Minggu, 24 November 2013

Strategi pemasaran via Twitter ala # Farhat Abbas

Strategi  pemasaran  via Twitter ala Farhat Abbas


                Farhat Abbas, pengacara muda ganteng yang sering menebar ledakan  publikasi dengan celotehannya yang tajam dan pedas di Twitter dalam kurun waktu terakhir ini rajin menjadi bahan berita di koran dan televisi serta internet.

                Daftar sasaran kicauannya beragam, mulai dari pernyataan rasisnya tentang Basuki Cahaya Purnama alias Ahok sang Wagub DKI, Legenda Musik Indonesia Iwan Fals yang disebutnya Iwan Kopi, hingga terakhir yang sedang hangat adalah kicauan Farhat tentang Ahmad Dhani dan putranya AQJ, laris manis di sorot media.

                Namun cermati, ada beberapa  strategi pemasaran   tersendiri dari kalimat yang dilontarkan Farhat terhadap para sasarannya, pertama, Farhat membidik tokoh yang notabene “Kelas”nya  berada diatas, siapa menyangsikan kehebatan dan kelegendarisan Iwan Fals?, siapa menyangsikan ketenaran Ahok? Dan siapa tak kenal kekuatan Ahmad Dhani menguasai bisnis musik di Indonesia?, jadi siapapun yang dibidik Farhat, bisa dipastikan sasarannya adalah tokoh yang berkelas, dan Farhat dilihat dari sisi pemasaran, dia sedang memposisikan dan  mencoba mensejajarkan dirinya dengan tokoh tersebut,  dan kecerdasan Farhat, dia berkicau saat sang tokoh sedang berada dalam kondisi diatas secara pemberitaan, sehingga mau tidak mau, media massa akan turut mengangkat nama Farhat.

                Kedua, Farhat lihai memainkan kata, dia menyerang dengan berbagai kalimat yang memojokkan namun ternyata jarang sekali dia dituntut karena ucapan maupun tulisannya,  lepas dari pengacara atau bukan, saat ini Farhat tak tersentuh dari segala efek dari celotehannya.

                Namun ibarat pepatah, sepandai tupai melompat akhirnya jatuh juga, Farhat mendapatkan “Tantangan” yang sepertinya tak mungkin dilayani, yaitu, dua putera Ahmad Dhani , Al dan El, secara terang terangan menantangnya bertinju, bahkan lebih sadis lagi kedua bocah itu mengatakan jika Farhat jangan hanya berani  di dunia Maya, beranilah di dunia nyata, jika tidak , (Menurut kedua remaja itu) Farhaat bisa dibilang sebagai  Banci..waduuuuh..!!

                Tanggapan Farhat di televisi  sendiri juga terlihat kurang garang terhadap tantangan Al dan El, alhasil, malah pamor Al dan El terangkat naik melebihi sang pengacara.

                Farhat Abbas, sebuah ikon baru dalam dunia selebritis, namun  jika dilihat dari kacamata budaya, sepertinya banyak yang tak menyukai dia, bagaimanapun masyarakat kita akan lebih  mempunyai kesan baik terhadap orang  yang  “dipojokkan” daripada orang yang memojokkan, apapun konteksnya.


                Terakhir, bahkan nanti akan timbul pertanyaan, apa sih karya dari Farhat di dunia Seni maupun pengacara? Bukankah lebih baik jika Farhat mempublikasikan tentang kinerjanya menangani atau membela kasus besar di negara ini sebagai pengacara kondang seperti OC Kaligis atau Hotman Paris Hutapea, atau Ruhut Sitompul?, daripada mengurusi hal yang kurang begitu berpengaruh bagi masyarakat? , kita lihat kedepan, semoga Farhat Abbas terus berkiprah secara positif bagi perkembangan seni dan hukum di Indonesia.
Add caption

 (Aryo Widiyanto, Penulis, Jurnalis dan Pengamat  Pertelevisian, Tinggal Di Akun Facebook :Aryo Widiyanto. Twitter :@aryo_widi, dan  blogspot : aryowidiyanto.blogspot.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar