Minggu, 18 Oktober 2015

Berani Tampil



Berani Tampil.

                Berani Tampil di depan kelas, didepan massa, didepan audiens, didepan orang lain , kadangkala merupakan sebuah pekerjaan yang bukan mudah, ada kendala seperti malu, tidak percaya diri, minder, dan seabrek alasan lain.

                Saya semasa SD dan SMP bahkan separo perjalanan di SMA adalah anak yang sangat tidak percaya diri, minder, penyakitan, kurus, lemah, percayalah Raport saya di masa SD antara kelas 2 dan 3  sangat membanggakan, saya Rangking 41 dari 42 siswa, satu satunya yang ada di bawah saya adalah teman saya yang (maaf) disabilitas mental.

                Beruntung selama masa wajib belajar hingga SMP  saya tak pernah tinggal kelas, mungkin bukan karena pintar tapi karena gurunya kasihan , SMA dan masa menjadi mahasiswa adalah titik balik mentalitasku, ada beberapa yang mempengaruhinya hingga saya bisa menjadi orang yang bisa bicara didepan umum.

                Diantaranya adalah ketika tanpa sengaja saya membaca sebuah buku berjudul “25 Kiat Menjadi Pembicara “  saya lupa siapa yang nulis, tapi  ingat buku itu saya beli di lapak buku bekas di pesta rakyat Wiwitan di Pabrik Gula Tjepiring.

                Diantara yang diajarkan di buku itu kelihatannya sepele dan bersifat teknis namun ketika saya praktekkan, luar biasa? Tidak juga, karena  butuh waktu dan proses tak hanya sekedar membaca dan praktek, ada unsur  Bonek alias modal nekat dan mental yang terasah serta latihan secara rutin dan pelatihan di  masa kuliah serta jam terbang melakukan presentasi juga mempengaruhi seseorang untuk mahir bicara di depan umum.

                Buku itu mengajarkan diantaranya adalah  Berlatih bicara secara santai dan fun, menyenangkan, saat maju kedepan umum pastikan anda memiliki pemikiran bahwa kelas, podium atau  panggungnya adalah milikmu, berpikirlah positif “ Ini tempat yang akrab bagiku, aku mengenalmu, kamu (penonton)  tak lebih pintar dariku, aku santai dan menikmati suasana”.

                Beberapa tehnik seperti tarik napas, kepalkan tangan, masuk dari sebelah kiri ruangan, kontak mata selama 3 detik dan lempar senyuman,sebelum presentasi ada baiknya menyalami hadirin, hafalkan nama tokoh yang hadir, nama, jabatan dan jenis pekerjaan, saat giliran bicara  jangan nyerocos seperti petasan tapi berilah jeda dan aturlah tempo bicara juga ada di buku ini, saya mempraktekkan perlahan, tidak mudah namun ada pepatah “ Bisa karena biasa”.

                Butuh waktu dan latihan, tapi kini saya tanpa mengurangi rasa hormat dan tidak bermaksud sombong,  saya bisa bicara didepan turis asing saat dulu jadi pemandu wisata, saya bisa berdialog bahkan adu argumentasi dengan pimpinan sebuah institusi , saya bisa menjadi seorang narasumber yang baik di beberapa seminar , dan seolah kini berbicara  di depan audien adalah sebuah hal yang menyenangkan , sekali lagi berlatih, kuasai materi pembicaraan, lihat siapa hadirin yang datang sebelum bicara dan miliki mental yang baik niscaya semua akan berjalan lancar.
                Masa persiapan juga memegang peranan penting bagi orang yang mau bicara didepan umum, dan yang lebih penting percaya diri tanamkan pikiran “Saya Pasti Bisa “ di otak anda , mari berlatih menjadi pembicara dan sampai jumpa di masa jaya .have a nice day yaaa.

( Aryo Widiyanto, Journalist,   Traveller , Backpacker, , Photographer, dan Abdi Negara, Blogger di aryowidiyanto.blogspot.com. Twitter di @aryowidi , Facebook :Aryo Widiyanto, email di : aryo_widi@yahoo.co.id )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar