Rabu, 24 November 2010


Kodim 0715/Kendal Tanam 1500 pohon Trembesi dan Jati.
Fenomena pemanasan global (Global Warming) dan wacana mengenai Lingkungan yang hijau nampaknya menginspirasi jajaran TNI AD untuk gencar melakukan penghijauan di daerah tempatnya bertugas.
Ditingkat Kabupaten, Aparatur Kodim 0715/Kendal secara bertahap dan terjadwal selama tiga bulan terakhir ini giat melakukan penanaman pohon peneduh di seluruh Koramil di 20 Kecamatan di Kabupaten tersebut.
“Sesuai instruksi dari Bapak Presiden Republik Indonesia dan Bapak Pangdam IV/Diponegoro mengenai penghijauan dan penanaman pohon, Kami menanam tak kurang dari 1500 pohon peneduh jenis Jati dan Trembesi, untuk pohon Jati sudah kami sebar di wilayah atas , yaitu Kecamatan Sukorejo, Pageruyung dan sekitarnya dengan tujuan jika sudah saatnya nanti, Pohon Jati tersebut bisa dipanen dan dimanfaatkan oleh warga , sementara untuk pohon Trembesi, kami arahkan penanamannya di daerah bawah yaitu Kecamatan Kendal Kota, Kaliwungu, Cepiring dan sejalurnya. Dikandung maksud karena Trembesi adalah pohon dengan kemampuan menyerap Karbondioksida terbesar dibanding pohon lain jadi jika ditempatkan di daerah bawah yang notabene merupakan jalur Pantura dengan tingkat polusi diambang rata rata maka diharapkan keberadaan Trembesi ini mampu mengurangi dampak polusi akibat asap mobil yang mengandung C02” Papar Dandim Kendal Letkol Inf Erwin Rustriawan didampingi Kasdim Mayor Inf Sasono Hariyadi.
Untuk bibit Jati, Kodim bekerjasama dengan Dinas Kehutanan dan Pertanian Pemkab Kendal dan Perhutani Kendal, sementara untuk bibit Trembesi , Kodim mendapatkan bibitnya dengan cara membeli dari Madiun Jawa Timur uniknya Dandim sampai harus menugaskan Danramil Patean Kapten Inf Hadi Purnomo dan Koordinator Penghijauan Kapten Inf Harmanto ke Madiun demi memperoleh bibit Trembesi karena di daerah Jawa Tengah sudah jarang terdapat penjual biji pohon tersebut. Satu kilo bibit Trembesi dengan tekhnik penanaman yang sesuai bisa menghasilkan sekitar 700 bibit siap tanam , untuk lahan pembibitan hingga siap ditanam lokasinya adalah di lahan kosong disebelah Koramil kota,
Trembesi (Albizia Saman sinonim dengan Samanea Saman) mempunyai beberapa nama baik secara domestic maupun internasional, diantaranya disebut Pohon Kolobin, Munggur, Punggur (Jawa) Kayu Ambon (Melayu) Pohon Hujan atau Ki Hujan (Sunda), Di Inggris Pohon ini disebut East India Walnut, Pohon Pukul Lima di Malaysia,Jamjuree di Thailand, Cas Mura di Vietnam dan Chorona di Portugal, diperkirakan pohon ini berasal dari Mexico, Peru dan Brazil namun kini penyebarannya sudah merambah ke Asia yang beriklim tropis. menurut situs Internet Wikipedia, Zipcodezoo, www. Setneg.com dan Alam Endah’s Blog yang konsen terhadap pelestarian lingkungan Trembesi selain merupakan pohon penyerap karbon dioksida yang efektif dibuktikan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dr.Ir . Endes N. Dahlan , seorang dosen Fakultas kehutanan Institut Pertanian Bogor, satu batang Trembesi mampu menyerap sekitar 28, 442 Kilogram Karbondioksida setiap satu tahun, konon pohon yang diklasifikasikan secara ilmiah dari famili Fabaceae, Genus Albazi, Kelas Magnoliasida dan Spesies Albizia Saman ini juga mempunyai kekuatan luar biasa dan bernilai ekonomis tinggi, menurut Pak Abdul Basyir (70) warga Desa Penjalin Botomulyo yang dulu bekerja sebagai Wakeer( Petugas Keamanan) di PG Cepiring bahwa Kayu Trembesi oleh penjajah Belanda sering digunakan sebagai bantalan Rel Kereta Api, “ ketika PG Cepiring bubar, Bantalan Rel itu diambil oleh penduduk setempat untuk digunakan sebagai “Angklo” atau tungku pembakaran dirumah atau untuk Lunas badan Perahu , anehnya kayu Trembesi tidak mempan terbakar api atau lapuk terendam air sehingga banyak juragan yang mau membayar mahal untuk kayu itu” tutur Pak Basyir.. ( Aryo Widiyanto)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar