1
Sold Out.Kamis, 28 November 2013
Rabu, 27 November 2013
Celoteh Anti Korupsi ala Mbah Ngasinah
Celoteh #Anti Korupsi ala Mbah Ngasinah
Keprihatinan
atas semakin maraknya korupsi di negara ini rupanya sudah menyentuh segenap
lapisan masyarakat, berita ditangkapnya para pencoleng yang maling uang
negara itu sudah seperti jamur di musim hujan , setiap hari tak ada berita yang
tak mengupas tentang betapa nakalnya
para bocah tua nakal yang mengkorup uang negara demi kepentingannya sendiri.
Kamis
28 November 2013, ketika sedang memungut barang rongsokan , Mbak Ngasinah Warga
Desa Sembung RT 9/RW Desa Cepiring Kabupaten Kendal yang kesehariannya bekerja
sebagai pencari rongso nampak marah, tanpa ditanya siapapun, dia berucap
lantang “ Lha iyo, setiap hari kalo aku munguti koran, tak baca, kok beritanya
korupsiiiiiii teruuus, gak daging Sapi, gak Proyek olahraga, gak dana Al Quran,
semua kok di “Untal” (ditelan-red) , serakah, tamak, nafsu hewan” ucapnya
garang sembari mengorek koran yang jatuh
di bawah gardu pos Kamling.
Mbah Ngasinah prihatin korupsi |
Mbah
Ngasinah nampaknya geram juga, ketika dirinya dan ribuan warga Indonesia
lainnya yang susah payah, megap megap sesak napas menyambung hidup didera
kemiskinan, ternyata diatas sana, para pemegaang kuasa sedang berpesta pora mengeruk duit negara untuk diri
pribadi, “ Saya makan dua kali sehari saja sudah bersyukur, lha kok uang
milyaran diembat para koruptor, benar jika PKK (uupss..dia salah menyebut KPK
dengan PKK) memberantas para pencuri Dzolim itu, dipikirnya negara punya nenek
moyangnya, setan..!!” kembali beliau menggerutu sambil mengunyah sirih di
mulut.
Benar juga kata si embah tersebut, jika kita biarkan tentu
para koruptor itu akan menggerogoti keuangan negara, bayangkan jika uang yang
seharusnya untuk memperbaiki jalan dikorupsi ,jelas kualitas jalan akan kurang,
jalan menjadi rusak dengan mudah, yang rugi rakyat juga.
Jika
dana untuk kesehatan dikorupsi, tentu kualitas obat yang diberikan pada rakyat
miskin juga akan semakin jelek, semakin banyak warga sakit tak mendapatkan
perawatan layak, sementara para koruptor hidup mewah berpesta pora dengan
kesenangan duniawi berlimpah harta menindas rakyat jelata.
Kita
berharap kedepan tak ada lagi korupsi menjadi wabah sampar penyebab kemiskinan
di negara ini, KPK dan Polri sudah bagus kinerjanya dalam memberantas
korupsi, semoga pendidikan anti korupsi
juga merasuk mendalam di pendidikan para pelajar kita sehingga jika suatu
ketika nanti generasi penerus bangsa ini menjadi seorang pemimpin maka akan
jadi pemimpin yang anti korupsi, dan tentu saja di masa depan ketika Indonesia sudah jadi negara yang
bersih dari Korupsi , Mbah Ngasinah akan tersenyum dan berkata dari alam sana “
Syukurlah celotehanku dibaca dan menjadi bahan perenungan yang sedikit bisa
membantu kesadaran untuk tidak korupsi, Korupsi ?? Ora Wae..!!!”
(Aryo
Widiyanto, Penulis , Jurnalis, hidup di akun Facebbok : Aryo Widiyanto, Twitter
;@aryo_widi, dan blogspot :
aryowidiyanto.blogspot.com.)
Selasa, 26 November 2013
Senin, 25 November 2013
Kodim ,Pemkab dan Warga Tanjungmojo geropyok Tikus.
Kodim ,Pemkab dan #Warga Tanjungmojo geropyok Tikus.
Serangan
hama Tikus yang meresahkan warga
Tanjungmojo Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal Jawa Tengah direspon
segera oleh jajaran Kodim 0715/Kendal, Pemkab dan warga setempat , Senin 25/11
Dengan berbekal
senjata tradisional seperti Sabit, Pentungan, Manggar Kelapa yang berfungsi
sebagai pembakar semak, alat semprot uap belerang dan mesiu khusus
dari Dinas Pertanian , sekitar 30 personil Kodim yang terdiri dari Koramil
Cepiring,Staf Teritorial dan Staf Operasional, ditambah 200 Warga dan 20 PNS
dari Kecamatan dan Dinas Pertanian Kendal bergerak menuju tiga sasaran utama
yaitu Blok sawah Ngasem, Wedari dan
Mbalun.
Perburuan
hewan pengerat itu dimulai dengan menyisir area persawahan ,agar tak terdeteksi oleh hewan yang terkenal peka itu, jalan
irigasi yang berair menjadi pilihan para pemburu itu untuk dilewati karena Tikus
biasa bersarang di “Gisik” atau pematang yang kering di sepanjang saluran air,
kemudian para pemburu mengasapi lubang sarang tikus dengan ,mesiu belerang yang
telah dibakar dengan alat khusus, alhasil puluhan tikus berloncatan dan segera
menjadi bangkai terkena sabetan senjata
dan pentungan. “ Tikus itu hewan yang cerdas, mereka bisa tahu jika ada manusia
datang, selain itu siklus perkembang biakannya hebat, selama 21 hari Tikus bisa
matang secara seksual dan beranak, itu sebabnya jika tak dibasmi, maka dalam
setahun, dari jumlah awal yang hanya sepasang tikus bisa menjadi ratusan ekor
dan beranak pinak” tutur Koordinator Penyuluh Pertanian Kangkung Erwin Istanto.
Menurut
Dandim Kendal Letkol Kav Wiratno melalui
Danramil Cepiring Kapten Inf Hadi, kegiatan geropyok tikus ini adalah
wujud nyata dari komunikasi sosial
antara TNI dan warga, “ Kami selama ini sering berbagi cerita dengan sejumlah
petani, mereka mengeluh tentang adanya hama tikus yang sering meenyerang,
bahkan untuk menanam Padi saja warga ketakutan, akhirnya kami koordinasi dengan
Dinas Pertanian dan Pemkab dalam hal ini Camat Kangkung, hari ini langsung
action berburu tikus” paparnya didampingi Camat Kangkung Nursalim.
Kepala
Desa Tanjung Mojo Sugiyono berterima
kasih atas kepedulian Pemkab dan TNI , “ Kami selama ini kebingungan menghadapi
serangan Tikus ini, berbagai cara sudah kami lakukan mulai dari cara tradisional
hingga ke paranormal, semoga langkah konkret perburuan hari ini bisa membuat
populasi tikus berkurang” ucapnya diamini ratusan warga yang ikut dalam acara
geropyokan tikus tersebut.
Serangan
hama Tikus yang meresahkan warga
Tanjungmojo Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal Jawa Tengah direspon
segera oleh jajaran Kodim 0715/Kendal, Pemkab dan warga setempat , Senin 25/11
Dengan berbekal
senjata tradisional seperti Sabit, Pentungan, Manggar Kelapa yang berfungsi
sebagai pembakar semak, alat semprot uap belerang dan mesiu khusus
dari Dinas Pertanian , sekitar 30 personil Kodim yang terdiri dari Koramil
Cepiring,Staf Teritorial dan Staf Operasional, ditambah 200 Warga dan 20 PNS
dari Kecamatan dan Dinas Pertanian Kendal bergerak menuju tiga sasaran utama
yaitu Blok sawah Ngasem, Wedari dan
Mbalun.
Perburuan
hewan pengerat itu dimulai dengan menyisir area persawahan ,agar tak terdeteksi oleh hewan yang terkenal peka itu, jalan
irigasi yang berair menjadi pilihan para pemburu itu untuk dilewati karena Tikus
biasa bersarang di “Gisik” atau pematang yang kering di sepanjang saluran air,
kemudian para pemburu mengasapi lubang sarang tikus dengan ,mesiu belerang yang
telah dibakar dengan alat khusus, alhasil puluhan tikus berloncatan dan segera
menjadi bangkai terkena sabetan senjata
dan pentungan. “ Tikus itu hewan yang cerdas, mereka bisa tahu jika ada manusia
datang, selain itu siklus perkembang biakannya hebat, selama 21 hari Tikus bisa
matang secara seksual dan beranak, itu sebabnya jika tak dibasmi, maka dalam
setahun, dari jumlah awal yang hanya sepasang tikus bisa menjadi ratusan ekor
dan beranak pinak” tutur Koordinator Penyuluh Pertanian Kangkung Erwin Istanto.
Menurut
Dandim Kendal Letkol Kav Wiratno melalui
Danramil Cepiring Kapten Inf Hadi, kegiatan geropyok tikus ini adalah
wujud nyata dari komunikasi sosial
antara TNI dan warga, “ Kami selama ini sering berbagi cerita dengan sejumlah
petani, mereka mengeluh tentang adanya hama tikus yang sering meenyerang,
bahkan untuk menanam Padi saja warga ketakutan, akhirnya kami koordinasi dengan
Dinas Pertanian dan Pemkab dalam hal ini Camat Kangkung, hari ini langsung
action berburu tikus” paparnya didampingi Camat Kangkung Nursalim.
Kepala
Desa Tanjung Mojo Sugiyono berterima
kasih atas kepedulian Pemkab dan TNI , “ Kami selama ini kebingungan menghadapi
serangan Tikus ini, berbagai cara sudah kami lakukan mulai dari cara tradisional
hingga ke paranormal, semoga langkah konkret perburuan hari ini bisa membuat
populasi tikus berkurang” ucapnya diamini ratusan warga yang ikut dalam acara
geropyokan tikus tersebut.(Aryo Widiyanto)
Doa Itu Awal Keajaiban
Doa Itu Awal Keajaiban
Semasa kecil
apakah hidupku normal? tidak
dari bayi sampai kelas 2 SMP sebuah penyakit menghinggapiku, bidan yang membantu
kelahiranku memotong pusarku terlalu pendek, hasilnya, pusarku selalu
mengeluarkan darah sampai aku menginjak bangku SMP, berat badanku hanya 25 Kg
untuk anak seusia itu, ejekan, hinaan, tertawaan , adalah makananku setiap
hari, tapi keluargaku menguatkanku.
Dalam penderitaan
itu satu yang masih kuingat adalah Nenekku mbah Sakinah, dan pengasuhku Mak Roh dan pak Bakir selalu mendoakan aku,
setiap malam selama 13 Tahun, aku kenyang oleh doa, setiap ziarah ke makam
papiku, usapan air dan tanah makam selalu mengena di ubun ubunku, setiap pergi
ke Pak Kyai , tiupan doa bapak Kyai itu selalu di wajahku.
Entah berapa
puluh pengobatan aku jalani, ratusan terapi aku terima,berapa ratus obat aku
telan, berapa ratus suntikan mereka hujamkan ke tubuh ringkihku, aku terkaddang
sampai membayangkan, jika mati nanti apakah aku akan ketakutan karena tak ada
lampu, lalu aku memejamkan mata, tidak..aku tidak boleh mati..
Suatu ketika ditengah
malam aku mendengar Mbah Sakinah berdoa agak keras, beliau Islam, tapi
kejawennya kentall sekali, hanya mampu berdoa memakai bahasa Jawa, intinya
beliau ingin agar Allah memberikan kekuatan kepadaku, doa itu diulang dan diulang, didepanku.
Timbul semangat
bahwa tak ada penyakit yang tak sembuh, aku bangkit dalam arti melawan penyakit
itu, tanpa diduga bibir kecilku tiba tiba berucap aku ingin dipoerasi di RS
Telogorejo Semarang , kembali terpancar harapan di mata dua wanita renta yang
tak lelah mengusahakan kesembuhanku, aku
sangat berterimakasih atas dorongan beliau berdua .
Tak lama setelah
perjuangan antara hidup dan mati itu, didorong oleh semangat dan doa seluruh
keluarga, aku perlahan dan pasti setelah dioperasi di RS Telogorejo dengan
dokter yang jika tak salah bernama Dokter Budi, aku sembuh dan hidup sampai
sekarang.
Doa, semangat,
usaha dan keyakinan, apapun agama yang kita anut, akan sangat berpengaruh
terhadap kesembuhan seseorang, saya membuktikan
bahwa doa adalah awal keajaiban.(Aryo Widiyanto Tinggal di Jalan Sriagung 234 Cepiring Kendal Jateng 51352)
Minggu, 24 November 2013
Strategi pemasaran via Twitter ala # Farhat Abbas
Strategi
pemasaran via Twitter ala Farhat
Abbas
Farhat
Abbas, pengacara muda ganteng yang sering menebar ledakan publikasi dengan celotehannya yang tajam dan
pedas di Twitter dalam kurun waktu terakhir ini rajin menjadi bahan berita di
koran dan televisi serta internet.
Daftar
sasaran kicauannya beragam, mulai dari pernyataan rasisnya tentang Basuki
Cahaya Purnama alias Ahok sang Wagub DKI, Legenda Musik Indonesia Iwan Fals
yang disebutnya Iwan Kopi, hingga terakhir yang sedang hangat adalah kicauan
Farhat tentang Ahmad Dhani dan putranya AQJ, laris manis di sorot media.
Namun
cermati, ada beberapa strategi pemasaran
tersendiri dari kalimat yang
dilontarkan Farhat terhadap para sasarannya, pertama, Farhat membidik tokoh
yang notabene “Kelas”nya berada diatas,
siapa menyangsikan kehebatan dan kelegendarisan Iwan Fals?, siapa menyangsikan
ketenaran Ahok? Dan siapa tak kenal kekuatan Ahmad Dhani menguasai bisnis musik
di Indonesia?, jadi siapapun yang dibidik Farhat, bisa dipastikan sasarannya adalah
tokoh yang berkelas, dan Farhat dilihat dari sisi pemasaran, dia sedang
memposisikan dan mencoba mensejajarkan
dirinya dengan tokoh tersebut, dan
kecerdasan Farhat, dia berkicau saat sang tokoh sedang berada dalam kondisi
diatas secara pemberitaan, sehingga mau tidak mau, media massa akan turut
mengangkat nama Farhat.
Kedua,
Farhat lihai memainkan kata, dia menyerang dengan berbagai kalimat yang
memojokkan namun ternyata jarang sekali dia dituntut karena ucapan maupun
tulisannya, lepas dari pengacara atau
bukan, saat ini Farhat tak tersentuh dari segala efek dari celotehannya.
Namun
ibarat pepatah, sepandai tupai melompat akhirnya jatuh juga, Farhat mendapatkan
“Tantangan” yang sepertinya tak mungkin dilayani, yaitu, dua putera Ahmad Dhani
, Al dan El, secara terang terangan menantangnya bertinju, bahkan lebih sadis
lagi kedua bocah itu mengatakan jika Farhat jangan hanya berani di dunia Maya, beranilah di dunia nyata, jika
tidak , (Menurut kedua remaja itu) Farhaat bisa dibilang sebagai Banci..waduuuuh..!!
Tanggapan
Farhat di televisi sendiri juga terlihat
kurang garang terhadap tantangan Al dan El, alhasil, malah pamor Al dan El
terangkat naik melebihi sang pengacara.
Farhat
Abbas, sebuah ikon baru dalam dunia selebritis, namun jika dilihat dari kacamata budaya, sepertinya
banyak yang tak menyukai dia, bagaimanapun masyarakat kita akan lebih mempunyai kesan baik terhadap orang yang
“dipojokkan” daripada orang yang memojokkan, apapun konteksnya.
Terakhir,
bahkan nanti akan timbul pertanyaan, apa sih karya dari Farhat di dunia Seni
maupun pengacara? Bukankah lebih baik jika Farhat mempublikasikan tentang
kinerjanya menangani atau membela kasus besar di negara ini sebagai pengacara
kondang seperti OC Kaligis atau Hotman Paris Hutapea, atau Ruhut Sitompul?,
daripada mengurusi hal yang kurang begitu berpengaruh bagi masyarakat? , kita
lihat kedepan, semoga Farhat Abbas terus berkiprah secara positif bagi
perkembangan seni dan hukum di Indonesia.
Add caption |
(Aryo Widiyanto, Penulis, Jurnalis
dan Pengamat Pertelevisian, Tinggal Di
Akun Facebook :Aryo Widiyanto. Twitter :@aryo_widi, dan blogspot : aryowidiyanto.blogspot.com)
Festival Film Indonesia itu ternyata Di Semarang Toh?
# Festival Film Indonesia itu ternyata Di Semarang Toh?
Perhelatan
akbar sekelas Festival Film Indonesia (FFI) yang merupakan barometer insan film
dan para pecinta sinema di Indonesia untuk mengetahui kinerja dan hasil karya
para sineas di negara ini ternyata
gaungnya tak begitu terdengar.
Sabtu
23/11 atau seminggu jelang FFI Digelar di
Semarang , publikasi tentang event tersebut bahkan bisa dibilang
memprihatinkan, tak ada berita yang menyinggung adanya FFI di Ibukota Provinsi
Jawa Tengah ini , sama sekali, kecuali berita di Suara Merdeka dan Wawasan Hari
ini yang secara gamblang mengangkat judul : Kesiapan Sambut FFI Dipertanyakan.
Mengenaskan
ketika sejumlah pegiat seni di provinsi bahkan tak banyak dilibatkan sebagai
bagian dari event kondang tersebut, “ Seharusnya ada acara pendamping yang
mengiringi berlangsungnya FFI sebelum acara utamnya diselenggarakan, seperti
misalkan workshop tentang perfilman, promosi atau premiere film Perdana, atau
bahkan sekecil pemutaran layar tancap aja gak diadakan untuk menyambut FFI di
Semarang, lalu gaungnya mau didapat darimana?” tutur Dida Ahmad, Seniman dari
Kaliwungu Kendal yang lama berkiprah di
Semarang.
Berkaitan
dengan keresahan para pegiat seni itu, Kabid Pemasaran Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Jawa Tengah Trenggono dalam
statementnya di media massa mengatakan bahwa pihaknya hanya sebagai panitia
lokal karena panitia utamanya adalah Menkominfo, Kementrian Ekonomi Kreatif dan
panitia FFI pusat.
FFI
sebagai festival mentereng dan berkelas nasional, tak banyak mendapat perhatian
dari warga Semarang, menyedihkan, sebuah sejarah dibidang perfilman dimana
Semarang didapuk sebagi penyelenggara harus terlewat begitu saja tanpa ada
kesan yang mendalam, harus diakui penyelenggaraan pentas Opera Van Java (OVJ)
di Simpanglima, atau Pentas Musik yang kerap digelar di jantung kota Semarang
itu lebih meriah dan lebih mengena secara publikasi dibanding penyelenggaraan
FFI tahun ini di Semarang, tak heran, begitu membaca berita di koran, banyak
warga Jawa Tengah yang akan bertanya, “Lho, Festival Film Nasional itu ternyata
Di Semarang Toh?”.
(Aryo Widiyanto, Penulis, Jurnalis dan Pengamat
Pertelevisian, Tinggal Di Akun Facebook :Aryo Widiyanto. Twitter
:@aryo_widi, dan blogspot :
aryowidiyanto.blogspot.com )
Selasa, 19 November 2013
#Jalur Pantura Cepiring Kendal Macet parah
Jalur Pantura Cepiring Macet hingga 7 Kilometer.
Kemacetan
parah terjadi Selasa 19/11 di jalur
Pantura Cepiring Kendal Jawa Tengah, antrean kendaraan yang didominasi roda
empat mengular hingga sepanjang Tujuh Kilometer dari sumber kemacetan yaitu di depan
Pabrik Gula Cepiring kearah barat hingga
Karangsuno.
Kemacetan
itu terjadi karena jembatan Kalibodri sedang dalam masa perbaikan, untuk
mengurangi padatnya penumpukan di ruas jalur PG Cepiring sebenarnya Polisi dan
dinas terkait sudah mencoba membuat
terobosan dengan menjadikan jalan raya samping bagian selatan menjadi
dua jalur, namun pada jam tertentu seperti saat berangkat dan pulang kantor
,kembali penumpukan terjadi.
Warga sedikit agak terganggu dengan kejadian diluar
kebiasaan itu seperti yang dikatakan Munawar (40) Warga Gemuh yang sehari hari bekerja di sebuah BUMD mengungkapkan
kebingungannya “ Kacang masih terjadi saling serobot antar pengguna mobil dari
arah Barat , lampu merah di pertigaan Sriagung diterjang, padahal arah ke Timur
masih macet, alhasil penumpukan tambah parah, untung ada Polisi dari Satlantas
dan Polsek Cepiring yang sigap mengatur arus, sehingga kendaraan kecil seperti
motor dan becak bisa lewat” tuturnya .
Belom
ada keterangan resmi dari pihak pelaksana proyek kapan jalan Pantura Cepiring
akan selesai, saat dikonfirmasi para pekerja nampak kebingungan dan tak mau
berkomentar banyak dengan alasan pemimpin proyeknya tak ada ditempat.
Bagi
pengguna jalan dari arah Jakarta ke Semarang sebaiknya hindari lewat Cepiring , ada alternatif lain yaitu dari Weleri setelah jembatan Rel
Kereta Api belok kanan lewat Gemuh dan tembus langsung ke Pegandon kemudian
bisa via arteri Patebon yang mengarah ke Ketapang, jalan lebih aman dan lancar
walaupun sedikit rusak. (Aryo Widiyanto)
Keterangan Gambar : Kanit Laka Polres Kendal Iptu Zaenal
sedang mencoba menguraikan kemacetan yang ada di Pertigaan Sriagung Cepiring
Jumat, 15 November 2013
# Megan Collins, Sang Sinden America
Selesai acara ruwatan dilanjutkan dengan menggelar pertunjukan wayang kulit dengan Dalang Ki Mangun Yuwono, seorang dalang kondang dari Pemalang, yang mengambil lakon "Semar Boyong" di lokasi Sekartama Waterland Nawangsari Weleri. Lakon ini berkisah tentang keteladanan yang diharapkan mampu memberikan inspirasi untuk kembali bangkit dari keterpurukan.
Kisah berawal dari bencana yang melanda dunia, dimana sejumlah negara besar seperti Hastinapura, Pancawati, dan Amarta mengalami kemunduran. Lalu munculah Semar, tokoh yang dianggap mampu membalikkan pralaya menjadi jaman Cemerlang. Maka, dengan segenap daya upaya, negara besar itu berlomba memboyong Sang Batara Ismaya.
Terdapat berbagai keunikan dari prosesi ruwatan dan wayangan yang didukung penuh oleh Keluarga besar Ibu Akwan Hartono yang merupakan pendiri Sekartama ini, yaitu datangnya Sinden dari Amerika Serikat bernama Megan Collins. Kehadiran Sinden bule ini mampu membuat suasana meriah dengan celoteh bahasa campurannya yang membuat penonton tertawa.
Megan, Begitu dia biasa disapa ternyata begitu mengahyati perannya, interaksinya dengan penonton terlihat cair, antusiasme warga ingin mendekat pada pesinden Amerika ini begitu luar biasa sehingga terpaksa posisi duduk Megan digeser kee tengah menghindari meluapnya penonton mendekatinya.
Di tengah panggung, Megan mulai menunjukkan karismanya, cerdas, lihai memelintir kata, sehingga bahkan motivator sekelas Kristian Hardianto terkewer kewer terbahak tak kuat menahan tawa menghadapi kelucuan the special one from America ini.
Sekilas dialog Megan terkesan kaku, namun cerdas sekali, saat sang Dalang berlagak ngajarin bahasa Jawa Megan mulai on fire, aksinya menggetarkan panggung, Megan bertanya , "Eh Pak Dalang , bahasa Jawanya Pintar itu apa nggih?" lalu sang Dalang menjawab " Pintar itu Pekok" (Padahal pekok itu artinya bego) si Amerika kembali bertanya " Lalu, kalo ganteng??" kali ini Pak Kristian yang menjawab " Ganteng kuwi Gemblung" (Gemblung itu dalam kosakata Jawa artinya agak gila) , tak disangka, Megan membalikkan keadaan , dia berceloteh, " Hmmmmm Kalo begitu saya harus mengakui kalo Pak Dalang dan Pak Kristian itu Pekok dan Gemblung" hahahhaaaaaaa...seisi Waterland Sekartama tempat wayang itu digelar sontak gemuruh mendengar lelucon ala Megan.
Ketika saya disela pertunjukan itu mewawancarai sang Sinden ini, dia berkata bahwa kedatangannya ke Indonesia adalah untuk belajar, dia awalnya tahu tentang wayang dan sinden saat kuliah di Amerika, karena panggilan jiwanya, dia lalu bertualang ke Solo, mengabdi pada sejumlah Dalang tenar hingga akhirnya mampu menguasai cengkok dan seluk beluk persindenan, " Wayang itu budaya yang besar, seharusnya warga Indonesia bangga, wayang ini butuh keahlian khusus untuk mempertunjukannya, cara menyanyinya (Sinden -red) luar biasa berkelas, saya heran kenapa hanya segelintir orang saja yang mampu menguasai tehnik pewayangan, padahal ada ribuan orang Indonesia., apakah sekolah di Indonesia kurang mengajarkan tentang wayang ?" tuturnya sedikit bertanya.
Megan Collins, sebuah fenomena yang agak ironis, ketika orang luar negeri bellajar tentang budaya ita, animo para pemuda kita terlihat kurang antusias, tapi ambil positifnya saja, siapa tau besok akan ada inovasi di bidang pewayangan yang akan mampu mengerek pamor wayang hingga jadi kebanggan semua lapisan masyarakat, Thanks Megan, I Learn from you much.. (ARyo Widiyanto)
# Sinden America, Megan Collins |
#Sakura Van Java
#Sakura Van Java Picture By Aryo Widiyanto, Bahurekso Photograpers Club ,Jl Sriagung 234 Cepiring Kendal Jateng, Facebook : Aryo Widiyanto Twitter : @aryo_widi
Langganan:
Postingan (Atom)