Jumat, 16 Oktober 2015

Gubernur Ali Sadikin Demi Jakarta 1966-1977



Gubernur Ali Sadikin, Demi Jakarta 1966-1977


                                Suatu masa saya pernah membaca tentang  figur dan kinerja Gubernur Ali Sadikin dalam buku berjudul “ Bang Ali, Demi Jakarta 1966-1977” karya Ramadhan KH. Sebuah pencerahan untuk para pemimpin atau kita yang bermimpi menjadi pimpinan sebuah daerah, saat ini mungkin belum tapi nasib orang siapa tau ada diantara kita yang menjadi pemimpin di masa datang.




                                Dalam buku itu Ramadhan KH menceritakan tentang dinamika Bang Ali, demikian Letnan Jenderal Marinir Ali Sadikin biasa disapa warganya, memimpin Jakarta dimasa itu , sebuah kota metropolitan nomer satu di Indonesia.


                Dikisahkan ada beberapa pedoman yang senantiasa dipegang oleh Bang Ali dalam memimpin Jakarta, diantaranya adalah dia merasa harus tahu medan kotanya, jumlah penduduk, demografi, berapa anggaran yang ada untuk melayani warga, pergunakan mata dan hati setajam tajamnya, sebaik baiknya.


                                Dalam hal kedisiplinan Bang Ali berangkat kantor jam 6.30 pulang jam 3 Sore, menyelesaikan surat surat segera, mendisposisikan surat penting dengan target secepatnya, kunjungan menginap di sejumlah desa yang ada, mengontrol sendiri fasilitas air, sarana dan prasarana jalan, pembangunan fasilitas gedung, tempat ibadah, penataan gelandangan dan pembenahan lokasi vital,serta  mendirikan tempat tempat cantik untuk hiburan rakyatnya, untuk menata beberapa objek Bang Ali mempunyai seni tersendiri seperti prinsipnya yang berusaha “Sederhanakan masalah”, maka beberapa potensi seperti PD Pasar Jaya, PT Parkir Jaya, dan sejumlah BUMD menjadi berkembang pesat dan kondisi sejumlah tempat yang bermasalah dengan kebersihan dan ketertiban pun teratasi, Ramadhan KH sang penulis pun memeberi statemen bahwa Gubernur dalam melaksanakan suatu kebijaksanaan tidak semata berpegang pada sisi hukum saja tapi juga mempertimbangkan segi sosial dan keadilan.

                                Dalam soal olahraga Bang Ali juga peduli, saat  PON VII di Surabaya tahun 1969 Gubernur Ali Sadikin berbaris didepan 600 atlet Jakarta sebagai Chief De Mission  alias ketua kontingen. Dalam sejarah saat itu dia adalah satu satunya Gubernur yang berpawai bersama atletnya.

                                Semua hal dijalani oleh sang gubernur dengan itikad baik untuk memajukan kotanya, dia mampu memobilisasi semua keberanian , kejujuran dan kreativitas tanpa melupakan efisiensi kerja dan tetap dicintai rakyatnya hingga akhir masa jabatannya.
               
Di masa terkini, Jakarta mulai tertata dengan baik saat beberapa pemimpin muda seperti mantan Gubernur DKI Jakarta pak Jokowi dan pak  Basuki Tjahaya Purnama terlihat disengaja atau tidak memiliki sejumlah kemiripan dengan pak Ali Sadikin, karisma dan ketegasan, semoga kedepan para pemimpin Jakarta dimulai dari Pak Ahok  bisa meningkatkan citra Jakarta di mata publik baik level nasional maupun internasional, kami warga Indonesia bermimpi Jakarta bisa lebih keren daripada kota besar lain macam Singapura atau Kuala Lumpur, belum mimpi melihat Jakarta seindah Paris tapi minimal janganlah kita yang dari desa ini menyaksikan bahwa ternyata Jakarta di beberapa bagiannya masih sejajar dengan desa kami , ingat  Jakarta adalah cermin Indonesia, maju terus Jakarta !!
               
               
Aryo Widiyanto, Journalist,   Traveller , Backpacker, , Photographer, dan Abdi Negara, Blogger di aryowidiyanto.blogspot.com. Twitter di @aryowidi , Facebook :Aryo Widiyanto, email di : aryo_widi@yahoo.co.id  

Gambar courtessy : https://gsumariyono.wordpress.com/2011/03/17/masa-muda-6-komputer-dki-paling-hebat-se-asia-tenggara/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar