Sabtu, 03 November 2012

PENYEBAB DAN PENANGANAN MUAL MUNTAH PADA IBU HAMIL


PENYEBAB DAN PENANGANAN MUAL MUNTAH PADA IBU HAMIL

Mual muntah memang merupakan salah satu tanda kehamilan. Sekitar 70% wanita hamil akan mengalaminya. Yang terpenting, justru mencegahnya jangan sampai terjadi dehidrasi karena selain membahayakan ibu, juga akan membahayakan janin.

DARI WAJAR HINGGA BERLEBIHAN
Yang perlu digarisbawahi, mual-muntah, yang dalam istilah medisnya disebut emesis gravidarum, merupakan sesuatu yang wajar jika dialami pada usia kehamilan 8 hingga 12 minggu. Pada keadaan normal, mual-muntah berangsur membaik saat usia kehamilan 16 minggu. Tapi sekitar 12 % ibu hamil masih mengalami mual hingga 9 bulan kehamilannya.

Mual muntah yang berlebihan sehingga tidak ada makanan atau minuman yang masuk ke tubuh, disebut hiperemesis gravidarum. Keadaan ini dibagi 3 tingkatan. Tingkat 1, muntah terjadi terus menerus hingga ibu hamil merasa lemas, tidak nafsu makan, BB turun, dan nyeri ulu hati. Tingkat 2, keadaan ibu semakin lemah, apatis, kulit keriput, mata cekung, bau aseton pada napas. Sedangkan tingkat 3, kesadaran ibu bisa menurun bahkan bisa sampai koma. Peristiwa hiperemesis gravidarum ini sudah tak wajar karena bisa membuat ibu kekurangan cairan yang juga tak menguntungkan janin. Akibat dehidrasi, maka aliran darah ke janin pun ikut berkurang.

Pada awal kehamilan, hidup janin layaknya parasit. Ia memperoleh asupan dari cadangan lemak di tubuh ibu. Bila cadangan tersebut berkurang akibat mual-muntah yang berlebihan, maka asupan bagi janin pun akan berkurang sehingga bisa terjadi gangguan pertumbuhan.
Kasus mual muntah tingkat 3 dimana ibu sampai kehilangan kesadaran akibat mual muntah pada saat ini jarang terjadi. Jika dokter sudah menegakkan diagnosa hiper-emesis maka terapi yang dilakukan adalah pengobatan dengan cairan. Sistem tubuh ibu hamil pun akan normal kembali, sehingga tidak sampai mengakibatkan gangguan kesadaran.

PENYEBAB
Mengapa bisa terjadi mual-muntah pada ibu hamil? Mual atau nausea, pada bulan-bulan pertama kehamilan disebabkan meningkatnya produksi hormon estrogen yang memancing peningkatan keasaman lambung. Jika frekuensi mual muntah lebih sering di pagi hari, itu karena jarak antara waktu makan malam dengan makan pagi cukup panjang. Akibatnya, perut kosong mengeluarkan asam lambung yang membuat ibu merasa lebih mual.

Ada juga teori yang mengatakan, biang keladi mual-muntah tak lain adalah faktor HCG (Human chorionic gonodotropin). Hormon ini dihasilkan plasenta (ari-ari) selama awal kehamilan. Perubahan dalam tubuh ibu yang dipicu hormon ini kemudian menimbulkan rasa mual. Fungsi plasenta sebagai sirkulasi dan pemberi makanan pada janin akan tumbuh maksimal ketika kehamilan menginjak usia 12-14 minggu. Pada saat ini biasanya mual-muntah akan berhenti.

Teori lain mengatakan, sel-sel plasenta (villi korialis) yang menempel pada dinding rahim awalnya ditolak oleh tubuh karena dianggap sebagai benda asing. Reaksi imunologik inilah yang memicu terjadinya reaksi mual-mual.

Perubahan metabolisme glikogen hati akibat kehamilan juga dianggap sebagai penyebab mual-muntah. Namun, setelah terjadi penyesuaian terhadap sel-sel plasenta dan terjadi kompensasi metabolisme glikogen di dalam tubuh, maka rasa mual itu akan lenyap.
Faktor terakhir yang juga kerap menentukan adalah faktor psikologis ibu hamil.Contoh, ibu hamil yang mengalami stres akibat kehamilan tak diinginkan bisa mengalami mual dan muntah, Dalam tubuhnya terjadi penolakan. Akhirnya timbul rasa mual.

Namun begitu, penyebab hiperemesis gravidarum sampai kini belum diketahui pasti. Salah satu kemungkinannya, yaitu hormon HCG yang berlebihan. Mungkin juga karena adaptasi ibu hamil pada hormon-hormon yang timbul selama kehamilan kurang baik. Kemampuan beradaptasi ibu hamil, nyatanya memang sangat idiviudal seperti halnya reaksi alergi. Ibaratnya kalau makan udang, ada orang yang makan sedikit saja sudah alergi, tapi ada juga yang bisa makan banyak tanpa reaksi apa pun pada tubuhnya.

Gangguan enzim juga diperkirakan sebagai penyebab mual-muntah berlebihan. Sakit mag, misalnya, dapat memperberat kondisi mual-muntah pada kehamilan. Hal ini mungkin agak bertolak belakang dengan teori yang menyatakan bila ibu penderita mag, maka selama hamil sakitnya itu akan hilang.

Asumsinya, kehamilan membuat gerak usus melambat hingga pengosongan lambung pun jadi ikut melambat. Keadaan seperti ini pada beberapa ibu dapat membuat sakit magnya tidak kambuh semasa hamil, tapi ada juga yang tetap sakit mag. Ini dikarenakan pola makannya yang salah. Contohnya, ibu hamil yang kerap menyantap rujak saat perutnya kosong. Akibatnya, asam lambung meningkat dan menimbulkan luka pada lambung atau sakit mag.

PENANGANAN
Jika setiap kali makan bahkan minum selalu disertai muntah, frekuensi berkemih berkurang, dan jumlah urin sedikit, maka dengan indikasi hiperemisis gravidarum seperti itu ibu hamil perlu dirawat. Pada kasus yang lebih parah biasanya suami akan melaporkan kalau istrinya bertambah lemas dan mukanya pucat . Kalau badan sudah lemas terus-menerus artinya ibu sudah mengalami dehidrasi.

Untuk memperoleh kepastian diagnosa, ibu harus melalui pemeriksaan urin di laboratorium. Jika air seninya mengandung zat keton berarti ibu hamil positif harus masuk rumah sakit. Selama perawatan awal, biasanya semua intake makanan dan minuman harus melalui cairan infus. Pasien umumnya akan dipuasakan selama 6- 8 jam agar lambungnya dapat beristirahat. Setelah itu pemberian makan akan dilakukan secara bertahap. Mulai dari makanan cair, makanan semipadat hingga makanan biasa.

Selama itu, ibu pun akan mendapat obat antimual. Bahkan bila sampai mengalami luka lambung karena intake yang kurang, maka dokter akan mengobatinya dengan obat antimag. Pada umumnya, dalam 24 jam gejala mual akan menghilang.

Petumbuhan janin juga dipantau melalui USG. Namun ibu tetap merupakan prioritas utama yang mendapat perhatian dalam pengobatan. Dengan asumsi jika asupan kalori ibu hamil tercukupi, maka janin pun akan memperoleh makanan yang cukup melalui plasenta. Lama perawatan di rumah sakit tergantung pada kondisi ibu, tapi rata-rata 2-3 hari. Jangan lupa, dukungan moril dari keluarga untuk menenangkan jiwa ibu hamil sangat diperlukan. Selesaikan masalah yang membebani selama ini. Intinya, lepaskan diri dari segala macam stres.

PERHATIKAN MAKANAN
Setelah lepas dari perawatan rumah sakit, bukan berati masalah selesai begitu saja. Bagaimanpun, ibu hamil yang mengalami mual-muntah berlebihan mesti cermat dalam pengaturan makan. Berikut beberapa kiat pengaturan makanan:
* Pada prinsipnya gangguan perut dapat diatasi dengan tidak membiarkannya kosong. Jadi makanlah dalam porsi kecil tapi sering.
* Sajikan makanan dan minuman dalam keadaan hangat karena bisa membuat lambung yang terasa perih seperti terelaksasi.
* Setiap bangun pagi jangan lupa sarapan. Bila nafsu makan belum ada, nikmati saja biskuit dengan teh hangat misalnya.
* Makanlah makanan berkarbohidrat tinggi. Mual-muntah mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak dipakai oleh tubuh untuk mengganti energi yang hilang.
* Hindari makanan yang dapat membuat kembung karena perut akan terasa penuh tapi masih tetap lapar. Keadaan ini akan memperparah karena setiap kali perut diisi, muntah akan terjadi lagi. Kacang tanah merupakan contoh makanan yang dapat membuat kembung. Biasanya kacang tanah digunakan sebagai bumbu pada gado-gado, asinan, siomay, sate, dan ketoprak.
* Macam makanan lain yang perlu dibatasi adalah, ketan, nangka, sayur nangka, sayur asem, buah-buahan yang asam atau yang dapat mengiritasi lambung.
* Makanan yang mengandung banyak santan, seperti masakan padang pun perlu dibatasi karena santan membuat kerja lambung menjadi lebih berat.
* Waspadai juga cuka dan kopi.(
http://ypkp.net/forum/index.php?topic=24.0)

KOMPAS.com - Mual dan muntah (morning sickness) merupakan hal yang lumrah dialami oleh wanita hamil. Kondisi ini biasanya dialami di trimester pertama dalam kehamilan, dan akan hilang dengan sendirinya saat memasuki trimester kedua dan ketiga. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi mual-muntah pada ibu hamil, agar tidak menimbulkan masalah pada ibu dan janinnya, serta tidak mengganggu aktivitas Anda.
"Mual dan muntah yang berlebihan akan membuat ibu dan janin menjadi kekurangan gizi. Maka mual dan muntah ini harus dikurangi," ujar dr Prima Progestian, SpOG, ahli kandungan dan kebidanan, saat talkshow "Jangan Biarkan Rasa Mual Menghalangi Asupan Nutrisi untuk Kehamilan Sehat", yang diadakan Anmum Materna di Balai Sudirman, Jakarta Selatan, Minggu (2/9/2011) lalu.
Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi mual ini adalah:
1. Ubah kebiasaan makan. Pada kondisi hamil awal, biasanya ibu hamil akan sulit makan karena rasa mual. Agar tak kekurangan nutrisi, jangan makan sekaligus dalam porsi yang besar, tapi cobalah untuk makan sedikit-sedikit dalam porsi kecil namun sering. "Sehingga dalam sehari bisa makan 4-5 kali sehari, dalam porsi kecil. Hal ini untuk mencegah perut kosong dan mempertahankan kestabilan kadar gula darah," tukas dokter yang berpraktik di Brawijaya Women and Children Hospital, Jakarta Selatan, ini.
2. Konsumsi gizi seimbang. Ketika hamil, makanlah banyak makanan yang tinggi karbohidrat, dan tinggi protein. Jangan lupa untuk mengonsumsi buah-buahan dan sayur sebagai pelengkap gizi seimbang.
3. Bergerak perlahan. Biasakan untuk bergerak perlahan, dan hindari bergerak dengan gerakan refleks dan cepat. Saat bangun pagi, jangan terburu-buru untuk bangun dan berdiri. Duduklah sebentar dan bersandar pada tempat tidur. Setelah beberapa saat, baru bergerak perlahan dan berdiri.
4. Siapkan camilan. Bila merasakan mual saat bangun pagi, siapkan camilan seperti biskuit yang menjadi favorit Anda di dekat tempat tidur. Hal ini akan menghindari perut Anda kosong.
5. Hindari makanan tertentu. Ketika hamil, biasanya penciuman akan menjadi lebih sensitif. "Sehingga bila ada bau tertentu akan merangsang rasa mual. Tetapi hal ini berbeda-beda setiap orangnya," tambahnya. Untuk menghindari rasa mual dan muntah, hindari makanan yang berbau tajam, rokok, dan bau yang menyengat lainnya.
6. Minum jahe. Selain berfungsi sebagai penghangat badan, jahe juga berfungsi untuk meredakan rasa mual yang diderita ibu hamil. Jika merasa mual, minum saja rebusan jahe sebanyak 250-300 mg sekali minum.
7. Konsumsi suplemen. Sampai sekarang, banyak suplemen yang dijual untuk mengurangi rasa mual ketika hamil. Namun, untuk mengurangi mual, konsumsilah suplemen yang mengandung vitamin B6.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar