Sabtu, 29 Januari 2011

WACANA

22 Januari 2011
SURAT PEMBACA

Manfaat Surat Pembaca
Para pembaca menilai daya tarik Suara Merdeka terletak pada rubrik Piye Ya, Piye Jal dan Surat Pembaca (SP). Hal tersebut karena warga masyarakat merasa perlu mengekspresikan ”kebebasan bersuara” melalui koran kesayangan rakyat Jawa Tengah ini. Walaupun tidak sefenomenal Wikileaks yang menggemparkan karena membocorkan dokumen rahasia negara tertentu, SP memunyai kesamaan dengan situs milik Jullian Assange tersebut, yaitu sama sama ”memberitahu” kepada masyarakat tentang segala sesuatu yang kurang beres di lingkungan tempat tinggalnya. Baik itu tentang jalan rusak, sistem hukum yang kurang dilaksanakan pada tempatnya, pelanggaran oleh pejabat pemerintah atau ketidakberesan yang lain. Semua kritik, saran dan keluhan dari masyarakat tertampung di rubrik ini, tapi tetap dalam koridor kesantunan khas Jawa Tengah.

Contoh ”korban” SP di tingkat nasionai adalah ketika seorang warga Jakarta mengirim keluhan lewat rubrik ini di koran nasional tentang kemacetan yang ditimbulkan oleh rombongan Presiden dari Cikeas menuju Jakarta setiap harinya. Imbasnya protokoler kepresidenan membenahi kinerjanya dan bahkan memancing komentar dari berbagai kalangan waktu itu, kemudian yang terakhir adalah seorang penulis bernama Deviana yang mengaku melihat Gayus Tambunan sang mafia pajak di Singapura, imbasnya seluruh media massa geger dan konon sang penulis sampai harus ”mengungsi’’ meninggalkan rumah akibat teror.

”Karir” kepenulisan di rubrik SP saya dimulai sejak tahun 1998 semasa saya masih menjadi mahasiswa hingga kini. Berbagai manfaat terasa karena aktif menulis. Mulai dari tambahnya kenalan yang berujung pada tali persaudaraan, bertambahnya ilmu pengetahuan karena mau tidak mau jika kita menulis sesuatu maka kita harus detail membaca referensinya. Hal ini tentu harus banyak bergulat dengan buku dan internet demi memperbaiki kualitas kepenulisan hingga semakin terasahnya insting mencermati segala sesuatu di sekitar kita.

Memang menulis di SP Suara Merdeka tidak mendapatkan honor, namun bagi ”SP Mania” bayaran yang tiada terkira adalah ketika tulisannya muncul dan mendapatkan respon dari masyarakat atau institusi yang dikritik. Ini adalah sebuah penghargaan yang lebih memuaskan daripada lembaran uang. Pengalaman pribadi saya, bayaran dari menulis di SP Suara Merdeka ada ketika suatu ketika para penulis dari Kendal semacam Zulkifli Masruch, Joko Wiyono dari Sukorejo, Anom Adi dari Kendal Kota, Kumaedi dari Patebon, dan Sobirin dari Brangsong mengajak bergabung mendirikan Komunitas Penulis Surat Pembaca ”Pena Tajam” dan membuat tabloid sendiri atas dukungan dari juragan emas, H Mastur Sukorejo.

Kemudian sekitar pertengahan Maret lima tahun lalu seorang Kepala Penerangan Kodam IV/Diponegoro melalui perwira bernama Mayor Susanta mengajak saya untuk bergabung mengasuh rubrik bahasa inggris dan artikel di Majalah Gema Diponegoro karena baliau mencermati kepenulisan saya di rubrik SP ini sejak 1998.

Terakhir Kapolres Kendal AKBP Agus Suryo Nugroho malah memberikan kepercayaan bagi saya untuk menjadi Redaktur Pelaksana di Majalah Bhara Mitra Bahurekso milik Pokes tersebut. Lagi-lagi karena Pak Kapolres juga mereferensi dari ’’perjuangan’’ menulis saya di SM tercinta ini selama puluhan tahun. Terkadang kesetiaan dan idealisme menulis di SP memang ditertawakan, namun percayalah suatu saat kita akan memetik hasil manis dari perjuangan kita di ’’Jalan Pena’’ ini, tetap bersemangat dan maju terus para penulis Surat Pembaca.

Aryo Widianto
Jl Sriagung 234 Cepiring
Kendal 51352

Tidak ada komentar:

Posting Komentar