terjadi, para komandan regu baik dari Tentara maupun Polisi merasa ada nuansa keanehan yang tak bisa dijelaskan dengan akal manusia.
Salpani yang pernah mendengar kesaktian buron nomer satu di Kabupaten Kendal itu rupanya mengetahui penawar dari ilmu kebal dari Suro Grendo, dia segera mencari batang pohon Bengkoang yang biasanya tumbuh di tepi sungai kemudian batang itu ditumbuk hingga mengeluarkan getah, dan kemudian getah itu ditampung di Godong Lompong atau Daun Talas serta diminumkan kepada dua perampok yang sekarat tersebut, tak lama kemudian Sukem dan Suro Grendo tewas.
Jenasah Sukem dibawa orang tuanya ke desa Kalirejo dan dimakamkan disana sementara jenasah Suro Grendo kabarnya dibawa ke Dampal tempat orangtuanya tinggal.
Demikianlah akhir dari petualangan Robin Hood dari Kendal, sakti namun lengah oleh jebakan wanita cantik, nuansa magis juga mewarnai proses penangkapan mereka, khas tanah Jawa. (Aryo Widiyanto dari berbagai wawancara)
Bayi Dibuang diselokan Kendal
Kapolres : “Cari Orang tua Pembuang Bayi Di Selokan!!”
Perbuatan biadab pembunuhan terhadap bayi dengan modus membuangnya ke selokan terjadi di wilayah Polsek Cepiring Senin (18/10), ditemukannya mayat bayi itu terjadi secara tidak sengaja saat petugas kebersihan dari Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (Ciptaru ) Pemkab Kendal bejumlah 20 orang diturunkan untuk membersikan saluran irigasi sungai desa Karangayu, saat itulah para petugas Ciptaru itu menemukan sesosok mayat bayi yang pada awalnya sempat dikira boneka mainan anak, segera setelah adanya teman itu warga melaporkan kepada Kepala Desa yang cepat menginformasikan kejadian itu kepada Kapolsek Cepiring AKP Muslich S.Ag yang langsung menerjunkan Tim Reserse ke TKP dipimpin oleh Kanit Reskrim Aiptu Marpino. Oleh Petugas dan masyarakat akhirnya mayat bayi malang itu dibawa ke puskesmas Pukul 10.00
Dua orang saksi yaitu Haryanto Bin Sumarmo (35) petugas Kebesihan dari Ciptaru dan Abdul Majid (38) warga Karangayu Rt 01/II Cepiring mengisahkan bahwa saat itu Haryanto sedang membabat kangkung dan rumput disekitar lokasi, ketika akan menaikkan lumpur ke tanggul dia melihat ada benda seperti boneka mainan, karena dianggap mengganggu, benda itu dihanyutkan oleh Haryanto, ketika sudah berjarak lima meter dari tempatnya berdiri, dari pinggir sungai matanya mengawasi arus air yang menghanyutkan benda temuannya tadi, tapi kemudian dalam benak Haryanto merasa ada keanehan, “ Boneka kok ada buntutnya menggelondong berwarna merah, Jangan jangan bayi”kata Haryanto.
Kemudian saksi mengejar “Boneka” itu dan ketika sudah terkejar ternyata benar bahwa sosok itu adalah mayat bayi.
Hasil pemeriksaan medis di Puskesmas Cepiring menyebutkan bahwa diperkirakan bahwa bayi itu lahir sekitar 8 Jam dari waktu diserahkannnya jenazah ke Puskesmas atau sekitar pukul 04.00 dinihari.
Kapolres Kendal AKBP Agus Suryo Nugroho SH yang turun langsung menyaksikan evakuasi jenazah Bayi tersebut menegaskan bahwa prinsipnya Polisi akan mencari pelaku pembuangan bayi itu, “ Kita akan cari pelakunya dan selidiki siapa yang membuang bayi itu, baru kemudian motifnya akan diketahui, sebelum motifnya ditemukan polisi belum bisa menyimpulkan, sebagai langkah awal kita meminta jajaran Polsek Cepiring dan pihak desa tempat lokasi ditemukan serta desa sekitarnya untuk mengidentifikasi warganya yang hamil” Tandas Kapolres.
Kapolres juga mengatakan bahwa ketika ditemukan bayi itu sudah dalam keadaan meninggal jadi kemungkinan bayi itu sudah tak bernyawa ketika dilahirkan, dan untuk selanjutnya mayat bayi itu oleh pihak Polres akan dikirim ke RS Bhayangkara Semarang untuk dilakukan pemeriksaan lebih mendalam. ( Aryo/Oki/Eli
ADA TUKANG PIJAT GRATIS DI ALUN ALUN KENDAL
Sekitar pukul 05.00WIB Pagi itu tampak serombongan keluarga muda bersama anak anaknya sedang menikmati udara pagi di Alun Alun Kendal tepatnya di depan Pos Polisi Kota , belum banyak lalu lalang kendaraan sehingga asap knalpot kesegaran embun pagi sangat terasa.
Ketika sang anak bersama ibunya bersantai duduk di rumput hijau di tengah alun alun, para bapak menyempatkan diri mencoba terapi pijat Refleksi yang disediakan ole Pemkab berupa hamparan batu yang disemen sedemikian rupa sehingga membentuk formasi khusus yang berfungsi memijat kaki para penikmatnya
Secara umum biasanya batu yang digunakan untuk sarana pijat refleksi adalah Batu Andesit , yang sangat fleksibel, bisa ditempatkan di lantai maupun dinding. Karena selain kuat, jenis batuan alam andesit juga tahan lumut. Andesit memiliki warna yang beragam, seperti andesit Cirebon yang memiliki warna abu-abu gelap dan terang, motifnya ada yang berbintik-bintik serta polos. Lalu andesit Tulungagung yang memiliki tiga warna, yaitu hitam, abu-abu dan hijau. Serta andesit Pemalang yang punya ciri khas warna abu-abu kecoklatan.
Batu untuk lantai yang lain adalah batu candi. Sepintas, batu Candi mirip dengan andesit. Namun, warnanya hitam dan memiliki pori-pori yang cukup banyak , sementara tidak ada keterangan resmi dari Pemkab tentang batu apa yang digunakan di Pijat Refleksi ala Alun alun Kendal itu.
Tukang pijit Gratis
Munir (50) warga desa Karangayu yang menyempatkan diri melakukan terapi pijat refleksi di tempat tersebut mengatakan bahwa setelah berjalan dua kali putaran mengelilingi alun alun barat diatas batu refleksi itu badannya terasa segar, kakinya yang semula terasa agak linu akibat asam urat kini terasa ringan , ” kaki saya pegal selama seminggu ini karena ada indikasi asam urat, oleh seorang teman yang kebetulan terapis penyakit dalam saya dianjurkan untuk pijat refleksi batu alam yang ada disini, efeknya terasa sekali, sakit di kaki saya berkurang dan terasa enteng, lumayanlah mas, ada tukang pijit gratis di alun alun Kendal ” tuturnya sambil tersenyum lebar.
Terapi ini tak hanya didominasi para pria, banyak ibu ibu baik tua maupun muda beserta anaknya antusias berjalan diatas batu terapi bercat warna warni didesain memutar mengelilingi alun alun yangdibuat oleh Pemkab Kendal tersebut.
Masrikin (40) seorang ahli pijat refleksi dari desa Patebon yang pernah berguru ke China, kepada wartawan BMB mengatakan bahwa Memang benar walau tidak langsung mengobati penyebab langsung suatu penyakit, terapi pijat refleksi dapat membantu mengatasi berbagai masalah kesehatan, seperti sakit kepala, depresi, sindrom pra-haid, asma, gangguan pencernaan, penyakit kulit, dan arthritis.Titik-titik tertentu di daerah telapak kaki yang berjumlah 70 itu menurut teori refleksologi berhubungan erat dengan seluruh organ tubuh, seperti usus, lambung, hati, ginjal, limpa, pankreas, dan jantung.Pijatan di kaki kanan berhubungan dengan tubuh bagian kanan, sedangkan kaki kiri berhubungan dengan tubuh bagian kiri.
Ujung-ujung jari kaki, misalnya berkaitan dengan kepala dan leher. Telapak kaki bagian atas dengan dada dan paru-paru. Telapak kaki bagian tengah dengan kepala, leher dan organ-organ dalam. Dan tumit dengan saraf dan panggul. Jadi, jika ada gangguan di organ-organ tertentu, pijatan di titik-titik yang berhubungan dengan organ-organ tersebut akan menimbulkan rasa sakit. ” dengan pijat refleksi batu alam di alun alun Kendal itu, otomatis semua titik di telapak kaki akan terpijat sehingga berefek positif kepada kesehatan seluruh tubuh” paparnya.
Rekreasi yang menyehatkan tidak harus mahal, anda dan keluarga bisa mendatangi alun alun Kendal , sambil menikmati udara pagi, plus pijat refleksi gratis , setelah itu makan bubur ayam atau lontong pecel semanggi lengkap dengan sate keong dan teh hangat di taman Patung Garuda depan Bank Jateng yang berjarak hanya sepuluh meter dari GOR Bahurekso, tentu akan menambah keakraban, kesehatan serta keharmonisan kita bersama keluarga. ( Aryo Widiyanto)
Senin, 01 November 2010
Bayi 5 bulan dalam Kandungan Hilang...!!!
Hati Hati Para Ibu Hamil
Kendal.
Peringatan bagi para Ibu yang tengah mengandung atau hamil, jangankan harta benda , kini modus pencurian juga bisa dilakukan pada janin yang ada dalam kandungan.
Seperti yang dialami oleh Puji Hartani ( 29) warga Desa Cepiring Rt 07/01 Kendal Jawa Tengah, selayaknya orang hamil umumnya, dari usia kehamilan satu bulan sampai empat bulan dirinya rajin memeriksakan kandungannya pada bidan desa terdekat, bidan pun memastikan bahwa dirinya hamil, Kartu Menuju Sehat (KMS) diberikan oleh bidan untuk memantau kehamilan istri dari Arif ( 30) tersebut.
Sampai suatu ketika Puji berbelanja di pasar Cepiring, Ketika sampai dipasar tidak terjadi sesuatu yang aneh, hingga dirinya akan pulang dari pasar tiba tiba dari arah samping ada seorang perempuan setengah baya menepuk pundaknya sambil berpura pura ramah menanyakan usia kehamilannya, sampai dirumah Puji Kaget, ketika hendak ke kamar kecil dirinya merasa ada yang tak beres , perutnya terasa ringan dan tidak lagi mengganjal seperti sebelumnya, selang dua hari dirinya memeriksakan kehamilan ke seorang dokter kandungan dan di USG ternyata kandungannya kosong dan tak ada bayi didalamnya.
Seisi kampung Sriagung pun geger , para tetangga menanyakan apakah Puji sudah melahirkan , Wanita muda inipun bingung menjawabnya.
Ternyata kasus hilangnya bayi dalam kandungan dengan modus menepuk punggung korban atau menginjak jempol kaki Ibu hamil secara mistis mengakibatkan hilangnya janin di perut juga dialami oleh seorang wanita yang tak mau disebutkan identitasnya , wanita tersebut beralamat di belakang SD Cepiring I Kendal.
Praktisi LSM dan pemerhati Hukum dan Ham Kabupaten Kendal ,Robert Yulius Sinaga SH. Mengungkapkan pandangannya bahwa secara hukum Negara, kasus yang dialami Puji sangat sulit untuk dilacak, diselidiki dan ditangkap pelakunya, karena untk kasus yang berbau metafisika seperti yang dialami oleh korban tersebut , hampir mayoritas alat bukti maupun saksi tidak ada. Akibatnya penegak hukum dalam bertindak terkendala oleh ketiadaan alat bukti dan saksi. ( Aryo/Ajat)
Langganan:
Postingan (Atom)